AUFKLARUNG
Disusun oleh:
Amjad Rafidan
Dini Olivia
Rossa Sagala
Wulandari Aulia
KELAS XI IPS 1
SMAN 5 TUALANG
2022/2023
2
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur, kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah memberikan kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan tepat waktu. Adapun judul dari makalah ini adalah “AUFKLARUNG”.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB 1......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB 2......................................................................................................................3
2.1 Aufklarung di Eropa......................................................................................3
2.2 Pemikiran Tokoh-Tokoh Aufklarung............................................................4
2.3 Pengaruh Aufklarung bagi Indonesia dan Dunia..........................................7
BAB 3......................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan....................................................................................................8
3.2 Saran...............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9
LAMPIRAN...........................................................................................................10
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Menurut penjelasan di atas, kami menjadi tertarik untuk meneliti lebih
lanjut seperti apa Zaman Pencerahan (Aufklarung) dan mengkaji lebih dalam ada
apa saja di dalam zaman tersebut. Maka dari itu kami menuangkan semua ide dan
menyusunnya dalam makalah ini yang berjudul “AUFKLARUNG”.
1.3 Tujuan
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
Gagasan pencerahan mencapai puncaknya dalam revolusi Perancis (1789-
1799). Melalui revolusi ini, tatanan sosial politik mulai diilhami ide-ide
pencerahan : kebebasan (liberte), kesetaraan (egalite), dan persaudaraan
(fraternite).
A. Rasionalisme
Secara umum, rasionalisme merupakan pendekatan filosofis
yang menekankan akal budi (rasio) sebagai sumber utama
ppengetahuan
Hampir semua ahli yang muncul pada zaman ini merupakan
ahli matematika seperti Descartes, Spinoza, dan Leibniz. Mereka
mencoba menyusun suatu sistem filsafat berdasarkan rasionalisme.
B. Empirisme
Doktrin empirisme adalah lawan dari rasionalisme yang
menganggap bahwa sumber pengetahuan harus dicari dalam
pengalaman. Tokoh empirisme pada umumnya memberikan
tekanan lebih besar pada pengalaman dibandingkan dengan filsuf-
filsuf lain. Pengalaman indrawi menurut mereka adalah satu-
satunya sumber pengetahuan, bukan akal (rasio).
Aliran empirisme diawali dari Francis Bacon (1561-1626),
yang memberikan tekanan kepada pengalaman sebagai sumber
pengenalan. Aliran ini diterima dan dikembangkan oleh tokoh-
tokoh terkemuka empirisme, seperti Thomas Hobbes (1588 1679),
John Locke (1632-1704) dan D.Hume (1711-1776).
C. Kantianisme
Tokoh yang terkenal dalam aliran ini adalah Immanuel
Kant. Ia adalah salah seorang kritikus dan pemikir besar di Barat.
Kant mencoba merumuskan kebenaran ilmu pengetahuan melalui
dua paham yang bertentangan, yakni rasionalisme dan empirisme.
4
Ia berpendapat bahwa pengetahuan adalah hasil kerja sama dua
unsur, yakni pengalaman dan kearifan akal budi. Pengalaman
indrawi adalah unsur a posteriori (yang datang kemudian),
sedangkan akal budi merupakan unsur a priori (yang datang lebih
dahulu).
Kedua aliran berseberangan ini hanya mengakui salah satu
unsur saja sebagai sumber pengetahuan, sehingga menjadi tidak
seimbang. Ketidakseimbangan ini diselesaikan Kant dengan
membedakan kebenaran menjadi 3 macam yaitu kebenaran akal
budi, kebenaran rasio, dan kebenaran indrawi.
Jadi kantianisme adalah pahaman di mana setiap kita
mengambil keputusan kita harus membayangkan bagaimana kita
adalah pihak yang dirugikan pemahaman ini menjelaskan bahwa
bila melakukan sesuatu tindakan maka tindakan itu dilakukan
sebagai satu-satunya sumber pengetahuan.
D. Idealisme
Idealisme adalah salah satu aliran filsafat pendidikan yang
berpaham bahwa pengetahuan dan kebenaran tertinggi adalah ide.
Idealisme menganggap, bahwa yang konkret hanyalah bayang-
bayang, yang terdapat pada akal pikiran manusia. Kaum idealisme
sering menyebutnya dengan ide atau gagasan. Seorang realisme
tidak menyetujui pandangan tersebut. Kaum realisme berpendapat
bahwa yang ada itu adalah yang nyata, rill, empiris, bisa dipegang,
bisa diamati dan lain-lain.
