Anda di halaman 1dari 10

Artikel Karya Ilmiah Mahasiswa UT_8/4/22

KETERJANGKAUAN PELAYANAN KESEHATAN


PENDERITA KANKER DI WILAYAH MOJOKERTO
Cicik Guslestari, dan Penulis Kedua

Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas


Sains dan Teknologi, Universitas Terbuka
mail : 042639393@ecampus.ut.ac.id

Abstrak
Pelayanan kesehatan masyarakat sangat bergantung pada bagaimana kualitas fasilitasnya.
Fasilitas kesehatan merupakan fasilitas yang penting untuk pelayanan kesehatan masyarakat.
Pelayanan kesehatan penting karena membantu meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan
sosial masyarakat modern. Penyediaan fasilitas layanan kesehatan yang layak dan berkualitas
adalah kewajiban pemerintah yang memiliki tujuan untuk memberi pelayanan secara merata,
dalam hal ini mencakup persebaran fasilitas kesehatan dan keterjangkauan dari aspek lokasi.
Penelitian ini menggunakan metode Network Analysis guna mengetahui keterjangkauan
pelayanan fasilitas kesehatan di masing-masing Kecamatan, untuk menuju RSUD Mojokerto
dan/atau fasilitas lain yang memiliki orde sama dengan RSUD Mojokerto. Berdasarkan hasil
pengukuran network analysis, ditemukan bahwa jangkauan pelayanan dan waktu tempuh yang
dibutuhkan untuk mencapai RSUD dengan fasilitas penderita kanker di wilayah Mojokerto
membutuhkan penambahan kuantitas. Penambahan kuantitas ini diharapkan dapat membagi area
pelayanan dengan jangkauaan yang lebih mudah dan waktu penanganan yang lebih singkat.

Kata kunci: Fasilitas Kesehatan, Pola Persebaran, Jarak Jangkauan Pelayanan, Waktu
Tempuh

Pendahuluan
Kanker merupakan salah satu masalah kesehatan yang sangat serius di Indonesia.
Penyakit ini memiliki dampak yang signifikan terhadap kualitas hidup individu dan juga
berdampak pada tingkat kematian yang tinggi. Kanker dapat mempengaruhi berbagai organ

1
Artikel Karya Ilmiah Mahasiswa UT_8/4/22

tubuh dan dapat muncul dalam berbagai bentuk. Kanker adalah jenis penyakit tidak menular
yang ditandai oleh adanya pertumbuhan sel atau jaringan yang tidak normal, bersifat ganas,
tumbuh dengan cepat dan tidak terkendali, serta dapat menyebar ke bagian lain dalam tubuh
penderita. Sel-sel kanker bersifat ganas dan mampu menginvasi serta merusak fungsi jaringan di
sekitarnya. Penyebaran sel-sel kanker, yang disebut metastasis, dapat terjadi melalui pembuluh
darah atau pembuluh getah bening. Sel kanker dapat berasal dari berbagai unsur yang
membentuk organ tertentu, dan selanjutnya tumbuh dan menggandakan diri untuk membentuk
massa tumor (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia 2019). Mayoritas kasus kanker terjadi
di negara-negara berkembang, dengan perkiraan sekitar 70 persen penduduk di negara-negara
tersebut terkena dampak penyakit kanker (Ferlay et al. 2015). Di Indonesia, kanker telah menjadi
salah satu penyebab kematian terbesar. Menurut data dari Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, jumlah kasus kanker terus meningkat setiap tahun. Peningkatan ini disebabkan oleh
berbagai faktor seperti perubahan gaya hidup, pola makan yang buruk, paparan bahan kimia
berbahaya, serta faktor genetik dan kangker payudara adalah sebagai contoh kangker yang paling
tingg di Indonesia, berdasarkan Data Globocan tahun 2020, terdapat sebanyak 68.858 kasus baru
kanker payudara di Indonesia, yang merupakan sekitar 16,6% dari total 396.914 kasus baru
kanker secara keseluruhan. Selain itu, jumlah kematian akibat kanker payudara juga mencapai
lebih dari 22 ribu jiwa (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia 2022). Salah satu tantangan
utama dalam penanganan kanker di Indonesia adalah aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan
yang memadai. Banyak daerah di Indonesia, terutama di pedesaan, masih memiliki akses yang
terbatas terhadap fasilitas kesehatan dan tenaga medis yang berkualitas. Hal ini menyebabkan
banyak kasus kanker terdeteksi pada tahap lanjut, ketika pengobatan menjadi lebih sulit dan
peluang penyembuhan menjadi lebih rendah.

