Anda di halaman 1dari 7

STRATEGI PERTAHANAN INDONESIA MENGHADAPI ALIANSI AUKUS DI KONDISI

VUCA (VOLATILITY, UNCERTAINTY, COMPLEXITY & AMBIGUITY)

Salsabila Cherish Okcavia1

Abstrak: Presiden Joe Biden, Perdana Menteri Boris Johnson dan Perdana Menteri Scott
Morrison menyepakati Pakta Pertahanan terbaru—Australia, United Kingdom & United States
(AUKUS). Langkah awal kerjasama ini fokus pada pembangunan kapal selam bertenaga nuklir
untuk Angkatan Laut Australia. Kapal selam dengan senjata nuklir memiliki kemampuan
pertahanan luar biasa hingga akan memunculkan sejumlah konsekuensi bagi kawasan Indo-
Pasifik. Peristiwa ini menghadirkan ancaman Second Nuclear Age seperti masa Perang Dingin.
Kemampuan pengelolaan nuklir yang AUKUS miliki, pada akhirnya menciptakan ancaman bagi
perairan Indo-Pasifik. Jurnal ini menggunakan metode Penelitian Kualitatif dengan Penelitian
Kepustakaan untuk mengeksplorasi dan memahami interaksi dalam fenomena sosial. Dalam
menyikapi hal ini Indonesia dihadapi dengan kompleksitas kekuatan yang sedang melakukan
kontestasi politik. Kemunculan AUKUS membuat posisi Indonesia ‘terhimpit’, karena Indonesia
dipaksa menentukan sikap terhadap isu ini. Indonesia perlu membentuk strategi penguatan
keamanan, kedaulatan dan penegakan hukum dalam domain maritim. Dengan kebijakan dan
keputusan yang telah dipertimbangkan menggunakan konsep Vision, Understanding, Clarity &
Agility. Beberapa di antaranya adalah berpegang teguh pada visi Kebijakan Luar Negeri Bebas-
Aktif.

Kata Kunci: AUKUS, Indonesia, Nuklir, Strategi Pertahanan, VUCA.

