Anda di halaman 1dari 49

“PENGARUH TOPOGRAFI TERHADAP KUALITAS TEH DI PT.

PERKEBUNAN NUSANTARA VI UNIT DANAU KEMBAR”

DOSEN PENGAMPU :

YULIA NOVITA, S.Pd.I, M.Par

OLEH :

5D PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTAN SYARIF KASIM

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat, hidayah serta
inayah-Nya kepada saya sehingga laporan ini dapat disusun dengan baik dan tepat waktu.
Laporan ini disusun guna memenuhi tugas Paktikum dari rangkaian kegiatan praktikum
pada aspek industri mahasiswa Pendidikan Geografi Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau Angkatan 2021 yang telah tim laksanakan pada tanggal 02 Desember
2023 di kawasan PT. Perkebunan Nusantara VI, Unit Danau Kembar, Nagari Kayu Jao,
Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Praktikum Geografi
Industri ini bersifat wajib bagi mahasiswa Pendidikan Geografi UIN SUSKA untuk
dilaksanakan. Kegiatan Praktikum ini sangat besar peranannya dalam mendukung
pemahaman mahasiswa terhadap konsep teori geografi industri. Pada kesempatan ini,
kami mahasiswa Pendidikan Geografi angkatan 2021 ingin menyampaikan ucapan
terimakasih kepada semua pihak khususnya kepada IbuYulia Novita S,Pd,I, M.Par selaku
Dosen Pembimbing kegiatan praktikum Tahun 2023 ini yang telah memberikan andil
yang begitu besar dalam kegiatan praktikum dan penyusunan laporan ini.

Pekanbaru, 9 Desember 2023

Penyusun

5D Pendidikan Geografi

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................. 2

D. Manfaat Penelitian........................................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................. 5

A. Kondisi Geografis ........................................................................................................... 5

B. Kualitas Tanah ................................................................................................................. 6

C. Pola Topografi ................................................................................................................ 8

D. Kualitas Teh .................................................................................................................. 10

E. Pola Distribusi Teh ........................................................................................................ 11

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................................... 14

A. Waktu Dan Tempat Penelitian ....................................................................................... 14

B. Jenis Penelitian.............................................................................................................. 14

C. Sampel Dan Populasi ..................................................................................................... 15

D. Sumber Data.................................................................................................................. 15

E. Langkah Penelitian........................................................................................................ 16

F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................................ 17

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................ 18

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ........................................................................................... 18

B. Kualitas Tanah .............................................................................................................. 21

C. Pola Topografi .............................................................................................................. 22

D. Kualitas Teh .................................................................................................................. 22

E. Pola Distribusi Teh ....................................................................................................... 24

ii
BAB V PENUTUP .................................................................................................................. 26

A. KESIMPULAN ............................................................................................................. 26

B. SARAN ......................................................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 28

LAMPIRAN ............................................................................................................................ 29

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Geografi industri merupakan penggabungan dua hal berbeda namun memiliki
keterkaitan satu dengan yang lainnya. Dari segi pengertian geografi merupakan disiplin
ilmu yang mempelajari segala fenomena yang ada dipermukaan bumi serta perbedaan
dan persamaan gejala permukaan bumi melalui pendekatan kelingkungan, pendekatan
kewilayahan dan keruangan. Sedangkan industri itu sendiri merupakan kegiatan
ekonomi yang mengolah bahan - bahan baku menjadi barang yang memiliki manfaat
serta nilai ekonomis.
Bentang alam atau topografi yang terbentuk akan selalu mempengaruhi kegiatan
perekonomian dan industri yang ada di suatu masyarakat. PTPN VI merupakan sebuah
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam industri perkebunan untuk
komoditi kelapa sawit, karet, dan teh. Perusahaan ini terdiri dari 13 unit usaha yang
tersebar di Sumatera Barat dan Jambi. Salah satu kebun unit yang dimiliki PTPN VI
adalah Kebun Danau Kembar yang terfokus pada usaha perkebunan teh. PTPN VI
Kebun Danau Kembar terletak di Nagari Kayu Jao, Kecamatan Gunung Talang,
Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Daun teh yang diproses di perusahaan ini berasal
dari kebun sendiri dan kebun milik penduduk sekitar.
Proses produksi teh dibedakan berdasarkan sumber panen daun teh yaitu produk
teh yang berasal dari kebun sendiri (produksi Danau Kembar/inti) dan produk teh yang
berasal dari kebun penduduk (produksi Gunung Talang/plasma). Untuk mengetahui
pengaruh topogarfi terhadap kualitas teh di PTPN 6 Unit Danau Kembar, dapat melalui
analisis dilapangan berupa kegiatan praktikum. Praktikum Lapangan berbasis
penelitian ini merupakan kesempatan yang tepat untuk mengembangkan analisis
interpretasi, menilai hubungan kausal, dan solusi yang kiranya dapat diwujudkan.
Disamping itu, praktik lapangan berbasis lapangan ini berguna dalam hal menyamakan
persepsi dalam fakta geografis di tempat praktikum tersebut. Semua itu tentunya
bertujuan untuk meningkatkan kualitas mahasiswa dalam hal akademik yang berupa
pemahaman kajian geografi. Maka dari itu, mahasiswa Pendidikan Geografi 2021
melaksanakan Praktikum Lapangan berbasis penelitian yang berfokus mengkaji bahwa
pengaruh topografi terhadap kualitas teh yang terdapat di PTPN 6 Unit Danau Kembar.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kondisi Geografis Daerah PT. Perkebunan Nusantara VI Unit Danau
Kembar?
2. Bagaimana Kondisi Tanah Daerah PT. Perkebunan Nusantara VI Unit Danau
Kembar?
3. Bagaimana Pola Topografi Daerah PT. Perkebunan Nusantara VI Unit Danau
Kembar?
4. Bagaimana Kualitas Teh Yang Ada Di PT. Perkebunan Nusantara VI Unit Danau
Kembar?
5. Bagaimana Pola Distribusi Teh Yang Dilakukan Oleh PT. Perkebunan Nusantara
VI Unit Danau Kembar?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk Mengetahui Kondisi Geografis Daerah PT. Perkebunan Nusantara VI Unit
Danau Kembar.
2. Untuk Mengetahui Kondisi Tanah Yang Ada Di PT. Perkebunan Nusantara VI Unit
Danau Kembar.
3. Untuk Mengetahui Pola Topografi Daerah Di PT. Perkebunan Nusantara VI Unit
Danau Kembar Tidak Murah.
4. Untuk Mengetahui Kualitas Teh Yang Dilakukan Oleh PT. Perkebunan Nusantara
VI Unit Danau Kembar.
5. Untuk Mengetahui Pola Distribusi Teh Industri PT. Perkebunan Nusantara VI Unit
Danau Kembar.
D. Manfaat Penelitian
Praktikum Lapangan berbasis penelitian adalah serangkaian kegiatan yang
memberi pengalaman spesifik di masyarakat dan dunia nyata dalam rangka
meningkatkan wawasan, pengetahuan, dan keterampilan mahasiswa. Sesuai hasil
kunjungan dalam kegiatan praktikum lapangan yang telah dilaksanakan pada tanggal
02 Desember 2023 di PT. Perkebunan Nusantara VI Unit Danau Kembar, terletak di
Nagari Kayu Jao, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Dapat
diperoleh manfaat penelitian yang telah dilakukan yaitu sebagai berikut :
1. Bagi Pemerintah
a. Memperoleh bantuan data dan tenaga untuk merencanakan serta
melaksanakan pengembangan masyarakat ditempat sekitar.
b. Dapat mengetahui data kondisi topografi dan kondisi tanah di Nagari Kayu Jao,

2
Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat.
c. Memberikan pertimbangan dalam mengambil kebijakan berdasarkan data dan
hasil penelitian kegiatan industri.
d. Memberikan informasi tentang pola penggunaan topografi kepada masyarakat.
e. Penelitian ini bermanfaat untuk pemerintah dalam menyusun kebijakan terkait
regulasi perindustrian.
2. Pendidikan
a. Lebih terarah dalam mengembangkan ilmu dan pengetahuan dengan adanya
umpan balik integrasi maahasisiwa dengan pihak perusahaan. Dengan
demikian, kurikulum dalam Pendidikan di perguruan tinggi dapat disesuaikan
dengan dinamika masyarakat.
b. Sebagai konsep gambaran keadaan pendidikan dan kemampuan sumber daya
manusia dalam pendidikan. Dimana, bagaimana perkembangan yang dilakukan
ataupun permasalahan yang sedang dihadapi.
c. Hasil penelitian diharapkan di perguruan tinggi akan digunakan sebagai bahan
pengembang ilmu khususnya Geografi.
d. Menjadi bahan referensi apabila terdapat penelitian yang sama dengan peneliti
yang akan datang.
3. Masyarakat
a. Membentuk kader-kader dalam pemberdayaan daerah.
b. Meningkatkan kemapuan berfikir, bersikap, dan bertindak dalam
menyelesaikan masalah.
c. Penelitian ini bisa di implementasikan kepada masyarakat pedesaan dalam
menangani masalah perekonomian yang tidak optimal.
d. Pengembangan masyarakat.
4. Penulis
a. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang penelitian praktikum
lapangan dalam bidang perekonomian dan perindustrian dengan mengkaji
keadaan pabrik di PT. Perkebunan Nusantara VI Unit Danau Kembar.
b. Dapat menggali informasi-informasi yang berkaitan diluar lapangan sesuai
dengan kaidahnya.
c. Membantu mahasiswa mengetahui potensi yang ada di sekitaran masyarakat di
PT. Perkebunan Nusantara VI Unit Danau Kembar.
d. Memberikan gambaran kepada mahasiswa tentang hubungan antara teori dan