Fasilitas pelayanan kesehatan mengacu pada lokasi dimana berbagai macam layanan
kesehatan disediakan, seperti promosi kesehatan, pencegahan, pengobatan, dan pemulihan.
Tempat-tempat ini menjadi penyedia layanan tersebut dan dapat melibatkan pemerintah pusat,
pemerintah daerah, serta masyarakat secara umum (Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun
2016 2016). Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk menyediakan fasilitas layanan
kesehatan yang memadai dan berkualitas dengan tujuan untuk memberikan pelayanan yang
merata kepada masyarakat. Hal ini mencakup aspek distribusi fasilitas kesehatan dan
keterjangkauan lokasi. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2016 tentang

2
Artikel Karya Ilmiah Mahasiswa UT_8/4/22

Fasilitas Pelayanan Kesehatan, fasilitas kesehatan meliputi tempat praktik mandiri tenaga
kesehatan, pusat kesehatan masyarakat, klinik, rumah sakit, apotek, unit transfusi darah,
laboratorium kesehatan, optikal, fasilitas pelayanan kedokteran untuk kepentingan hukum, dan
fasilitas pelayanan kesehatan tradisional. Akses terhadap pelayanan kesehatan memiliki
signifikansi penting karena terkait dengan perawatan, pencegahan, pengobatan penyakit dan
cedera, peningkatan kesehatan, pengurangan biaya perawatan kesehatan, kesetaraan, dan
keadilan sosial. Akses pelayanan kesehatan juga dapat diartikan sebagai kemampuan setiap
individu untuk mencari dan memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan secara mudah dan
cepat (Laksono 2016).

Penelitian ini memilih Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Mojokerto merupakan salah


satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Timur. Luas wilayah Kabupaten Mojokerto
mencapai 969.360 km², atau sekitar 2,09% dari total luas wilayah Provinsi Jawa Timur.
Kabupaten Mojokerto termasuk dalam wilayah metropolitan Surabaya yang juga meliputi
Kabupaten Gresik, Kabupaten Bangkalan, Kota Mojokerto, Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo,
dan Kabupaten Lamongan. Pada tahun 2022, Kabupaten Mojokerto dilaporkan mengalami 69
kasus penyakit kanker yang mempengaruhi masyarakatnya. Wilayah ini memiliki keterbatasan
fasilitas kesehatan dalam menangani penyakit kanker, dengan hanya satu fasilitas yang mampu
melakukannya, yaitu RSUD Dr. Wahidin Sudiro Husodo, rumah sakit tersebut terletak di
Kecamatan Prajurit Kulon Kota Mojokerto. Dengan mengacu pada situasi tersebut, para peneliti
memutuskan untuk menggunakan metode Analisis Jaringan (Network Analysis) guna menilai
sejauh mana jangkauan pelayanan kesehatan telah mencakup seluruh wilayah Kabupaten
Mojokerto.

Tinjauan teoritis
Menurut Tjiptono (2014: 317) fasilitas merupakan sumber daya fisik yang harus ada
sebelum suatu jasa ditawarkan kepada konsumen. Fasilitas merupakan sesuatu yang penting
dalam usaha jasa, oleh karena itu fasilitas yang ada yaitu kondisi fasilitas, desain interior dan
eksterior serta kebersihan harus dipertimbangkan terutama yang berkaitan erat dengan apa yang
dirasakan konsumen secara langsung. Menurut Tjiptono (2014: 318) indikator fasilitas ada enam,

3
Artikel Karya Ilmiah Mahasiswa UT_8/4/22

yaitu pertimbangan, perencanaan ruangan, perlengkapan/perabotan, tata cahaya dan warna,


pesan-pesan yang disampaikan secara grafis, dan unsur pendukung.

Dalam Peraturan Persiden Nomor 12 tahun 2013, Fasilitas kesehatan adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehahatan
perorangan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang di lakukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat. Contoh fasilitas kesehatan yaitu ada
Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik, dll.