Aliran idealisme ini diwakili oleh beberapa tokoh di
antaranya J.G. Fitche (1762-1914), F.W.S. Schelling (1775-1854),
dan F.Hegel (1770-1031).
E. Positivisme
Pada dasarnya positivisme bukanlah suatu aliran yang
berdiri sendiri. Ia hanya menyempurnakan empirisme dan
rasionalisme yang bekerja sama. Artinya ia menyempurnakan
metode ilmiah dengan memasukkan eksperimen dan ukuran-
5
ukurannya. Jadi pada dasarnya positivisme itu sama dengan
empirisme dan rasionalisme. Hanya bedanya empirisme menerima
pengalaman batiniah sedangkan positivisme membatasi pada
pengalaman objektif saja.
Pelopor utama positivisme adalah Auguste Comte (1798-
1857), seorang filsuf Prancis yang besar pengaruhnya terhadap
perkembangan sains dan teknologi modern.
F. Pragmatisme
Pragmatisme adalah aliran pemikiran yang memandang
bahwa benar tidaknya suatu ucapan, dalil, atau teori, semata-mata
bergantung kepada manfaatnya dalam kehidupan.
Salah satu tokoh yang terkenal dalam aliran ini adalah
William James (1842-1910). Ia mengatakan di dalam bukunya The
Meaning of Truth, bahwa tidak ada kebenaran yang mutlak,
berlaku umum, dan yang berdiri lepas dari akal. Sebab pengalaman
kita berjalan terus dan segala yang kita anggap benar dalam
perkembangan pengalaman itu senantiasa berubah, karena di dalam
praktik, apa yang kita anggap benar dapat dikoreksi oleh
pengalaman berikutnya.
G. Fenomenologi
Fenomenologi adalah sebuah studi dalam bidang filsafat
yang mempelajari manusia sebagai sebuah fenomena. Ilmu
fenomenologi dalam filsafat biasa dihubungkan dengan ilmu
hermeneutik, yaitu ilmu yang mempelajari arti dari pada fenomena
ini.
Ahli fenomenologi yang pertama adalah Edmund Husserl
(1859-1938) yang memulai karir filsafatnya dengan suatu buku
tentang dasar-dasar ilmu hitung. Tulisan Husserl yang paling
menarik perhatian adalah Logical Investigation (1900-1901) Idea
for a Pure Phenomenology (1913) dan Corestian Meditation
(1929).
H. Eksistensialisme
6
Eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang
memandang berbagai gejala dengan berdasar pada eksistensinya.
Artinya bagaimana manusia berada (bereksistensi) dalam dunia.
Pusat perhatiannya adalah situasi manusia.
Istilah eksistensialisme dikemukakan oleh ahli filsafat
Jerman Martin Heidegger (1889-1976).
A. Bagi Indonesia
Pengaruh Aufklarung di Eropa menyebabkan terjadinya Politik
Etis, sebuah kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah Kolonial Belanda
di Indonesia. Politik etis ini gerakan pada masalah kemanusiaan dan
keuntungan ekonomi. Selama zaman Liberal (1870-1900) pengaruh
kapitalisme menjadikan Indonesia sebagai pasar yang potensial. Untuk
memperoleh keuntungan dan mengembangkan usaha yang diinginkan
maka diterapkannya Politik Etis. Hal ini dilakukan semata-mata
keuntungan, di mana Belanda dapat mempekerjakan tenaga terdidik yang
murah dalam pembayaran.
B. Bagi Dunia
1. Membawa perubahan pada pola pikir manusia
2. Banyak tokoh pelopor aliran yang menyuarakan pendapatnya
3. Perjumpaan akal budi dengan pengalaman manusia
4. Kemajuan dan penyebarluasan ilmu pengetahuan dan teknologi
7
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Bagi guru dan teman-teman, jika ingin menambah wawasan lebih dalam
dan ingin mengetahui lebih jauh, maka kami mengharapkan dengan rendah hati
agar membaca buku ilmiah dan buku-buku filsafat lainnya yang berkaitan dengan
judul “AUFKLARUNG”.
8
DAFTAR PUSTAKA
Aditya, N. (2022, Oktober 28). Tentang kami: Studio Belajar. Retrieved from
Website Studio Belajar: http://www.studiobelajar.com/aufklarung/
Purwanto, H. (2019). Pemikiran Dibalik Peristiwa. Jakarta, DKI Jakarta,
Indonesia: Kementerian Pendidikan dan Budaya.
Sawitri, I. (2016). Sejarah Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial SMA/MA Kelas XI.
Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia: CV. Mediatama.
Zahra, A. N. (2017). Zaman Pencerahan (Aufklarung). Aufklarung.
9
LAMPIRAN
10