3
penerapanya serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
e. Dapat menerapkan pembelajaran secara langsung dilapangan.
5. Perusahaan
a. Untuk menambah bahan masukan dan informasi yang berharga terutama dalam
rangka meningkatkan produktivitas pekerja saat berkerja dengan cara
mengurangi kelelahan dan menjaga kesehatan saat bekerja yaitu dengan sistem
kerja yang ergonomis pada pekerja dan perusahaan.
b. Untuk meningkatkan mutu perusahaan dalam pengembangan ke publik
mahasiswa.
c. Untuk memperbaiki efektifitas dan efisiensi dari pabrik perusahaan.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kondisi Geografis
Daldjoeni (1997:22), mengemukakan bahwa faktor geografis adalah jenis-jenis di
dalam faktor alam yang mempunyai pertalian langsung tak langsung dengan kehidupan
manusia dalam arti memberikan fasilitas kepadanya untuk menghuni permukaan bumi
sebagai wilayah.
Menurut Suparno dan Endy (2005), keadaan topografi adalah keadaan yang
menggambarkan kemiringan lahan atau kontur lahan, semakin besar kontur lahan maka
lahan tersebut memiliki kemiringan lereng yang semakin besar. Topografi (berasal dari
kata “topos” yang berarti tempat dan “grapho” yang berarti menulis) adalah studi
tentang bentuk permukaan bumi dan benda langit lain, seperti planet, satelit (alami,
seperti bulan), dan asteroid. Hal itu juga termasuk penggambarannya di peta. Ada dua
teknik yang dapat membantu studi topografi ini, yaitu survey secara langsung dan
penginderaan jarak jauh (Remote Sensing).
Tanaman teh dapat tumbuh dengan baik di dataran tinggi, baik di daerah tropis
maupun subtropis, pada ketinggian 800–1.200 meter di atas permukaan laut (Mdpl). Di
Indonesia, tanaman teh hanya ditanam di dataran tinggi antara 700–2.000 meter di atas
permukaan laut (dpl). Tanah yang cocok untuk tanaman teh adalah tanah yang subur
dengan kemasaman tanah 4,5–6,0. Tanah yang baik untuk pertanaman teh terletak di
lereng-lereng gunung berapi yang sebagian besar tanah Andosol. Selain Andosol,
terdapat jenis tanah lain yang serasi bersyarat, yaitu Latosol dan Podzolik.
Berdasarkan uraian diatas, kondisi topografi di lokasi PTPN 6 Unit Danau kembar
memiliki topografi pegunungan dan memiliki kemiringan lereng yang cukup signifikan
untuk penanaman teh. dengan kondisi tersebut, dapat mendukung dalam industri
perkebunan teh di PTPN 6 Unit Danau Kembar.
B. Kondisi Tanah
Tanah di alam terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau tanpa
kandungan bahan organik. Butiran-butiran dengan mudah dipisah-pisahkan satu sarna
lain dengan kocokan air. Tanah berasal dari pelapukan batuan, yang prosesnya dapat
secara fisik maupun kimia. Sifat-sifat teknis tanah, kecuali dipengaruhi oleh sifat batuan
induk yang merupakan material asalnya juga dipengaruhi oleh unsur-unsur luar yang
menyebabkan terjadinya pelapukan batuan tersebut (Hardiyatmo, H C.2002, Hall).
Semua macam tanah ini secara umum terdiri dari tiga bahan, yaitu butiran

5
tanahnya sendiri, serta air dan udara yang terdapat dalam ruangan antara butir-butir
tersebut. Ruangan ini disebut pori (Voids). Apabila tanah sudah benar-benar kering
maka tidak akan ada air sarna sekali dalam porinya, keadaan semacam ini jarang
ditemukan pada tanah yang masih dalam keadaan asli dilapangan. Air hanya dapat
dihilangkan sarna sekali dari tanah apabila kita ambil tindakan khusus untuk maksud
itu, misalnya dengan memanaskan di dalam oven (Wesley, L.D. 1977, Hall)
Sebaliknya kita sering menemukan keadaan dimana pori tanah tidak
mengandung udara sarna sekali, jadi pori tersebut menjadi penuh terisi air. Dalam hal
ini tanah dikatakan jenuh air (Fully Saturated). Tanah yang terdapat dibawah muka air
hampir selalu dalam keadaan jenuh air. Teori-teoti yang kita pergunakan dalam bidang
mekanika tanah ini sebagian besar dimaksudkan untuk tanah yang jenuh air. Teori
konsolidasi misalnya serta teori kekuatan geser tanah bergantung pada anggapan bahwa
pori tanah hanya mengandung air, dan sarna sekali tidak mengandung udara (Wesley,
L.D, 1977, Hall).
Menurut Dunn, 1980 berdasarkan asalnya, tanah diklasifikasikan secara luas
menjadi:
1. Tanah organik adalah campuran yang mengandung bagian-bagian yang cukup
berarti berasal dari lapukan dan sisa tanaman dan kadang-kadang dari kumpulan
kerangka dan kulit organisme.
2. Tanah anorganik adalah tanah yang berasal dari pelapukan batuan secara kimia
ataupun fisis.
Kualitas tanah adalah kemampuan tanah dalam menjalankan berbagai
fungsinya, pada tanah yang telah dilakukan pengelolaan atau masih alami (USDA
.2001). Fungsi tanah pada bidang pertanian yaitu mendukung produktivitas tanaman,
hewan, serta memelihara kualitas (tanah, air, udara) kemampuan tanah akan berubah
sebagai cerminan dari adanya pengelolaan atau pengaruh dari perubahan iklim yang
terjadi (Karlen et al., 2001). Adapun jenis–jenis tanah di Indonesia adalah sebagai
berikut :
1. Tanah Alluvial (tanah endapan), merupakan jenis tanah yang terbentuk dari hasil
pengendapan lumpur sungai yang terdapat di dataran rendah. Jenis tanah ini
merupakan tanah subur yang sangat baik untuk pertanian.
2. Tanah Litosol, merupakan tanah yang paling muda, dengan ketebalan kurang dari
45 cm dan di permukaan tanah masih banyak dijumpai batuan asalnya.
3. Tanah regosol merupakan tanah yang banyak mengandung pasir. Tanah ini belum

6
membentuk gumpalan sehingga sangat cepat meloloskan air.
4. Tanah Mediteran (tanah kapur), tanah jenis ini terbentuk dari proses pelapukan
batuan kapur.
5. Tanah Latosol merupakan tanah berwarna merah dengan bahan induknya batuan
vulkanik.
6. Tanah Laterit, merupakan jenis tanah yang unsur haranya telah hilang oleh curah
hujan tinggi. Tanah jenis ini termasuk tanah tidak subur yang terdapat di
Kalimantan Barat dan Sulawesi Tenggara.
7. Tanah Podzolik, merupakan jenis tanah yang terbentuk pada daerah dengan curah
hujan tinggi dan temperatur udara rendah. Tanah Podzolit merupakan jenis tanah
yang terdapat di daerah pegunungan.
8. Tanah Andosol merupakan tanah berwarna hitam dengan bahan induknya berasal
dari tanah vulkanis. Jenis tanah ini cocok untuk berbagai jenis tanah pertanian.
9. Tanah grumosol merupakan tanah dengan bahan asal batu gamping. Jenis tanah ini
digunakan untuk tanaman kapas, padi, tebu dan berbagai jenis tanaman
perdagangan.
10. Tanah Organosol (tanah gambut), merupakan jenis tanah rawa yang terbentuk dari
pembusukan bahan organik. Tanah gambut banyak ditemukan di daerah rawa-rawa
seperti Kalimantan dan Sumatera.
11. Tanah Humus, merupakan jenis tanah yang terbentuk dari pelapukan tumbuhan di
hutan, tanah humus ini sangat subur dan baik untuk tanaman.
12. Tanah Pasir, tanah jenis ini terbentuk dari proses batuan sedimen dan batuan beku
yang melapuk.
Pengeloaan tanah yang baik bisa meningkatkan kualias tanah, serta mampu
meningkatkan produktivitas lahan, dan membantu mengurangi biaya manajemen akibat
dari kualitas tanah yang menurun adapun yang disebabkan oleh erosi, salinitas serta
kadar bahan organik yang rendah. Sehingga bisa menjaga sumber daya (tanah, air dan
udara) agar dapat berkelanjutan untuk penggunaannya dimasa yang akan datang
(USDA, 2001). Kualitas tanah berhubungan dengan kesehatan tanah sebagai sumber
daya yang terbatas, karena tanah digambarkan sebagai makhluk hidup dinamis yang
fungsinya dipengaruhi oleh keragaman organisme, kesehatan tanah, keanekaragaman
hayati dan ketahanan tanah sangat terbatas dilingkungan yang ekstrim (Doran & Zeiss,
2000).

