Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH PEMBERIAN APERSEPSI TERHADAP

KESIAPAN BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN AKUNTANSI


KELAS XI SMA ISLAMIYAH PONTIANAK

ARTIKEL PENELITIAN

Oleh:
FARIZ PANGESTU AL-MUWATTHO
NIM F01110062

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU-ILMU SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2018
PENGARUH PEMBERIAN APERSEPSI TERHADAP
KESIAPAN BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN AKUNTANSI
KELAS XI SMA ISLAMIYAH PONTIANAK

Fariz Pangestu Al-Muwattho, Aminuyati, Okianna


Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Untan Pontianak
Email :bzgunnr@gmail.com

Abstract
The purpose of this research was to know the influence of apperception by the teachers to
students' learning readiness on accounting subjects class XI IPS SMA Islamiyah Pontia-
nak. The method used in this research is a descriptive method with the form of interrela-
tionship studies. This study is a population study with a sample size of 56 students which
consists of all students of class XI IPS 1 and XI IPS 2 as respondents. The method used in
this research is quantitative descriptive method with the intention of to describe objec-
tively the influence of apperception on students' learning readiness. data processing in
this research using correlation technique pearson product moment and coefficient deter-
minant. The conclusion of this research is that the result of calculation coefficient of de-
termination (r2) shows there is significant influence equal to 74% giving apperception by
the teacher to readiness of student learning, while 26% other influenced by the other fac-
tor.

Keywords: Apperception, Readiness Learning, Accounting Lessons.

