Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

KOEFISIEN EKSPANSI TERMAL

Disusun Oleh :
Nama : Rizki Catur Parmanto
NIM : 225100200111026
Jurusan/Fakultas : Keteknikan Pertanian/Teknologi Pertanian
Kelompok : B3
Tanggal Praktikum : 1-November-2022
Nama Asisten : Indri Rifina Putri

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS TEKNOLOGI
PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehidupan sehari hari manusia tidak lepas dari pemuaian termal. Banyak sekali
hal hal dalam kehidupan manusia yang berhungan dengan konsep pemuaian termal.
Sebagai contoh pemasangan kaca, pemasangan rel kerta api yang diberi celah, pemasangan
kabel secara kendur dan lain lain. Hal ini bertujuan untuk memberi ruang pemuaian. Sifat
pemuaian dari suatu benda tentunya akan sangat bermacam macam. Apabila benda dengan
mudah mengalami pemuaian maka koofisien muai benda tersebut besar, sedangkan jika
benda sulit mengalamai pemuiana maka koofisien muai benda tersebut kecil.
Pemuaian termal adalah pemuaian pada zat cair,padat, atau gas dikarenakan
menambahnya suhu pada zat tersebut. Secara umum suatu zat akan mengalami pemuaian
apabila diberikan suhu yang panas. Sifat termal zat adalah sifat sifat suatu zat yang akan
memuai jika ada kenaikan suhu atau penurunan suhu. Benda yang mengalami ini dapat
mengalami perubahan ukuran berupa panjang, lebar, luas atau untuk membedakan
koefisianya. Pada praktikum kali ini akan membahas tentang koefisiensi ekspansi termal.
1.2 Tujuan Praktikum
1. Memahami dan mengetahui proses pemuaian pada zat padat dan gas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Termal, Ekspansi Termal, dan Koefisien Ekspansi Termal


Termal merupakan suatu yang terkait dengan perubahan panas taua suhu. Sifat
termal adalah respon terhadap material aplikasi berasal dari panas. Benda yang bersifat
padat yang menyerap pabas akan mengalami kenaikan suhu dan dimensinya.(Yantidewi et
al., 2018)
Saat suatu zat mengalami pertambahan suhu, maka zat tersebut akan mengalami
pemuaian. Pemuaian ini disebut dengan ekspansi termal. Ekspansi termal adalah perubahan
ukuran dari suatu zat karena faktor perubahan suhu. Faktor faktor lain yang dapat
mempengaruhi ekspansi termal ini yaitu; volume zat, perubahan tempertaur, dan koefisien
muai zat. (Yunifar & Prajitno, 2015)
Koefisiensi ekspansi termal merupakan keadaan saat volume zat meningkat setiap
derajat peningkatan suhu. Koefsiensi termal pada zat gas lebih besar dibandingkan dengan
koefisiensi zat cairan atau padatan. Nilai koefisiensi ekpansi termal dapat dihitung dari
pengukuran perubahan suhu dan volume. (Dharmajati & Rahmawati, 2017)
2.2 Macam-macam Ekspansi Termal
Koofisien muai panjang atau koofisien linear merupakan kejadian saat pemuaian
termal logam akan mengalami pemuaian apabila dipanaskan dan pemuaian tersebut
berbeda dengan setiap jenis logam. Setiap zat mempunyai kemampuai muai yang
bermacam macam. Kenaikan suhu akan sebanding dengan pertambahan panjang
logam.(Jiang et al., 2020)
Koofisiensi ekspansi termal luasan merupakan bilangan yang menyatakan
pertmabah luas akibat adanya perubahan suhu yaitu pertambahan panas. Benda yang
mempunyai ukuran panjang dan lebar, tetapi memiliki ketebalan yang kecil dan tipis akan
mengalami pemuaian ini sehingga mengalamu penambahan luas.(Serhan et al., 2019)
Koofisien ekspansi volumetric merupakan pemuaian volumetric yang terjadi pada
benda yang memiliki ukuran panjang, lebar, dan tinggi. Nilai dari koefisen ekspansi
volumetric sama dengan 3 kalinya koefisien ekspansi linear. Apabila terjadi peningkatan
suhu benda akan memuai dalam bentuk volume atau mengalami pertambahan panjang.
Lebar, dan tinggi.(Bashir et al., 2015)
2.3 Nilai Koefisien Termal Setiap Bahan atau Zat
No Bahan Nilai Koefisien/oC
1. Kaca 0,000009
2. Baja 0,0000011
3. Besi 0,0000012
4. Emas 0,0000014
5. Alumunium 0,0000026
(Budiharti et al., 2016)
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Alat, Bahan, dan Fungsi


No Alat dan Bahan Gambar Fungsi
1. Dasar statif Sebagai dasar statif.

