Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MERANCANG 2

PROPELLER
DATA KAPAL
Tipe Kapal : OIL TANKER
Panjang Kapal : 100,000 m
Lebar (Bmld) : 16,500 m
Tinggi (Dmld) : 8,200 m
Sarat (T) : 7,216 m
Displasemen (∆) : 9,350 ton
Kecepatan (Vd) : 13,2 knot

1. PERHITUNGAN DIMENSI PROPELLER


1.1 Perhitungan koreksi mesin, dengan metode Ayre Remmers.
1 knot = 0,5114 m/det
Vp = (Vd + 1) x 0,5144
= (13,2 + 1) x 0,5144
= 6,68 m/det
g = 9,81 m/det 2
L = Lpp = 100 m
Vp
Froude number Fr =
g.L

6,68
= = 0,213
9,8.100

Lpp 100
Displacement coefficient d = = = 6,32
∆1/ 3
93501 / 3

Akhmad Nasikhin Teknik Permesinan Kapal


2006.02.2.0004
TUGAS MERANCANG 2
PROPELLER
Koreksi mesin dari diagram Ayre Remmers, Bild 1, didapatkan hubungan antara Fr
dan d, disebut dengan :
C = 480

1. Koreksi Cb

Dari diagram Ayre Remmers, Bild 2, untuk harga Fr = 0,213 didapatkan :


Cb standard = δ = 0,60
Cb kapal = δ = 0,76
Karena Cb kapal > Cb standard maka koreksi harga Cb dilakukan sebagai berikut :
Cb s tan d − Cb kapal
C1 = 300 x
Cb s tan d

0,76 − 0,61
= 300 x = - 7.37 %
0.61

Akhmad Nasikhin Teknik Permesinan Kapal


2006.02.2.0004
TUGAS MERANCANG 2
PROPELLER
2. Koreksi B/T
B/T standard = 2
16,5
Harga B/T = = 2,28
7,216
koreksinya adalah :
C2 = 10 x Cb (2 – B/T)
= 10 x 0,76 ( 2 – 2,28) = -2,128 %
3. Koreksi LCB
Untuk harga froude number Fr = 0,23, dilihat dari diagram Ayre Remmers, Bild 3,
didapatkan harga LCB standard.
LCB standard = 0,5 % Lpp di depan Ф
LCB kapal = 0,1 % Lpp di depan Ф
Karena LCB kapal ada didepan Ф maka untuk harga froude number yang
bersangkutan, dari diagram Ayre Remmers Bild 6, akan didapatkan harga koreksi C 3 .
C 3 = 0,11 %

4. Koreksi Lwl
Lwl standard = Lpp x 1,025 = 100 x 1,025 = 102,5 m
Lwl kapal = Lpp x 103 % = 100 x 103 % = 103 m
Lwl kpl − Lwl s tan d
C4 = x 100
Lwl s tan d

Akhmad Nasikhin Teknik Permesinan Kapal


2006.02.2.0004
TUGAS MERANCANG 2
PROPELLER
103 − 102,5
= x 100 = 0,48
102,5
Jadi Total koreksi :
Ca = ( C1 + C 2 + C 3 + C 4 )
= (11 % + 7,37 % + 0,5 % + 2,128 % ) = 20,9828 %
Ctotal = 480 - (480 - 20,9828%)
= 379,28256
1.2 Perhitungan faktor tahanan kapal
550 x ∆0,64 x Vp 2
Wo =
Co

550 x 9350 0, 64 x 6,68 2


= = 22504,64527 kg
379,28256
Wake fraction
W = 0,5 Cb – 0,05
= 0,5 x 0.76 -0,05 = 0,33
Thrust deduction fraction
t = (0.6) W
= 0,6x 0,33 = 0,198
Wo
S =
1− t

22504,64
= = 28060,64 kg
1 − 0,198
Speed advance
Va = Vd ( 1 – W )
= 13,2 ( 1 – 0,33 ) = 8,844 knots
U = S x Va x 0,00677
= 28060,64 x 8,844 x 0,00677 = 1680,0994 Hp
Power coefficient Bu
N x U 0, 5
Bu =
Va 2,5
N x 1680,0994 0.5
= = 0,17 N
8,844 2,5

Akhmad Nasikhin Teknik Permesinan Kapal


2006.02.2.0004
TUGAS MERANCANG 2
PROPELLER
Harga Bu ditentukan dengan mengambil variasi harga putaran propeller N. Namun
yang digunakan adalah putaran propeller model. Harga putaran N ditentukan sebagai
berikut :
N propeller = 100,110,120,130,140,150,160,170,180
N model = 97 % x N
Va x δo
Diameter propeller D = x 0,3048 m
N mod el

Harga δ diambil sesuai dalam diagram Bu yang bersangkutan.


