Anda di halaman 1dari 11

MODEL - MODEL BERFIKIR DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Komunikasi

Dosen Pengampu : Dr. Suciati, S.Sos, M.Si

DISUSUN OLEH:

1. Rifky Muhammad Bintang (20230530118)


2. Prameswari Hayuningrum (20230530108)
3. Rita Ardiyanti (20230530127)
4. Muhammad Umair Al Hakim (20230530100)
5. Muhammad Daffa Darmatriawan (20230530101)

PRODI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2024
A. Materi

Menurut (Nur’aeni, 2021) Berpikir adalah suatu usaha manusia untuk menyelesaikan
masalah yang ada. Secara umum berpikir dibagi menjadi 2, yaitu berpikir secara alamiah dan
ilmiah. Berpikir alamiah ialah suatu kegiatan penalaran yang dipengaruhi oleh suatu
lingkungan alam yang ada di kehidupan sehari-hari. Sedangkan berpikir ilmiah ialah suatu
penalaran yang didasari oleh cara yang teratur dan cermat. Setiap manusia pasti memiliki
keperluan untuk berpikir menggunakan akalnya. Apabila seseorang tidak dapat berpikir secara
jauh, maka kebenaran untuk menjalani suatu kehidupannya akan penuh dengan kesalahan
bahkan kebohongan. Oleh karena itu, pemikiran ilmiah merupakan suatu proses manusia untuk
mendapatkan pengetahuan yang dicerminkan oleh suatu sebab akibat, analisis, dan sintesis.
Berfikir ilmiah ialah suatu proses seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang akan
mengarahkan kepada suatu kesimpulan berupa pengetahuan(Suaedi, 2016).
Menurut (Zulmiyetri, Nurhastuti, 2019) Karya ilmiah merupakan laporan tertulis yang
mendeksripsikan penelitian atau pengkajian yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok
orang dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikonfirmasi dan ditaati oleh
masyarakat keilmuan yang telah diuji kebenarannya serta dapat diterima dan ditulis secara
ilmiah. Menurut (Teguh Budiharso, 2009) karya ilmiah memiliki dua ciri, yang pertama yaitu
karya ilmiah yang mengutamakan penyajian temuan penelitian, pembahasan, sistematis, dan
simpulan singkat. Kemudian yang kedua kajian karya ilmiah ditulis secara singkat, dan padat
dalam latar belakang masalah. Kajian Pustaka untuk karya ilmiah hasil penilitian berfungsi
sebagai berikut:
1. Latar belakang masalah
2. Untuk mengawali karya ilmiah
3. Menjelasakan rasional penelitian
4. Penegasan rumusan masalah
5. Tujuan penelitian

Karya ilmiah ialah suatu hasil penuangan data yang konkret yang dibuat kedalam bentuk
karangan dengan mengikuti aturan dan metode ilmu pengetahuan sehingga menghasilkan
informasi yang dapat didiskusikan dan disebarluaskan kepada masyarakat serta
didokumentasikan di perpustakaan (Zainal, 2003). Menurut (Wibowo Wahyu, 2010) karya
ilmiah diartikan sebagai tulisan yang dilandasi oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian,
dan di refleksi ke dalam bidang keilmuan tertentu dan disusun menurut metode tertentu dengan
penulisan yang santun, baik, dan benar. Biasanya berdasarkan kaidah baku ragam bahasa tulis

1
dan dalam kajian permasalahnnya, karya tulis ilmiah dapat dibedakan menjadi beberapa
bentuk, yaitu sebagai berikut:

a. Laporan penelitian, yaitu sebuah tulisan yang melaporkan hasil percobaan,


peninjauan, atau observasi yang bersifat sementara
b. Karya tulis akademik yang berupa skripsi, tesis, dan disertasi
c. Buku teks, yaitu buku-buku ilmiah yang digunakan sebagai penunjang bahasa ajar
Menurut (Ekosusilo, 1991).

Menurut (Irving, 1998) menyebutkan ada 7 langkah metode ilmiah, yaitu sebagai berikut.

