Anda di halaman 1dari 16

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam hukum Archimedes dinyatakan bahwa ketika suatu benda tercelup sebagian atau
seluruhnya ke dalam suatu fluida maka benda tersebut akan mengalami gaya keatas yang
besarnya sama dengan berat fluida yang dipindahkan. Gaya keatas yang terjadi tersebut biasa
disebut denganbuoyancyatau gaya apung. Besarnya gaya apung yang menekan benda ketika
dicelupkan ke dalam fluida yaitu sebanding dengan berat fluida yang dipindahkan (Sinensis,
2017).
Buoyancyini dapat menyebabkan benda memiliki posisi yang berbeda ketika dicelupkan ke
dalam fluida, diantaranya mengapung, melayang, dan tenggelam. Benda mengalami posisi
mengapung karena berat fluida yang dipindahkan jauh lebih besar dibanding massa jenis
benda, sedangkan posisi melayang terjadi disebabkan berat jenis benda sama dengan berat
jenis fluida yang dipindahkan. Gaya apung ataubuoyancyini dapat dirumuskan sebagai berikut,
Fa =pg V. Fa yang berarti besar gaya apung, sedangkanpyangberarti massa jenis fluida, g yang
berarti percepatan gravitasi dan yang terakhir yaitu V yang merupakan volume fluida yang
dipindahkan. Besar gaya apung akan mempengaruhi posisi benda ketika benda dicelupkan ke
dalam fluida (Mohazzabi, 2017).
Timbulnya gaya apung merupakan suatu akibat adanya tekanan zat cair yang meningkat
pada kedalaman. Semakin dalam kedalaman benda pada zat cair, maka akan semakin besar
pula tekanan hidrostatisnya, yang mengakibatkan bagian pada bawah benda akan mengalami
tekanan yang lebih besar daripada tekanan yang ada pada bagian atas benda. Salah satu
penerapan daribuoyancyatau gaya apung tersebut adalah dibuatkannya pelampung berenang,
untuk menimalisir adanya kasus tenggelam (Kristina, 2018)
1.2 Tujuan Praktikum
a. Mahasiswa mampu memahami prinsip tekanan ke atas fluida cair terhadap benda
terapung.
b. Mahasiswa mampu menentukan kerapatan (density) dari kemampuan berbagaimacam
fluida dalam mengangkat suatu benda.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Buoyancy dan Density (2 sitasi internasional)


2.2 Faktor yang Mempengaruhi Bouyancy dan Density (2 sitasi)
2.3 Hukum Archimedes (1 sitasi nasional dan 1 sitasi internasional)
2.4 Rumus-Rumus yang Berhubungan dengan Buoyancy dan Density serta Penjelasan
(2 sitasi)

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN (Fullscreen dengan 1 halaman berisikan maksimal 3 screenshot, terdapat


tanggal dan jam akses)
MATERI 2: GESEKAN ALIRAN MELALUI PIPA (BERDASARKAN PANJANG PIPA)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang (minimal 3 sitasi)


1.2 Tujuan Praktikum (dibuat poin-poin)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2,1 Pengertian Gesekan Aliran (1 sitasi nasional dan 1 sitasi internasional)


2.2 Faktor yang Mempengaruhi Gesekan Aliran (minimal 3 sitasi)
2.3 Pengertian Bilangan Reynold (2 sitasi, beserta persamaan)
2.4 Jenis-jenis Aliran Fluida dalam Pipa (3 sitasi, minimal 1 sitasi internasional, beserta
gambar)
2.5 Mayor Apparatus
2.5.1 Pengertian Mayor Apparatus (1 sitasi)
2.5.2 Fungsi Mayor Apparatus (1 sitasi)
2.5.3 Prinsip Kerja Mayor Apparatus (1 sitasi)
2.6 Aplikasi Gesekan Aliran Fluida pada Bidang Teknik Lingkungan (2 sitasi)

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN (Fullscreen dengan 1 halaman berisikan maksimal 3 screenshot, terdapat


tanggal dan jam akses)
MATERI 3: KEHILANGAN HEAD PADA BERBAGAI SAMBUNGAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang (minimal 2 paragraf + 3 sitasi nasional)


