Anda di halaman 1dari 4

Nama : Syifa Humaira

NIM : 6662210061
Kelas : 6C - Humas
Mata Kuliah : Audit Public Relations

Audit Komunikasi Program Corporate Social Responsibility


(Studi Peran Public Relations pada Pt. Coca-Cola Amatil Indonesia)
Penulis: Kartikasari, Novi
Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Kristen Satya Wacana.
Latar belakang Terjadinya ketidakpuasan masyarakat terhadap perusahaan seperti
masalah banyaknya kasus yang ditujukan kepada Coca-Cola antara lain di Coca-
Cola tiongkok yang terbukti terkontaminasi klorin sehingga untuk
beberapa waktu proses produksi di pabrik tersebut dihentikan, di India
Coca-Cola juga menuai protes dari beberapa LSM karena diduga
mengandung pestisida, sedangkan di Indonesia beberapa kasus terkait
dengan Coca-Cola seperti ditemukanya obat nyamuk dan juga cicak pada
produk Coca-Cola serta warga mendatangkan perusahaan untuk
melakukan aksi demo terhadap Coca-Cola dikarenakan tidak dapat
digunakanya sumur warga akibat pengeboran sumur yang dilakukan oleh
Coca-Cola, juga karena saluran pembuangan air (selokan) yang terlalu
rendah sehingga pada musim penghujan rumah warga tergenang oleh
luapan air, polusi yang mengganggu serta ketertiban kendaraan parkir
milik Coca-Cola yang mengganggu kenyamanan warga sekitar
perusahaan. Demo warga sekitar perusahaan ini mengundang perhatian
dari banyak pihak selain warga, polisi, pengendara yang kebetulan lewat
di depan lokasi pabrik dan juga wartawan. Hal ini tentunya akan
menimbulkan berita-berita serta opini negatif baik di media maupun di
masyarakat dan tugas Public Relations sebagai perantara antara
perusahaan dengan pihak eksternal untuk menciptakan saling pengertian
dan opini baik dari publik kepada perusahaan.
Untuk dapat mengetahui apakah kegiatan komunikasi yang sudah
dijalankan efektif atau berhasil mencapai tujuan dan sasaran organisasi
adalah dengan melakukan audit komunikasi. Dengan melakukan audit
komunikasi, segala hambatan komunikasi dan gangguan yang
menyebabkan macetnya aliran informasi dan peluang yang terlewat dapat
diketahui sehingga diperoleh cara yang dapat meningkatkan dampak yang
dikehendaki sehingga organisasi atau perusahaan dapat mempertahankan
hidup bahkan kesuksesannya di tengah persaingan global yang makin
keras. Dengan tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana peran
dan fungsi public relations PT. Coca-Cola Amatil dalam mengembangkan
Program Corporate Social Responsibility yang ditujukan kepada
masyarakat untuk membina hubungan yang harmonis dan saling
menguntungkan terutama dengan komunitas perusahaan dengan
melakukan audit komunikasi. Melalui audit komunikasi akan didapatkan
model-model komunikasi public relations yang tepat dalam
pengembangan community relations.
Teori 1. Model Publicit or Press Agentry
Press agentry/publicity ditujukan untuk kepentingan propaganda.
Komunikasinya satu arah. Pesannya seringkali tidak lengkap, terdistorsi,
atau hanya sebagaian saja mengandung kebenaran. Press agentry sangat
fokus pada publisitas yang melahirkan ungkapan any publicity is good
publicity. Riset yang dilakukan oleh model ini sedikit sekali.
2. Model Public Information
Tujuan utama public information adalah diseminasi atau penyebarluasan
informasi. Komunikasinya satu arah, tidak perlu dengan cara persuasif.
Sebagaimana model press agentry, model public information bersifat satu
arah (one-way) dan hanya fokus pada output, bukan pada pencapaian
outcomes. Riset bila memang ada.
3. Model Two Way Asymmetrical
Model ini ditujukan untuk persuasi secara ilmiah. Komunikasinya bersifat
dua arah, dengan efek-efek tak berimbang. Riset bersifat formatif,
membantu untuk merencanakan suatu aktivitas dan memilih sasaran-
sasaran, serta evaluatif, menemukan jika sasaran telah tercapai.
Berdasarkan model ini public relations dalam prakteknya berupaya
membujuk publik, agar mau bekerjasama, bersikap dan berfikir sesuai