1
Salsabila Cherish Okcavia, Mahasiswa Magister Universitas Pertahanan RI, Program Studi Keamanan Maritim,
Fakultas Keamanan Nasional. Okcaviacherish@gmail.com
Volume 6 Nomor 2, Oktober 2022 | 1
1. PENDAHULUAN akhirnya menciptakan ancaman bagi perairan
Globalisasi menghadirkan berbagai Indo-Pasifik. Terbentuknya aliansi AUKUS ini
perkembangan ilmu pengetahuan dan membuat seluruh negara di kawasan Indo-
teknologi yang pesat dan masif. Pasifik menjadi waspada akan meningkatnya
Perkembangan ini membentuk kemajuan ancaman yang telah dirasakan. Salah
teknologi yang pada akhirnya membawa satunya, Indonesia harus mengambil strategi
dunia pada era Revolusi Industri 4.0. Revolusi yang tepat untuk mempertahankan keamanan
ini menjadi stimulan dibentuknya berbagai serta kedaulatannya sebagai negara.
penemuan yang dapat mempermudah Dalam mengkaji strategi yang tepat bagi
kehidupan manusia sehari-hari. Salah satu Indonesia dalam menghadapi Aliansi AUKUS
penemuannya adalah artificial intelligence, pada kondisi VUCA, akan dibahas menjadi
super-computer technology, autonomous beberapa sub-topik. Diawali dengan AUKUS
vehicles, internet dan nuclear as renewable sebagai ancaman, yang akan dikaji
energy (Siahaan, 2021). menggunakan konsep VUCA, yang
Penemuan-penemuan tersebut tidak dilanjutkan dengan rekomendasi akan Strategi
hanya berkontribusi bagi kehidupan manusia, Indonesia pada kondisi VUCA dalam
tetapi juga memunculkan ancaman baru pada menghadapi AUKUS sebagai ancaman.
dunia internasional. Negara-negara maju
seperti Australia, Inggris dan Amerika Serikat
2.1 Metode Penelitian
berupaya untuk mengaplikasikan penemuan
energi nuklir untuk kekuatan armada laut Jurnal ini menggunakan metode
mereka. Aksi ini sebenarnya memiliki tujuan Penelitian Kualitatif dengan Penelitian
utama untuk meredam kekuatan Republik Kepustakaan. Menurut John W. Creswell,
Tiongkok pada konflik Laut China Selatan.
metode kualitatif merupakan pendekatan
Sehingga, dibentuklah aliansi AUKUS
(Australia, United Kingdom & United States) untuk mengeksplorasi dan memahami
yang berupaya untuk menggunakan energi interaksi dalam fenomena sosial (Creswell,
nuklir sebagai bahan bakar dari kapal selam 2017). Metode penelitian ini menyuguhkan
mereka. argumen dan analisis dengan tujuan untuk
Kapal selam menjadi alat terbaik dalam mendapatkan pemahaman secara
melakukan peperangan di perairan. Apabila menyeluruh. Penelitian Kepustakaan juga
diprakarsai dengan energi nuklir tentu
seringkali dikenal dengan pendekatan Studi
kemampuan armada laut mereka menjadi tak
terkalahkan. Walaupun pihak AUKUS telah Literatur, dengan mendapatkan data yang
menyatakan tidak menggunakan nuklir berasal dari buku, jurnal, laporan atau
sebagai senjata, hal ini menimbulkan pernyataan resmi yang disampaikan oleh
ketidakpastian pada ranah keamanan institusi atau organisasi nasional maupun
internasional. Sehingga, peristiwa ini internasional.
menghadirkan kondisi VUCA (Volatility, Data informasi yang terkumpul di
Uncertainty, Complexity & Ambiguity) pada
berkaitan dengan Strategi Pertahanan
negara-negara kawasan Indo-Pasifik. Dengan
munculnya kondisi tersebut, setiap negara Indonesia dan AUKUS didapatkan dengan
harus menghasilkan strategi dan kebijakan cara mengakses website resmi. Berdasarkan
yang mampu mempertahankan keamanan data yang terkumpul, penelitian ini akan
domain laut mereka. menggunakan teknik analisis data dengan
Peristiwa ini menghadirkan ancaman analisis deskriptif kualitatif. Model ini dapat
Second Nuclear Age seperti masa Perang
digunakan untuk menjelaskan pemahaman
Dingin (Masala, 2015). Kemampuan
pengelolaan nuklir yang AUKUS miliki, pada terkait alur logika analisis data sekaligus