Kanker adalah pertumbuhan maligna di mana sel membelah tidak normal, invasi jaringan
sekitar dan metastasis ke tempat yang jauh (Tambayong, 1999). Kanker dapat terjadi akibat
kondisi fisik atau gaya hidup yang tidak normal, tidak sehat, dan genetik. Kanker dapat
menyerang semua lapisan masyarakat tanpa membedakan status sosial, usia dan jenis kelamin
(Mardiana, 2007). Beberapa jenis kanker yang paling umum terjadi yaitu kanker payudara,
kanker paru-paru, kanker usus besar, dan kanker prostat. Penyebab kanker sendiri berupa
gabungan dari sekumpulan faktor genetik dan lingkungan (Akmal, dkk., 2010: 80). Harmanto
dalam Sunaryati (2011: 16) menyebutkan bahwa, faktor penyebab tumbuhnya kanker bersifat
internal dan eksternal. Faktor internal diantaranya yaitu faktor keturunan, baik dari pihak orang
tua secara langsung maupun nenek moyang, daya tahan tubuh yang buruk.

Network analisys merupakan suatu analisis yang menyediakan analisis berbasis jaringan,
termasuk analisis rute, arah perjalanan, analisis fasilitas terdekat, dan analisis area layanan
(Ahmed, Ibrahim dan Hefny, 2017). Dalam menggunakan network analysis bisa memanfaatkan
software ArcGIS. Didalam software AcrGIS ada berbagai macam tools yang berkaitan dengan
network analysis antara lain route, service area, closest facility, cost matrix, vehicle routing
problem, dan location-alocation. Jangkauan pelayanan untuk suatu aktivitas jasa adalah jarak
yang tersedia ditempuh oleh seseorang dengan kondisi aksesibilitas untuk mendapatkan suatu
jasa pelayanan (Daldjoeni, 1992). Menurut Anthamatten (2011), jangkauan pelayanan kesehatan
dapat dilihat dari 2 pendekatan baik dari sisi permintaan masyarakat (demand side) maupun dari
sisi penawaran (supply side). Jangkauan yang dilihat dari sisi permintaan (demand side) yaitu
masyarakat yang memilih pusat pelayanan. Pemilihan sarana pelayanan kesehatan
mempertimbangkan faktor-faktor antara lain, tingkat pendapatan, jarak, biaya, dan persepsi
subjektif seperti adanya keterikatan emosional pada rumah sakit tertentu (place identity)

4
Artikel Karya Ilmiah Mahasiswa UT_8/4/22

berdasarkan pada pengalaman. Sedangkan dari sisi penawaran (supply side), di mana pusat
pelayanan yang menjangkau masyarakat, dilihat dari lokasi, fasilitas, sumber daya manusia,
kualitas, mutu serta pelayanan yang memuaskan merupakan daya tarik rumah sakit untuk dapat
menjangkau masyarakat.

Menurut dan dilihat dari karakteristik jenis kelamin penderita kanker di indonesia
presentase kasus baru dan kematian akibat kanker yaitu sekitar 80 persen maka dari itu penelitian
ini dilaksanakan pada bulan april sampai dengan juni 20233 di rumah sakit umum di daerah
mojokerto. Hal itu karena unit pelaksanaan teknis di lingkungan departemen kesehatan yang
berada di bawah dan pertanggung jawaban departemen kesehatan yang ada di jawa timur.
Sumpah gabut bgt cokkk, kancaku do sakti ilo haduhh, yakan aku gabut neh anjeng. Aku ngeneki
asline budrek lk ng kmaar terus wkwkkw

Tp gpp wes soale aku terbiasa ket kae lek aku ngeneki nndi nndi dewe, asline aku mek
kangen kr arek” wwkwkwkwkw kangen banget cookkkk, yakan aku padahal karilku ws mari

Metode
Berdasarkan tujuan penelitian, penelitian ini menggunakan dua jenis pendekatan yaitu
pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan
penelitian yang mencoba memahami semua data dan informasi berupa numerik atau angka-angka
dari proses awal penelitian hingga penarikan kesimpulan (Arikunto, 2006). Metode ini digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat statistik (Sugiyono, 2016). Sedangkan pendekatan kualitatif
adalah pendekatan penelitian yang mencoba memahami semua data dan informasi yang
berbentuk tidak numerik seperti data dan informasi hasil wawancara, tulisan, rekaman, video,
transkrip maupun gambar (Arikunto, 2006).

