Anda di halaman 1dari 1

Kembali Kepada-Nya

(Sdr. Barnabas Fako)

Bunyi lonceng di pagi hari menjadi alarm di kala badanku tertidur lelap,

Mimpi indah semalam bersama Dia menjadi hilang tidak berbekas,

Sungguh… ini selalu menjadi penyesalan di kala kelopak mataku terbuka.

Pagi hari sudah tiba...

dengan sigap aku melipatkan kaki dan melantunkan doa kepada Sang pencipta

sebagai rasa syukur atas perlindungan selama semalam dan untaian permohonan

dalam menemani setiap langkahku ke depannya dalam melawan kerasnya dunia.

Kata amin selalu menjadi kalimat terakhir dari setiap permohonan

yang kusampaikan kepada-Nya, dengan harapan bahwa langkah kakiku

yang pertama menjadi penunjuk jalan kebahagiaan.

Namun semua yang ku pinta kepada-Nya tidak sesuai dengan harapan,

Di saat kakiku hendak memulai melangkah untuk pertama kalinya,

Di sinilah muncul segala beban dan tanggung jawab yang harus saya emban,

Pikiran dan suara hati saling menyalahkan satu sama lain…

Ah… mengapa nasibku seperti ini…

Bukankah menjadi seorang frater itu menyenangkan,

Bukankah menjadi seorang pastor adalah rahmat,

Dan menjadi berkat bagi seluruh umat-Nya.

Langkah kakiku kian tersendat dengan keheningan yang ada…

Namun dalam keheningan dan kegelapan yang tersisa

Aku sejenak mengatur nafas dalam menenangkan setiap pikiran yang ada

Dengan mengumpulkan semangat yang tersisa dan kembali

semua menyerahkanbeban kepada-Nya.

Anda mungkin juga menyukai