Volume 6 Nomor 2, Oktober 2022 | 2


memberikan kesimpulan terhadap kerja serta memastikan kepatuhan dengan
permasalahan pada fenomena yang ada. komitmen non-proliferasi.
Walaupun mereka memastikan dunia
3. Pembahasan internasional untuk mematuhi perjanjian Non-
3.1 Aliansi Australia, Inggris, Amerika Proliferation Treaty, tidak ada pihak manapun
Serikat (AUKUS) sebagai Ancaman yang bisa menjamin mereka akan
Kawasan Indo-Pasifik sepenuhnya mematuhi perjanjian tersebut.
Pada 15 September, Presiden AS Joe Pasalnya, bila negara menggunakan nuklir
Biden, PM Inggris Boris Johnson dan PM sebagai kebutuhan alutsista atau dijadikan
Australia Scott Morrison menyepakati Pakta sebagai alutsista itu sendiri, sulit bagi dunia
Pertahanan terbaru, AUKUS. Langkah awal internasional untuk membedakan kedua hal
kerjasama ini fokus pada pembangunan kapal tersebut, Hal ini memunculkan kesadaran
selam bertenaga nuklir untuk Angkatan Laut akan terulang kembalinya keadaan Perang
Australia. Alasan Australia mengajak AS dan Dingin pada kawasan Indo-Pasifik.
Inggris, karena AS pada awalnya hanya Persetujuan ini tidak hanya Australia
membagi informasi pengembangan kapal mendapatkan teknologi kapal selam nuklir,
selam nuklir hanya kepada Inggris saja. tetapi juga potensi dibentuknya strategi
Teknologi ini memungkinkan Australia persenjataan nuklir, termasuk ballistic
memiliki kapal selam yang dapat melaju lebih missiles, long range anti-ship missiles dan
cepat, sulit dideteksi ketimbang armada kapal perkembangan quantum & artificial
konvensional. Kapal selam nuklir dapat intelligence technology. Upaya ini dilakukan
menembakkan misil lebih jauh—walaupun untuk memperkuat Australian Defence Force
Australia menegaskan tidak memiliki niat (ADF) yang dipercaya sebagai alat untuk
memasang hulu ledak nuklir pada kapalnya. meredam China pada konflik Laut China
Terbentuknya pakta persetujuan Selatan, yang beberapa waktu lalu
antara Australia, Inggris dan Amerika yang kekuatannya terlihat oleh pesawat Amerika
sepakat mendukung perkembangan kapal Serikat dan NATO.
selam nuklir oleh Canberra. Kapal selam akan Munculnya AUKUS juga mengundang
dibuat dan diproduksi di Adelaide, Australia tanggapan dari Kementerian Luar Negeri
Selatan yang melibatkan AS dan Inggris Indonesia terhadap Australia, untuk
sebagai penyedia konsultasi teknologi mempertahankan komitmennya terhadap
produksi. Kapal selam dengan senjata nuklir perdamaian, stabilitas dan keamanan regional
memiliki kemampuan pertahanan luar biasa sesuai dengan Perjanjian Persahabatan dan
hingga akan memunculkan sejumlah Kerjasama di Asia Tenggara (The Jakarta
konsekuensi bagi kawasan Indo-Pasifik. Post, 2021). AUKUS bertujuan untuk
Menurut Michael Shoebridge selaku Direktur meredam pertumbuhan kekuatan China di
Pertahanan, Strategi dan Keamanan Nasional kawasan Indo-Pasifik. Kawasan Indo-Pasifik
Australian Strategic Policy Institute familiar dengan Five Eyes (FVEY) yang terdiri
menyatakan hanya ada 6 negara yang dari Amerika, Inggris, Australia, Selandia Baru
memiliki kapal selam bertenaga nuklir. Kapal dan Kanada, bersamaan dengan Quadrilateral
itu memiliki kemampuan penggetar Security Dialogue (Quad) antara Amerika,
(deterrence) yang kuat, bahkan tanpa senjata Australia, Jepang dan India. Lalu, kenapa
nuklir sekalipun. AUKUS memutuskan cara kapal selam dikategorikan sebagai ancaman?