(Dokumentasi pribadi, 2022)


2. Batang statif pendek Sebagai pengubung dasar
statif

(Dokumentasi pribadi, 2022)


3. Batang statif panjang Sebagai tiang penyangga pada
statif

(Dokumentasi pribadi, 2022)


4. Syringe Untuk mengambil cairan
berwarna

(Dokumentasi pribadi, 2022)


5. Korek api Untuk menghidupkan bunsen

(Dokumentasi pribadi, 2022)


6. Gelas ukur Sebagai wadah untuk cairan
berwarna

(Dokumentasi Pribadi, 2022


7. Labu elenmeyer 100 ml Sebagai tempat pemanasan
pada sampel

(Dokumentasi pribadi, 2022)


8. Penjepit statif Sebagai penjepit statif

(Dokumentasi pribadi, 2022)


9. Termometer Untuk mengukur suhu

(Dokumentasi pribadi, 2022)


10. Manometer Untuk mengukur ketinggian
dan sebagai temapat
dipasangkannya selang silikon

(Dokumentasi pribadi, 2022)


11. Selang silikon Sebagai tempat penyalura zat
cair

(Dokumentasi pribadi, 2022)


12. Bunsen Sebagai pemanas labu
erlemenyer

(Dokumentasi pribadi, 2022)


13. Pewarna makanan Sebagai pemberi warna pada
cairan

(Dokumentasi pribadi, 2022)


14. Penjepit klem universal Untuk menjepit klem
universal

(Dokumnetasi pribadi, 2022)


15. Kelm universa Untuk menjepit labi
erlemenyer

(Dokumentasi pribadi, 2022)


16. Timer HP Untuk mengukur waktu ketika
pengujian

(Dokumentasi pribadi, 2022)


17. Penggaris Untuk mengukur panjang
pada statif

(Dokumentasi pribadi, 2022)


18. Sumbat Karet 2 Lubang Sebagai tempat menggantung
tabung untuk menghindari
bahan kimia tumpah

(Dokumentasi pribadi, 2022)


19. Penghubung selang Untuk menghubungkan slang
silicon untuk menghindari tumpah
zat cair

(Dokumentasi pribadi, 2022)


20. Statif Tempat melakukan pegujian

(Dokumentasi pribadi, 2022)


3.2 Cara Kerja
3.2.1 Persiapan Percobaan
Alat dan Bahan

Disiapkan

Boss Head dan Klem Universal

Dipasang pada salah satu batangstatif

Balok Pendukung

Dipasang pada batang statif lain

Manometer
Dipasang pada balok pendukung

Slang Silikon

Dipasang pada manometer

Erlenmeyer
Dipasang pada klem universal

Sumbat karet, thermometer dan penghubung slaang

Dipasang pada Erlenmeyer, thermometer


dibasahi terlebih dahulu sebelum dimasukkan

Slang Silikon

Dipasang salah satu ujungnya pada


penghubung slang

Rangkaian Percobaan
3.2.2 Prosedur Percobaan
Alat dan Bahan
Disiapkan

Manometer
Diisi dengan air berwarna

Manometer dan Termometer

Dicatat nilai Vo dan To

Pembakar Spirtus dan Stopwatch


Dinyalakan

Manometer dan Termometer

Dicatat perubahan tinggi Vx dan


perubahan suhu Tx setiap 75 detik

Manometer dan Termometer

Dilakukan pengulangan pencatatan


hingga 375 detik (mendapat 5 data)

Grafik Hubungan

Dibuat dengan hubngan :


a) Hubungan perubahan suhu (ΔT)
(sumbu x) dan koefisien ekspansi
termal (γ) (sumbu y)
b) Hubungan perubahan suhu (ΔV)
(sumbu x) dan koefisien ekspansi
termal (γ) (sumbu y)

Hasil
3.3 Gambar Rangkaian Percobaan
BAB IV
PENGOLAHAN DATA
4.1 Data Hasil Percobaan

No. To (℃) Tx (℃) Vo (mL) Vx (mL) ∆T (℃) ∆V (mL)


1. 33℃ 8,5 ml 6℃ 5,5 ml
2. 40℃ 8,8 ml 13℃ 5,8 ml
3. 27℃ 46℃ 3 ml 9,0 ml 19℃ 6,0 ml
4. 53℃ 9,3 ml 26℃ 6,3 ml
5. 61℃ 9,5 ml 34℃ 6,5 ml
Tabel Hasil Percobaan
To = suhu awal
Tx = suhu akhir
Vo = volume awal
Vx = perubahan volume
∆T = perubahan suhu
∆V = perubahan volume