1. Masalah
2. Hipotesis awal
3. Pengumpulan fakta tambahan
4. Merumuskan hipotesis
5. Menyimpulkan akibat
6. Menguji akibat
7. Menerapkan

Dalam buku (Udin Bahak, 2018) memiliki model-model berpikir dalam penulisan
karya ilmiah sebanyak 2 model, yaitu deduksi dan induksi. Sedangkan menurut (Kunjana,
2009) model-model berpikir dalam penulisan karya ilmiah ada 6, yaitu DAM-D, DSD, PMHT,
5W 1H, TAS, PIK.

2
B. Pembahasan

Model – model berfikir yang ada dalam pembuatan penulisan karya ilmiah merupakan
suatu sistem untuk merangkap dan menggambarkan beberapa pemikiran dari penulis dalam
menyusun suatu karya ilmiah. Menurut (Kunjana, 2009) model – model berfikir karya ilmiah
terbagi menjadi 6 model yaitu sebagai berikut:

1. Model DAM-D: Duduk perkara, Alasan, Misal, Duduk perkara


Model diatas merupakan suatu model untuk menjelaskan tentang duduk
perkara persoalan yang didukung oleh alasan-alasan yang kuat. Kemudian setelah
disampaikan alasan yang kuat, lalu dilanjutkan dengan contoh-contoh yang
mendukung dan tepat. Lalu menjelaskan kembali duduk perkara persoalan tersebut
agar menjadi semakin jelas. Menurut (Utomo, 1998) model tersebut mengajarkan
bahwa alur menulis harus didahului dengan adanya duduk perkara (D) yang
kemudian disusun dengan alasan yang mendasari penulis menjelaskan opini tentang
duduk perkara, yang disertai dengan misal atau contoh selanjutnya menekankan
kembali tentang duduk perkara semula.

Contoh konkrit :

Duduk Perkara: "Pendidikan harus menjadi prioritas utama dalam anggaran negara."

Alasan: "Pendidikan adalah kunci untuk memajukan masyarakat dan menciptakan


generasi yang berkualitas dan mampu mempengaruhi kehidupan di Indonesia yang
stabil dan terarah."

Misal: "Negara yang telah maju pendidikan nya seperti Finlandia telah sukses
memajukan bangsa nya karena mengutamakan pendidikan dalam anggaran negara
mereka."

Duduk Perkara: "Pendidikan harus menjadi prioritas utama dalam anggaran


negara."

2. Model DSD: Dahulu, sekarang, depan


Model tersebut dipaparkan dengan cara bagaimana suatu hal tersebut diterima,
dipahami, diperhatikan, dan dicermati pada masa sekarang, masa depan, maupun
pada masa yang telah dilalui.

3
Contoh konkrit :

Dahulu:

Sebelumnya, pendidikan di Indonesia terbatas hanya untuk kalangan tertentu dan


tidak dapat diakses oleh semua masyarakat.

Sekarang:

Nasib pendidikan di Indonesia belum dijalani secara sempurna, dikarenakan di


pelosok Indonesia sana masih banyak kekurangan akses pendidikan. Seperti
infrastruktur ruang belajar yang masih kurang layak untuk dipakai, fasilitas jaringan
yang masih sulit didapatkan dan kurangnya kesejahteraan tenaga pengajar.

Depan:

Pendidikan di Indonesia akan terus ditingkatkan dan dibangun secara berkelanjutan


untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam masa depan agar seluruh ralyat
Indonesia mendapatkan fasilitas pendidikan secara sama tanpa dibeda-bedakan.

