Oleh:
P17320121072
2B
2023
A. Terapi Komplementer Alternatif
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan ini, yang dimaksud dengan:
1. Pengobatan Komplementer-Alternatif adalah pengobatan non konvensional
yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi
upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang diperoleh melalui
pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan, dan efektifitas yang tinggi
yang berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik, yang belum diterima dalam
kedokteran konvensional.
2. Surat Izin Kerja Tenaga Pengobatan Komplementer-Alternatif yang
selanjutnya disebut SIK-TPKA adalah bukti tertulis yang diberikan kepada
tenaga pengobatan komplementer-alternatif dalam rangka pelaksanaan praktik
pengobatan komplementer-alternatif.
3. Pengobatan adalah pelayanan kesehatan kepada perorangan, meliputi segala
tindakan atau perlakuan yang diberikan kepada pasien dalam upaya untuk
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
4. Sinergi pelayanan adalah penggabungan metoda pengobatan non konvensional
dengan pengobatan konvensional yang akan memberikan manfaat/khasiat
pengobatan yang lebih baik dibandingkan dengan manfaat satu jenis
pengobatan saja.
BAB III
PENGOBATAN KOMPLEMENTER-ALTERNATIF
Pasal 3
Pengobatan komplementer-alternatif dilakukan sebagai upaya pelayanan yang
berkesinambungan mulai dari peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan
penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan atau pemulihan
kesehatan (rehabilitatif).
Pasal 4
1. Ruang lingkup pengobatan komplementer-alternatif yang berlandaskan
ilmu pengetahuan biomedik meliputi:
a. Intervensi Tubuh dan Pikiran (Mind and body interventions);
b. Sistem Pelayanan Pengobatan Alternatif (Alternative Systems
of Medical Practice);
c. Cara penyembuhan manual (Manual Healing Methods);
d. Pengobatan farmakologi dan Biologi (Pharmacologic and
Biologic Treatments);
e. Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan (Diet and
Nutrition the Prevention and Treatment of Disease); dan
f. Cara Lain Dalam Diagnosa dan Pengobatan (Unclassified
Diagnostic and Treatment Methods)
2. Jenis pelayanan pengobatan komplementer-alternatif sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) yang dapat dilakukan di Indonesia dan dapat
diintegrasikan di fasilitas pelayanan kesehatan ditetapkan dengan
Keputusan Menteri.
3. Dalam penetapan kebijakan penyelenggaraan pengobatan
komplementer - alternatif, Menteri dapat membentuk suatu
komite/kelompok kerja (Pokja) yang terdiri dari unsur Departemen
Kesehatan, organisasi profesi, praktisi, dan pakar dalam bidang
pengobatan komplementer dan alternatif.
Pasal 5
1. Pengobatan komplementer-alternatif dapat dilaksanakan di fasilitas
pelayanan kesehatan apabila aman, bermanfaat, bermutu dan
terjangkau, serta memiliki hasil pengkajian yang dilakukan oleh
institusi yang berwenang sesuai ketentuan yang berlaku.
2. Dalam pelaksanaan pengobatan komplementer-alternatif sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus sesuai dengan standar profesi dan standar
pelayanan kesehatan komplementer-alternatif dengan melakukan
anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, diagnosis,
terapi, dan proses rujukan.
3. Jenis pengobatan komplementer-alternatif yang dilaksanakan telah
dilakukan pengkajian dan dapat dipertanggungjawabkan.
4. Pengaturan pengkajian pengobatan komplementer-alternatif ditetapkan
dengan Keputusan Menteri.
Pasal 6
Pasal 7
Pasal 8
Pasal 9