PENDAHULUAN perkembangan dan perubahan seperti era


Pendidikan merupakan hal yang paling modern saat ini.
mendasar bagi kelangsungan hidup manusia Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang
pada saat ini, dengan kata lain dapat dikatakan Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20, “Pembelajaran
bahwa pentingnya pendidikan sebagai adalah proses interaksi peserta didik dengan
penopang bagi kehidupan manusia untuk pendidik dan sumber belajar pada suatu
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan belajar”.
perkembangan zaman. Pendidikan dipandang Dapat diartikan bahwa proses
sebagai salah satu aspek yang memiliki peran- pembelajaran merupakan sebuah kegiatan
an pokok dalam membentuk generasi masa penyampaian materi pembelajaran oleh tenaga
depan. Pendidikan juga merupakan salah satu pendidik kepada peserta didik. Dalam proses
wahana untuk meningkatkan kualitas sumber pembelajaran terdapat beberapa komponen
daya manusia. penunjang agar kegiatan pembelajaran dapat
Sebagai makhluk sosial maupun sebagai terlaksana dengan baik, seperti adanya media
makhluk individu, manusia tidak bisa terlepas pembelajaran sebagai sumber belajar, materi
dari pendidikan sebagai proses bagi dirinya pembelajaran, serta adanya rencana
untuk memperoleh pengetahuan dan pembelajaran yang sistematis.
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai dan Keberhasilan proses pembelajaran juga
kebudayaan yang berlaku di masyarakat. ditentukan oleh kemampuan seorang tenaga
Pendidikan lahir dari pergaulan antara satu pendidik untuk memudahkan proses
individu terhadap individu lainnya yang penyerapan ilmu yang diberikan kepada
dilakukan secara sadar dengan tujuan untuk peserta didik, yang kemudian diadakan
dapat beradaptasi secara cepat dan tepat di kegiatan evaluasi untuk mengetahui sejauh
lingkungan yang terus mengalami mana keberhasilan pendidik dalam
menyampaikan materi pembelajarannya.
1
Permasalahan yang sering terjadi pada mudah dalam menyerap materi pembelajaran
proses pembelajaran adalah kurang yang akan disampaikan.
maksimalnya peserta didik dalam menangkap Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
materi pembelajaran yang telah disampaikan yang dimaksud apersepsi adalah “Pengamatan
oleh guru, ini biasanya dapat dilihat dari secara sadar (penghayatan) tentang segala
kegiatan evaluasi dengan memberikan sesuatu dalam jiwanya (dirinya) sendiri yang
pertanyaan secara acak maupun tes tertulis menjadi dasar perbandingan serta landasan
yang diberikan oleh guru pada akhir jam untuk menerima ide-ide baru”. Dengan kata
pelajaran. Hal ini dapat disebabkan oleh lain apersepsi merupakan suatu proses
beberapa faktor, salah satunya adalah menghubungkan pengetahuan lama dengan
kurangnya kesiapan belajar peserta didik. pengetahuan yang baru, dalam hal ini yang
Menurut Slameto (2013: 113), kesiapan dimaksud pengetahuan adalah materi pelaja-
adalah “keseluruhan kondisi seseorang yang ran yang disampaikan guru. Dengan
membuatnya siap untuk memberi re- memberikan apersepsi diharapkan dapat
spons/jawaban di dalam cara tertentu terhadap menimbulkan sikap antusias, rasa ingin tahu,
suatu situasi”. Penyesuaian kondisi pada suatu dan termotivasi untuk mengikuti proses
saat akan berpengaruh pada atau kecender- pembelajaran dari dalam diri siswa.
ungan untuk memberi respons. Pada mata pelajaran akuntansi, materi
Kesiapan belajar merupakan suatu yang akan disampaikan oleh guru memiliki
kondisi yang ada pada diri seseorang dalam keterkaitan antar satu dengan yang lainnya.
hal ini siswa, yang telah dipersiapkan terlebih Jika siswa tidak dapat menyerap materi
dahulu untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik karena kurangnya
pembelajaran dimana kondisi ini dapat dilatih kesiapan dalam menerima materi yang
dan dikembangkan dan nantinya diharapkan disampaikan, maka siswa tersebut akan
siswa dapat memberi respon dan bereaksi. kesulitan dalam menerima materi
Dengan kata lain, ketika seseorang telah pembelajaran tahap selanjutnya.
memiliki kesiapan belajar dalam dirinya maka SMA Islamiyah Pontianak merupakan
siswa tersebut sudah siap untuk merespon dan sekolah menengah atas yang terletak di jalan
memberikan reaksi ketika kegiatan belajar Imam Bonjol Nomor 88 Kota Pontianak.
berlangsung. SMA Islamiyah Pontianak ini memiliki 6 ru-
Kegiatan belajar akan berlangsung ang kelas yang terdiri dari 2 ruang untuk kelas
dengan baik apabila kondisi-kondisi yang X IPS 1 dan X IPS 2, 2 ruang untuk kelas XI
diperlukan dalam belajar telah siap. IPS 1 dan XI IPS 2, dan 2 ruangan untuk kelas
Maka belajar tanpa kesiapan fisik, mental XII IPS 1 dan XII IPS 2.
maupun perlengkapan belajar akan mengalami Adapun jumlah siswa pada tahun ajaran
kesulitan. Misalnya, seseorang yang akan 2017/2018 ini adalah sebagai berikut:
mengikuti proses belajar dikelas harus Guru mata pelajaran akuntansi di SMA
memiliki kesehatan yang baik, memiliki Islamiyah Pontianak ini adalah bapak Drs.
motivasi untuk belajar, serta sarana belajar Sukamdi yang mengajar kelas XI IPS dan ju-
seperti perlengkapan belajar. ga kelas XII IPS. Penelitian ini dilakukan pa-
Berbagai upaya yang dilakukan guru agar da kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2 dengan materi
siswanya siap dan fokus ketika menerima buku besar. Penelitian ini dilakukan di kelas
materi pembelajaran yang akan diberikan. XI IPS 1 dan XI IPS 2 karena kelas X tidak
Salah satunya dengan memberikan apersepsi ada mata pelajaran akuntansi dan menimbang
sebelum proses pembelajaran berlangsung. bahwa siswa kelas XII IPS sedang memper-
Pemberian apersepsi sebelum proses siapkan diri untuk menghadapi ujian akhir
pembelajaran berlangsung sangat besar sekolah.
manfaatnya bagi kesiapan belajar siswa. Berdasarkan pengamatan awal peneliti
Apersepsi dapat membantu siswa agar lebih pada tanggal 19 Januari 2017, pada saat awal
jam pelajaran dimulai, guru memberi salam