Pendekatan kuantitatif di dalam penelitian ini dilakukan pada proses pengolahan data
penderita kanker dan persebaran lokasi fasilitas kesehatan. Sedangkan pendekatan kualitatif pada
penelitian ini diterapkan pada proses kajian teori dan literatur. Pada proses kedua pendekatan
tersebut, pendekatan kualitatif ditunjukan dengan proses memahami data dan informasi dari
berbagai sumber buku, riset, teori, dan penelitian-penelitian terkait. Pada penelitian ini, peneliti
menggunakan metode analisis korelasi, adapun data yang diperlukan yaitu data persebaran

5
Artikel Karya Ilmiah Mahasiswa UT_8/4/22

kanker wilayah Mojokerto dan data persebaran sarana kesehatan. Adapun data jumlah penderita
kanker di wilayah Mojokerto :

KECAMATAN JUMLAH
SUMOBITO 0
KESAMBEN 0
GONDANG 0
BALONGPANGPANG 0
PUJON 0
PUNGGING 0
KUTOREJO 3
KREMBUNG 0
WONOSALAM 0
BALONGBENDO 0
DAWARBLANDONG 1
PRAMBON 0
DLANGGU 0
TROWULAN 2
NGORO 4
MAGERSARI 0
TARIK 0
WRINGINANOM 0
KUDU 0
BUMIAJI 0
PRAJURIT KULON 0
BENJENG 0
MOJOSARI 0
MANTUP 0
JATIREJO 0
PORONG 0
PRIGEN 0
KEDAMEAN 0
SOOKO 30
SAMBENG 0
KEMLAGI 0
PACET 0
MOJOAGUNG 0
JETIS 0
GEDEG 0
BANGSAL 25
PURI 0

6
Artikel Karya Ilmiah Mahasiswa UT_8/4/22

TRAWAS 4
GEMPOL 0

Sumber Open Data Jatim, Tahun 2022

Hasil dan Pembahasan


Rumah sakit yang disediakan oleh Pemerintah Mojokerto hanya memiliki 1 unit yaitu
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mojokerto yang mana terdapat di Kecamatan Prajurit Kulon.
Karena rumah sakit yang disediakan oleh Pemerintah Mojokerto untuk penanganan penyakit
Kanker hanya ada 1 unit, maka tidak dapat dilakukan analisis pola persebaran untuk fasilitas
kesehatan rumah sakit. Namun, dapat dilihat mapping lokasi persebaran rumah sakit yang ada di
Wilayah Mojokerto pada peta berikut.

Gambar 1 Peta Persebaran Rumah Sakit

Aksesibilitas pelayanan fasilitas kesehatan dapat diukur dengan menggunakan dua faktor,

7
Artikel Karya Ilmiah Mahasiswa UT_8/4/22

yaitu jarak jangkauan pelayanan dan waktu tempuh. Jarak jangkauan pelayanan mengindikasikan
radius area pelayanan dari fasilitas kesehatan yang ada di Kota Mojokerto berdasarkan standar
yang ditetapkan. Sementara itu, waktu tempuh menggambarkan waktu yang diperlukan untuk
mencapai fasilitas kesehatan dari titik-titik sampel di berbagai Kecamatan yang memiliki
penderita penyakit kanker. Berikut ini merupakan analisis mengenai aksesibilitas pelayanan
fasilitas kesehatan di Mojokerto.

• Jangkauan Pelayanan Fasilitas Kesehatan

Mengetahui sejauh mana fasilitas kesehatan dapat dijangkau oleh masyarakat di


permukiman mereka merupakan faktor penting dalam meningkatkan tingkat aksesibilitas
pelayanan kesehatan. Untuk mengetahui jarak antara rumah sakit dengan permukiman tersebut,
diperlukan pengolahan data yang mencakup kemudahan akses jalan dan kecepatan rata-rata
perjalanan untuk memperkirakan jalur tercepat dari kecamatan ke rumah sakit. Dalam penelitian
ini, beberapa kecamatan seperti Trawas, Prigen, Gempol, Gondang, dan Bumiaji belum
mencapai jarak yang terjangkau menuju RSUD Wahidin Sudiro Husodo.