δo = 97 % x δ
Harga efisiensi propeller µp, diambil sesuai dengan grafik.
Harga pitch propeller Ho/D, diambil sesuai dengan grafik.
Propeller yang dipakai adalah dari tipe B series, yaitu :
Propeller dengan tiga daun : B - 3.50
Untuk mendapatkan dimensi propeller yang optimum, dibuatkan tabel perhitungan
dengan cara mengambil tiga atau empat tipe propeller yang ada diatas. Tabel dibuat
sebagai berikut :

Tipe B-3.35
N Nmodel Bu δ δο D µρ Ho/D

100 97 17 177 171,69 4,77130262 0,612 0,76

110 106,7 18,7 187,5 181,875 4,59486 0,617 0,72

120 116,4 20,4 192,5 186,725 4,3242738 0,624 0,7

130 126,1 22,1 202,5 196,425 4,19899514 0,63 0,67

140 135,8 23,8 214 207,58 4,12049541 0,637 0,65

150 145,5 25,5 220 213,4 3,95362176 0,648 0,64

160 155,2 27,2 226,5 219,705 3,81603123 0,655 0,62

170 164,9 28,9 234 226,98 3,71048459 0,664 0,6

180 174,6 30,6 240 232,8 3,5942016 0,678 0,58

Akhmad Nasikhin Teknik Permesinan Kapal


2006.02.2.0004
TUGAS MERANCANG 2
PROPELLER
Tipe B - 3.50
N Nmodel Bu δ δο D µρ Ho/D
100 97 17 177,5 172,175 4,78478088 0,653 0,76
110 106,7 18,7 187,5 181,875 4,59486 0,642 0,73
120 116,4 20,4 193 187,21 4,33550568 0,635 0,72
130 126,1 22,1 200 194 4,14715569 0,627 0,695
140 135,8 23,8 210,5 204,185 4,05310413 0,6175 0,675
150 145,5 25,5 217 210,49 3,89970874 0,61 0,66
160 155,2 27,2 223,5 216,795 3,76548777 0,604 0,635
170 164,9 28,9 230 223,1 3,64705751 0,5975 0,625
180 174,6 30,6 237,5 230,375 3,556762 0,591 0,615

Tipe B – 4.40
N Nmodel Bu δ δο D µρ Ho/D
100 97 17 177,5 172,175 4,78478088 0,653 0,76
110 106,7 18,7 187,5 181,875 4,59486 0,642 0,73
120 116,4 20,4 193 187,21 4,33550568 0,635 0,72
130 126,1 22,1 200 194 4,14715569 0,627 0,695
140 135,8 23,8 210,5 204,185 4,05310413 0,6175 0,675
150 145,5 25,5 217 210,49 3,89970874 0,61 0,66
160 155,2 27,2 223,5 216,795 3,76548777 0,604 0,635
170 164,9 28,9 230 223,1 3,64705751 0,5975 0,625
180 174,6 30,6 237,5 230,375 3,556762 0,591 0,615

Tipe B – 4.55
N Nmodel Bu δ δο D µρ Ho/D
100 97 17 175 169,75 4,7173896 0,63 0,845
110 106,7 18,7 176 170,72 4,31304192 0,625 0,84
120 116,4 20,4 202 195,94 4,53767952 0,578 0,755
130 126,1 22,1 205 198,85 4,25083458 0,573 0,75
140 135,8 23,8 210 203,7 4,0434768 0,565 0,735
150 145,5 25,5 228 221,16 4,09738982 0,545 0,69
160 155,2 27,2 240 232,8 4,0434768 0,532 0,67
170 164,9 28,9 248 240,56 3,9324794 0,525 0,65
180 174,6 30,6 255 247,35 3,8188392 0,515 0,635