2
terlebih dahulu, kemudian guru menenangkan yang penting untuk menciptakan kondisi siap
suasana kelas, setelah suasana kelas dirasa belajar baik secara fisik maupun mental.
sudah cukup tenang untuk memulai pelajaran, Apersepsi pada prinsipnya adalah kegiatan
guru langsung menerangkan materi pelajaran pendahuluan atau pembuka pelajaran dengan
baru tanpa mengulas sedikit materi pelajaran tujuan untuk membangkitkan minat belajar
yang telah diberikan sebelumnya. Prosedur siswa. Tidak hanya itu saja, pemberian
seperti ini tentu tidak memungkinkan siswa apersepsi juga bertujuan untuk memberikan
untuk siap dalam menerima materi pelajaran gambaran tentang materi pelajaran yang akan
karena perhatian siswa belum terpusat kepada disampaikan kepada siswa.
materi yang akan disampaikan guru. Ketika seluruh elemen pembelajaran se-
Adapun fakta yang menunjukkan siswa jak awal kegiatan pembelajaran telah mem-
belum siap menerima pelajaran adalah ketika iliki kesiapan yang baik, maka akan berdam-
berlangsungnya kegiatan pembelajaran di ke- pak positif terhadap proses pembelajaran se-
las, sebagian siswa terlihat tidak lanjutnya.
memperhatikan, tidak fokus, kurang aktif, ada Apersepsi memiliki kaitan yang erat di
siswa yang terlihat sedang melamun, beberapa dalam proses pembelajaran. Dengan adanya
siswa terlihat bosan. Jika diberikan tugas atau apersepsi maka dapat memberikan dasar awal
latihan di kelas, siswa bersikap acuh tak acuh. siswa untuk mempelajari materi baru yang
Bahkan ada beberapa siswa yang tidak mem- akan disampaikan oleh guru, dengan demikian
perdulikan dan malah tidur. Guru sudah maka apersepsi dapat memberikan kemudahan
pernah bahkan sering memberikan teguran bagi siswa dalam proses pembelajaran.
bahkan hukuman kepada beberapa siswa yang Apersepsi sering juga disebut dengan
dilihat tidak dan kurang memperhatikan pem- istilah “batu loncatan”, maksudnya adalah
belajaran di kelas, tetapi perubahan sikap dari sebelum kegiatan pembelajaran dimulai untuk
siswa tersebut hanya bersifat sementara saja. menyajikan materi pelajaran yang baru, guru
Dari fakta diatas dapat diasumsikan bahwa diharapkan dapat menghubungkan lebih dahu-
siswa belum siap mengikuti proses lu materi pelajaran sebelumnya yang menurut
pembelajaran. guru telah dikuasai siswa. Apersepsi ini dapat
Apersepsi yang dilakukan pada tahap dilakukan dengan berbagai cara salah satunya
awal pembelajaran pada umumnya dianggap yaitu dengan memberikan pertanyaan untuk
hal yang kecil, terkadang terlupakan. Namun mengetahui apakah siswa masih ingat dengan
demikian berdasarkan fakta di lapangan ban- materi yang telah diberikan pada pertemuan
yak dijumpai menjadi sangat fatal akibatnya yang lalu, sejauh mana siswa memahami ma-
manakala siswa dihadapkan pada permasala- teri tersebut, dan hasilnya untuk menjadi titik
han inti dalam proses pembelajaran. Ketid- tolak dalam memulai kegiatan pembelajaran
akbisaan siswa dalam menyelesaikan masalah yang baru.
atau dalam proses menemukan konsep tern- Oleh karena itu sebelum memulai
yata sangat dipengaruhi oleh ketidaksiapan kegiatan pembelajaran guru hendaknya
siswa sewaktu apersepsi, yang akhirnya tujuan terlebih dahulu berusaha untuk
akhir dari pembelajaran itu tidak tercapai atau menghubungkan materi pelajaran terdahulu
tidak sesuai dengan harapan. yang telah dikuasai oleh siswa atau dari
Menurut Nasution (dalam Ningsih, 2013: pengalaman dengan materi pelajaran yang
18), apersepsi berasal dari bahasa Inggris, yai- akan disampaikan sehingga dapat
tu apperception yang berarti “mentafsirkan menumbuhkan sikap antusias serta rasa ingin
buah pikiran, jadi menyatukan dan menga- tahu siswa untuk mengikuti setiap proses
similasi suatu pengamatan berdasarkan pen- kegiatan pembelajaran.
galaman yang telah dimiliki dan dengan me- Berdasarkan uraian di atas, peneliti
mahami dan dapat menafsirkannya”. melihat bahwa pemberian apersepsi merupa-
Dalam setiap proses awal kegiatan kan salah satu faktor yang dapat
pembelajaran, apersepsi memiliki peranan mempengaruhi kesiapan belajar siswa di ke-