7
Dalam penanaman komoditas tanaman teh, tanah yang baik untuk pertanaman
teh terletak di lereng-lereng gunung berapi yang sebagian besar tanah Andosol. Selain
Andosol terdapat jenis tanah lain yang serasi bersyarat, yaitu Latosol dan Podzolik.
Kedua jenis tanah tersebut terdapat di daerah yang rendah di bawah 800 mdpl (Efendi
dkk., 2010). Tanah Andosol merupakan tanah berwarna hitam dengan bahan induknya
berasal dari tanah vulkanis. Jenis tanah ini cocok untuk berbagai jenis tanah pertanian.
Sedangkan Tanah Latosol merupakan tanah berwarna merah dengan bahan induknya
batuan vulkanik. Dengan kedua jenis tanah tersebut, dapat mempengaruhi hasil
produksi dari tanaman teh.
C. Pola Topografi
Menurut M. Suparno dan Marlina Endy (2005:139), keadaan topografi adalah
keadaan yang menggambarkan kemiringan lahan, atau kontur lahan, semakin besar
kontur lahan berarti lahan tersebut memiliki kemiringan lereng yang semakin besar.
Lahan yang baik untuk dikembangkan sebagai area perumahan adalah lahan yang relatif
landai, memiliki kemiringan lereng yang kecil, sehingga mempunyai potensi
pengembangan yang besar.
Pada dasarnya topografi merupakan perbedaan tinggi rendah daerah
dipermukaan bumi, baik berupa daerah dataran/landai, bergelombang/berbukit dan
pegunungan. Topografi sangat berhubungan dengan kemiringan lereng serta beda
tinggi relatif suatu tempat. Topografi pada daerah dataran, berbukit, dan pegunungan
sangat berhubungan dengan kemiringan lereng serta beda tinggi relatif, seperti yang
tertera pada Tabel 1 berikut:
Tabel 1. Hubungan Antara Relief, Kemiringan Lereng, Beda Tinggi Relatif
Beda Tinggi Relatif
No. Unit Relief Lereng
(m)
1. Topografi datar-hampir datar 0-2 >5
Topografi berombak dengan lereng
2. 3-7 5 – 50
landai
Topografi berombak/bergelombang
3. 8 - 17 25 – 75
dengan lereng miring
Topografi bergelombang berbukit
4. 14 -20 50 – 200
dengan lereng sedang
Topografi berbukit terkikis dalam
5. 21 - 55 200 – 500
dengan lereng terjal
Pegunungan terkikis kuat dengan
6. 56 - 140 500 – 1000
lereng
Pegunungan dengan lereng sangat
7. > 140 > 1000
terjal sekali
Sumber :Supranto Dibyosaputro (1997:9)

8
Pola topografi dapat mempengaruhi pertumbuhan berbagai macam jenis
tanaman. salah satunya tanaman komoditas teh. Tanaman teh (Camellia Sinensis)
merupakan tanaman subtropis yang sejak dulu telah dikenal dalam peradaban manusia.
Tanaman teh pada dasarnya dibedakan atas dua spesies, yaitu jenis sinensis (Camellia
Sinensis Var. Sinensis) dan Assamica (Camellia Sinensis Var. Assamica). Variasi teh
yang banyak di tanam di indonesia adalah Asamika (Pusat Penelitian Teh dan Kina,
2006). Tanaman teh berasal dari sub tropis, maka cocok ditanam di daerah pegunungan.
Syarat tumbuh untuk tanaman teh yang paling menentukan pertumbuhan tanaman teh
yaitu kecocokan iklim dan tanah. Tanaman teh dapat tumbuh umumnya tumbuh di
ketinggian 2.000 – 2.300 m di atas permukaan laut. Pada ketinggian 400-800 m kebun
teh memerlukan pohon pelindung tetap atau sementara. Penyinaran sinar matahari
sangat mempengaruhi pertanaman teh. Suhu udara yang baik berkisar 13 – 15 C°,
kelembaban relatif pada siang hari >70%, curah hujan tahunan tidak kurang 2.000 mm,
dengan bulan penanaman curah hujan kurang dari 60 mm tidak lebih 2 bulan. Makin
banyak sinar matahari maka suhu semakin tinggi, bila suhu mencapai 30 C°
pertumbuhan tanaman teh akan terlambat (Effendi et al. 2010).
Berdasarkan uraian diatas, tanaman teh dapat hidup subur dan tumbuh umumnya di
ketinggian 2.000 – 2.300 m di atas permukaan laut. jika dilihat dari tabel pola topografi
diatas, maka daerah tempat yang cocok untuk tanaman teh dapat tumbuh dengan subur
yakni pada indikator no 7 dengan pola topografi pegunungan dengan lereng sangat
terjal sekali. dengan kemiringan lebih dari 140 dan beda tinggi relatif lebih dari 1000
meter.
D. Tanaman Teh
Tanaman teh (Camellia Sinensis) merupakan tanaman subtropis yang sejak dulu
telah dikenal dalam peradaban manusia. Tanaman teh pada dasarnya dibedakan atas
dua spesies, yaitu jenis sinensis (Camellia Sinensis Var. Sinensis) dan Assamica
(Camellia Sinensis Var. Assamica). Variasi teh yang banyak di tanam di indonesia
adalah Asamika (Pusat Penelitian Teh dan Kina, 2006). Tanaman teh secara umum
memiliki berakar dangkal, peka terhadap keadaan fisik tanah, dan cukup sulit untuk
menembus lapisan tanah. Kebanyakan perdu mempertahankan akar tunggang sedalam
90 cm – 150 cm dengan diameter akar sekitar 7,5 cm. Pertumbuhan akar lateral dan
penyebaran akar dibatasi oleh perdu di dekatnya. Teh ditanam dengan jarak 120 cm,
dipangkas dan dipetik setelah 4 tahun ketika ujung akarnya saling bertemu
(Setyamidjaja, 2000).

9
Teh (Camellia Sinensis) yaitu suatu tanaman yang memiliki khasiat obat herbal.
Tanaman teh memiliki ciri-ciri batangnya tegak, berkayu, bercabangcabang, ujung
ranting dan daun mudanya berambut halus. Tanaman teh memiliki daun tunggal,
bertangkai pendek, letaknya berseling, helai daunnya kaku seperti kulit tipis,
panjangnya 6-18 cm, lebarnya 2-6 cm, warnanya hijau, dan permukaan mengkilap. Teh
yang baik dihasilkan dari bagian pucuk (peko) ditambah 2-3 helai daun muda, karena
pada daun muda tersebut kaya akan senyawa polifenol, kafein serta asam amino.
Senyawa-senyawa inilah yang akan mempengaruhi kualitas warna, aroma dan rasa dari
teh. Kandungan senyawa kimia dalam daun teh terdiri dari tiga kelompok besar yang
masing-masing mempunyai manfaat bagi kesehatan, yakni polifenol, kafein dan
essential oil. Zat-zat yang terdapat dalam teh sangat mudah teroksidasi. Bila daun teh
terkena sinar matahari, maka proses 8 oksidasi pun terjadi.
Asal mula tanaman teh diperkirakan berasal dari Assam (India), China dan
Kamboja. Teh merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang dapat tumbuh di
daerah tropis maupun subtropis. Teh dapat tumbuh di dataran rendah hingga dataran
tinggi (1.500-2000 m diatas permukaan air laut (m dpl). Suhu ideal bagi pertanaman
teh berkisar antara 18- 30o C (Kumar et al., 2015). Tanaman teh tidak tahan terhadap
kekeringan, curah hujan yang diperlukan pada pertanaman teh berkisar antara 1.500-
2.000 mm pertahun, dengan bulan penanaman curah hujan kurang dari 60 mm tidak
lebih dari 2 bulan (Effendi et al., 2010).
Bahkan di Srilangka, tanaman teh masih dapat tumbuh dengan baik pada curah
hujan 5.000 mm per tahun (Kumar et al., 2015). Iklim yang harus diperhatikan seperti
suhu udara yang baik berkisar 13-15°C, kelembaban relatif pada siang hari >70%, curah
hujan tahunan tidak kurang 2.000 mm, dengan bulan penanaman curah hujan kurang
dari 60 mm tidak lebih 2 bulan (Effendi et al., 2010). Cahaya matahari yang cerah dan
kelembaban relatif pada siang hari tidak kurang 70% (Anjarsari et al., 2020).
Penanaman teh sangat dipengaruhi oleh cahaya matahari dan suhu udara.
Peningkatan intensitas sinar dan suhu udara mencapai 30o C akan mengakibatkan
pertumbuhan tanaman tehnya melambat. Pada ketinggian tempat 400-800 m dpl,
tanaman teh memerlukan pohon pelindung (naungan) sementara dan tetap (Effendi et
al., 2010). Tanah yang cocok untuk pertumbuhan tanaman teh adalah tanah yang subur,
banyak mengandung bahan organik, tidak terdapat cadas dengan derajat keasaman 4,0-
5,5 (Cowan-Gore & Sein, 2020). Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa
kualitas teh dipengaruhi oleh ketinggian tempat tanaman. Semakin tinggi tempat