dengan harapan organisasi. Model ini lebih mementingkan pembelaan
perusahaan dari pada mencari solusi yang terbaik bagi penyelesaian
problem public relations yang muncul.
4. Model Two Way Symmetrical
Model ini bertujuan untuk memperoleh saling pengertian
(mutualunderstanding), sedangkan komunikasinya bersifat dua arah
dengan efek-efek yang seimbang. Riset formatif digunakan terutama
untuk mempelajari bagaimana publik mempersepsi organisasi dan
menentukan akibat-akibat apa yang ditimbulkan organisasi. Hal ini akan
membantu manajemen untuk merumuskan kembali kebijakan-kebijakan
perusahaan. Riset evaluatif digunakan untuk mengukur apakah PR telah
memperbaiki pemahaman publik tentang organisasi dan pemahaman
manajemen atas publik-publiknya
Metodologi Kualitatif deskriptif dengan teknik Pengumpulan data dilakukan dengan
Penelitian wawancara, observasi mendalam, dan studi dokumentasi.
Kesimpulan & Kesimpulan:
Rekomendasi 1. Strategi pendekatan dan implementasi CSR yang dilakukan oleh PT.
CocaCola Amatil Indonesia dalam memberdayakan masyarakat masih
sebatas pada tahap pelaksanaan program saja dan pada tingkat partisipasi.
Masyarakat dapat memberikan sarannya namun kewenangan memberikan
keputusan masih dimiliki perusahaan sepenuhnya. Terlihat dari hasil audit
proses komunikasi bahwa pengambilan keputusan dan tanggung jawab
sepenuhnya berada di tangan perusahaan.
2. Komunikasi dalam konteks CSR berkaitan dengan ekseskusi dari
perencanaan program. Pemilihan target audiens, pesan dan identifikasi
lingkungan komunikasi serta media menjadi hal yang harus dilaksanakan
secara seksama. Sebagian besar kegiatan komunikasi yang dilaksanakan
PT.Coca-Cola Amatil Indonesia dalam program CSR diwakili oleh public
relations perusahaan adalah komunikasi langsung. Komunikasi langsung
atau tatap muka lebih efektif untuk menciptakan komunikasi dua arah atau
dialog dengan komunikan dalam hal ini adalah komunitas. Untuk
membentuk community relations melalui program CSR dituntut adanya
komunikasi dua arah antara perusahaan dan publiknya.Public relations
melakukan komunikasi dua arah dengan komunitas secara berkelanjutan
terkait dengan kebijakan perusahaan serta keinginan komunitas. Langkah
ini kana lebih meningkatkan keharmonisan dengan komunitas.
3. Dalam menjalankan aktivitas Corporate Social Responsibility public
relations menggunakan 3 model komunikasi yaitu trust relationship
model, family mutually relationship model, dan formal business
relationship model.
4. Model komunikasi yang lebih tepat bagi public relations untuk
membangun hubungan yang baik dan efektif dengan komunitas melalui
program CSR adalah dengan trust relationship model. Karena model
komunikasi ini mengarah pada penyempurnaan dari semua model yang
ada, dalam model ini PR masih berfungsi sebagai pemberi informasi
namun model hubungan antara public relations dengan komunitas adalah
hubungan yang informal, hubungan sebagai sahabat, simbiosis
mutualisme, dan saling mempercayai.
Rekomendasi:
1. Melakukan kajian mendalam terhadap sasaran program CSR, media
yang digunakan, serta proses komunikasi seperti apa yang paling tepat
dijalankan untuk pengembangan program community relations.
2. Program disesuaikan dengan kondisi sumber daya manusia dan sumber
daya alam yang ada di wilayah tersebut, agar program yang dijalankan
dapat terjaga keberlanjutannya.
3. Perlu diadakan audit atau evaluasi secara berkala terkait dengan
pelaksanaan program agar program-program yang dijalankan dapat sesuai
dengan tujuan dari perusahaan.
4. Model yang dihasilkan dalam penelitian ini diharapkan dapat dilakukan
dalam kegiatan public relations sehari-hari untuk mempermudah
pekerjaan PR. Selain itu dalam upaya membangun hubungan dengan
komunitas diharapkan dapat menggunkana pendekatan persahabatan,
pendekatan informal dirasa paling efektif untuk dapat menjalin hubungan
yang harmonis.

Anda mungkin juga menyukai