Anda di halaman 1dari 10

MODUL AJAR

BIMBINGAN DAN KONSELING

Disusun Oleh :

Nama : Rani Anisatun Lutviana, S.Pd


Unit Kerja : SMP Yos Sudarso Jeruklegi
Tahun Pelajaran : 2023/2024
Kelas : VII (Tujuh)
Semester : II (Dua)
Alokasi Waktu : 2 Jam Pertemuan (2JP)
Tema Layanan : Ciri-ciri Remaja

SMP YOS SUDARSO JERUKLEGI


JL. RAYA JERUKLEGI
KABUPATEN CILACAP
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
SMP YOS SUDARSO JERUKLEGI
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

1. BAGIAN UMUM

A. Identitas
Nama Guru Pembimbing : Rani Anisatun Lutviana, S.Pd
Nama SatuanPendidikan : SMP Yos Sudarso Jeruklegi
Mata Pelajaran : Bimbingan Konseling
Kelas / semester : 7/2
Aspek Perkembangan : Kesadaran Gender
Materi Pokok : Ciri-ciri remaja
Bidang bimbingan : Pribadi
Alokasi Waktu : 2 X 40 menit (2 pertemuan)

B. Kompetensi Awal
1. Peserta didik dapat menganalisis ciri – ciri perkembangan remaja (tahap pengenalan :
C4)
2. Peserta didik dapat memperjelas perbedaan ciri remaja putra dan putri (tahap
akomodasi : A3)
3. Peserta didik dapat beradaptasi dengan perubahan perkembangan dirinya. (tahap
tindakan : P4)

C. Profil Pelajar Pancasila


1. Beriman , bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia
- Terbentuk Ketika berdoa sebelum belajar
2. Mandiri
- Terbentuk Ketika peserta didk menerima kekurangan dan kelebihan fisik dan psikisnya
3. Bernalar Kritis
- Terbentuk Ketika peserta didik mampu menyadari peran sebagai jenisnya
D. SARANA PRASARANA
- Alat tulis
E. TARGET PESERTA DIDIK
Peserta didik yang menjadi target yaitu;
- Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan
memahami materi ajar.
- Peserta didik dengan kesulitan belajar: memiliki gaya belajar yang terbatas hanya satu
gaya misalnya dengan audio. Memiliki kesulitan dengan Bahasa dan pemahaman
materi ajar, kurang percaya diri, kesulitan berkonsentrasi jangka panjang, dsb.
- Peserta didik dengan pencapaian tinggi: mencerna dan memahami dengan cepat,
mampu mencapai keterampilan berfikir aras tinggi (HOTS), dan memiliki
keterampilan memimpin

F. MODEL PEMBELAJARAN/PELAYANAN
Discovery Learning
Model pembelajaran penyingkapan/penemuan (Discovery/Inquiry Learning) adalah
memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai
kepada suatu kesimpulan. Discovery terjadi bila individu terlibat terutama dalam
penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan
prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi,
penentuan, dan inferensi. Proses di atas disebut cognitive
process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilating
concepts and principles in the mind.

2. KOMPONEN INTI

A. TUJUAN PEMBELAJARAN/PELAYANAN
1. Mengenal peran-peran sosial sebagai laki-laki atau perempuan.
2. Menghargai peranan diri, dan orang lain sebagai laki-laki atau perempuan dalam
kehidupan sehari- hari.
3. Berinteraksi dengan lain jenis secara kolaboratif dalam memerankan peran jenis.

B. PEMAHAMAN BERMAKNA
1. Manusia diciptakan dalam dua jenis yaitu Laki-lai dan Perempuan
2. Laki-laki dan Perempuan mempunyai ciri-ciri yang berbeda
3. Laki-laki dan Perempuan mempunyai tugas yang berbeda.
C. PERTANYAAN PEMANTIK
1. Apa yang kamu ketahui tentang ciri-ciri remaja?
2. Jika kamu tidak mengetahui ciri-ciri remaja apa yang akan terjadi?

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN/PELAYANAN
a. KegiatanPendahuluan
1. Guru membuka kelas dengan salam dan mempersilahkan salah satu peserta didik
untuk memimpin do’a
2. Menanyakan kesiapan belajar peserta didik
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan cakupan materi layanan
b. Kegiatan Inti
1. Peserta didik membuka aplikasi pencarian Google membaca dan mempelajari
materi layanan
2. Peserta didik menemukan ciri-ciri remaja
c. Kegiatan Penutup
1. Peserta didik menyimpulkan materi layanan melalui lembar kerja
2. Guru BK merefleksi materi layanan dengan menanyakan kemanfaatan dan
kebermaknaan materi layanan
3. Peserta didik mengumpulkan tugas

E. ASSESMEN

F. PENGAYAAN DAN REMIDIAL/TINDAK LANJUT LAYANAN


1. Melaksanakan Konseling Individu jika peserta didik mengalami kesulitan menerima
diri sendiri
2. Melaksanakan Konseling Kelompok kepada peserta didik yang mempunyai kesamaan
dalam masalah masa remaja
3. LAMPIRAN

A. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


Nama : …………………………..
Kelas : …………………………..
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah sesuai dengan suasana hatimu saat ini!
1. Menurut kamu pentingkah kita mengetahui ciri-ciri remaja?
Jawab :
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
2. Apakah remaja putra dan remaja putri ada perbedaan?
Jawab :
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
3. Apakah tanda seks sekunder pada semua remaja datang bersamaan?
Jawab :
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
4. Bagaimana perasaanmu setelah menerima materi tentang ciri-ciri remaja?
Jawab:
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
5. Apakah setelah menerima materi masih ada hal yang perlu disampaikan?
Jawab :
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
B. BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK
Materi Layanan:
A. Pengertian Remaja
Tidak mudah untuk mendefinisikan remaja secara tepat, karena banyak sekali
sudut pandang yang dapat digunakan dalam mendefinisikan remaja. Kata “remaja”
berasal dari bahasa Latin adolescene berarti to grow atau to grow maturity (Golinko,
1984, Rice, 1990 dalam Jahja, 2011).1 Banyak tokoh yang memberikan definisi remaja,
seperti DeBrun mendefinisikan remaja sebagai periode pertumbuhan antara masa
kanak-kanak dan dewasa. Sarlito Wirawan menjelaskan bahwa untuk mendefinisikan
remaja seharusnya disesuaikan dengan budaya setempat, sehingga untuk di Indonesia
digunakan batasan usia 11-24 tahun dan belum menikah dengan pertimbangan-
pertimbangan sebagai berikut :
1. Usia 11 tahun adalah usia di mana pada umumnya tanda-tanda sekunder mulai
nampak.
2. Pada masyarakat Indonesia, usia 11 tahun sudah dianggap akil baligh, baik menurut
adat maupun agama, sehingga masyarakat tidak lagi memperlakukan mereka sebagai
anak-anak.
3. Pada usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan jiwa
seperti tercapainya identitas ego (menurut Ericson), tercapainya fase genital dari
perkembangan psikoseksual (menurut Freud), dan tercapainya puncak
perkembangan kognitif (menurut Piaget), maupun moral (menurut Kohlberg).
4. Batas usia 24 tahun adalah merupakan batas maksimal, yaitu untuk memberi peluang
bagi mereka yang sampai batas usia tersebut masih menggantungkan diri pada
orangtua, belum mempunyai hak-hak penuh sebagai orangtua.
5. Dalam definisi tersebut, status perkawinan sangat menentukan apakah individu
masih digolongkan sebagai remaja ataukah tidak.
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan dapatlah disimpulkan
bahwa masa remaja berada pada batas peralihan kehidupan anak dan dewasa. Tubuhnya
tampak sudah “dewasa”, akan tetapi bila diperlakukan seperti orang dewasa remaja
gagal menunjukan kedewasaannya. Pengalamannya mengenai alam dewasa masih
belum banyak karena ia sering terlihat pada remaja adanya kegelisahan, pertentangan,
kebingungan, dan konflik pada diri sendiri. Bagaimana remaja memandang peristiwa
yang dialami akan menentukan perilakunya dalam menghadapi peristiwa-peristiwa
tersebut.
digolongkan sebagai remaja ataukah tidak.

B. Ciri-ciri Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja


Secara umum pertumbuhan pada remajan ditandai dengan ciri-ciri :
1. Ciri-ciri Seks Primer
Remaja laki-laki mengalami Mimpi Basah(Wet Dream) yaitu keluarnya cairan
secara tidak disadari yang terjadi secara alami dipengaruhi oleh khayalan seksual
yang dikendalikan oleh otak sedangkan pada remaja perempuan Menstruasi yaitu
proses pelepasan darah dan cairan encer dari uterus melalui vagina.

2. Ciri-ciri Seks Sekunder


Ciri-Ciri Seks Sekunder pada remaja perempuan ditandai dengan payudara
membesar pinggul membesar, dan tumbuh rambut pada ketiak dan vagina.
Sedangkan pada remaja Laki-laki ditandani dengan perubahan suara membesar,
kulit kasar, tumbuhnya kumis, janggut, rambut di ketiak dan sekitar penis.

Gunarsa & Gunarsa,12 dan Mappiare,13 dalam menjelaskan ciri-ciri remaja


sebagai berikut :
1. Masa remaja awal. Biasanya duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama, dengan
ciri-ciri: (1) tidak stabil keadaannya, lebih emosional,
(2) mempunyai banyak masalah,
(3) masa yang kritis,
(4) mulai tertarik pada lawan jenis,
(5) munculnya rasa kurang percaya diri, dan
(6) suka mengembangkan pikiran baru, gelisah, suka berkhayal dan suka
menyendiri.
2. Masa remaja madya (pertengahan). Biasanya duduk di bangku Sekolah Menengah
Atas dengan ciri-ciri:
(1) sangat membutuhkan teman,
(2) cenderung bersifat narsistik/kecintaan pada diri sendiri,
(3) berada dalam kondisi keresahan dan kebingungan, karena pertentangan yang
terjadi dalam diri,
(4) berkenginan besar mencoba segala hal yang belum diketahuinya, dan
(5) keinginan menjelajah ke alam sekitar yang lebih luas.
3. Masa remaja akhir. Ditandai dengan ciri-ciri:
(1) aspek-aspek psikis dan fisiknya mulai stabil,
(2) meningkatnya berfikir realistis, memiliki sikap pandang yang sudah baik,
(3) lebih matang dalam cara menghadapi masalah,
(4) ketenangan emosional bertambah, lebih mampu menguasai perasaan,
(5) sudah terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi, dan
(6) lebih banyak perhatian terhadap lamabang-lambang kematangan.