Tabel Data Koefisien Termal


No. Vo (mL) ∆V (mL) ∆T (℃) Y (Gamma) (°𝐶 −1)

1. 5,5 ml 6℃ 0,305

2. 5,8 ml 13℃ 0,148

3. 3 ml 6 ml 19℃ 0,105

4. 6,3 ml 26℃ 0,080

5. 6,5 ml 34℃ 0,063

∆𝑉
Y (Gamma) =
𝑉𝑜×∆𝑇

4.2 Perhitungan Data


5,5
1. Y (Gamma) = 3×6
Y (Gamma) = 0.305
5,8
2. Y (Gamma) =
3×13
Y (Gamma) = 0,148
6
3. Y (Gamma) = 3×19
Y (Gamma) = 0,105
6,3
4. Y (Gamma) = 3×26
Y (Gamma) = 0,080
6,5
5. Y (Gamma) = 3×34
Y (Gamma) = 0,063
4.3 Grafik
4.3.1 Grafik Hubungan ∆T dan 𝜸

Grafik Hubungan antara Perubahan Suhu dengan


Koefisien Termal
0.35

0.3
Koefisien Termal

0.25

0.2

0.15

0.1

0.05

0
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Perubahan Suhu

4.3.1 Grafik Hubungan ∆V dan 𝜸

Grafik Hubungan anatar Perubahan Volume


dengan Koefisien Termal
0.35
0.3
Koefisien Termal

0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
5.4 5.6 5.8 6 6.2 6.4 6.6
Perubahan Volume
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Analisa Data Percobaan
Pada saat praktikum koefisien ekspansi termal diperolah data hasil pengamatan berupa
suhu awal dan volume awal. Nilai dari suhu awal yaitu 27℃, sedangkan volume awal sebanyak 3
ml. Setelah melaksanakan praktikum koefisien ekspansi termal didapatkan data data kenaikan
suhu setiap 90 detik yaitu 33℃, 40℃, 46℃, 53℃, 61℃ dan juga diperoleh nilai dari perubahan
suhu sebesar 6℃, 13℃, 19℃, 26℃, 34℃. Selain itu diperoleh juga data data perubahan volume
setiap 90 detik sebesar 8,5 ml, 8,8 ml, 9,0 ml, 9,3 ml, 9,5 ml dan diperoleh juga nilai dari
perubahan volume sebesar 5,5 ml, 5,8 ml, 6,0 ml, 6,3 ml, 6,5 ml. Setealah diperoleh nilai dari
perubahan suhu (∆T) dan juga perubahan volume (∆V), selanjutnya menghitung nilai koefisien
∆𝑉
termal Y (Gamma). Koefisien termal dihitung menggunakan rumus Y (Gamma) = 𝑉𝑜×∆𝑇. Setelah
dilakukan perhitungan diperoleh nilai koefisien termal untuk setiap sebesar 0.305°𝐶 −1,
0,148°𝐶 −1, 0,105°𝐶 −1, 0,080°𝐶 −1 , 0,063°𝐶 −1 . (Imron Maulana Fauzi, 2017)
5.2 Analisa Grafik
5.2.1 Grafik Hubungan Pengaruh Suhu dan Koefisien Ekspansi Termal

Grafik Hubungan antara Perubahan


Volume dengan Koefisien Termal
0.4
Koefisien Termal

0.3
0.2
0.1 y = -0.0079x + 0.295
R² = 0.7823
0
0 10 20 30 40
Perubahan Suhu

Pada grafik diatas dapat disimpulkan jika adanya perubahan suhu menjadi faktor nilai
koefisien ekspansi termal. Niali dari koefisien ekspansi termal diperoleh dari perubahan suhu setiap
percobaan. Niali dari perubahan suhu dengan nilai koefisien ekspansi termal berbanding terbalik.
Jika perubahan suhu semakin naik maka nilai dari koefisien ekspansi termal akan semakin rendah.
Hal ini dikarenakn koefisien termal merupakan meningkatnya volume zat per derajat peningkatan
suhu. (Amdy, 2012)
5.2.2 Grafik Hubungan Pengaruh Perubahan Volume dan Koefisien Ekspansi
Termal

Grafik Hubungan anatar Perubahan


Volume dengan Koefisien Termal
0.4
Koefisien Termal

0.3
0.2
0.1 y = -0.2239x + 1.4882
R² = 0.8277
0
5.4 5.6 5.8 6 6.2 6.4 6.6
Perubahan Volume