3
las. Oleh karena itu peneliti bermaksud untuk Sugiyono (2016: 80), “Populasi adalah wila-
meneliti lebih lanjut tentang “Pengaruh pem- yah generalisasi yang terdiri atas:
berian apersepsi oleh guru terhadap kesiapan obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
kelas XI IPS SMA Islamiyah Pontianak”. peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”.
METODE PENELITIAN Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa
Menurut Deni Darmawan (2013: 127), kelas XI IPS SMA Islamiyah Pontianak tahun
“Metode Penelitian adalah cara yang ajaran 2017/2018 berjumlah 56 orang yang
digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan terdiri dari siswa siswi kelas XI IPS 1 yang
data dan informasi mengenai berbagai hal berjumlah 28 orang dan XI IPS 2 berjumlah
yang berkaitan dengan masalah yang diteliti”. 28 orang SMA Islamiyah Pontianak.
Metode dalam penelitian ini adalah Menurut Deni Darmawan (2013: 138),
metode deskriptif. Menurut Suharsimi “Sampel adalah sebagian dari populasi.
Arikunto (dalam Deni Darmawan, 2013: 134), Artinya tidak akan ada sampel jika tidak ada
“Penelitian deskriptif merupakan penelitian populasi”. Sedangkan menurut Sugiyono
yang dimaksudkan untuk mengumpulkan (2016: 81), “Sampel adalah bagian dari
informasi mengenai status suatu gejala yang jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya populasi tersebut”.
pada saat penelitian dilakukan”. Suharsimi Arikunto (2006: 134)
Deni Darmawan (2013: 134) menjelaskan bahwa, “untuk sekedar ancar-
menjelaskan bahwa “Tujuan dari penelitian ancar, maka apabila subjeknya kurang dari
deskriptif adalah untuk membuat penjelasan 100, lebih baik diambil semuanya sehingga
secara sistematis, faktual, dan akurat penelitiannya merupakan penelitian populasi”.
mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi Berhubung populasinya kurang dari 100 orang
atau daerah tertentu”. Tujuan dari penelitian yaitu sebanyak 56 orang, maka seluruh
ini adalah peneliti ingin menjelaskan populasi dijadikan sumber data sehingga
memaparkan secara objektif mengenai disebut penelitian populasi.
“Pengaruh pemberian apersepsi oleh guru Teknik pengumpulan data yang
terhadap kesiapan belajar siswa pada mata digunakan dalam penelitian ini adalah (1)
pelajaran akuntansi kelas XI IPS SMA Teknik komunikasi langsung, yaitu teknik
Islamiyah Pontianak”. pengumpulan data dengan melakukan wa-
Menurut Hadari Nawawi (2015:68), ter- wancara langsung kepada responden. Dalam
dapat beberapa bentuk penelitian dalam hal ini guru mata pelajaran akuntansi kelas XI
metode deskriptif, yaitu: (1) Survey (Survey IPS SMA Islamiyah Pontianak. (2) Teknik
studies); (2) Studi hubungan (Interrelation- komunikasi tidak langsung, yaitu tenik
ship studies); (3) Studi perkembangan (Devel- pengumpulan data dengan mempergunakan
opment studies) angket atau kuesioner sebagai alatnya yang
Dalam penelitian ini bentuk penelitian diberikan kepada objek penelitian, yaitu siswa
yang digunakan adalah bentuk studi hubungan siswi kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2 SMA Is-
(Interrelationship studies), dimana bentuk lamiyah Pontianak. (3), Teknik observasi
penelitian ini bertujuan untuk memaparkan langsung, yaitu pengumpulan data yang
hubungan dan pengaruh antara pemberian dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan
apersepsi oleh guru terhadap kesiapan belajar hal-hal yang tampak pada obyek penelitian.
siswa pada mata pelajaran akuntansi kelas XI Dalam hal ini guru mata pelajaran akuntansi
IPS SMA Islamiyah Pontianak. kelas XI IPS SMA Islamiyah Pontianak.
Deni Darmawan (2013: 137) menyatakan Alat pengumpul data yang digunakan
bahwa, “ Populasi adalah sumber data dalam dalam penelitian ini yaitu (1) Daftar pedoman
penelitian tertentu yang memiliki jumlah interview, yaitu alat pengumpul data yang
banyak dan luas”. Sedangkan menurut berisikan pertanyaan-pertanyaan yang di-