Volume 6 Nomor 2, Oktober 2022 | 3


Jauh dari kapal laut, kapal selam adalah kapal Indonesia, bersamaan dengan ASEAN harus
angkatan laut yang sangat strategis dan memiliki sikap yang tangguh sebagai
memiliki deterrence yang signifikan. kekuatan kawasan, terhadap perlombaan
Kapal ini ditakuti, karena sulit dideteksi senjata regional dan ketegangan yang menuju
dan mudah melakukan penyusupan ke tingkat yang berbahaya.
pertahanan inti musuh. Apalagi dengan kapal AUKUS menimbulkan reaksi yang
selam nuklir yang dapat berlayar selama berimplikasi karena terganggunya
sebulan lamanya pada kedalaman laut dalam. keseimbangan kekuatan global. Tidak mudah
Perkembangan ini semakin ditakuti lagi memposisikan diri dalam dinamika yang
karena adanya kemajuan Revolution in terjadi di Laut China Selatan, ditambah lagi
Military Affairs (RMA) memasuki fase dengan turbulensi perihal AUKUS. Pakta
penggunaan teknologi satelit, meningkatkan kesepakatan trilateral ini menjadi isu yang
jangkauan rudal balistik dan mengembangkan penting bagi Indonesia, karena bukan hanya
teknologi untuk sistem tak berawak dan kapal karena Australia adalah negara tetangga, tapi
selam nuklir (Ibid, 2021). Apalagi dengan juga karena AUKUS memunculkan
Konflik Laut China Selatan, penggunaan kapal kekhawatiran akan meningkatnya
selam menjadi alat yang paling diandalkan penggunaan senjata dan proyeksi kekuatan di
untuk mengontrol lautan. Dengan kemampuan wilayah kita semakin dekat. Dengan
kapal untuk bersembunyi dan berlayar dalam meningkatnya ketegangan ini, tentu saja
jangka waktu yang panjang, kegunaannya diharapkan perdamaian dunia dapat terjaga
menjadi lebih efisien lagi bila diperkaya ditengah kemajuan era teknologi dan
dengan senjata nuklir. Kapal selam tidak meningkatnya kekuatan-kekuatan negara
hanya dipilih untuk menyisihkan musuh, tetapi hegemon dan adidaya.
juga menggertak mereka. Kapal selam nuklir
memiliki keunggulan lebih cepat dan lebih 3.2 AUKUS menghasilkan Kondisi
senyap dalam laut dan dilengkapi oleh nuclear Volatility, Uncertainty, Complexity &
ballistic missiles (Marsetio, 2021). Ambiguity (VUCA)
Dengan AUKUS, Australia berencana Dengan meningkatnya intensitas
untuk mengoperasikan 8 kapal selam nuklir di antara ketiga negara ini, memunculkan
tahun 2040. Yang menjadikannya sebagai kondisi yang sering dikenal dengan istilah
negara ke 7 yang memiliki kapal selam nuklir VUCA. Dengan perkembangan nuklir dan
setelah Amerika Serikat, Inggris, Perancis, kesepakatan kerjasama multi-sector (nuklir,
China, Rusia dan India (Ibid, 2021). Hal ini satelit, siber dan infodemik) ini pada akhirnya
sebagai bukti bahwa akan memunculkan memunculkan ancaman bagi dunia
potensi memanasnya dinamika Konflik Laut internasional. Ketidakpastian akankah nuklir
China Selatan, karena terdapat world’s major digunakan untuk kebutuhan energi alutsista
power yang saling berkontestasi akan atau justru bertujuan untuk pembentukan
kemampuan mereka untuk memaksimalkan alutsista, keduanya tidak bisa dijelaskan
kekuatan yang mereka punya. Bila kondisi ini secara gamblang. Hal ini yang mengarahkan
semakin memanas dan mencapai tahap negara-negara kawasan Indo-Pasifik kepada
eskalasi, akan memungkinkan adanya kondisi Volatility, Uncertainty, Complex &
pertarungan kekuatan antar negara Ambiguity (VUCA).
selayaknya pada masa Perang Dingin dahulu,