Pada grafik dapat diamati bahwa perubahan volume juga menjadi faktor pada niali
koefisien ekspansi termal. Perubahan volume berbanding lurus dengan nilai koefisien ekspansi
termal. Artinya semakin besar nilai perubahan volume maka nilai koefisien ekspansi termal juga
akan semakin besar. (Amdy, 2012)
5.3 Faktor yang Mempengaruhi Koefisien Ekspansi Termal
Terdapat beberapa faktor faktor yang dapat mempengaruhi koefisien ekspansi
termal suatu zat. Faktor tersebut yaitu panjang mula mula, kofisien muai panjang, dan besar
perubahan suhu. Muai panjang benda sendiri dipengaruhi oleh bahan benda dan jenis bend
aitu sendiri. (Radiyono & Wulandari, 2015). Ekspansi termal sendiri adalah perubahan
ukuran dari suatu zat karena faktor perubahan suhu. Faktor faktor lain yang dapat
mempengaruhi ekspansi termal ini yaitu; volume zat, perubahan tempertaur, dan koefisien
muai zat. (Yunifar & Prajitno, 2015)

5.4 Aplikasi Koefisien Ekspansi Termal di Bidang Teknologi Pertanian


Penerapan penerapan koefisiensi ekspansi termal sudah banyak sekali di berbagai
macam bidang tak terkecuali bidang teknologi pertanian. Beberapa penerapan penerapan
koefisinesi ekskpansi termal pada bidang teknologi pertanian yaitu evaporator. Evaporator
adalah mesin yang digunakan untuk mengurangi kadar air dalam suatu bahan dengan tidak
merusak kandungan kandungan yang ada pada bahan tersebut. Pinsip kerja alat ini yaitu
perubahan dari zat cair menjadi uap kemudian menyisahkan residu residu mineral yang ada
pada evaporator. Pada proses ini uap dikondensikan menjadi air yang sudah tidak ada
garamnya.(Akbar & , Arief Subekti, 2018)
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Praktikum koefisien ekspansi termal bertujuan untuk memahami dan mengetahui
proses pemuaian pada zat padat dan gas. Koefisien ekspansi termal adalah merupakan
keadaan saat volume zat meningkat setiap derajat peningkatan suhu. Koefsiensi termal pada
zat gas lebih besar dibandingkan dengan koefisiensi zat cairan atau padatan. Nilai
koefisiensi ekpansi termal dapat dihitung dari pengukuran perubahan suhu dan volume.
terdapat tiga macam koefisien ekspansi termal yaitu koefisien ekspansi linear, koefisien
ekspansi luasan, dan koefisien ekspansi volumetric.
Pada praktikum kali ini diperoleh nilai koefisien ekspansi termal untuk setiap
masing masing percobaan sebesar ; 0.305°𝐶 −1, 0,148°𝐶 −1, 0,105°𝐶 −1 , 0,080°𝐶 −1,
0,063°𝐶 −1 . Nilai ini diperoleh dengan menghitung perubahan suhu (∆T) dan juga
perubahan volume (∆V), selanjutnya menghitung nilai koefisien termal Y (Gamma).
∆𝑉
Koefisien termal dihitung menggunakan rumus Y (Gamma) = 𝑉𝑜×∆𝑇. Selain itu, pada
praktikum kali ini diperoleh juga hubungan grafik antara perubahan suhu dan perubahan
volume dengan koefisien ekspansi termal.
6.2 Saran
Semoga kedepanya para prkatikan termasuk saya dapat lebih fokus ketika
penyampaian materi.Semoga kedepanya juga tidak ada praktikan yang mengalami
keterlambatan saat praktikum. Untuk para asisten praktikum tetap semangat dan sabar
dalam asistensi kami para mahasiswa baru.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, M. R., & , Arief Subekti, dan M. R. D. (2018). Mesin Evaporator Di Pabrik Gula. 2581,
779–782.
Amdy, D. V. A. (2012). PENGUKURAN KOEFISIEN EKSPANSI LINEAR LOGAM BESI
DAN BESI TUANG DENGAN MENGGUNAKAN FIBER COUPLER. SKRIPSI.
Surabaya : UNIVERSITAS AIRLANGGA).
Bashir, M. A., Monteil, V., Kanellopoulos, V., Ali, M. A. H., & McKenna, T. (2015). Partial
Molar Volumes and Thermal Expansion Coefficients as an Explanation for Co-Solvent
Effect of Penetrants in Multicomponent Polymer Mixtures. Macromolecular Chemistry and
Physics, 216(21), 2129–2140. https://doi.org/10.1002/macp.201500170
Budiharti, R., Radiyono, Y., Masithoh, D. F., & Arfian, F. (2016). Pembuatan Alat Percobaan
Pengukuran Koefisien. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains, 263–268.
Dharmajati, E. S., & Rahmawati, E. (2017). Penentuan Konduktivitas Termal Logam
Menggunakan Kit Percobaan Berbasis Mikrokontroler. Inovasi Fisika Indonesia, 6(3), 73–
77.
Imron Maulana Fauzi, I. N. H. (2017). Analisis Stabilitas Lereng Dengan Perkuatan Geotekstil
Woven Akibat Pengaruh Termal Menggunakan Metode Elemen Hingga. Briliant: Jurnal
Riset Dan Konseptual, 2(1).
Jiang, G. L., Wang, D. Y., Du, H. P., Wu, X., Zhang, Y., Tan, Y. yao, Wu, L., Liu, J. G., &
Zhang, X. M. (2020). Reduced coefficients of linear thermal expansion of colorless and
transparent semi-alicyclic polyimide films via incorporation of rigid-rod amide moiety:
Preparation and properties. Polymers, 12(2). https://doi.org/10.3390/polym12020413
Radiyono, Y., & Wulandari, P. S. (2015). Penggunaan metode difraksi celah tunggal pada
penentuan koefisien pemuaian panjang alumunium (Al). Jurnal Materi Dan Pembelajaran
Fisika, 5(2), 1–4.
Serhan, M., Sprowls, M., Jackemeyer, D., Long, M., Perez, I. D., Maret, W., Tao, N., & Forzani,
E. (2019). Total iron measurement in human serum with a smartphone. AIChE Annual
Meeting, Conference Proceedings, 2019-Novem. https://doi.org/10.1039/x0xx00000x
Yantidewi, M., Prastowo, T., & Arief, A. (2018). Pengukuran Koefisien Muai Volume Minyak
Nabati dan Air Berdasarkan Relasi Linear Antara Perubahan Volume dan Perubahan
Temperatur. JIPFRI (Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika Dan Riset Ilmiah), 2(1), 43–48.
https://doi.org/10.30599/jipfri.v2i1.160
Yunifar, R., & Prajitno, G. (2015). Analisis pengaruh perubahan suhu dan perubahan panjang
kupasan cladding serta coating terhadap rugi daya yang dihasilkan oleh fiber optik
multimode silika tipe G-651. Jurnal Sains Dan Seni ITS, 4(2), 1–6.
LAMPIRAN DHP