• Waktu Tempuh Fasilitas Kesehatan

Waktu yang diperlukan untuk mencapai fasilitas kesehatan juga mempengaruhi tingkat
aksesibilitas pelayanan tersebut. Untuk menghitung waktu tempuh ke fasilitas kesehatan,
dilakukan perhitungan berdasarkan titik-titik kecamatan yang tersebar di Kabupaten Mojokerto
menuju fasilitas kesehatan yang dimaksud. Dari hasil perhitungan tersebut, akan didapatkan
estimasi waktu tempuh ke rumah sakit. Di Kabupaten Mojokerto, terdapat dua kecamatan, yaitu
Gondang dan Bumiaji, yang membutuhkan waktu tempuh lebih dari 60 menit dari RSUD
Wahidin Sudiro Husodo.

8
Artikel Karya Ilmiah Mahasiswa UT_8/4/22

Gambar 2 Peta Keterjangkauan dan Waktu Tempuh

Rumah sakit adalah lembaga pelayanan kesehatan yang menyediakan layanan perawatan
komprehensif kepada individu, termasuk layanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Rumah sakit yang menjadi fokus perhitungan waktu tempuh adalah rumah sakit yang disediakan
oleh Pemerintah Mojokerto dan terdapat hanya satu unit rumah sakit tersebut. Oleh karena itu,
perhitungan waktu tempuh hanya berlaku untuk rumah sakit tersebut. Berikut ini adalah tabel
yang menunjukkan estimasi waktu tempuh ke rumah sakit di Kabupaten Mojokerto.

Simpulan dan Saran


Bagian ini merupakan sintesis hasil kajian. Dalam menyusun simpulan kaitkan kembali
dengan rumusan masalah yang ditulis pada bagian Pendahuluan artikel (sebelum Metode
Penelitian), karena pada dasarnya simpulan merupakan jawaban terhadap tujuan penulisan
artikel. Simpulan bersifat naratif dan menghindari pengulangan penggunaan angka-angka yang
ditulis pada bagian Hasil dan Pembahasan. Tidak ada referensi yang dirujuk pada bagian ini.

Saran sebaiknya spesifik sesuai hasil analisis yang dibahas pada bagian Hasil dan
Pembahasan. Hendaknya saran bersifat operasional, jelas kepada siapa atau institusi apa saran

9
Artikel Karya Ilmiah Mahasiswa UT_8/4/22

tersebut ditujukan (sasaran), jelas dan spesifik apa yang disarankan (konten), dan
bagaimana saran itu dijalankan (metode, strategi).

Ucapan Terimakasih
Jika ada, ucapan terimakasih ditujukan kepada institusi resmi atau perorangan atau telah
memberikan kontribusi lain dalam penelitian.

Daftar Pustaka
American Psychological Association (APA). (2020). Publication manual American Psychological
Association (7th ed.). American Psychological Association.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2016). Kamus besar bahasa indonesia daring (kbbi
daring). Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
https://kbbi.kemdikbud.go.id/
Chaer, A. (1998). Tata bahasa praktis bahasa indonesia (Edisi Revisi). PT. Rineka Cipta.
Creswell, J.W. (2010). Research design: Pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed. PT Pustaka Pelajar.
DPR RI. (2017). Pedoman penyusunan naskah akademik rancangan undang-undang. Pusat Perancangan
Undang-Undang. https://www.dpr.go.id/doksetjen/dokumen/reformasi-birokrasi-Quick-Win-
Pedoman-Penyusunan-Naskah-Akademik-Rancangan-Undang-Undang-1507775513.pdf
Hartono, J. (2021). Penulisan buku ajar yang baik dan produktif: Berbagai pengalaman menulis buku
selama 40 tahun. Direktorat Sumber Daya Ristek Dikti.
Purdue University. (2021). Annotated Bibliographies. https://owl.purdue.edu/owl/
general_writing/common_writing_assignments/annotated_bibliographies/index.html
Silalahi, U. (2009). Metode penelitian sosial. PT. Refika Aditama.
Syaefullah, A. (2015). Prinsip dasar penyusunan & penulisan karya tulis ilmiah (the fundamental of
scientific writing). Gramedia.
Tim Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia. (2016). Pedoman umum ejaan bahasa indonesia. Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia Kemendikbud.
Trim, B. (2017). 200+ solusi editing naskah dan penerbitan. Bumi Aksara.

1
0

Anda mungkin juga menyukai