Volume 6 Nomor 2, Oktober 2022 | 4


Kondisi ini dikategorikan sebagai selam nuklir, kita juga tidak bisa menentukan
Volatility, dengan kemunculan AUKUS dalam akankah nuklir yang digunakan memiliki
kawasan Indo-Pasifik seketika merubah tujuan perdamaian atau pada akhirnya akan
konstelasi internasional menjadi kacau dan disalahgunakan? Upaya mereka untuk
sulit diprediksi. Hal ini ditunjukkan terhadap meredam China, justru menjadi faktor
sikap Australia terhadap kawasan Asia- destabilisasi kawasan Asia-Tenggara dan
Tenggara, yang pada awalnya mereka berjanji perairan Indo-Pasifik. Indonesia mengatakan,
untuk menjaga keutuhan dan keamanan tidak ada yang namanya akuisisi kapal selam
wilayah Asia-Tenggara tiba-tiba muncul tenaga nuklir, tanpa melupakan kemungkinan
dengan program kapal selam nuklirnya. munculnya perlombaan senjata nuklir di
Apalagi perubahan dinamika yang dilakukan, kawasan (Kemenlu, 2021).
berupa penggagalan pembelian 12 armada Terlebih lagi, kondisi ini membawa
kapal selam dari Perancis. Penggagalan ini Indonesia pada Complexity karena Indonesia
dilakukan karena Australia beralih dari sebagai negara kawasan Indo-Pasifik harus
Perancis kepada Inggris dan Amerika Serikat, mengambil suatu langkah untuk menyikapi hal
perubahan inilah yang pada akhirnya ini. Dalam menyikapi hal ini pun, Indonesia
dikategorikan sebagai sikap yang sulit dihadapi dengan kompleksitas yang terjadi
diprediksi. pada praktiknya. Terdapat dua kekuatan yang
Perubahan ini dapat terjadi begitu sedang melakukan kontestasi politik,
cepat dan masif, sehingga Indonesia menghasilkan kemungkinan-kemungkinan
seringkali berupaya keras mencari data yang yang beragam tetapi sifatnya kompleks.
akurat untuk menyusun strategi menghadapi Kemunculan AUKUS membuat posisi
perubahan ini. Dapat diakui, hingga hari ini Indonesia ‘terhimpit’, karena Indonesia
Indonesia sulit mendapatkan data yang akurat dipaksa menentukan sikap terhadap isu ini.
terkait perkembangan yang dilakukan AUKUS Dikategorikan kompleks, karena terdapat
hingga saat ini. Kementerian Luar Negeri pun system of system, dengan kebijakan dan
mengakui kondisi ini, dalam pernyataannya keputusan yang akan dibuat dapat
bahwa sejauh ini Indonesia masih memantau mempengaruhi hubungan Indonesia dengan
dinamika perubahan yang akan dilakukan pihak lain.
oleh AUKUS. Sambil mengamati perubahan Dengan kekosongan informasi dan
ini, Indonesia juga berupaya untuk menyusun pesatnya perubahan kondisi yang dialami oleh
strategi secara hati-hati. AUKUS mengantarkan Indonesia pada posisi
Selain itu, kebangkitan Pakta AUKUS Ambiguity. Dengan ketidakpastian yang
ini dikategorikan sebagai kondisi yang diperlihatkan oleh Australia, Inggris dan
Uncertainty, karena Indonesia mengalami Amerika Serikat, membuat Indonesia
kesulitan untuk memprediksi sesuatu tentang membentuk interpretasi yang bermacam-
situasi terkini dan kesulitan untuk macam. Interpretasi ini terbagi menjadi
memprediksi sifat dan efek perubahan yang kemungkinan yang pro-kontra terhadap
dihasilkan AUKUS. Hingga saat ini, tidak ada perkembangan AUKUS. Ada yang
yang bisa menjamin apakah AUKUS menjadi berpendapat kita harus membentuk aliansi
sarana bagi ketiga negara untuk mengimbangi dengan AUKUS, atau dengan China, atau
kekuatan China dalam Konflik Laut China bahkan dengan negara-negara yang tidak
Selatan. Tetapi dengan penggunaan kapal menyetujui AUKUS (seperti Perancis, Uni