1.2 Tujuan Praktikum (dibuat point - point sesuai modul)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kehilangan Head Pada Pipa (1 sitasi + 1 sitasi internasional)


2.2 Pengertian dan Perbedaan Mayor Loss serta Minor Loss (1 sitasi nasional + 1 sitasi
internasional)
2.3 Pengertian Diagram Moody beserta Gambar dan Cara Membaca Diagram Moody (1
sitasi nasional + 1 sitasi internasional, gambar wajib di sitasi)
2.4 Minor Apparatus
2.4.1 Pengertian Minor Apparatus (1 sitasi)
2.4.2 Fungsi Minor Apparatus (1 sitasi)
2.4.3 Prinsip Kerja Minor Apparatus (1 sitasi)
2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehilangan Tekanan pada Pipa (1 sitasi nasional +
1 sitasi internasional)
2.6 Dampak Terjadinya Turbulensi pada Aliran (1 sitasi nasional)

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN (Full Screen dengan 1 halaman maksimal berisi 3 screenshot, terdapat
tanggal dan jam akses)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pipa adalah sebuah silinder yang memiliki rongga. Pada umumnya pipa digunakan sebagai
jalan untuk mengalirkan fluida atau gas. Pipa mempunyai beragam bentuk dan panjang
menyesuaikan dengan kebutuhan yang diinginkan. Pada umumnya pipa dibuat disesuaikan
dengan kebutuhan sehingga dapat dibedakan dari jenis ketebalan dinding dari pipa, tekanan
yang dapat ditahan pada pipa ataupun jenis aliran dan saluran apa saja yang ingin dilalui
(Berlian, 2014).
Ilmu hidraulika adalah ilmu yang mendalami mengenai pengaliran sebuah fluida atau air.
Hidraulika didalamnya akan mempelajari mengenai 2 jenis aliran yaitu aliran saluran terbuka
dan aliran saluran tertutup. Pada sebuah saluran pastinya akan mengalami kehilangan tekanan
atau pressure down yang dikarenakan besar hambatan yang dilalui fluida yang mengalir pada
aliran saluran tersebut (Kimi, 2015).
Saluran sendiri adalah sebuah wadah ataupun benda yang digunakan untuk mengalirkan
fluida dari ke sebuah tempat ke tempat yang lainnya. Saluran ini akan mengalirkan sebuah
fluida dengan permukaan yang bebas. Saluran ini dinamakan saluran bebas atau biasa disebut
free surface flow atau juga bisa disebut aliran saluran terbuka atau open channel flow
(Saefuddin, 2020).
1.2 Tujuan Praktikum
a. Mahasiswa mampu menghitung besar koefisien manning
b. Mahasiswa mampu menentukan kedalaman dan jumlah aliran pada berbagai debit
aliran dan berbagai kemiringan saluran.
c. Mahasiswa mampu menentukan dimensi, penampang lintang terbaik dan termurah
pada berbagai debit aliran untuk saluran segi empat dan salurantrapezoidal.
d. Mahasiswa mampu mengetahui besarnya debit mengggunakan current meter dan
metode Thomson
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Aliran Terbuka


Aliran saluran terbuka atau open channel flow adalah aliran yang mempunyai permukaan
yang bebas. Permukaan yang bebas adalah permukaan antara dua fluida dengan mempunyai
kerapatan atau massa jenis yang berbeda. Pada saluan terbuka antara dua fluida biasanya
ditemui oleh udara dan air. Pada kedua fluida ini mempunyai kerapatan yang cukup berbeda,
dimana massa jenis dari udara jauh lebih kecil dibandingkan dengan massa jenis air. Pada
gerakan fluida air di saluran terbuka mempunyai distribusi tekanan di dalam air yang bersifat
hidrostatis (Kimi, 2015).
Aliran terbuka mempunyai beberapa faktor yang mempengaruhi resistensi menurut Rouse
terdapat 4 faktor. Empat faktor yang dapat mempengaruhi dari saluran aliran terbuka. Pertama
adalah skin friction atau gesekan friksi dengan kulit, selanjutnya permukaan didalam pipa,
selanjutnya betuk dari seretan dan percepatan pada fluida tersebut sehingga pada sebuah
aliran terbuka sebaiknya dihindari dan dapat diperoleh aliran terbuka yang efisien (Lim, 2018).

