A. TUJUAN BELAJAR
B. URAIAN MATERI
16
HUKUM ACARA PIDANA
UNIVERSITAS PAMULANGProgram Studi S1 Hukum
17
HUKUM ACARA PIDANA
UNIVERSITAS PAMULANGProgram Studi S1 Hukum
18
HUKUM ACARA PIDANA
UNIVERSITAS PAMULANGProgram Studi S1 Hukum
19
HUKUM ACARA PIDANA
UNIVERSITAS PAMULANGProgram Studi S1 Hukum
20
HUKUM ACARA PIDANA
UNIVERSITAS PAMULANGProgram Studi S1 Hukum
21
HUKUM ACARA PIDANA
UNIVERSITAS PAMULANGProgram Studi S1 Hukum
22
HUKUM ACARA PIDANA
UNIVERSITAS PAMULANGProgram Studi S1 Hukum
4
Romli Atmasasimita, 2010, Sistem Peradilan Pidana Kontemporer, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta, hlm. 2.
23
HUKUM ACARA PIDANA
UNIVERSITAS PAMULANGProgram Studi S1 Hukum
5
Frank E. Hagan, 1987, Criminal Justice Policy Review, University of
Pennsylvania, Department of Criminology, Indiana, hlm. 8.
6
Mardjono Reksodipoetro, 1993, Sistem Peradilan Pidana Indonesia: Melihat
kepada Kejahatan dan Penegakan Hukum dalam Batas-batas Toleransi,
Pidato Pengukuhan Guru Besar pada Fakultas Hukum Universitas Indonesia,
Jakarta, hlm. 1.
7
Mardjono Reksodiputro, Hak Asasi Manusia dalam Sistem Peradilan Pidana:
Kumpulan Karangan, Pusat Pelayanan Keadilan dan Pengabdian Hukum
Universitas Indonesia, Jakarta, hlm. 84-85
24
HUKUM ACARA PIDANA
UNIVERSITAS PAMULANGProgram Studi S1 Hukum
8
Ibid., hlm. 5
25
HUKUM ACARA PIDANA
UNIVERSITAS PAMULANGProgram Studi S1 Hukum
serta telah membentuk upaya pembaruan hukum pidana selama lebih dari 25
tahun di Amerika Serikat. Upaya ini antara lain: 9
a) Meningkatkan efektivitas sistem penanggulangan kejahatan;
b) Mengembangkan koordinasi di antara berbagai komponen peradilan
pidana;
c) Mengawasi atau mengendalikan penggunaan kekuasaan oleh aparatur
penegak hukum.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis sependapat dengan Kadish
yang menyebut pengertian sistem peradilan pidana dapat dilihat dari sudut
pendekatan normatif, manajemen dan sosial.10
Ketiga bentuk pendekatan tersebut, sekalipun berbeda tetapi tidak
dapat dipisahkan satu sama lain. Bahkan ketiga bentuk pendekatan tersebut
saling mempengaruhi dalam menentukan tolok ukur keberhasilan dalam
menanggulangi kejahatan Muladi mengemukakan, sistem peradilan pidana
merupakan suatu jaringan (network) peradilan yang menggunakan hukum
pidana materiil, hukum pidana formal maupun hukum pelaksanaan pidana.11
Namun kelembagaan ini harus dilihat dalam konteks sosial. Sifat yang terlalu
formal jika dilandasi hanya untuk kepentingan kepastian hukum saja akan
membawa bencana berupa ketidakadilan.
Muladi menegaskan makna integrated criminal justice system adalah
sinkronisasi atau keserempakan dan keselarasan, yang dapat dibedakan
dalam:12
1. Sinkronisasi struktural (structural syncronization), yaitu keserampa kan
dan keselarasan dalam rangka hubungan antarlembaga penegak hukum;
9
Samuel Walker, 1997, Popular Justice, A History of Amerikan Criminal
Justice, Oxford University Press, hlm. 15.
10
Sanford Kadish, 1983, Encyclopedia of Crime and Justice Vol. 2, The Free
Press, Stamford , hlm. 450.
11
Muladi, 1995, Kapita Selekta Sistem Peradilan Pidana,Badan Penerbit
UNDIP, Semarang hlm. 1-2
12
Ibid, hal. 2-3
26
HUKUM ACARA PIDANA
UNIVERSITAS PAMULANGProgram Studi S1 Hukum
C. SOAL
E. DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Atmasasimita, Romli. 2010, Sistem Peradilan Pidana Kontemporer, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta.
Hagan, Frank E. 1987, Criminal Justice Policy Review, University of
Pennsylvania, Department of Criminology, Indiana.
Kadish, Sanford. 1983, Encyclopedia of Crime and Justice Vol. 2, The Free Press,
Stamford.
Muladi, 1995, Kapita Selekta Sistem Peradilan Pidana,Badan Penerbit UNDIP,
Semarang.
Reksodipoetro, Mardjono. 1993, Sistem Peradilan Pidana Indonesia: Melihat
kepada Kejahatan dan Penegakan Hukum dalam Batas-batas
Toleransi, Pidato Pengukuhan Guru Besar pada Fakultas Hukum
Universitas Indonesia, Jakarta.
27
HUKUM ACARA PIDANA
UNIVERSITAS PAMULANGProgram Studi S1 Hukum
28
HUKUM ACARA PIDANA