4
tujukan secara lisan kepada guru mata pelaja- 148), menyimpulkan pengertian reliabilitas
ran akuntansi kelas XI IPS SMA Islamiyah yaitu sebagai berikut : Gejala yang tampak
Pontianak. (2) Angket (kuesioner) dengan dalam pengumpulan data pertama tetap ber-
Skala Likert, yaitu pengumpulan data yang tahan atau tidak berubah pada pengukuran
dilakukan dengan cara memberi seperangkat kedua dan seterusnya bila dipergunakan alat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada yang sama. Pengukuran atau pengumpulan
responden untuk dijawabnya dan disertai ja- data berikutnya adalah ekuivalen dengan pen-
waban yang sudah terikat pada sejumlah gukuran atau pengumpulan data sebelumnya
kemungkinan jawaban yang sudah disediakan. dengan mempergunakan alat pen-
Angket disebarkan ke siswa kelas XI IPS 1 gukur/pengumpul data yang sama. (6)
dan XI IPS 2 SMA Islamiyah Pontianak yang Melakukan uji normalitas data. Menurut Mi-
telah menjadi sampel. (3) Daftar pedoman kha Agus Widiyanto (2013: 154) “Pengujian
observasi, yaitu alat pengumpul data berupa normalitas dilakukan untuk mengetahui
daftar pengamatan secara langsung kepada apakah data berasal dari populasi yang berdis-
sumber data yang menjadi pedoman bagi tribusi normal atau berada dalam sebaran
peneliti. normal. Uji normalitas yang digunakan pada
penelitian ini adalah uji Kolmogorof-Smirnov.
Tahapan Penelitian (7) Menganalisis hasil uji normalitas data. (8)
Tahapan yang dilakukan dalam Membagikan kuesioner penelitian kepada
penelitian ini meliputi : (1) Observasi awal siswa kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2 sebanyak
Observasi awal dilakukan untuk mempersiap- 56 kuesioner. (9) Melakukan wawancara
kan berkas administrasi dan perijinan dengan guru mata pelajaran akuntansi kelas
penelitian sekaligus melakukan riset, XI SMA Islamiyah Pontianak. (10)
perkenalan dengan Kepala Sekolah dan Menganalisis data yang diperoleh dari hasil
melakukan wawancara dengan guru mata jawaban responden. (11) Mendeskripsikan
pelajaran ekonomi kelas XI Ilmu-ilmu So- hasil analisis data dan memberikan kes-
sialMadrasah Aliyah Negeri Mempawah Ti- impulan sebagai jawaban dari rumusan masa-
mur. (2) Pembuatan instrumen penelitian, lah; (12) Menyusun laporan penelitian.
Jenis kuesioner yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuesioner tertutup HASIL PENELITIAN DAN
(closed questioner). Kuesioner tertutup yaitu PEMBAHASAN
bentuk pernyataan dimana responden hanya
memilih jawaban dari alternatif jawaban yang Hasil Penelitian
telah disediakan. Metode kuesioner yang Sampel dalam penelitian ini yaitu siswa
digunakan dalam penelitian ini berupa pern- kelas XI IPS SMA Islamiyah Pontianak tahun
yataan dengan jawaban menggunakan skala ajaran 2017/2018 berjumlah 56 orang yang
Likert (1 sampai 4) yaitu selalu, sering, ka- terdiri dari siswa siswi kelas XI IPS 1 yang
dang-kadang, dan tidak pernah. Dalam tahap berjumlah 28 orang dan XI IPS 2 berjumlah
ini dibuat kuesioner berjumlah 30 butir per- 28 orang SMA Islamiyah Pontianak.
tanyaan. Daftar pertanyaan disusun berdasar- Berdasarkan data yang telah diperoleh
kan indikator variabel apersepsi dan kesiapan melalui angket maka terlebih dahulu disajikan
belajar. Masing-masing variabel dibagi lagi untuk keperluan analisis dan pembahasan.
kedalam beberapa indikator dan sub indikator. Dalam penelitian ini yang dijadikan sumber
(3) Memvalidasi soal yang telah dibuat kepa- data adalah Siswa Kelas XI IPS 1 dan XI IPS
da 30 orang responden kelas XII IPS SMA 2 SMA Islamiyah Pontianak yang berjumlah
Islamiyah Pontianak. (4) Menganalisis hasil 56 responden.
uji validitas. (5) Mengukur reliabilitas Dari hasil penyebaran angket kuesioner
terhadap data hasil uji coba instrumen soal tes responden, jawaban dari 56 responden
dengan menggunakan metode Alpha mengenai pengaruh pemberian apersepsi ter-
Cronbach. Menurut Hadari Nawawi (2015: hadap kesiapan belajar siswa dianalisis oleh