Akhmad Nasikhin Teknik Permesinan Kapal


2006.02.2.0004
TUGAS MERANCANG 2
PROPELLER
Tipe N Ho/D µρ δ δο D
B – 3.35 100 0,76 0,612 177 171,69 4,77130262
B – 3.50 100 0,76 0,653 177,5 172,175 4,78478088
B – 4.40 100 0,76 0,653 177,5 172,175 4,78478088
B – 4.55 100 0,845 0,63 175 169,75 4,7173896

Dari hasil perhitungan diatas, diambil kesimpulan propeller yang memililki :


1. Efisiensi tertinggi.
2. Putaran terendah.
3. Ø propeller yang paling mendekati harga Ø maksimum 0,7 T.
Dimensi propeller yang diambil, adalah yang mempunyai harga terbaik dari tabel
diatas. Propeller tersebut adalah :
Tipe : B - 3.50
Putaran N : 100 rpm
Efisiensi µp : 0,635
Diameter D : 4,784 m
Pitch Ho/D : 0,76
Bu : 17
δ : 177,5
Hasil perhitungan dimensi propeller ini, perlu ditinjau lagi untuk kemungkinan
terjadinya kavitasi. Bila pada peninjauan ini, propeller mengalami kavitasi maka
pemilihan propeller yang telah didapatkan harus dibatalkan. Kemudian dari data tabel
yang telah dihitung diatas dapat dicari lagi dimensi propeller yang paling mendekati
dimensi maksimum. Dengan cara yang sama ditinjau lagi kemungkinan propeller
tersebut mengalami kavitasi atau tidak. Akhirnya didapat kan dimensi propeller yang
paling optimum dan tidak mengalami kavitasi.

2. PEMERIKSAAN TERHADAP KAVITASI


Dari gambar Lines Plan didapatkan data sebagai berikut :
Sarat kapal T = 7,216 m
Tinggi poros propeller dari garis dasar E = 3,2 m
Tinggi gelombang : diperhitungkan 0,75 % Lpp diatas sarat.
h' = 0,75 % x 100 = 0,75 m

Akhmad Nasikhin Teknik Permesinan Kapal


2006.02.2.0004
TUGAS MERANCANG 2
PROPELLER
Water head diatas sumbu poros propeller :
h = T + h’ – E
= 7,216 + 0,75 – 3,2 = 4,766 m
Tekanan hidrostatis pada sumbu poros :
Po =hxґ
= 4,766 x 1,025 x 10 3 = 4885,15 kg/m 2
Atmosphere pressure e = 10.100 kg/m 2
Mass density untuk air laut ρ = 104,5 ton/m 3
Statical pressure pada sumbu poros :
P = Po + e
= 4885,15 + 10.100 = 14985,15 kg/m 2
P 14985,15
Angka kavitasi : σo = = = 3,67
1 ρ x Va 2
1 x 104,5 x 8,844 2
2 2

Thrust propeller :
Wo x Vp 22504,64 x 6,68
DHP = = = 2040,42 Hp
75 75
Harga hull effisiensi µh, ditentukan sebagai berikut :
1− t 1 − 0,198
µh = = = 1,19
1− w 1 − 0,33
Harga relative rotative effisiensi µrr = 1,03
Pc = µrr . µh . µp = 1,03 x 1,19 x 0,653 = 0,8

Akhmad Nasikhin Teknik Permesinan Kapal


2006.02.2.0004
TUGAS MERANCANG 2
PROPELLER
Ґ = 1,025 ton/m 3
DHP . 75 . Pc . Γ
S =
Va

2040,42 x 75 x 0,8 x 1,025


= = 14756,56 kg
8,844

Dari Van Lameren Fig 123 a, untuk harga σo = 4,478 didapatkan harga :
S / Fp
= 0,49
P
S/Fp = 0,49 x 14985,15 = 7342,72
14756,36
Fp = = 2,01 m 2
7342,72
Projected blade area untuk tipe propeller terpilih, B - 3.35 adalah :
Fa/F = 0,50 Disk area F = π . D 2 /4 = 17,93 m 2
Fa = 0,50 x 17,93 = 8,96 m 2
Fpo = 8,96 ( 1,067 – 0,229 x 0,76 ) = 8,03 m 2

Karena Fpo > Fp, maka sesuai dengan kriteria kavitasi, propeller tidak mengalami
kavitasi. Perhitungan memenuhi.
Bila ternyata hasil perhitungan ini memenuhi syarat, bahwa propeller tidak mengalami
kavitasi, maka propeller tersebut harus diperiksa terhadap kekuatannya.