10
penanaman, semakin baik kualitas tehnya.
E. Pola Distribusi Teh
Menurut Prasetyo, saluran distribusi adalah perantara-perantara para pembeli
dan penjual, yang dilalui oleh perpindahan barang fisik maupun perpindahan barang
milik sejak dari produsen ketangan konsumen. Saluran distribusi sebagai himpunan
perusahaan dan perorangan yangmengambil alih hak atau membantu mengalihkan hak
atas barang atau jasa tersebut berpindahdari produsen ke konsumen. Proses penyaluran
produk sampai ke tangan konsumen akhir dapat menggunakan saluran yang panjang
atau pendek sesuai dengan kebijaksanaan saluran distribusi yang ingin dilaksanakan
perusahaan.
Industri teh berkembang karena meningkatnya permintaan konsumen. Menurut
Statista (2018), prospek industri teh sangat menjanjikan, karena pada dekade
mendatang sebab nilai pasar teh secara global diprediksi akan meningkat sampai
dengan 73.13 milyar dolar pada tahun 2027.

Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian


Gambar 2 : Perkembangan Ekspor dan Impor Teh Dunia
Berdasarkan uraian diatas, PTPN 6 memiliki dua unit pabrik teh, yaitu di Unit
Usaha Kayu Aro (Jambi) dan Unit Usaha Danau Kembar (Sumatera Barat). Kapasitas
Unit Usaha Kayu Aro adalah 90 ton daun basah per hari, sedangkan Unit Usaha Danau
Kembar adalah 35 ton daun basah per hari. Untuk pendistribusian produksi teh di PTPN
6 Unit Danau Kembar untuk daerah indo-global mengunakan jalur darat, laut dan udara.

11
PTPN 6 mendistribusikan teh memerlukan biaya pendistribusian akan semakin besar
jika jarak tempuh semakin besar.

12
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendeskripsikan
permasalahan dan fokus penelitian. Metode kualitatif merupakan metode yang fokus
pada pengamatan yang mendalam. Istilah penelitian menurut kirk dan miler pada
mulanya bersumber pada pengamatan kualitatif, lalu mereka mendefinisikan bahwa
metodologi kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang
secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia. (Rahmat, 2009)
Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang menampilkan prosedur penilaian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang diamati. Dalam hal ini, peneliti menafsirkan dan menjelaskan data-data
yang didapat peneliti.
Dengan pendekatan deskriptif kualitatif, analisis data yang diperoleh (berupa
kata-kata, gambar atau perilaku), dan tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau
angka statistik, melainkan dengan memberikan paparan atau penggambaran mengenai
situasi atau kondisi yang diteliti dalam bentuk uraian naratif. Pemaparannya harus
dilakukan secara objektif agar subjektivitas peneliti dalam membuat interpretasi dapat
dihindarkan. Metode yang dipakai dalam mengumpulkan data adalah metode
deskriptif analitik yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang analisis
pengelolaan industri teh di kawasan PT. Perkebunan Nusantara VI, Unit Danau
Kembar.
B. Waktu Dan Tempat Penelitian
Kegiatan Praktikum Berbasis Penelitian ini dilaksanakan pada :
Hari : Sabtu
Tanggal/Wakt : 02 Desember 2023/ Pukul 09.00-12.00 WIB
Tempat : Penelitian berlokasi di kawasan PT. Perkebunan Nusantara
VI, Unit Danau Kembar, Nagari Kayu Jao, Kecamatan Gunung
Talang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat.

13
Gambar 1.1 Peta Lokasi Penelitian kawasan PT. Perkebunan Nusantara
VI, Unit Danau Kembar
C. Populasi dan Sempel
1. Informan Penelitian
Informan (narasumber) penelitian adalah seseorang yang memiliki informasi
mengenai objek penelitian tersebut. Informan dalam penelitian ini yaitu berasal dari
dari wawancara langsung yang disebut sebagai narasumber. Dalam penelitian ini
menentukan informan dengan menggunakan teknik purposive, yaitu dipilih dengan
pertimbangan dan tujuan tertentu, yang benar-benar menguasai suatu objek yang
peneliti teliti.
Menurut Sugiyono, (2017:81) sampel ialah bagian dari informan penelitian yang
menjadi sumber data dalam penelitian, dimana informan penelitian merupakan
bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik sampling
menurut Sugiyono, (2016:81) Sampel dari penelitian ini adalah random 20 sampling
dengan mewawancarai Asisten Pengolahan yakni ibu Nushasni, St dari produksi
industri teh di kawasan PT. Perkebunan Nusantara VI, Unit Danau Kembar.

14
D. Sumber Data
1. Data Primer
Menurut Sugiyono (2018:456) Data primer yaitu sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti
langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan. Jadi dalam
penelitian ini, data primer merupakan data yang dikumpulkan secara langsung dari
lapangan penelitian melalui observasi, wawancara, dan kusioner. (Sugiyono, 2018)
Wawancara dilaksanakan pada tanggal 02 Desember 2023.
2. Data Sekunder
Menurut Nur Indrianto dan Bambang Supomo (2013:143) data sekunder adalah:
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara
tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain)”.
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari studi, survei, atau eksperimen
yang telah dijalankan oleh orang lain atau untuk penelitian lain akan tetapi kita
peregunakan dalam arti penelitian. Data ini dapat diakses dalam bentuk data yang
dikumpulkan dari berbagai sumber seperti publikasi pemerintah, sensus, catatan
internal organisasi, buku, artikel jurnal, situs web, laporan penelitian, peta, modul
dan lain-lain. (Abdullah, 2017)
E. Langkah Penelitian
1. Pra Pelaksanaan
• Pemilihan lokasi
• Kami lakukan kunjungan ke industri teh di kawasan PT. Perkebunan Nusantara
VI, Unit Danau Kembar pada hari sabtu tanggal 02 desember 2023. Untuk
mengamati industri teh di kawasan PT. Perkebunan Nusantara VI, Unit Danau
Kembar.
• Kami membagi tim sesuai dengan tugas masing-masing yang telah di tetapkan.
• Pembagian tim terdiri dari tim wawancara, tim angket, tim Pemetaan dan tim
dokumentasi.
2. Pelaksanaan
• Mencari sumber data dengan cara mencari responden, yaitu mewawancari
manager dan asisten manager dari industri teh di kawasan PT. Perkebunan
Nusantara VI, Unit Danau Kembar.

15
• Tim wawancara mewawancarai terkait industri teh di kawasan PT. Perkebunan
Nusantara VI, Unit Danau Kembar.
3. Pasca Pelaksanaan
• Setelah mewawancarai narasumber kami mengambil dokumentasi
• Yang terakhir pengelolaan data
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Tujuan observasi adalah Menggambarkan objek dan segala hal yang
berhubungan melalui pengamatan panca indera. Mendapatkan data-data informasi,
baik berupa angka, tulisan, gambar, dan lain sebagainya sebagai bukti konkret yang
dapat dianalisis selanjutnya. Dalam hal ini peneliti akan melakukan observasi di
indsutri teh di kawasan PT. Perkebunan Nusantara VI, Unit Danau Kembar.
2. Wawancara
Menurut Moelong (2012:186) menjelaskan Wawancara adalah percakapan
dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
(interviewee) yaitu ibu Apnaa Sasmita dan Nurhasni, St yang memberikan jawaban
atas pertanyaan itu. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara untuk
mendapatkan data dan informasi secara lebih luas mengenai produksi, harga, teknik
pemasaran, Sumber daya manusia, lokasi usaha.
3. Angket
Menurut Arikunto (2013: 194) Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner atau angket ini digunakan untuk
memperoleh data dari kelayakan modul yang meliputi tampilan modul, karakteristik
modul dan manfaat modul. Kuesioner atau angket dalam penelitian ini akan
ditujukan kepada ahli materi, ahli media, dan peserta didik. Angket ditujukan untuk
menilai kelayakan modul pembelajaran yang dikembangkan.
G. Teknik Analisis Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini mencakup data primer data sekunder.
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung di lapangan dari narasumber,
berupa hasil wawancara dan data kondisi temuan lapangan di di kawasan PT.
Perkebunan Nusantara 6, Nagari Kayu Jao, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten

16
Solok, Sumatera Barat. Pengumpulan data primer dilakukan melalui survei lapangan,
wawancara kepada Personalia HRD 1, Asisten Teknik dan Pengolahan.
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan melalui data statistik seperti data
kependudukan, lingkungan, ekonomi dan sosial-budaya, hasil-hasil penelitian terdahulu
atau laporan tahunan, dokumen perencanaan, regulasi, NSPM (norma, standar,
pedoman dan manual), peta dan data hasil olahan lainnya serta instansi terkait.
Adapun proses menganalisa data yang dilakukan mengadopsi dan mengembangkan pola
interaktif yang yang dikembangkan oleh Miles dan Hiberman:
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan suatu kegiatan proses pemilihan, memusatkan
perhatian pada penyederhanaan pengabstrakan dan transformasi data mentah yang
didapat dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data dimulai pada awal
kegiatan penelitian sampai dilanjutkan selama kegiatan pengumpulan data
dilaksanakan, peneliti harus membuat ringkasan, menelusuri tema.
2. Penyajian Data
Penyajian data merupakan proses penyusunan informasi secara sistematis dalam
rangka memperoleh kesimpulan sebagai temuan penelitian. Dalam penelitian ini,
data yang didapat berupa kalimat, kata-kata yang berhubungan dengan fokus
penelitian, sehingga sajian data merupakan sekumpulan informasi yang tersusun
secara sistematis yang memberikan kemungkinan untuk ditarik kesimpulan.
3. Verifikasi/ Penarikan Kesimpulan
Pada saat kegiatan analisis data berlangsung secara terus menerus selesai
dikerjakan, baik data yang berlangsung di lapangan maupun setelah selesai di
lapangan, langkah selanjutnya adalah melakukan penerikan kesimpulan untuk
mengarah pada hasil kesimpulan. Hal ini tentunya berdasarkan dari hasil analisis
data, baik yang berasal dari catatan lapangan, observasi maupun dokumentasi.
Karena dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif,
maka analisa datanya dilakukan pada saat kegiatan penelitian berlangsung dan
dilakukan setelah pengumpulan data selesai. Di mana data tersebut dianalisa secara
cermat dan teliti sebelum disajikan dalam bentuk laporan yang utuh dan sempurna.
Dan teknik analisa deskriptif kualitatif peneliti gunakan untuk menuturkan,
menafsirkan data yang telah peneliti peroleh dari observasi dan wawancara. Dengan
demikian, data yang sudah terkumpul kemudian ditafsirkan, didefinisikan dan
dituturkan sehingga berbagai masalah yang timbul diuraikan dengan tepat dan jelas.

17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Unit Usaha Danau Kembar merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Unit dari PTP Nusantara VI ( Persero ) yang berdiri berdasarkan peraturan Pemerintah
No. 11 tanggal 14 Februari 1996 dan Surat keputusan Menteri Keuangan republik
Indonesia No. 165/KMK. 016/ 1996 tanggal 11 Maret 1996 tentang penggabungan PTP
Nusantara VI ( Persero ) Unit Usaha Danau Kembar adalah Unit Usaha Ex. PTP VIII
yang bernama Gunung Talang. Sebelum diserahkan kepada PTP VIII, Hak Guna Usaha
Kebun Danau Kembar dimiliki oleh:
a. NV. CULLT MY. Taluk Gunung.
b. Tahun 1955 Expirasi Hak Erfpacht.
c. Tahun 1965 diberikan kepada PT. Kami Saiyo.
d. Tahun 1975 Hak Guna Usaha PT Kami saiyo dicabut.
e. Tahun 1976 diberi kepada PT. Pentarik Utama.
f. Tahun 1979 diserahkan kepada PTP VIII.
g. Tahun 1996 PTP berubah menjadi PTP Nusantara dan dimiliki oleh PTP
Nusantara VI ( Persero).
PTPN VI merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
bergerak dalam industri perkebunan untuk komoditi kelapa sawit, karet, dan teh.
Perusahaan ini terdiri dari 13 unit usaha yang tersebar di Sumatera Barat dan Jambi. 3
Salah satu kebun unit yang dimiliki PTPN VI adalah Kebun Danau Kembar yang
terfokus pada usaha perkebunan teh dan pengolahan daun teh menjadi teh hitam. PTPN
VI Kebun Danau Kembar terletak di Nagari Kayu Jao, Kecamatan Gunung Talang,
Kabupaten Solok, Sumatera Barat. (PTPNVI, 2020)
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dilapangan bersama salah satu
responden asisten teknik dan pengolahan yakni Kakak Nurhasni, St, beliau menjelaskan
tentang sejarah berdirinya PTPN VI Unit Danau Kembar Nagari Kayu Jao, Kecamatan
Gunung Talang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat ini dimulai dari peninggalan VOC
Belanda pada tahun 1992. Pada tahun tersebut, terdapat 32 perusahaan yang ada dan
berproduksi kala itu. Kemudian pada tahun 1996 terjadi penggabungan perusahaan
yang berlokasi di daerah Jambi dan Sumatera Barat yang dipegang oleh PTPN 6 yakni
hasil gabungan dari (PTPN 3, 4, 5, 6, dan 8).

18
B. Temuan Khusus Penelitian
1. Analisis Kondisi Geografis Daerah PT. Perkebunan Nusantara VI Unit Danau
Kembar
Pabrik teh di PT. Perkebunan Nusantara VI Unit Danau Kembar Nagari Kayu
Jao, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat terletak pada
B T : 101o 23’ 21” - 101o 29’ 30” dan L S : 01o 20’ 40” - 01o 28’36”. Kebun
Danau Kembar terletak di lereng selatan Gunung Talang. Secara topografi pada
umumnya bergelombang sampai agak curam dan ketinggian dari permukaan laut
antara 1.300-1.400 meter di atas permukaan laut, posisi letak kebun 135 derajat
lintang selatan 15 derajat bujur timur. Secara geologis terdiri atas jenis tanah
andosol dan latosol. Kebun unit usaha Danau Kembar memiliki iklim basah dengan
curah hujan sebesar 2.600 mm/tahun dengan hari hujan setahun sebanyak 146 hari.
Kelembaban udara berkisar antara 82 % - 90 % dengan suhu rata rata 18℃ sampai
dengan 25℃. Lama penyinaran dalam sehari sebanyak 6 jam/hari.
Pabrik teh di PT. Perkebunan Nusantara VI Unit Danau Kembar berbatasan
dengan dengan beberapa wilayah yaitu :
a. Sebelah utara berbatasan dengan wilayah Lubuk Sulasih dan Cupak
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Batang Barus
c. Sebelah timur berbatasan dengan Gunung Talang
d. Sebelah barat berbatasan dengan Cagar Alam Air Tarusan
Kebun Unit Usaha Danau Kembar terletak di Desa Kayu Jao Kecamatan
Gunung Talang, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat, dengan jarak :
a. Dari Ibu Kota Kabupaten ( Solok ) ± 46 KM
b. Dari Ibu Kota Propinsi ( Padang ) ± 57 KM
c. Dari Pelabuhan Teluk Bayur Padang ± 56 KM
Kebun unit usaha Danau Kembar terletak di Desa Kayu Jao, Kecamatan
Gunung Talang, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat. Jika kita berangkat
dari ibukota kabupaten yakni Solok, yakni berjarak ± 46 KM. Kemudian jika kita
berangkat dari ibukota provinsi yakni kota Padang berjarak ± 57 KM. Sedangkan
jika kita berangkat dari pelabuhan Teluk Bayur Padang yakni berjarak ± 56 KM.
Waktu tempuh jika kita berangkat dari ibukota kabupaten yakni Solok memakan
waktu sekita 1 jam perjalanan menuju lokasi. jalan menuju ke daerah kebun PTPN
6 Unit Danau kembar di hari biasa cukup lancar dan tidak banyak mobil dan motor

19
yang bisa menggangu perjalanan ke lokasi penelitian.
PT. Perkebunan Nusantara VI Unit Danau Kembar terletak dibagian barat pulau
Sumatera tepatnya dominan keselatan dari Provinsi Sumatera Barat. PTPN 6 Unit
Danau Kembar ini terletak di dataran tinggi dengan tinggi kurang lebih 1.300-1.400
meter di atas permukaan laut, terletak di kaki gunung Talang. Gunung Talang
sendiri memiliki ketinggian 2.597 meter diatas permukaan laut. Permukaan dataran
di Nagari Kayu Jao umumnya di tanami oleh kebun teh yang sangat banyak dan
dapat kita lihat sepanjang perjalanan menuju lokasi penelitian.