5
penulis dengan menggunakan analisis relasi product moment untuk mengetahui
deskriptif. hubungan antara variabel X dan variabel Y.
Data yang terkumpul selanjutnya akan
dianalisis dengan menggunakan teknik ko-

Tabel 1. Hasil Perhitungan Analisi Korelasi Product Moment

Apersepsi Kesiapan Belajar


Apersepsi Pearson Correlation 1 .858**
Sig. (2-tailed) .000
N 56 56
Kesiapan Belajar Pearson Correlation .858** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 56 56

Berdasarkan hasil output uji korelasi


pearson, diketahui bahwa antara Pemberian Berdasarkan hasil perhitungan uji
Apersepsi (Variabel X) dan Kesiapan Belajar korelasi pearson product moment terlihat
(Variabel Y) didapat rhitung sebesar 0,858 jika bahwa nilai pearson correlation yang
dibandingkan dengan rtabel dengan n=56 pada menunjukkan koefisien korelasi adalah
tingkat signifikansi 5% (Two Tail), terdapat
rhitung bernilai 0,259. Berdasarkan Interval Koefisien Tingkat Hubungan
perbandingan tersebut maka rhitung (0,858) > 0,00 - 0,199 Sangat rendah
(lebih besar) daripada rtabel (0,259), maka 0,20 - 0,399 Rendah
terdapat korelasi yang signifikan antara
variabel X terhadap Y. 0,40 - 0,599 Sedang
Hasil ini memberikan makna bahwa 0,60 - 0,799 Kuat
pemberian apersepsi oleh guru akan diikuti 0,80 - 1,000 Sangat kuat
dengan meningkatnya kesiapan belajar siswa. sebesar 0,858. Berdasarkan pedoman yang
Dengan demikian, untuk membuat siswa siap telah ditetapkan koefisien korelasi 0,858
dalam menerima pelajaran dapat dilakukan berada pada interval antara 0,80 – 1,000,
dengan cara pemberian apersepsi oleh guru. sehingga dapat dinyatakan bahwa korelasi
Untuk mengetahui seberapa besar tingkat antara variabel x dan y tergolong sangat kuat.
pengaruh hubungan variabel bebas terhadap Dengan demikian dapat dikemukakan
variabel terikat, menurut Sugiyono (2016: 231) bahwa pengaruh pemberian apersepsi oleh
pedoman untuk memberikan interpretasi ter- guru terhadap kesiapan belajar siswa kelas XI
hadap koefisien korelasi sebagai berikut: IPS SMA Islamiyah Pontianak adalah sangat
kuat.
Kemudian untuk mengetahui apakah ter-
dapat pengaruh antara variabel X dan Variabel
Y, maka diperlukan uji r2 atau koefisien de-
terminan. Adapun perhitungannya
menggunakan rumus KD = r2 x 100% adalah
Tabel 2. Pedoman Untuk Memberikan sebagai berikut:
Interpretasi Koefisien Korelasi KD = r2 x 100%
KD = 0,8582 x 100%