Akhmad Nasikhin Teknik Permesinan Kapal


2006.02.2.0004
TUGAS MERANCANG 2
PROPELLER
3. PEMERIKSAAN TERHADAP KEKUATAN BAHAN PROPELLER
Pemeriksaan kekuatan propeller ditinjau dari dua segi, yaitu terhadap compressive
stress dan tensile stress. Untuk perhitungan ini menggunakan metode Taylor

1. Maximum Compressive stress


Dihitung pada penampang tertebal dari daun propeller.
C1 = koefisien tergantung dari pitch rasio dapat dilihat dari Fig 180
= 1360
P1 = horse power yang diterima setiap blade
= P/3 = 4995,05 HP
N = propeller revolution = 100 rpm
D = propeller diameter = 15,67 feet
Untuk B – 3.50
lt = 0,3698 D = 5,79 feet
l0,2R = 74,73 % lt = 4,32 feet

Akhmad Nasikhin Teknik Permesinan Kapal


2006.02.2.0004
TUGAS MERANCANG 2
PROPELLER
c.b = l0,2R / D = 0,903 feet
Si = St / D = perbandingan tebal daun ditengah Ø propeller
= 0,05 D = 0,78 feet

Z jumlah daun propeller = 3


P = DHP / Z = 2040,42 /3 = 680,14 Hp
C1 . P D 2 D
Sc = 3
( ) .( )
N . D Si l 0, 2 R
1360 x680,14 15,67 2 15,67
= ( ) .( )
100 x 15,67 2 0,78 4,32
= 3512,19 lbs/sq. in

Extra Compressive stress akibat gaya centrifugal


XR = tg 13 0 x D = 3,61 feet
i = rake ratio
= XR / D = 0,23
δ = Specific weight material
manganese bronze = 525 lbs/cu . feets
τ = Si / D = 0,78 / D = 0,05 feet
Dari tabel 22 didapatkan Q4 = 2,750

Akhmad Nasikhin Teknik Permesinan Kapal


2006.02.2.0004
TUGAS MERANCANG 2
PROPELLER
δ . D 2. N 2 i 
S’c = . Qt .  . Q 4 − 1
τ
6
10 

525 x 15.67 2 x 100 2  0,23 


= 6
. 0,154 .  . x 2,750 −1
10  0,05 
= 2312,83 lbs/sq . in
Total Compressive stress :
Sctotal = Sc + S’c =3512,19 + 2312,83 = 5825,02 lbs/sq . in

2. Tensile stress terbesar terletak pada trailing edge.


s = Si = 0,78 D = 12,22 feet
l = l0,2R = 4,32 D = 67,69 feet
s/l = blade thicness ratio pada 0,2 R = 0,181
I.17. L/C didapat dari tabel 22 = 0,650
b = 0,3698 D = 5,79 feet ( untuk B 3.35 dan B 3.50 )
ST = Sctotal ( 0,666 + I . 17 . L/C . s/l )
= 5825,02 ( 0,666 + 0,650 x 0,181 )
= 4564,78 lbs/sq . in
δ . D 2. N 2 2 i i 
S’T = . Qt .  . . Q4 + . Q5 + 1
3 τ
6
10 b 
525 x 15,67 2 x 100 2 2 1 0,23 
= 6
. 0,154 .  x x 2,750 + x 3,180 + 1
10  3 0,05 5,79 
= 7495,38 lbs/sq . in

Total Tensile stress :


STtotal = ST + S’T
= 4564,78 + 7495,38 = 12060,16 lbs/sq .in
= 12060,16 x 0,0703 = 847,82 kg/cm 2
Dari tabel 8.2 didapatkan bahan propeller.
Untuk bahan special propeller bronze σ = 4500 kg/cm 2
Ternyata STtotal < σ , maka perhitungan tersebut diatas untuk bahan yang dipilih
adalah kuat. Maka propeller kuat menerima beban.