Data Hasil Percobaan


Tabel Hasil Percobaan
No. To (℃) Tx (℃) Vo (mL) Vx (mL) ∆T (℃) ∆V (mL)
1. 33℃ 8,5 mL 6℃ 5,5 mL
2. 40℃ 8,8 mL 13℃ 5,8 mL
3. 27℃ 46℃ 3 mL 9 mL 19℃ 6 mL
4. 53℃ 9,3 mL 26℃ 6,3 mL
5. 61℃ 9,5 mL 34℃ 6,5 mL

Tabel Data Koefisien Termal


No. Vo (mL) ∆V (mL) ∆T (℃) Y (Gamma) (°C-1)
1. 5,5 mL 6℃ 0,306
2. 5,8 mL 13℃ 0,149
3. 3 mL 6 mL 19℃ 0,105
4. 6,3 mL 26℃ 0,080
5. 6,5 mL 34℃ 0,063

Perhitungan Data
∆𝑉
1. 𝛾 = 𝑉𝑜×∆𝑇
5,5
=
3×6
= 0,306
∆𝑉
2. 𝛾 = 𝑉𝑜×∆𝑇
5,8
=
3 × 13
= 0,149
∆𝑉
3. 𝛾 = 𝑉𝑜×∆𝑇
6
=
3 × 19
= 0,105
∆𝑉
4. 𝛾 = 𝑉𝑜×∆𝑇
6,3
=
3 × 26
= 0,081
∆𝑉
5. 𝛾 = 𝑉𝑜×∆𝑇
6,5
=
3 × 34
= 0,064

Grafik
Grafik Hubungan antara Perubahan Suhu dengan
Koefisien Termal
0.35
0.3

Koefisien Termal
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Perubahan Suhu

Grafik Hubungan antara Perubahan Volume


dengan Koefisien Termal
0.35
0.3
Koefisien Termal

0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
5.4 5.6 5.8 6 6.2 6.4 6.6
Perubahan Volume

Anda mungkin juga menyukai