6
KD = 0,74 x 100% ditentukan oleh pemberian apersepsi oleh
KD = 74% guru (X), dan 26% ditentukan oleh faktor lain.
Dari hasil perhitungan Koefisien
Determinasi diatas didapat angka 74%. Hal ini Pembahasan Penelitian
berarti kesiapan belajar siswa (Y) 74%
Pengujian hipotesis membutuhkan alat Pearson, hasil dari perhitungan sebuah
penunjang yang diperoleh melalui angket instrumen haruslah dibandingkan dengan
untuk mengetahui data variabel X (pem- rtabel. rtabel dicari pada signifikasi 0,05 dan
berian apersepsi) dan variabel Y (kesiapan jumlah data (n) = 30, maka didapat rtabel
belajar) yang kemudian diolah dengan sebesar 0,361. Sehingga apabila rhitung kurang
penelitian statistik. Pengolahan jawaban kui- dari 0,361 maka instrumen tersebut dikatakan
sioner dengan wujud data kualitatif yang tidak valid, namun jika lebih besar dari rtabel
kemudian ditransformasikan menjadi data maka instrumen tersebut dikatakan valid.
kuantitatif. Setelah dilakukan uji validitas terhadap in-
Dari data yang telah diperoleh dari alat strumen terdapat 26 butir instrumen yang
pengumpulan data yaitu berupa angket, maka dinyatakan valid. 4 (empat) butir instrumen
disusunlah langkah-langkah untuk di analisis. yang tidak valid akan dihapus.
Angket disebarkan kepada siswa kelas XI Selanjutnya, hasil uji reliabilitas juga
IPS 1 dan XI IPS 2 di SMA Islamiyah Ponti- menunjukkan hal yang sama dimana untuk
anak dengan jumlah 56 siswa yang masing- masing-masing variabel kompetensi nilai r
masing berjumlah 28 siswa kelas XI IPS 1 hitung lebih besar dari pada nilai r tabel.
dan 28 siswa XI IPS 2. Hasil uji validitas tersebut menunjukkan
Untuk memudahkan dalam menganalisis bahwa kuisioner yang diberikan sesuai dalam
data yang diperoleh, maka terlebih dahulu menentukan tujuan penelitian seperti yang
data yang dikumpulkan berbentuk kualitatif diharapkan, sedangkan hasil uji reliabilitas
perlu di transformasikan menjadi data kuanti- yang bernilai positif tersebut dapat diartikan
tatif dengan memberi bobot pada setiap alter- bahwa kuisioner yang diberikan dapat
natif jawaban yang diberikan. dipercaya sebagai alat pengumpulan data dan
Adapun bentuk transformasi data dalam dipakai untuk mengungkap informasi yang
penelitian ini dengan menggunakan skala sebenarnya.
likert. Sugiyono (2016: 93) menyatakan Dalam penelitian ini, sebelum data
bahwa, skala likert digunakan untuk men- dianalisis dengan korelasi pearson product
gukur sikap, pendapat, dan persepsi moment, maka perlu dilakukan salah satu uji
seseorang atau sekelompok orang tentang prasarat, yaitu uji normalitas data. Metode
fenomena sosial. Jawaban yang ada akan yang digunakan dalam melakukan uji
diberikan bobot dalam skala nilai 1 sampai 4. normalitas data dalam penelitian ini adalah
Hasil uji validitas dan reliabilitas uji kolmogorov-smirnov, dimana asumsi
tabulasi kuisioner dengan metode Pearson normalitas akan terpenuhi jika nilai
Product Moment dan metode Cronbach signifikan dari hasil uji kolmogorov-smirnov
Alpha menunjukkan bahwa jawaban > (lebih besar) dari 0,05 dan sebaliknya, jika
responden terhadap kuisioner yang diberikan hasil uji kolmogorov-smirnov < (lebih kecil)
valid dan reliabel. dari 0,05, maka data tersebut tidak
Uji validitas menunjukkan nilai r hitung berdistribusi normal. Setelah melakukan uji
lebih tinggi dari pada nilai r tabel baik pada normalitas data, dapat diketahui bahwa nilai
masing-masing butir kuisioner. Pada awalnya signifikansi sebesar 0,896 lebih besar dari
instrumen penelitian ini terdapat 30 soal, 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data
namun setelah melalui proses validasi yang diuji berdistribusi normal.
mengalami penyusutan. Untuk menyatakan Selanjutnya data diolah dengan
valid atau tidaknya butir dari instrumen menggunakan teknik korelasi product mo-
dengan menggunakan korelasi Bivariate ment, untuk mengetahui tingkat hubungan