Akhmad Nasikhin Teknik Permesinan Kapal


2006.02.2.0004
TUGAS MERANCANG 2
PROPELLER
Tabel Value of coefficients ϕ4, ϕ 5, ϕt and 1.17 L/C for balde elements

Tabel Tensile strenght, yield point and elogation of bronze and cast iron

Tabel Average values for design working tress

Akhmad Nasikhin Teknik Permesinan Kapal


2006.02.2.0004
TUGAS MERANCANG 2
PROPELLER
Tabel det Norske Veritas requirements of screw materials

TABEL UKURAN PROPELLER TYPE B – 3.50


Type propeller : B – 3.50
Diameter D : 4784 mm
Panjang Max. chord Lt : 1767,64 mm

Jarak dari centre line ke


Panjang total
r/R Trailing Edge Leading Edge
% lt hte % lt hle % lt Lt
0,2 28,68 506,96 46,05 814,01 74,73 1320,96
0,3 32,67 577,48 51,24 905,74 83,91 1483,23
0,4 36,62 647,31 54,91 970,61 91,53 1617,92
0,5 40,53 716,42 56,52 999,07 97,05 1715,49
0,6 44,18 780,94 55,82 986,69 100 1767,64
0,7 46,97 830,26 52,22 923,06 90,19 1594,23
0,8 48,22 852,35 44,63 788,89 92,85 1641,25
0,9 45,46 803,57 30,31 535,77 75,77 1339,34

Tebal Maximum Jarak Tmax ke LE radius of nose


r/R
%D t max % LT ht %D radius
0,2 4,06 194,06 35 462,33 0,115 5,497
0,3 3,59 171,60 35 519,13 0,105 5,019
0,4 3,12 149,13 35 566,27 0,095 4,541
0,5 2,65 126,67 35,5 609,01 0,085 4,063
0,6 2,18 104,20 38,9 687,61 0,07 3,346
0,7 1,71 81,73 44,2 704,65 0,04 1,912
0,8 1,24 59,27 47,8 784,52 0,04 1,912
0,9 0,77 36,80 50 669,67 0,04 1,912

Akhmad Nasikhin Teknik Permesinan Kapal


2006.02.2.0004
TUGAS MERANCANG 2
PROPELLER
Distribusi Pitch
Ho / D = 0,76
Ho = 0,76 x 4784 = 3632,8 mm
Ho / 2π = 3774,6 / 2π = 578,4713 mm

Untuk 0,2 R 82,2 % pitch = 82,2 % x Ho / 2π = 475,5034 mm


Untuk 0,3 R 88,7 % pitch = 86,7 % x Ho / 2π = 501,5346 mm
Untuk 0,4 R 95,0 % pitch = 95,0 % x Ho / 2π = 549,5478 mm
Untuk 0,5 R 99,2 % pitch = 99,2 % x Ho / 2π = 573,8436 mm
Untuk 0,6 R 100,0 % pitch = 100,0 % x Ho / 2π = 578,4713 mm
Untuk 0,7 R 100,0 % pitch = 100,0 % x Ho / 2π = 578,4713 mm
Untuk 0,8 R 100,0 % pitch = 100,0 % x Ho / 2π = 578,4713 mm
Untuk 0,9 R 100,0 % pitch = 100,0 % x Ho / 2π = 578,4713 mm