Gambar 1.2 Peta Aksesibilitas PT. Perkebunan Nusantara VI Danau Kembar


Berdasarkan peta aksesibilitas dapat disimpulkan bahwasannya aksesbilitas ke
PTPN 6 Unit Danau Kembar ini mudah di jangkau oleh transportasi berupa
kendaraan bermotor, mobil dan bus. Dengan akses jalan yang memudahkan
masyarakat ini membuat PTPN 6 Unit Danau Kembar mudah dicari dan mudah
didapatkan, sehingga tidak ada gangguan terhadap pemesanan ataupun kunjungan
terhadap PTPN 6 Unit Danau Kembar tersebut. Ini juga yang menjadi salah satu
faktor PTPN 6 Unit Danau Kembar hingga saat ini tetap banyak peminatnya untuk
dikunjungi.

20
2. Analisis Kondisi Tanah Daerah PT. Perkebunan Nusantara VI Unit Danau
Kembar
Berdasarkan data yang diperoleh dari berbagai sumber dan observasi
langsung kelapangan, kondisi tanah yang terdapat dilokasi penelitian berjenis tanah
andosol dan latosol. Tanah Andosol merupakan tanah berwarna hitam dengan bahan
induknya berasal dari tanah vulkanis. Jenis tanah ini cocok untuk berbagai jenis
tanah pertanian teh. Sedangkan Tanah Latosol merupakan tanah berwarna merah
dengan bahan induknya batuan vulkanik. Dengan kedua jenis tanah tersebut, dapat
mempengaruhi hasil produksi komoditas dari tanaman teh. Kedua jenis tanah
tersebut berasal dari proses pelapukan dari Gunung Talang dan akibat dari proses
vulkanis. Secara geografis, lokasi ptpn 6 berada pada kaki Gunung Talang dan
memiliki tanah yang berasal dari aktivitas vulkanis gunung talang pada masa
dahulunya.
Pengelolaan tanah yang baik bisa meningkatkan kualias tanah, serta mampu
meningkatkan produktivitas lahan, dan membantu mengurangi biaya manajemen
akibat dari kualitas tanah yang menurun adapun yang disebabkan oleh erosi,
salinitas serta kadar bahan organik yang rendah. Sehingga bisa menjaga sumber
daya (tanah, air dan udara) agar dapat berkelanjutan untuk penggunaannya dimasa
yang akan datang. pihak PTPN 6 Unit Danau Kembar sudah menerapkan
pengelolaan tanah yang baik sehingga dapat mendapatkan kualitas tanah yang
bagus untuk ditanami tanaman teh.
Dalam penanaman tanaman teh, tanah yang baik untuk ditanam teh adalah
tanah yang terletak di lereng-lereng gunung berapi yang sebagian besar tanah
Andosol. Selain Andosol terdapat jenis tanah lain yang serasi bersyarat, yaitu
Latosol. Tanah ini sangat subur dan kaya akan mineral, sehingga cocok untuk
berbagai jenis tanaman, termasuk teh. Tanah andosol berwarna coklat keabu-abuan
dan terbentuk dari aktivitas vulkanik. Sedangkan Tanah ini mengandung unsur hara
yang berubah-ubah dari sedang sampai tinggi. Tanah latosol memiliki kemampuan
untuk menyerap air dengan baik sehingga dapat menahan erosi. Tanaman yang
cocok untuk ditanam dengan tanah ini yaitu salah satunya tanaman teh.
Berdasarkan uraian diatas,dapa disimpulkan bahwa PTPN 6 Unit Danau
Kembar memiliki jenis tanah andosol dan latosol. Hal ini dapat terjadi dikarenakan
letak posisi geografis PTPN 6 Unit Danau Kembar berada pada lereng Gunung

21
Talang sehingga jenis tanah di lokasi tersebut dipengaruhi oleh aktivitas
vulkanisme. Kualitas janis tanah andosol dan latosol sangat baik dan bagus untuk
ditanami teh. Sehingga PTPN 6 Unit Danau Kembar sangat dapat memanfaatkan
kualitas tanah di sekitaran Gunung Talang untuk ditanami tanaman teh.
3. Analisis Pola Topografi Daerah PT. Perkebunan Nusantara VI Unit Danau
Kembar
Pada dasarnya topografi merupakan perbedaan tinggi rendah daerah
dipermukaan bumi, baik berupa daerah dataran atau landai, bergelombang atau
berbukit dan pegunungan. Topografi sangat berhubungan dengan kemiringan
lereng serta beda tinggi relatif suatu tempat. Topografi pada daerah dataran,
berbukit, dan pegunungan sangat berhubungan dengan kemiringan lereng serta beda
tinggi relatif.
Pola topografi dapat mempengaruhi pertumbuhan berbagai macam jenis
tanaman salah satunya tanaman teh. Berdasarkan hasil observasi dilapangan, bahwa
PT. Perkebunan Nusantara VI Unit Danau Kembar berada pada pola topografi yang
pegunungan dengan lereng sangat terjal sekali. Pola topografi dengan lereng yang
terjal sangat mendukung untuk ditanam teh dilokasi penelitian.
Keberadaan topografi yang lereng tersebut disebabkan oleh kondisi wilayah
PTPN 6 Unit Danau Kembar berada pada lereng Gunung Talang. Pola topografi
juga dapat mempengaruhi tingkat produktivitas teh yang dihasilkan setiap
tahunnya. Berdasarkan data dan observasi di lapangan, keadaan topogafi yang lebih
tinggi dapat lebih menigkatkan produksi teh setiap tahunnya. Untuk ketinggian
1.500 – 2.000 m mpdl, produksi teh lebih meningkat dibandingkan dengan
ketinggian < 1.000 m mpdl.
Berdasarkan uraian tersebut dan didukung data dilapangan, bahwasanya
kondisi topografi di PTPN 6 Unit Danau Kembar memiliki tipe di dataran tinggi
pengunungan dan lereng yang sangat terjal. PTPN 6 Unit Danau Kembar sendiri
berada pada ketinggian 1.300-1.400m mpdl. Oleh karena itu, pola topografi yang
terdapat di PTPN 6 Unit Danau Kembar sangat cocok dan bagus untuk ditanami
tanaman teh.
4. Analisis Kualitas Teh Yang Ada Di PT. Perkebunan Nusantara VI Unit Danau
Kembar
Penanaman teh sangat dipengaruhi oleh cahaya matahari dan suhu udara.
Peningkatan intensitas sinar dan suhu udara mencapai 30o C akan mengakibatkan

22
pertumbuhan tanaman tehnya melambat. Pada ketinggian tempat 400-800 m dpl,
tanaman teh memerlukan pohon pelindung (naungan) sementara dan tetap.
Berdasarkan data kunjungan lapangan ke PT. Perkebunan Nusantara VI Unit Danau
Kembar, suhu udara di kebun teh PTPN 6 Unit Danau Kembar berkisar antara 18-
25 derajat C. Kebun teh PTPN 6 Unit Danau Kembar berada pada ketinggian 1.200-
1.400m mpdl. Penyinaran matahari di kebun teh tersebut selama 6 jam/harinya.
Dengan demikian, sesuai dengan teori diatas telah disebutkan bahwa kualitas teh
sangat bergantung kepada suhu dan letak ketinggiannya. PTPN 6 Unit Danau
Kembar memiliki letak topografi yang sangat mendukung kualitas teh yang
diproduksi di industri tersebut. kualitas teh yang dihasilkan oleh PTPN 6 Unit
Danau Kembar memiliki tingkatan kualitas yang berbeda-beda. Untuk mengetahui
kualitas teh yang dihasilkan oleh PTPN 6 Unit Danau Kembar, perhatikan tabel
berikut ini :
Tabel 2. Jenis-jenis Teh Produksi PTPN VI Kebun Danau Kembar

JENIS TEH CIRI-CIRI TEH


Partikel diperoleh dari bubuk I dan II bentuknya curly
(bentuk pucuk teh menggulung dengan baik) yang mantap,
BOP (Broken Orange Appearancenya hitam, seduhan kuat. Partikelnya pendek,
Pekoe) agak kecil, hitam, terpilin, agak keriting, terutama berasal
dari daun muda, mengandung sedikit tulang daun yang
terpilin, sedikit tip atau tanpa tip.
BOP.F (Broken Partikelnya pendek, agak kecil, hitam, terpilin, agak
Orange Pekoe keriting, mengandung banyak tip.
Fanning)
Partikelnya pendek, agak kecil, hitam, terpilin, agak
PF (Pekoe Fanning) keriting tetapi berukuran lebih besar dari pada fanning.
Grade I DUST.I Partikelnya berukuran kecil, grainny (partikel teh
berbentuk butiran) dan berwarna hitam.
Berasal dari bubuk I dan II wiry (berbentuk seperti kawat
dan berasal dari tulang daun muda), partikelnya pendek,
BP (Broken Pekoe) lurus, terdiri dari tangkai dan tulang daun muda yang tidak
terkelupas, berwarna kehitaman.
BT (Broken Tea) Partikelnya agak pipih dan tidak terpilin baik, berwarna
kehitaman.
PF.II (Pekoe Fanning Partikelnya pendek, agak kecil, hitam, terpilin, agak
II) keriting tetapi lebih banyak mengandung serat.
DUST.II Partikelnya berukuran sangat kecil, banyak mengandung
serat dan berwarna merah
Grade II Partikelnya pendek, lurus lebih banyak mengandung
BP.II (Broken Pekoe tangkai dan tulang daun tua dan terkelupas, berwarna hitam
II) kemerahan
BT.II (Broken Tea II) Partikelnya agak pipih dan tidak terpilin baik, banyak
mengandung serat dan berwarna merah.
DUST.III Partikelnya berukuran sangat kecil, banyak mengandung
serat dan berwarna merah.

