Anda di halaman 1dari 3

Anindita agustria siswanto

4221210030
Keselamatan Konstruksi

1. Identifikasi mengapa terjadi perubahan peraturan keselamatan, yg awalnya hanya K3,


K4, kemudian menjadi K2.
2. Berikan pula peraturan perundangan yang mendukung penerapan K2, K3 dan K4.

Jawab
K3 adalah ilmu dan penerapan pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Ruang lingkup peraturan K3 ini hanya berfokus pada pegawai agar terhindar dari kecelakaan
yang membahayakan pekerjaannya. K4 merupakan standar yang mencakup penerapan
standar keselamatan, kesehatan, dan keberlanjutan. Ruang lingkup peraturan K4 sangat
terbatas dan hanya mencakup mutu bahan, mutu peralatan, K3, tata cara pelaksanaan, dan
mutu hasil pelaksanaan. Ide baru tentang K2 muncul ketika K3 dan K4 sudah ada. K2
mencakup segala kegiatan teknis untuk menunjang pekerjaan konstruksi yang memenuhi
standar keselamatan, keamanan, kesehatan, dan keberlanjutan yang menjamin keselamatan
dan kesehatan pekerja, keselamatan masyarakat, dan hak milik termasuk bahan , peralatan,
konstruksi dan lingkungan.

Seiring dengan terus berkembangnya pemahaman mengenai risiko keselamatan di


tempat kerja, perubahan dapat dilakukan terhadap peraturan K3 dan K4 (sekarang K2),
sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya kecelakaan yang menunjukkan kekurangan
dalam sistem keselamatan yang memenuhi syarat. diperoleh. Kedua, perubahan dari K3 dan
K4 ke K2 menunjukkan penekanan yang lebih besar pada penyesuaian aspek keselamatan
atau klasifikasi risiko tertentu. Jika ada risiko yang dianggap sangat signifikan sehingga
pertimbangan keselamatan perlu dipertimbangkan, pemerintah dan regulator akan segera
mengeluarkan peraturan baru atau memperbarui undang-undang keselamatan konstruksi
untuk mencegah risiko yang ada. Selain itu, perubahan dapat terjadi akibat upaya untuk
meningkatkan standar keselamatan secara keseluruhan dan menyelaraskan peraturan terbaik
yang berlaku secara internasional.
Perubahan peraturan dilatarbelakangi oleh perubahan peraturan tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) atau sekarang lebih dikenal dengan Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) sejak diperkenalkannya Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2020.

Berikan pula Peraturanperundangan yang mendukung penerapan K2,K3, dan K4?


Perundang-undangan yang mendukung penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),
Standar Keamanan Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan (K4), dan Keselamatan
Konstruksi (SMKK) di Indonesia antara lain:

Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen


Keselamatan Konstruksi (SMKK).

Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).

Peraturan Pemerintah Nomor 22Tahun 2020tentang Peraturan Pelaksanaan

Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Kontruksi.

Peraturan MentriPUPR Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem

Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK).

Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Indonesia.

Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan Indonesia.

Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Indonesia.

Undang-undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional


Indonesia.

Undang-undang Nomor 2tahun 2017tentang Jasa Kontruksi.


Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 4 tahun 1987 tentang Panitia Pembina

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3).

Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 5 tahun 1996 mengenai Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).

Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 5 tahun 2018 tentang K3 Lingkungan


Kerja.

Anda mungkin juga menyukai