TABEL PENAMPANG PROPELLER


Ordinat Of The Back

For Leading Edge

Jarak ordinat X dari ordinate maximum


r/R 20% 40% 60% 80% 90% 95% 100%
% mm % mm % mm % mm % mm % mm % mm

0,2 98,6 191,35 94,5 183,39 87 168,83 74,4 144,38 64,35 124,88 56,95 110,52 -

0,3 98,4 168,86 94 161,30 85,8 147,23 72,5 124,41 62,65 107,50 54,9 94,20 -

0,4 98,2 146,45 93,25 139,06 84,3 125,72 70,4 104,99 60,15 89,70 52,2 77,84 -

0,5 98,1 124,26 92,4 117,04 82,3 104,24 67,4 85,37 56,8 71,94 48,6 61,56 -

0,6 98,1 102,22 91,25 95,08 79,35 82,68 63,6 66,27 52,2 54,39 43,35 45,17 -

0,7 97,6 79,78 88,8 72,58 74,9 61,22 57 46,59 44,2 36,12 35 28,60 -

0,8 97 57,49 85,3 50,55 68,7 40,71 48,25 28,59 34,2 20,27 25,45 15,08 -

0,9 97 35,70 87 32,02 70 25,76 45,15 16,61 30,1 11,07 22 8,09 -

Akhmad Nasikhin Teknik Permesinan Kapal


2006.02.2.0004
TUGAS MERANCANG 2
PROPELLER
For Trailing Edge

Jarak ordinat X dari ordinate maximum


r/R 100% 80% 60% 40% 20%

% mm % mm % mm % mm % mm

0,2 - 53,35 103,53 72,65 140,99 86,9 168,64 96,45 187,17

0,3 - 50,95 87,43 71,6 122,86 86,8 148,95 96,8 166,11

0,4 - 47,7 71,13 70,25 104,76 86,55 129,07 97 144,66

0,5 - 43,4 54,97 68,4 86,64 86,1 109,06 96,95 122,80

0,6 - 40,2 41,89 67,15 69,97 85,4 88,99 96,8 100,86

0,7 - 39 31,87 66,9 54,68 84,9 69,39 96,65 78,99

0,8 - 40,95 24,27 67,9 40,24 85,3 50,55 96,7 57,31

0,9 - 45,15 16,61 70 25,76 87 32,02 97 35,70

Ordinat of The Face


For Leading Edge
Jarak ordinat X dari ordinate maximum

r/R 20% 40% 60% 80% 90% 95% 100%

% mm % mm % mm % mm % mm % mm % mm

0,2 0,45 0,873 2,3 4,463 5,9 11,450 13,45 26,102 20,3 39,395 26,2 50,845 40 77,627

0,3 0,05 0,085 1,3 2,230 4,6 7,893 10,85 18,618 16,55 28,400 22,2 38,095 37,55 64,436

0,4 0,3 0,447 2,65 3,952 7,4 11,036 12,5 18,642 17,9 26,695 34,5 51,451

0,5 0,7 0,886 4,3 5,446 8,45 10,703 13,3 16,847 30,4 38,507

0,6 0,8 0,833 4,45 4,637 8,4 8,753 24,5 25,529

0,7 0,4 0,326 2,45 2,002 16,05 13,118

For Trailing Edge


Jarak ordinat X dari ordinate maximum
r/R 100% 80% 60% 40% 20%
% mm % mm % mm % mm % mm
0,2 30 58,220 18,2 35,320 10,9 21,153 5,45 10,576 1,55 3,008
0,3 25,35 43,501 12,2 20,935 5,8 9,952 1,7 2,917
0,4 17,85 26,620 6,2 9,246 1,5 2,237
0,5 8,95 11,336 1,75 2,216

Akhmad Nasikhin Teknik Permesinan Kapal


2006.02.2.0004
TUGAS MERANCANG 2
PROPELLER
4. PERHITUNGAN PROPELLER SHAFT
1. Intermediate shaft
a =1
k = 95
560
Cw / f = material faktor =  Rm = 400 – 600
Rm + 160

Pw = BHP mesin = 2837,67 HP = 2414,360 Kw


N = Propeller revolution = 100 rpm
Pw
Diameter d = k. a. 3 . Cw  Cw = 0,89 ; (1 - d 1 /d 0 ) = 1
N(1 − d1 / d 0 )

2837,67
= 95 x 1 3 x 0,89 = 257,88 mm
100
2. Thrust shaft
d1 = 115 % d
= 115 % x 257,88 = 296,562 mm
3. Propeller shaft
Ds = ( 1,14 d 1 + D/F ) x Cw
= ( 1,14 x 338,08 + 4784 / 95 ) x 0,89 = 343,1158 mm
Untuk ujung terluar dari poros propeller, berbentuk tirus, dengan kemiringan
10 %.
Ds 1 = Ds – ( 2 x 10 % Ds )
= 343,1158 – ( 2 x 10 % Ds ) = 274,49 mm