Volume 6 Nomor 2, Oktober 2022 | 5


Eropa dan Selandia Baru) yang tentu saja Dengan kebijakan dan keputusan yang telah
setiap keputusannya harus dipertanggung dipertimbangkan menggunakan konsep
jawabkan. Seringkali pemimpin sulit Vision, Understanding, Clarity & Agility.
menginterpretasikan kondisi ini, sehingga Beberapa di antaranya adalah berpegang
mereka pun kesulitan membentuk strategi teguh pada visi Kebijakan Luar Negeri Bebas-
yang akan dipilih. Aktif, lalu mengumpulkan informasi tentang
perkembangan AUKUS, melakukan himbauan
4. Penutup
kepada Australia dalam menjaga
Dengan dinamika globalisasi akhirnya
komitmennya sebagai agen penjaga
menghasilkan ancaman baru bagi kestabilan
keamanan di Asia Tenggara dan membentuk
pertahanan dalam domain maritim. Apalagi
beberapa strategi lapangan untuk
dengan kemajuan teknologi nuklir, semakin
memperkuat keamanan maritim di bagian
lama energi ini dilirik negara-negara maju
Timur wilayah Indonesia. Dengan
untuk diaplikasikan sebagai sumber energi
menggunakan keempat formulasi ini,
pengganti. Penggunaan energi ini digunakan
diharapkan Indonesia dapat menjadi
untuk melengkapi kualifikasi kapal selam
pemimpin strategis yang solutif dan efektif
sebagai penyeimbangan kekuatan China
dalam menghadapi ketegangannya dengan
dalam Konflik Laut China Selatan. Kemajuan
Pakta Aliansi Australia, Inggris dan Amerika
nuklir juga dinilai menjadi ancaman, karena
Serikat.
tidak bisa dibedakan dengan upaya
weaponized yang dilakukan AUKUS.
DAFTAR PUSTAKA
Kemajuan perkembangan kapal selam Aukus, China Panas Indonesia Terimbas?”
berenergi nuklir pada akhirnya berimbas pada YouTube. YouTube, September 25,
stabilitas keamanan maritim negara kawasan 2021.
Indo-Pasifik (BBC, 2021). Karena https://www.youtube.com/watch?v=09L3
perkembangan nuklir dapat memicu adanya TIO_Tio&t=29s.
kontestasi penggunaan nuklir, intensitas
penggunaan senjata dan destabilitasi “Aukus: Mengapa Pakta Pertahanan Inggris,
as, Australia Prioritaskan Pembuatan
keamanan maritim Indo-Pasifik. Potensi
Kapal Selam Untuk Tangkal China Di
ancaman ini pada akhirnya mengundang Indo-Pasifik?” BBC News Indonesia.
respon dari dunia internasional. Dibentuknya BBC. Accessed October 3, 2021.
AUKUS tujuannya untuk meredam kekuatan https://www.bbc.com/indonesia/dunia-
negara China, tetapi Indonesia bersamaan 58592794.
dengan Indo-Pasifik digunakan sebagai buffer
zone negara yang sedang berkonflik. Dalam Creswell, John W., and J. David Creswell.
Research Design: Qualitative,
hal ini, Indonesia selaku pemimpin di kawasan
Quantitative, and Mixed Methods
Asia Tenggara dan dinilai sebagai ‘jangkar’ Approaches. Thousand Oaks, CA:
keamanan kawasan Asia-Pasifik harus SAGE Publications, Inc, 2018.
mengambil strategi dalam menghadapi
ancaman pada kondisi VUCA (Volatility, Carlo Masala, “T. V. Paul, James J. Wirtz,
Uncertainty, Complexity & Ambiguity) ini. Michel Fortmann (Hg.): Balance of
Indonesia perlu membentuk strategi Power. Theory and Practice in the 21st
Century,” Politische Vierteljahresschrift
penguatan keamanan, kedaulatan dan
46, no. 4 (2005): pp. 750-751,
penegakan hukum dalam domain maritim.

Volume 6 Nomor 2, Oktober 2022 | 6


https://doi.org/10.1007/s11615-005-
0334-6.

“Contoh Kasus Vuca Dan Strategi Untuk


Menghadapinya.” Sprinthink, October
11, 2020.
https://www.sprinthink.id/contoh-kasus-
vuca-dan-strategi-untuk-
menghadapinya/.

The Jakarta Post. “Aukus and the Potential for


an Indo-Pacific Cold War.” The Jakarta
Post. Accessed October 3, 2021.
https://www.thejakartapost.com/academi
a/2021/09/22/aukus-and-the-potential-
for-an-indo-pacific-cold-war.html.

Marsetio. “AUKUS and the Potential for an


Indo-Pacific Cold War.”
https://thejakartapost.com. The Jakarta
Post, September 9, 2016.

Siahaan, Sotardodo, and Helda Risman.


“Contemporary Irregular Warfare:
Defense Strategy.” Journal of Social and
Political Sciences 4, no. 1 (2021).
https://doi.org/10.31014/aior.1991.04.01.
249.

Theworldnews. Kemlu: Wajar Indonesia was-


was Soal Aukus. Theworldnews,
October 1, 2021.
https://theworldnews.net/id-news/kemlu-
wajar-indonesia-was-was-soal-aukus.

Utomo, Ardi Priyatno. “Sikap Indonesia Dalam


Pakta Kerja Sama as-Inggris-Australia
(AUKUS).” KOMPAS.com.
Kompas.com, September 24, 2021.
https://www.kompas.com/global/read/20
21/09/25/065046770/sikap-indonesia-
dalam-pakta-kerja-sama-as-inggris-
australia-aukus.

Volume 6 Nomor 2, Oktober 2022 | 7

Anda mungkin juga menyukai