Anda di halaman 1dari 4

HADIST TENTANG HAJI

Hadits Nabi Muhammad SAW


Dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barangsiapa
yang menunaikan haji dengan ikhlas karena Allah dan tidak melakukan
perbuatan dusta atau dosa, dia akan kembali seperti bayi yang baru lahir
dari ibunya.”
Hadits ini menunjukkan bahwa haji yang murni dan dilakukan
dengan ikhlas akan menghapus dosa-dosa seorang Muslim dan
memberinya kesempatan untuk memulai kehidupan yang baru dalam
kebersihan dan ketakwaan.

Hadits Nabi Muhammad SAW


Dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Seseorang
yang menunaikan haji yang mabrur (diterima Allah) akan kembali tanpa
dosa seperti seorang bayi yang baru lahir.”
Hadits ini menegaskan bahwa haji yang diterima oleh Allah akan
membawa pengampunan dosa-dosa dan kesucian spiritual bagi
pelakunya. Perbandingan dengan bayi yang baru lahir menunjukkan
pemulihan spiritual yang mendalam yang diberikan Allah kepada orang
yang menunaikan haji. Ini adalah peluang untuk memulai lembaran baru
dalam kehidupan spiritual tanpa dosa-dosa yang telah terjadi
sebelumnya.
Hadits ini juga menyoroti pentingnya menjaga lisan dan perilaku
selama perjalanan haji. Menjaga lisan dari perkataan jorok dan menjauhi
dosa adalah bagian penting dari ibadah haji yang tulus.

Hadits Nabi Muhammad SAW


Dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Jika
seseorang menunaikan haji dengan tulus dan tidak melakukan perbuatan
buruk dan dosa, dia akan kembali seperti pada hari ibunya
melahirkannya.”
Hadits ini menggambarkan betapa pentingnya menjalani haji
dengan kesucian hati dan tanpa dosa. Haji yang dilakukan dengan tulus
akan membawa pemurnian spiritual yang mendalam.
Hadits ini adalah pengingat tentang keberkahan dan pentingnya
menjalani haji dengan ikhlas, menjauhi dosa, dan menjaga kesucian
selama perjalanan. Keutamaan haji tidak hanya mencakup pengampunan
dosa, tetapi juga pemurnian spiritual dan kesempatan untuk memulai
lembaran baru dalam hidup yang lebih baik.
Urutan Rangkaian Ibadah Haji dari Haji Tamattu, Haji Ifrad & Haji Qiran

Haji Tamattu
Haji tamattu adalah mengumpulkan haji dan umrah dalam satu kali pergi ke
Makkah di bulan haji tahun itu juga. Adapun pelaksanaannya dengan
mendahulukan ibadah umrah, setelah itu baru melaksanakan haji dengan segala
amalannya. Dan orang yang melaksanakan haji tamattu, diwajibkan membayar
dam atau denda.
Dikatakan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia menunaikah ibadah haji
tamattu. Adapun rangkaian ibadah haji tamattu, berikut ini:
Ihram di miqat untuk umrah → Tawaf umrah → Sa'i (umrah) → Tahallul (bebas
larangan ihram) → Ihram di Makkah pada 8 Dzulhijjah → Wukuf di Arafah di
tanggal 9 Dzulhijjah → Mabit di Muzdalifah pada 10 Dzulhijjah → Lempar jumrah
Aqabah → Tahallul Awal → Tawaf Ifadhah → Sa'i → Tahallul Tsani → Mabit di Mina
→ Tanggal 11 Dzulhijjah, lempar tiga jumrah → Tanggal 12 Dzulhijjah, lempar tiga
jumrah → Meninggalkan Mina untuk Nafar Awal → Tanggal 13 Dzulhijjah, lempar
tiga jumrah → Meninggalkan Mina untuk Nafar Tsani.

Haji Ifrad
Haji ifrad dilakukan dengan pelaksanaan ibadah haji terlebih dahulu, kemudian
mengerjakan umrah di luar musim haji. Disebutkan bahwa orang yang berhaji ifrad,
tetap dalam keadaan ihram hingga rangkaian amalan hajinya selesai.
Adapun rangkaian ibadah haji ifrad:
Ihram di miqat untuk haji → Tawaf qudum → Sa'i haji → Tanggal 8 Dzulhijjah,
masih keadaan ihram → Tanggal 9 Dzulhijjah, wukuf di Arafah → Tanggal 10
Dzulhijjah, mabit di Muzdalifah → Lempar jumrah Aqabah → Tahallul Awal →
Tawaf Ifadhah → Tahallul Tsani → Mabit di Mina → Tanggal 11 Dzulhijjah, lempar
tiga jumrah → Tanggal 12 Dzulhijjah, lempar tiga jumrah → Meninggalkan Mina
untuk Nafar Awal → Tanggal 13 Dzulhijjah, lempar tiga jumrah → Meninggalkan
Mina untuk Nafar Tsani.

Haji Qiran
Yakni melaksanakan ihram haji dan umrah secara bersamaan di miqat. Dinamakan
haji qiran sebab antara ibadah haji dan umrah digabung dalam satu ihram.
Untuk rangkaian ibadah haji qiran, sebagai berikut:
Ihram di miqat untuk haji dan umrah → Tawaf qudum → Sa'i haji → Tanggal 8
Dzulhijjah, masih keadaan ihram → Tanggal 9 Dzulhijjah, wukuf di Arafah →
Tanggal 10 Dzulhijjah, mabit di Muzdalifah → Lempar jumrah Aqabah → Tahallul
Awal → Tawaf Ifadhah → Tahallul Tsani → Mabit di Mina → Tanggal 11 Dzulhijjah,
lempar tiga jumrah → Tanggal 12 Dzulhijjah, lempar tiga jumrah → Meninggalkan
Mina untuk Nafar Awal → Tanggal 13 Dzulhijjah, lempar tiga jumrah →
Meninggalkan Mina untuk Nafar Tsani.

Anda mungkin juga menyukai