Akhmad Nasikhin Teknik Permesinan Kapal


2006.02.2.0004
TUGAS MERANCANG 2
PROPELLER
Dari Fig 8.6 dan Table 8.7, didapatkan ukuran boss sebagai berikut :
1. LB/Ds = 2,4  LB = 2,4 x 343,115 = 823,477 mm
2. DB/Ds = 2,0  DB = 2,0 x 343,115 = 686,232 mm
3. DBA/DB = 0,9  DBA = 0,9 x 686,232 = 617,608 mm
4. DBF/DB = 1,1  DBF = 1,1 x 686,232 = 754,854 mm
5. LN/LB = 0,3  LN = 0,3 x 823,477 = 247,043 mm
6. tR/D = 0,0035  tR = 0,0035 x 4784 = 16,744 mm
7. te/D = 0,0040  te = 0,0040 x 4784 = 19,136 mm
8. tB/tR = 0,75  tB = 0,75 x 16,744 = 12,558 mm
9. rF/tR = 0,75  rF = 0,75 x 16,744 = 12,558 mm
10. rB/tR = 1,0  rB = 1,0 x 16,744 = 16,744 mm
4. Sistem Pengikat
Bold adalah sebuah alat yang dipergunakan untuk megikatkan boss propeller pada
propeller shaft. Alat ini dipasangkan pada ujung propeller shaft yang telah
dibuatkan ulir bertipe ulir ikat. Dengan mengencangkan pemasangan mur ini,
diharapkan boss propeller dapat terikat dengan baik, dan tidak akan terlepas pada
saat poros berputar.
Ukuran mur diberikan sebagai berikut :
Diameter poros Ds = 343,1158 mm
Diameter baut d = 70 % Ds = 240,181 mm
Tebal mur D = 0,8 d = 192,144 mm
Key adalah alat yang dipergunakan untuk mengunci kedudukan mur yang agar
tidak terlepas dari propeller shaft pada saat poros tersebut berputar. Alat ini
dipasangkan dibagian ujung poros propeller dengan cara menusukkan pada
propeller shaft tepat pada bagian luar mur.

5. PERHITUNGAN DAYA MESIN INDUK


Setelah dimensi propeller didapatkan, maka diktemukan harga efisiensi propeller
µp = 0,653
Harga relative rotative efisiensi µrr = 1,03
Harga hull efisiensi µh = 1,19
Pc = µp . µrr . µh = 0,653 x 1,03 x 1,19 = 0,843
EHP = Effective Horse Power = Ne

Akhmad Nasikhin Teknik Permesinan Kapal


2006.02.2.0004
TUGAS MERANCANG 2
PROPELLER
Wo x Vp 22504,64 x 6.68
Ne = = = 2004,41 HP
75 75
EHP 2004,41
DHP = = = 2504,57 HP
Pc 0,8003

Untuk kapal ini posisi kamar mesin ada dibagian belakang. Karena antara propeller
shaft dengan kedudukan mesin utama cukup jauh, maka diperlukan adanya
intermediate shaft. Intermediate shaft ini disangga oleh dua buah bearing yang
mempunyai faktor gesekan terhadap shaft. Oleh karena itu diperlukan adanya koreksi
terhadap besarnya daya yang harus diterima propeller shaft dari mesin utama sebesar
3 %. Maka besarnya daya mesin utama menjadi :

BHP 1 = DHP + 3 % DHP


= 2504,57 + 3 % = 2579,707 HP
Akibat cuaca buruk, ada kemungkinan sebagian dari propeller keluar – masuk dari
permukaan air. Untuk menjaga agar putaran propeller selalu tetap, diperlukan koreksi
terhadap daya mesin utama sebesar 10 %. Dengan demikian besarnya daya mesin
induk menjadi :

BHP = BHP 1 + 10 % BHP 1


= 2579,707 + 10 % = 2837,67 HP
Harga BHP ini digunakan sebagai pedoman untuk memilih mesin utama yang akan
digunakan kapal ini. Mesin yang digunakan harus lebih besar dari harga BHP yang
didapatkan.