23
FANN.II (Fanning II) Partikelnya berukuran pendek dan kecil, merah dan banyak
mengandung serat.
Grade III FANN.IV (Fanning Partikelnya berukuran pendek dan kecil, merah dan banyak
IV) mengandung serat.
Sumber : PTPN VI Kebun Danau Kembar (2016)

Berdasarkan data tersebut, keberadaan teh yang diproduksi oleh PTPN VI


Kebun Danau Kembar sangat memiliki kualitas teh yang sangat baik dan bagus untuk
dikonsumsi oleh masyarakat penikmat teh baik dalam negeri maupun luar negeri. hal
ini dibuktikan dengan tingginya tingkat produksi teh yang dihasilkan oleh PTPN VI
Kebun Danau Kembar dalam beberapa tahun terakhir. Perhatikan grafik berikut ini :

Sumber: BPS Kabupaten Solok Dalam Angka Tahun 2016-2021


Gambar 1.3 Perkembangan produksi teh perkebunan rakyat di Kabupaten Solok.

Berdasarkan data produksi tersebut, terjadi peningkatan jumlah produksi teh


dari beberapa tahun terakhir, kecuali di tahun 2020. Hal ini dikarenakan kondisi seluruh
indonesia bahkan dunia sedang di landa pandemi covid 19. Namun, kualitas teh yang
dihasilkan tetap terjaga dengan meningkatnya produktivitas teh pada tahun 2021 hingga
sekarang.
C. Analisis Pola Distribusi Teh PT. Perkebunan Nusantara VI Unit Danau Kembar
Berdasarkan hasil data dilapangan, PTPN 6 memiliki dua unit pabrik teh, yaitu
di Unit Usaha Kayu Aro (Jambi) dan Unit Usaha Danau Kembar (Sumatera
Barat). Kapasitas Unit Usaha Kayu Aro adalah 90 ton daun basah per hari, sedangkan
Unit Usaha Danau Kembar adalah 35 ton daun basah per hari. Untuk pendistribusian

24
produksi teh di PTPN 6 Unit Danau Kembar untuk daerah indo-global mengunakan
jalur darat, laut dan udara. PTPN 6 mendistribusikan teh memerlukan biaya
pendistribusian akan semakin besar jika jarak tempuh semakin besar.
Berdasarkan hasil wawancara dilapangan, sebagian besar hasil produksi di
PTPN VI Kebun Danau Kembar diekspor ke berbagai negara di dunia. Hanya sebagian
kecil saja yang dipasarkan di Indonesia. Pada tahun 2015, ekspor teh yang dilakukan
perusahaan mencapai 89%. Hanya 11% produk teh saja yang dipasarkan di Indonesia.
Teh hasil produksi di PTPN VI Kebun Danau Kembar diekspor ke 24 negara di seluruh
belahan dunia. Negara-negara tujuan pengiriman teh Kebun Danau Kembar adalah
Afghanistan, Australia, Brunei Darusalam, Kanada, Chili, Inggris, Jerman, India, Iran,
Jepang, Kazakhstan, Malaysia, Mesir, Belanda, Selandia Baru, Pakistan, Polandia,
Poertorico, Rusia, Singapura, Switzerland, Turki, Uni Emirat Arab, dan Amerika
Serikat. Pola distribusi teh yang dilakukan oleh PTPN VI Kebun Danau Kembar sangat
bergantung kepada wilayah atau negara yang meminta produk teh. Untuk wilayah
didalam negeri umumnya proses distribusi teh didominasi oleh jalur darat dan perairan.
Sedangkan untuk wilayah pasar diluar negeri, pola distribusi teh sangat bergantung
pada kondisi jarak yang ditempuh dan bisa menggunakan jalur darat, udara dan laut.

25
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa PT.
Perkebunan Nusantara VI Unit Danau Kembar terletak di Nagari Kayu Jao, Kecamatan
Gunung Talang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat terletak pada B T : 101o 23’ 21”
- 101o 29’ 30” dan L S : 01o 20’ 40” - 01o 28’36”. Kebun teh Danau Kembar terletak
di lereng selatan Gunung Talang. Secara topografi pada umumnya bergelombang
sampai agak curam dan ketinggian dari permukaan laut antara 1.300-1.400 meter di
atas permukaan laut, posisi letak kebun 135 derajat lintang selatan 15 derajat bujur
timur. Pabrik teh di PT. Perkebunan Nusantara VI Unit Danau Kembar berbatasan
dengan dengan beberapa wilayah yaitu sebelah utara berbatasan dengan wilayah Lubuk
Sulasih dan Cupak, sebelah selatan berbatasan dengan Batang Barus, sebelah timur
berbatasan dengan Gunung Talang, dan sebelah barat berbatasan dengan Cagar Alam
Air Tarusan.
Berdasarkan aksesibilitasnya, Kebun unit usaha Danau Kembar terletak di Desa
Kayu Jao, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat. Jika
kita berangkat dari ibukota kabupaten yakni Solok, yakni berjarak ± 46 KM. Kemudian
jika kita berangkat dari ibukota provinsi yakni kota Padang berjarak ± 57 KM.
Sedangkan jika kita berangkat dari pelabuhan Teluk Bayur Padang yakni berjarak ± 56
KM. Waktu tempuh jika kita berangkat dari ibukota kabupaten yakni Solok memakan
waktu sekita 1 jam perjalanan menuju lokasi. jalan menuju ke daerah kebun PTPN 6
Unit Danau kembar di hari biasa cukup lancar dan tidak banyak mobil dan motor yang
bisa menggangu perjalanan ke lokasi penelitian.
Berkaitan dengan kualitas tanah di kelapangan, kondisi tanah yang terdapat
dilokasi penelitian berjenis tanah andosol dan latosol. Kedua jenis tanah tersebut
umumnya sering dijumpai pada daerah lereng pegunungan. Hal ini dibuktikan dengan
letak dari PTPN 6 Unit Danau Kembar yang berada pada lereng pegunungan Gunung
Talang. Kualitas tanah andosol dan latosol sangat baik dan cocok untuk ditanami
tanaman teh. Oleh sebab itu, pihak PTPN 6 Unit Danau Kembar dapat mengelola dan
memanfaatkan kualitas tanah yang terdapat di lokasi PTPN 6 Unit Danau Kembar
sebagai lahan perkebunan industri teh.
Berkaitan dengan pola topografi dilapangan, bahwasanya kondisi topografi di
PTPN 6 Unit Danau Kembar memiliki tipe di dataran tinggi pengunungan dan lereng

26
yang sangat terjal. PTPN 6 Unit Danau Kembar sendiri berada pada ketinggian 1.300-
1.400m mpdl. Oleh karena itu, pola topografi yang terdapat di PTPN 6 Unit Danau
Kembar sangat cocok dan bagus untuk ditanami tanaman teh.
Berkaitan dengan kualitas, bahwasanya kualitas teh yang diproduksi oleh PTPN
6 Unit Danau Kembar memiliki kualitas teh yang sangat bagus dan memiiki tingktan
gradenya masing masing. Hal ini dipengaruhi oleh adanya kondisi letak topografi dari
PTPN 6 Unit Danau Kembar yang berada pada ketinggian 1.300-1.400m mpdl. Dengan
letak tersebut, maka teh yang dihasilkan oleh PTPN 6 Unit Danau Kembar memiliki
kualitas yang bagus karena didukung dengan letak topografinya, yang mana semakin
tinggi letak topografi/ketinggiannya semakin bagus jenis teh yang dihasilkan.
Berdasarkan data yang diperoleh, terdapat 3 Grade utama dari jenis teh yang dihasilkan.
Dari ketiga grade tersebut, grade 1 merupakan jenis teh dengan kualitas unggul.
Berkaitan dengan pola distribusi teh di PTPN 6 Unit Danau Kembar, pihak
perusahan sudah dapat memasarkan produknya dari dalam negeri hingga luar negeri.
Hal ini disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk dunia diimbangi dengan
konsumsi teh setiap orang didunia. Tercatat, Teh hasil produksi di PTPN VI Kebun
Danau Kembar diekspor ke 24 negara di seluruh belahan dunia. Negara-negara tujuan
pengiriman teh Kebun Danau Kembar adalah Afghanistan, Australia, Brunei
Darusalam, Kanada, Chili, Inggris, Jerman, India, Iran, Jepang, Kazakhstan, Malaysia,
Mesir, Belanda, Selandia Baru, Pakistan, Polandia, Poertorico, Rusia, Singapura,
Switzerland, Turki, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat. Pola distribusi teh yang
dilakukan oleh PTPN VI Kebun Danau Kembar sangat bergantung kepada wilayah atau
negara yang meminta produk teh. Untuk wilayah didalam negeri umumnya proses
distribusi teh didominasi oleh jalur darat dan perairan. Sedangkan untuk wilayah pasar
diluar negeri, pola distribusi teh sangat bergantung pada kondisi jarak yang ditempuh
dan bisa menggunakan jalur darat, udara dan laut.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka saran dalam penelitian ini adalah
perlu ditingkatkan lagi pola distribusi teh untuk masyarakat pecinta teh. Seperti yang
diketahui, PTPN VI Kebun Danau Kembar ini belum banyak dikenal oleh masyarakat
luar. Untuk memperkenalkan produk teh, pihak PTPN VI Kebun Danau Kembar dapat
melakukan promosi berupa branding kepada masyarakat pecinta teh melalui media
sosial. Untuk administrasi, diharapkan tidak dipungut biaya dikarenakan PTPN VI
Kebun Danau Kembar merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