2.2 Perbedaan Aliran Terbuka dengan Aliran Tertutup


Perbedaan yang mendasar antara alira terbuka dengan aliran tertutup adalah untuk saluran
terbuka mengalirkan sebuah fluida kepermukaan bebas. Pada aliran terbuka sangat
bersinggungan dengan tekanan udara bebas. Beberapa contoh dari saluran terbuka adalah
saluran drainase, saluran irigasi, ataupun sungai yang menjadi saluran aliran terbuka alami
(Budiawan, 2019).
Aliran tertutup atau pipe flow adalah sebuah sistem aliran yang pada dasarnya tertutup
atau melewati medium pipa. Pada aliran tertutup jarang bersinggungan dengan faktor-faktor lain
dikarenakan sifatnya yang tertutup. Pada sebuah aliran pipa juga dibagi lagi menjadi beberapa
sistem pipa yaitu seri, parallel dan konfigurasi jaringan. Beberapa contoh dari saluran tertutup
adalah sistem perpipaan air (Jalaluddin, 2019).

2.3 Penjelasan Rumus Menghitung Kecepatan dan Debit Aliran pada Saluran Terbuka
Rumus untuk mengestimasi kecepatan pada saluran terbuka mencakup beberapa variabel,
di antaranya V yang menunjukkan kecepatan aliran dalam satuan skala (m/detik). Selain itu,
terdapat variabel Q, yang menggambarkan debit aliran dalam satuan skala m3/detik, dan
variabel A, yang mencerminkan luas penampang dalam satuan skala m. (Kimi, 2015). 𝑉 = 𝑄 /A
Dalam konteks ini, terdapat formula untuk mengestimasi debit pada saluran terbuka.
Formula ini melibatkan variabel Q, yang menggambarkan debit dengan satuan skala m3/detik.
Selain itu, terdapat variabel A yang menunjukkan luas bagian penampang basah dengan
satuan skala m2, dan terakhir V, yang mencerminkan kecepatan aliran rata-rata pada luas
bagian penampang basah dengan satuan skala m/detik. Oleh karena itu, formula dapat
dirumuskan sebagai beriku (Sulistiyono et al., 2014)

2.4 Pengertian Aliran Subkritis, Kritis, dan Superkritis


Aliran subkritis ialah aliran yang mempunyai kedalaman aliran lebih besar dari pada
kecepatan dari aliran yang rendah. Pada semua riak yang timbul pada aliran sub kritis akan
bergerak melawan arus. Mempunyai bilangan lebih kecil daripada 1 (Fr<1) (Mardatillah, 2017)
Aliran kritis adalah kecepatan aliran sama dengan gelombang gravitasi. Layaknya batu
dilempar kedalam sungai tidak akan bergerak menyebar melawan arus. Mempunyai nilai Fr = 1.
(Junaidi, 2014)
Aliran super kritis adalah aliran yang mempunyai kedalaman relativf lebih kecil dan
mempunyai kecepatan yang tinggi. Riak yang ditimbulkan dari suatu gangguan adalah
mengikuti arus. Mempunyai nilai Fr >1 (Mardatillah, 2017).
2.5 Pengertian Metode Current Meter dan Metode Thompson
Current meter merupakan perangkat pengukur kecepatan air. Umumnya, current meter
yang tersedia di pasar diproduksi oleh perusahaan manufaktur baik dari dalam maupun luar
negeri. Dalam desain ini, dirancang sebuah alat pengukur kecepatan air di saluran
menggunakan propeller dengan poros horisontal dan vertikal yang terbuat dari resin yang
diperkuat dengan serat kaca. Sensor putaran menggunakan read switch, sementara pencatat
putaran (counter) menggunakan panel meter dengan 7 segmen yang menampilkan 4 angka.
Alat ini juga dilengkapi dengan pewaktu berupa timer switch dengan durasi maksimum 5
menit(Permana,2015).
Alat pengukur Thomson memiliki bentuk segitiga siku-siku dengan sudut puncaknya
terletak di bagian bawah, membentuk sudut 90°. Alat ini dirancang khusus untuk mengukur
debit air yang berskala kecil, sekitar 200 liter per detik. Umumnya, alat pengukur Thomson
terbuat dari plat yang dipasang pada pasangan batu. (Tallar et al.,2021).