8
antar dua variabel. Derajat hubungan apersepsi dan melanjutkan ke materi pelaja-
biasanya dinyatakan dengan r, yang disebut ran yang baru dapat terlihat bahwa siswa
dengan koefisien korelasi, sedangkan r2 lebih antusias, aktif, dan interaktif dalam
disebut dengan koefisien determinasi mengikuti proses pembelajaran akuntansi di
(koefisien penentu). kelas, meskipun masih ada beberapa siswa
Untuk menentukan apakah koefisien ko- yang masih terlihat pasif. (3) Terdapat
relasi memiliki keberartian (uji signifikansi) pengaruh pemberian apersepsi oleh guru ter-
atau tidak maka dapat dilakukan dengan hadap kesiapan belajar siswa pada mata pela-
membandingkan rhitung dengan rtabel (Mikha jaran akuntansi kelas XI IPS SMA Islamiyah
Agus Widiyanto, 2013). Apabila rhitung < Pontianak. Hal ini dibuktikan dengan perhi-
(lebih kecil) dari rtabel maka dinyatakan sig- tungan statistik menggunakan uji korelasi
nifikan. Sedangkan apabila rhitung > (lebih be- pearson product moment dengan bantuan
sar) dari rtabel maka dinyatakan tidak signif- program statistik SPSS 16 dan perhitungan
ikan. koefisien determinasi (r2) pada Bab IV , di-
Karena nilai uji korelasi pearson mana didapati koefisien determinasi (r2)
product moment statistik bernilai rhitung > rtabel sebesar 74%. Dengan kata lain variabel Y
(0,858 > 0,259) maka Ha diterima dan Ho (kesiapan belajar) dipengaruhi oleh variabel
ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa X (pemberian apersepsi) sebesar 74% dan
terdapat pengaruh signifikan pemberian sisanya 26% kesiapan belajar siswa di-
apersepsi oleh guru terhadap kesiapan belajar pengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
siswa pada mata pelajaran akuntansi kelas XI
IPS SMA Islamiyah Pontianak. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kes-
KESIMPULAN DAN SARAN impulan yang telah dikemukakan, maka be-
berapa saran yang ingin penulis sampaikan
Kesimpulan antara lain: (1) Kepada guru akuntansi kelas
Berdasarkan hasil penelitian dan XI IPS SMA Islamiyah Pontianak untuk
pembahasan dapat diambil kesimpulan memberikan perhatian secara khusus terhadap
sebagai berikut: (1) Guru telah melaksanakan masalah pemberian apersepsi ini, dengan cara
prosedur pemberian apersepsi sesuai dengan selalu berusaha meningkatkan kualitas
teori indikator apersepsi, yaitu menarik per- mengajar terutama dalam pemberian aper-
hatian siswa, menimbulkan motivasi, mem- sepsi secara lebih efektif lagi. (2) Kepada
berikan acuan, dan membuat kaitan. Dari siswa khususnya kelas XI IPS SMA Islami-
empat indikator tersebut hanya indikator ke- yah Pontianak untuk meningkatkan kedi-
tiga yaitu memberikan acuan yang guru tidak siplinnya salah satunya adalah masuk kelas
selalu melakukannya disetiap pertemuan tepat waktu demi kelancaran proses belajar
dikarenakan jam pelajaran yang pendek (1 mengajar di kelas. (3) Kepada siswa khu-
jam pelajaran di SMA Islamiyah Pontianak susnya kelas XI IPS SMA Islamiyah untuk
hanya 40 menit) dan juga ada sebagian siswa lebih giat lagi untuk mengikuti proses pem-
yang kadang datang terlambat, ada yang ijin belajaran di kelas, memperhatikan guru keti-
keluar kelas seperti ke kamar kecil, dan lain- ka sedang menjelaskan, dan lebih antusias
lain sehingga mengganggu waktu pemberian lagi dalam mengikuti pembelajaran akuntansi
apersepsi oleh guru. (2) Menurut guru mata di kelas. (4) Kepada lembaga Pendidikan
pelajaran akuntansi kelas XI IPS SMA Islam- khususnya SMA Islamiyah Pontianak agar
iyah Pontianak pada umumnya siswa kelas dapat memberikan motivasi kepada siswan-
XI IPS SMA Islamiyah Pontianak sudah ya, sehingga siswa termotivasi untuk
lebih siap dalam mengikuti proses pembela- sungguh-sungguh belajar di sekolah. (5) Di-
jaran setelah pemberian apersepsi. Hal ini harapkan penelitian ini dapat dikembangkan
sesuai dengan pengamatan yang dilakukan guna memperjelas mengenai pengaruh pem-
oleh peneliti ketika guru selesai memberikan

9
berian apersepsi oleh guru terhadap kesiapan Ningsih. 2013. Perbedaan Pengaruh Pem-
belajar siswa. berian Apersepsi Terhadap Kesia-
pan Belajar Siswa Mata Pelajaran
DAFTAR PUSTAKA IPS Kelas VII A. Skripsi FKIP Untan.
Pontianak
Deni Darmawan. 2013. Metode Penelitian
Kuantitatif. Bandung: PT. Remaja Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor
Rosdakarya Offset yang Mempengaruhinya.Jakarta:
Rineka Cipta
Hadari Nawawi. 2015. Metode Penelitian
Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Sugiyono. 2016. Metode Penelitian
Mada University Press Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R & D. Bandung:
Mikha Agus Widiyanto. 2013. Statistika Alfabeta.
Terapan. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur
Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta

10

Anda mungkin juga menyukai