C. Tugas- Tugas Perkembangan Remaja


Salah satu periode dalam rentang kehidupan ialah (fase) remaja. Masa ini
merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan
merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa dewasa
yang sehat. Untuk dapat melakukan sosialisasi dengan baik, remaja harus menjalankan
tugas-tugas perkembangan pada usinya dengan baik.
Apabila tugas pekembangan sosial ini dapat dilakukan dengan baik, remaja tidak akan
mengalami kesulitan dalam kehidupan sosialnya serta akan membawa kebahagiaan dan
kesuksesan dalam menuntaskan tugas perkembangan untuk fase-fase berikutnya.
Sebaliknya, manakala remaja gagal menjalankan tugas-tugas perkembangannya akan
membawa akibat negatif dalam kehidupan sosial fase-fase berikutnya, menyebabkan
ketidakbahagiaan pada remaja yang bersangkutan, menimbulkan penolakan
masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas perkembangan
berikutnya.

William Kay, sebagaimana dikutip Yudrik Jahja14 mengemukakan tugas-tugas


perkembangan masa remaja sebagai berikut:
1. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.
2. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau figur-figur yang mempunyai
otoritas.
3. Mengembangkan ketrampilan komunikasi interpersonal dan bergaul dengan teman
sebaya, baik secara individual maupun kelompok.
4. Menemukan manusia model yang dijadikan identitas pribadinya.
5. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya
sendiri.

Tugas-tugas perkembangan masa remaja menurut Havighurst sebagaimana dikutip Gunarsa,


sebagai berikut:
1. Menerima kenyataan terjadinya perubahan fisik yang dialaminya dan dapat melakukan
peran sesuai dengan jenisnya secara efektif dan merasa puas terhadap keadaan
tersebut.
2. Belajar memiliki peranan sosial dengan teman sebaya, baik teman sejenis maupun
lawan jenis sesuai dengan jenis kelamin masing-masing.
3. Mencapai kebebasan dari ketergantungan terhadap orangtua dan orang dewasa
lainnya.
4. Mengembangkan kecakapan intelektual dan konsep-konsep tentang kehidupan
bermasyarakat.
5. Mencari jaminan bahwa suatu saat harus mampu berdiri sendiri dalam bidang ekonomi
guna mencapai kebebasan ekonomi.
6. Mempersiapkan diri untuk menentukan suatu pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan
kesanggupannya.
7. Memahami dan mampu bertingkah laku yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai
dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku.
8. Memperoleh informasi tentang pernikahan dan mempersiapkan diri untuk berkeluarga.
9. Mendapatkan penilaian bahwa dirinya mampu bersikap tepat sesuai dengan pandangan
ilmiah.

D. Apa yang harus remaja lakukan dengan perubahan yang dialami.


1. Menerima keadaan diri baik secara fisik maupun psikologis
2. Menyesuaikan diridengan perubahan yang dialami secara wajar.
3. Berperan sesuai jenis kelamin (laki-laki dan perempuan)
4. Mendekatkan diri kepada sang pencipta dan bersyukur dengan nikmat yang sudah
diterima.
5. Belajar mengendalikan diri baik kontrol pikiran, perasan, tindakan agar tidak
menyimpang dari nilai/norma.
6. Mampu membangun hubungan baru secara baik dengan teman sebaya, guru dan
keluarga.
7. Mengembangkan kemampuan intelektual (daya pikir, pengetahuan) untuk
mempersiapkan masa depan dan membantu masyarakat
8. Belajar mengembangkan nilai-nilai kedewasaan (emosi relatif stabil, mandiri,
memiliki kontrol diri dan tanggung jawab).

C. GLOSARIUM
1. Seks primer : Tanda kelamin individu yang sudah ada sejak lahir
2. Seks sekunder : tanda tanda yang muncul setelah individu berkembang menjadi remaja

D. DAFTAR PUSTAKA
- Lestari, Putri. 2007. Indahnya Masa Pubertas. Jakarta: CV Karya Mandiri Nusantara

- Lina dan Klara Sr. 2010.Panduan menjadi Remaja Percaya Diri.Jakarta: Penerbit
Nobel Edumedia

Jeruklegi, 27 Februari 2024


Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Pembimbing

Prapti Sunarsih, S.Pd. Rani Anisatun Lutviana, S.Pd.

Anda mungkin juga menyukai