2.6 Aplikasi Aliran Terbuka pada Bidang Teknik Lingkungan


Penerapan aliran terbuka dalam bidang teknik lingkungan terdiri dari penggunaan aliran
terbuka, salah satu contohnya adalah drainase. Drainase merupakan bagian penting dalam
menyalurkan kelebihan air kembali ke jalurnya dan mencegah polusi dan luapan air. Selain itu,
drainase membantu mengurangi dan membuang kelebihan air di suatu area tertentu. Tanpa
sistem drainase, genangan air dapat terjadi, sehingga mempengaruhi aktivitas lokal dan
merusak lingkungan(Fairizi, 2015)
Aplikasi lainnya ada pada penerapan hidrodinamika saluran terbuka adalah saluran irigasi.
Prinsip dair saluran irigasi adalah dengan memberikan air ke areal irigasi dalam waktu serta
jumlah yang sesuai dan tepat yang dibutuhkan oleh tanaman. Ada perbedaan mendasar antara
saluran drainase dan saluran irigasi, untuk saluran drainase bertujuan untuk membuang
sedangkan saluran irigasi bertujuan untuk mengalirkan ke area tertentu(Siswoyo et al.,2017)
DAFTAR PUSTAKA

Berlian A. 2014. Rancang Bangun Alat Pengembang Ujung Pipa Tembaga Dengan Diameter
7/8”, 1”, 1 1/4”, 1 1/2", 1 1/8”, 1 3/8”, 1 5/8”. Laporan Akhir. Diploma III Teknik Mesin,
Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Sriwijaya.
Budiawan F. 2019. Pengukuran Kecepatan Aliran Sungai dengan Metode Depth Integrated
Sampling dan Point Integrated Sampling (Studi Kasus:Sungai Cidurian). Skripsi. Jurusan
Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Nasional.
Fairizi D. 2015. Analisis dan evaluasi saluran drainase pada kawasan perumnas talang kelapa
di subdas lambidaro kota Palembang. Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan 3(1): 755-
765.
Jalaluddin Akmal, S, Za, N, Ishak. 2019. Analisa profil aliran fluida cair dan pressure drop pada
pipa l menggunakan metode simulasi computational fluid dynamic. Jurnal Teknologi
Kimia Unimal 8(2): 53-72
Kimi S. 2015. Pengaruh jenis dan kemiringan dasar saluran terhadap nilai koefisien C dengan
persamaan manning berdasarkan hasil uji laboratorium. Bearing: Jurnal Penelitian dan
Kajian Teknik Sipil 4(1): 1-4
Lim HS. 2018. Open channel flow friction factor: logarithmic law. Journal of Coastal Research
34(1): 229-237. https://doi.org/10.2112/JCOASTRES-D-17-00030.1
Mardatillah,A. 2017. Analisis Gerusan Lokal Pada Pilar Jembatan Menggunakan Metode
Froehlich. Skripsi. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta
Permana R,Kironoto B A,Istiarto. 2015. Study of chanel water current velocity meter with
horizontal and vertical axispropeller type.Jurnal Potensi 17(1):17-23.
Saefuddin MR. 2020. Analisis Pengaruh Sampah Plastik Terhadap Koefisien Gesek pada
Saluran Terbuka Studi Kasus Saluran Drainase Jalan Sukasenang Raya Kota Bandung.
Skripsi. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi
Nasional.
Sisiwoyo H, Wahyudi, SI, Soedarsono. 2017. Analisis efisiensi jaringan saluran irigasi d.i
kabuyutan studi kasus: kabupaten brebes. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Dalam
Pengembangan Smart City, 2017.
Sulitiyono, Sugiri A, Eka RAY. 2014. Studi potensi pembangkit listrik tenaga mikrohidro
(PLTMH) di sungai cikawat desa talang mulia Kecamatan Padang cermin Kabupaten
Pesawaran Propinsi lampung. Jurnal FEMA 1(1): 48-54
Tallar Y R,dkk. 2021. Validasi alat ukur taraf mjka air digital sederhana untuk saluran irigasi.
Jurnal Teknik Sipil.17(1):31-40
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai