KOOFISIEN EKSPANSI TERMAL - Rizki Catur Parmanto - 3 - B
KOOFISIEN EKSPANSI TERMAL - Rizki Catur Parmanto - 3 - B
Disusun Oleh :
Nama : Rizki Catur Parmanto
NIM : 225100200111026
Jurusan/Fakultas : Keteknikan Pertanian/Teknologi Pertanian
Kelompok : B3
Tanggal Praktikum : 1-November-2022
Nama Asisten : Indri Rifina Putri
Disiapkan
Balok Pendukung
Manometer
Dipasang pada balok pendukung
Slang Silikon
Erlenmeyer
Dipasang pada klem universal
Slang Silikon
Rangkaian Percobaan
3.2.2 Prosedur Percobaan
Alat dan Bahan
Disiapkan
Manometer
Diisi dengan air berwarna
Grafik Hubungan
Hasil
3.3 Gambar Rangkaian Percobaan
BAB IV
PENGOLAHAN DATA
4.1 Data Hasil Percobaan
1. 5,5 ml 6℃ 0,305
3. 3 ml 6 ml 19℃ 0,105
∆𝑉
Y (Gamma) =
𝑉𝑜×∆𝑇
0.3
Koefisien Termal
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Perubahan Suhu
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
5.4 5.6 5.8 6 6.2 6.4 6.6
Perubahan Volume
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Analisa Data Percobaan
Pada saat praktikum koefisien ekspansi termal diperolah data hasil pengamatan berupa
suhu awal dan volume awal. Nilai dari suhu awal yaitu 27℃, sedangkan volume awal sebanyak 3
ml. Setelah melaksanakan praktikum koefisien ekspansi termal didapatkan data data kenaikan
suhu setiap 90 detik yaitu 33℃, 40℃, 46℃, 53℃, 61℃ dan juga diperoleh nilai dari perubahan
suhu sebesar 6℃, 13℃, 19℃, 26℃, 34℃. Selain itu diperoleh juga data data perubahan volume
setiap 90 detik sebesar 8,5 ml, 8,8 ml, 9,0 ml, 9,3 ml, 9,5 ml dan diperoleh juga nilai dari
perubahan volume sebesar 5,5 ml, 5,8 ml, 6,0 ml, 6,3 ml, 6,5 ml. Setealah diperoleh nilai dari
perubahan suhu (∆T) dan juga perubahan volume (∆V), selanjutnya menghitung nilai koefisien
∆𝑉
termal Y (Gamma). Koefisien termal dihitung menggunakan rumus Y (Gamma) = 𝑉𝑜×∆𝑇. Setelah
dilakukan perhitungan diperoleh nilai koefisien termal untuk setiap sebesar 0.305°𝐶 −1,
0,148°𝐶 −1, 0,105°𝐶 −1, 0,080°𝐶 −1 , 0,063°𝐶 −1 . (Imron Maulana Fauzi, 2017)
5.2 Analisa Grafik
5.2.1 Grafik Hubungan Pengaruh Suhu dan Koefisien Ekspansi Termal
0.3
0.2
0.1 y = -0.0079x + 0.295
R² = 0.7823
0
0 10 20 30 40
Perubahan Suhu
Pada grafik diatas dapat disimpulkan jika adanya perubahan suhu menjadi faktor nilai
koefisien ekspansi termal. Niali dari koefisien ekspansi termal diperoleh dari perubahan suhu setiap
percobaan. Niali dari perubahan suhu dengan nilai koefisien ekspansi termal berbanding terbalik.
Jika perubahan suhu semakin naik maka nilai dari koefisien ekspansi termal akan semakin rendah.
Hal ini dikarenakn koefisien termal merupakan meningkatnya volume zat per derajat peningkatan
suhu. (Amdy, 2012)
5.2.2 Grafik Hubungan Pengaruh Perubahan Volume dan Koefisien Ekspansi
Termal
0.3
0.2
0.1 y = -0.2239x + 1.4882
R² = 0.8277
0
5.4 5.6 5.8 6 6.2 6.4 6.6
Perubahan Volume
Pada grafik dapat diamati bahwa perubahan volume juga menjadi faktor pada niali
koefisien ekspansi termal. Perubahan volume berbanding lurus dengan nilai koefisien ekspansi
termal. Artinya semakin besar nilai perubahan volume maka nilai koefisien ekspansi termal juga
akan semakin besar. (Amdy, 2012)
5.3 Faktor yang Mempengaruhi Koefisien Ekspansi Termal
Terdapat beberapa faktor faktor yang dapat mempengaruhi koefisien ekspansi
termal suatu zat. Faktor tersebut yaitu panjang mula mula, kofisien muai panjang, dan besar
perubahan suhu. Muai panjang benda sendiri dipengaruhi oleh bahan benda dan jenis bend
aitu sendiri. (Radiyono & Wulandari, 2015). Ekspansi termal sendiri adalah perubahan
ukuran dari suatu zat karena faktor perubahan suhu. Faktor faktor lain yang dapat
mempengaruhi ekspansi termal ini yaitu; volume zat, perubahan tempertaur, dan koefisien
muai zat. (Yunifar & Prajitno, 2015)
6.1 Kesimpulan
Praktikum koefisien ekspansi termal bertujuan untuk memahami dan mengetahui
proses pemuaian pada zat padat dan gas. Koefisien ekspansi termal adalah merupakan
keadaan saat volume zat meningkat setiap derajat peningkatan suhu. Koefsiensi termal pada
zat gas lebih besar dibandingkan dengan koefisiensi zat cairan atau padatan. Nilai
koefisiensi ekpansi termal dapat dihitung dari pengukuran perubahan suhu dan volume.
terdapat tiga macam koefisien ekspansi termal yaitu koefisien ekspansi linear, koefisien
ekspansi luasan, dan koefisien ekspansi volumetric.