27
DAFTAR PUSTAKA

BPS Kabupaten Solok Dalam Angka Tahun 2016-2021, Perkembangan produksi teh

perkebunan rakyat di Kabupaten Solok. Diakses Pada Tanggal 06 Januari 2024

Dunn, 1980, Klasifikasi Tanah, Diakses Pada Tanggal 01 Januari 2024

Dalimoenthe et al., 2016, Tingkat Produktivitas Teh. Diakses Pada Tanggal 04 Januari 2024

Effendi et al. 2010, Syarat-Syarat Tumbuh Tanaman Teh. Diakses Pada Tanggal 05 Januari

2024

Hardiyatmo, H C.2002, Hall, Kualitas Tanah. Diakses Pada Tanggal 02 Januari 2024

International Tea Commttee (ITC), 2019, Perkembangan Ekspor dan Impor Teh Dunia, 2014-

2018. Diakses Pada Tanggal 06 Januari 2024

International Tea Commttee (ITC), 2019, Pertumbuhan Populasi Penduduk dan Konsumsi Teh

Dunia. Diakses Pada Tanggal 06 Januari 2024

Karlen et al., 2001, Jenis-Jenis Tanah Di Indonesia. Diakses Pada Tanggal 03 Januari 2024

M. Suparno dan Marlina Endy (2005:139), Kondisi Topografi. Diakses Pada Tanggal 01

Januari 2024

Pusat Penelitian Teh dan Kina, 2006, Kualitas Teh. Diakses Pada Tanggal 05 Januari 2024

PTPN VI Kebun Danau Kembar (2016), Jenis-jenis Teh Produksi PTPN VI Kebun Danau

Kembar. Diakses Pada Tanggal 06 Januari 2024

Suprapto Dibyosaputro (1997:9), Hubungan Antara Relief, Kemiringan Lereng, Beda Tinggi

Relatif. Diakses Pada Tanggal 04 Januari 2024

Uci Sarly Riani, Perkembangan Agribisnis Teh Perkebunan Rakyat Pasca Pandemi Covid-19

Di Kabupaten Solok. Diakses Pada Tanggal 03 Januari 2024

28
LAMPIRAN I

INSTRUMEN PENELITIAN
ANGKET LAPANGAN GEOGRAFI INDUSTRI

PTPN 6 DANAU KEMBAR

PENDAHULUAN

Dalam penelitian praktikum geografi industri kami yang bertujuan untuk memahami
dinamika industri perkebunan di PTPN 6 Danau Kembar, Sumatera Barat. Perusahaan ini
memainkan peran sentral dalam perekonomian regional, tidak hanya mempengaruhi lanskap fisik
tetapi juga struktur sosial dan ekonomi di sekitarnya.

Melalui angket ini, kami bertujuan untuk menggali informasi terkait aspek geografi yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan industri perkebunan di wilayah ini. Partisipasi
Anda dalam mengisi angket ini sangat penting untuk membantu kami memahami hubungan antara
faktor geografis, praktik industri, serta dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat setempat.

Kami sangat menghargai waktu dan kontribusi Anda dalam memberikan informasi yang
diperlukan untuk penelitian ini. Mohon untuk mengisi Angket dengan jawaban yang jujur dan
berdasarkan pengalaman serta pengetahuan yang Anda miliki.

A. Petunjuk pengisian :
1. Tulislah identitas dengan lengkap
2. Ajukan pertanyaan kepada responden sesuai dengan daftar pertanyaan
3. Catat atau rekam jawaban dari responden

B. Identitas Responden:
1. Nama : Apnaa Zusmita
2. Umur :-
3. Pekerjaan :-
4. Jabatan : Manajer Personalia HRD I
5. Pendidikan terakhir :-
6. Waktu : 09:00- 10:00 WIB

C. Daftar Pedoman Wawancara


1. Menurut Bapak Apa saja faktor penentu lokasi industri PTPN 6 Danau Kembar?
2. Apa pertimbangan dalam memilih lokasi pabrik PTPN 6 Danau Kembar?
3. Menurut Bapak apa saja dampak, hambatan dan tantangan dalam pengelolaan PTPN
6 Danau Kembar?
4. Ke daerah mana saja hasil produksi teh di salurkan?
5. Apa saja bahan baku utama dan darimana diperoleh bahan baku tersebut?
6. Peta perubahan bahan tambang atau peta penggunaan lahan lokasi PTPN 6 Danau
Kembar 2010-2023
7. Bagaimana analisis kesesuaian lahan teh PTPN 6 Danau Kembar?
8. Metode dan teknologi yang digunakan dalam produksi teh PTPN 6 Danau Kembar?
9. Apa saja faktor yang menjadi pertimbangan dalam pemasaran PTPN 6 Danau
Kembar ?
10. Bagaimana teknologi yang diterapkan oleh PTPN 6 dalam meningkatkan
produktivitas teh?
JAWABAN
1. Faktor penentu lokasi industri PTPN 6 Unit Danau Kembar berdasarkan hasil wawancara
dengan Ibu Apnaa Zasmita yakni diantaranya :
• Modal
• Tenaga kerja/karyawan
• Lokasi industri
• Transportasi
• Pemasaran produk
• Distribusi pemasaran
• Kualitas the
2. Pertimbangan dalam memilih lokasi PTPN 6 Unit Danau Kembar adalah berada pada
lokasi yang strategis dataran tinggi yang memiliki suhu yang dingin untuk tanaman teh.
3. terdapat hambatan yakni saat covid-19 melanda distribusi teh sempat terkendala, dampak
dari PTPN 6 Unit Danau Kembar terhadap lingkungan sekitar mengarah kepositif dan
tantangan pengelolaan di pabrik ini yakni limbah hasil produksi mesin.
4. distribusi hasil produksi teh sudah mencapai dalam dan luar negeri.
5. bahan baku teh yang diperoleh dari perkebunan the dibeberap titik pabrik.
6. –
7. lahan didataran tinggi solok tersebut sangat cocok ditanami tanaman teh.
8. metode yang digunakan semi modern yakni sebagian menggunakan tenaga mesin dan
tenaga manusia.
9. faktor perrtimbangan dalam pemasaran teh adalah tingkat penawaran pasar dilapangan.
10. teknologi yang diterapkan seperti mesin monotrail, mesin penggilingan dan beberapa mesin
pendukung lainnya.
LAMPIRAN II
HASIL DOKUMENTASI
LAMPIRAN

PENYAMBUTAN DI PT
PERKEBUNAN
NUSANTARA

TAMPAK DEPAN PABRIK


PT PERKEBUNAN
NUSANTARA 6
INFORMASI SEPUTAR
BAGIAN PUCUK TEH
BESERTA MANFAATNYA

DAUN TEH
SKEMA WITHERING
TROUGHT

JALUR EVAKUASI
STASIUN
PENGGULUNGAN
JALUR EVAKUASI
STASIUN
PENGERINGAN

JALUR EVAKUASI
STASIUN
SORTASI/PENGEPAKAN
JALUR EVAKUASI
PABRIK TEH ORTODOX
UNIT USAHA DANAU
KEMBAR

KETERANGAN
WITHERING TROUGH
KEBUN TEH DANAU
KEMBAR

WAWANCARA
MASYARAKAT PT
PERKEBUNAN
NUSANTARA 6
PRODUK PT
PERKEBUNAN
NUSANTARA 6 YAITU
TEH HITAM KAYU ARO

WAWANCARA ASISTEN
PERSONALIA PT
PERKEBUNAN
NUSANTARA
LAMPIRAN III
SURAT IZIN PRAKTIKUM

Anda mungkin juga menyukai