5.1 Pondasi Mesin Penggerak Utama Kapal


Dari perhitungan propeller ditemukan dimensi propeller, dan besarnya tenaga mesin
penggerak kapal.
- Dari perhitungan propeller diketemukan diameter propeller
- Dari perhitungan stern cleaance diketemukan posisi ujung propeller dari
dasar
- Dari perhitungan tenaga penggerak kapal harus dicari katalog mesin, yang
dapat menunjukkan ketinggian poros mesin terhadap dudukan mesin.

Akhmad Nasikhin Teknik Permesinan Kapal


2006.02.2.0004
TUGAS MERANCANG 2
PROPELLER
Dari ketiga besaran tersebut dapat ditemukan ketinggian poros propeller terhadap
pondasi mesin, sehingga ukuran tinggi pondasi mesin dapat diketemukan. Ketinggian
pondasi ini perlu diimbangi dengan ukuran ketebalan pelat dan bed palte yang kuat,
agar didapatkan redaman getaran mesin yang baik.
Tebal pelat pondasi mesin penggerak utama kapal tergantung dari besarnya tenaga
mesin, diberikan sebagai berikut :
t=

6. PERHITUNGAN DAYA PENGGERAK UTAMA YANG DIPERLUKAN


Besarnya daya motor penggerak utama atau BHP yang diperlukan
pada perencanaan baling-baling dan tabung poros baling-baling ini tidak terlepas
oleh adanya harga effisiensi system roda gigi transmisi atau ηG. Adanya harga
efisiensi system roda gigi transmisi ini karena direncanakan pada hubungan
system transmisi daya antara motor induk dengan poros propeller terpasang
system roda gigi reduksi.
Sistem roda gigi pada kapal ini direncanakan menggunakan gigi
reduksi tunggal atau single reduction gears dengan loss 2% untuk arah maju dan
gigi pembalik atau reversing gears dengan loss 1%. Dari data system ini dapat
diketahui harga efisiensi system roda gigi transmisi atau ηG dari setiap system ,
yaitu :
1) ηG Single Reduction Gears = 0,98
2) ηG Reversing Gears = 0,99
Daya poros yang telah direncanakan di sini adalah daya maju, sehingga
untuk daya motor penggerak yang diperlukan adalah :

BHP = BHP (daerah pelayaran) / 0,98x0,99


= 2837,67/0,9702
= 2924,82 HP ( Servis Continue Rating )
Besarnya daya motor penggerak utama atau motor induk ini adalah
daya keluaran pada pelayaran normal atau SCR, dimana besarnya 85% dari daya
keluaran pada kondisi maksimum atau MCR. Sedangkan daya keluaran pada
kondisi maksimum atau MCR dari motor induk ini adalah :

Akhmad Nasikhin Teknik Permesinan Kapal


2006.02.2.0004
TUGAS MERANCANG 2
PROPELLER
BHP(MCR) = BHP(SCR) / 0,85
= 2924,82 / 0,85
= 3440,96 HP

7. PEMILIHAN MOTOR PENGGERAK


Dari data mengenai karakteristik putaran kerja dan daya pada kondisi
MCR dapat ditentukan spesifikasi motor penggerak utama atau main engine dari
kapal ini. Sehingga dari data ini, dapat ditentukan tipe-tipe motor penggerak yang
akan dipakai.
Setelah melihat salah satu spesifikasi dari salah satu merek mesin,
yaitu Bazan motores, maka dapat dipilih salah satu tipe yang sesuai dengan
kondisi kerja dan daya kapal.

Adapun data-data utama motor induk ini antara lain :


Engine :
Merk : Bazan motores
Type : 12V28/32 , four-stroke
Putaran Engine : 720-750 rpm
Jumlah silinder : 12
Power (BHP mcr) : 3600 HP
Length Engine : 4865 mm
Hight Engine : 3755 mm
Width Engine : 1900 mm
Weight : 33,1 ton
Mean eff pressure :17.8-17.9 bar
Selengkapnya data spesifikasi ini dapat dilihat pada lampiran spec
engine dari motor diesel tipe tersebut.

Akhmad Nasikhin Teknik Permesinan Kapal


2006.02.2.0004

Anda mungkin juga menyukai