Pada praktikum kali ini diperoleh nilai koefisien ekspansi termal untuk setiap
masing masing percobaan sebesar ; 0.305°𝐶 −1, 0,148°𝐶 −1, 0,105°𝐶 −1 , 0,080°𝐶 −1,
0,063°𝐶 −1 . Nilai ini diperoleh dengan menghitung perubahan suhu (∆T) dan juga
perubahan volume (∆V), selanjutnya menghitung nilai koefisien termal Y (Gamma).
∆𝑉
Koefisien termal dihitung menggunakan rumus Y (Gamma) = 𝑉𝑜×∆𝑇. Selain itu, pada
praktikum kali ini diperoleh juga hubungan grafik antara perubahan suhu dan perubahan
volume dengan koefisien ekspansi termal.
6.2 Saran
Semoga kedepanya para prkatikan termasuk saya dapat lebih fokus ketika
penyampaian materi.Semoga kedepanya juga tidak ada praktikan yang mengalami
keterlambatan saat praktikum. Untuk para asisten praktikum tetap semangat dan sabar
dalam asistensi kami para mahasiswa baru.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, M. R., & , Arief Subekti, dan M. R. D. (2018). Mesin Evaporator Di Pabrik Gula. 2581,
779–782.
Amdy, D. V. A. (2012). PENGUKURAN KOEFISIEN EKSPANSI LINEAR LOGAM BESI
DAN BESI TUANG DENGAN MENGGUNAKAN FIBER COUPLER. SKRIPSI.
Surabaya : UNIVERSITAS AIRLANGGA).
Bashir, M. A., Monteil, V., Kanellopoulos, V., Ali, M. A. H., & McKenna, T. (2015). Partial
Molar Volumes and Thermal Expansion Coefficients as an Explanation for Co-Solvent
Effect of Penetrants in Multicomponent Polymer Mixtures. Macromolecular Chemistry and
Physics, 216(21), 2129–2140. https://doi.org/10.1002/macp.201500170
Budiharti, R., Radiyono, Y., Masithoh, D. F., & Arfian, F. (2016). Pembuatan Alat Percobaan
Pengukuran Koefisien. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains, 263–268.
Dharmajati, E. S., & Rahmawati, E. (2017). Penentuan Konduktivitas Termal Logam
Menggunakan Kit Percobaan Berbasis Mikrokontroler. Inovasi Fisika Indonesia, 6(3), 73–
77.
Imron Maulana Fauzi, I. N. H. (2017). Analisis Stabilitas Lereng Dengan Perkuatan Geotekstil
Woven Akibat Pengaruh Termal Menggunakan Metode Elemen Hingga. Briliant: Jurnal
Riset Dan Konseptual, 2(1).
Jiang, G. L., Wang, D. Y., Du, H. P., Wu, X., Zhang, Y., Tan, Y. yao, Wu, L., Liu, J. G., &
Zhang, X. M. (2020). Reduced coefficients of linear thermal expansion of colorless and
transparent semi-alicyclic polyimide films via incorporation of rigid-rod amide moiety:
Preparation and properties. Polymers, 12(2). https://doi.org/10.3390/polym12020413
Radiyono, Y., & Wulandari, P. S. (2015). Penggunaan metode difraksi celah tunggal pada
penentuan koefisien pemuaian panjang alumunium (Al). Jurnal Materi Dan Pembelajaran
Fisika, 5(2), 1–4.
Serhan, M., Sprowls, M., Jackemeyer, D., Long, M., Perez, I. D., Maret, W., Tao, N., & Forzani,
E. (2019). Total iron measurement in human serum with a smartphone. AIChE Annual
Meeting, Conference Proceedings, 2019-Novem. https://doi.org/10.1039/x0xx00000x
Yantidewi, M., Prastowo, T., & Arief, A. (2018). Pengukuran Koefisien Muai Volume Minyak
Nabati dan Air Berdasarkan Relasi Linear Antara Perubahan Volume dan Perubahan
Temperatur. JIPFRI (Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika Dan Riset Ilmiah), 2(1), 43–48.
https://doi.org/10.30599/jipfri.v2i1.160
Yunifar, R., & Prajitno, G. (2015). Analisis pengaruh perubahan suhu dan perubahan panjang
kupasan cladding serta coating terhadap rugi daya yang dihasilkan oleh fiber optik
multimode silika tipe G-651. Jurnal Sains Dan Seni ITS, 4(2), 1–6.
LAMPIRAN DHP
Perhitungan Data
∆𝑉
1. 𝛾 = 𝑉𝑜×∆𝑇
5,5
=
3×6
= 0,306
∆𝑉
2. 𝛾 = 𝑉𝑜×∆𝑇
5,8
=
3 × 13
= 0,149
∆𝑉
3. 𝛾 = 𝑉𝑜×∆𝑇
6
=
3 × 19
= 0,105
∆𝑉
4. 𝛾 = 𝑉𝑜×∆𝑇
6,3
=
3 × 26
= 0,081
∆𝑉
5. 𝛾 = 𝑉𝑜×∆𝑇
6,5
=
3 × 34
= 0,064
Grafik
Grafik Hubungan antara Perubahan Suhu dengan
Koefisien Termal
0.35
0.3
Koefisien Termal
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Perubahan Suhu
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
5.4 5.6 5.8 6 6.2 6.4 6.6
Perubahan Volume