3. Model PMHT: Perhatian, minat, hasrat, tindakan


Model tersebut sangat digunakan untuk membakar semangat, meningkatkan
minat, meningkatkan tindakan tertentu, dan membakar hasrat. Dengan model ini
seorang penulis pada tahap pertama akan berusaha menarik perhatian (P) pada
pembacanya dengan cara membuka dengan kalimat yang menarik. Selanjutnya
usahakan untuk terus memikat perhatian pembaca dengan membangkitkan minat
(M) agar terus membaca hal ini dilakukan misalnya dengan menyinggung
kebutuhan, keinginan, dan cita-cita pembaca. Setelah minat pembaca dibangkitkan,
maka ajaklah pembaca untuk melakukan tindakan (T) yang konkrit, misalnya
memilih suatu tanda gambar pada pemilu, dan melakukan siskamling (Utomo,
1998).

Contoh konkrit :

Perhatian (P): "Pengangguran di Indonesia menjadi masalah penting di negara ini.


Karena angka pengangguran di Indonesia pada 2023 mencapai 7,8 juta jiwa.
Kemudian negara Indonesia menjadi ranking ke 2 dengan angka pengangguran
tertinggi se Asia Tenggara.

Minat (M): "Banyak orang yang ingin mengatasi masalah pengangguran di Indonesia

4
ini, seperti pengusaha, aktivis, bahkan akademisi sekalipun.

Hasrat (H): "Dari banyaknya angka pengangguran di Indonesia, yang menyebabkan


para pemuda atau pemudi ingin bekerja di luar negeri karena provit yang diperoleh
lebih besar dibandingkan bekerja di Indonesia.

Tindakan (T): "Di negara Indonesia harus mampu mengembangkan UMKM,


pelatihan bekerja agar masyarakat tidak terkejut lagi dengan dunia kerja nnatinya.
Lalu pemerintah harus lebih banyak menciptakan lapangan kerja baru di Indonesia.

4. Model 5W 1H: What, who, when, where, whay, how


Model tersebut digunakan untuk memaparkan hal-hal seperti untuk menulis
sebuah berita yang wajar dan biasanya dipaparkan di surat kabar.

Contoh konkrit :

What: "Pendidikan di Indonesia ialah suatu sistem pendidikan yang telah diusahakan
oleh pemerintah untuki membangun generasi yang berpikir kritis dan berdaya saing."

Who: "Pendidikan Indonesia telah dikelola oleh Kementrian Pendidikan,


Kebudayaan, dan Ilmu Pengetahuan (kemdikbud).”

When: "Pendidikan di Indonesia telah dimulai dari sejak zaman penjajahan dan telah
melalui berbagai perubahan dan pengembangan hingga saat ini,”

Why: “Pendidikan di Indonesia sangat dianggap penting karena membangun


generasi yang berpikir kritis dan mampu memahami nilai-nilai budaya dan
kebudayaan.

Where: "Pendidikan di Indonesia dilaksanakan di sekolah-sekolah yang tersebar di


seluruh Indonesia, misal nya Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama
(SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Perguruan tinggi."

How: "Pendidikan di Indonesia dikerjakan dengan menggunakan sistem pendidikan


yang terstruktur, seperti kurikulum, standar, dan kebijakan.”

5. Model TAS: Tesis, antitesis, sintesis


Model tersebut digunakan untuk mengkaji suatu dimensi yang sama atau
berlawanan, biasanya kebaikan-keburukan, keuntungan-kerugian, dan keunggulan-
kelemahan. Biasanya penulis akan meringkas nya dengan membuat sintesis untuk

5
meringkas suatu tesis dan antitesis tersebut. Menurut (Utomo, 1998) model ini
biasanya digunakan untuk menyusun tulisan yang bersifat argumentatif, dengan
mengemukakan tesis, antitesis, dan sintesis.

Contoh konkrit :

Tesis: “Pendidikan di Indonesia memiliki masalah kualitas, seperti kurikulum yang


masih belum cocok dengan kebutuhan pasar kerja.”

Antitesis: “Kurikulum yang tidak cocok dengan kebutuhan pasar kerja tidak akan
mempengaruhi kualitas pendidikan.”

Sintesis: “Dengan mengembangkan kurikulum yang lebih cocok dengan kebutuhan


pasar kerja, kualitas pendidikan di Indonesia akan meningkat.”

6. Model PIK: Pendahuluan, isi, kesimpulan


Model tersebut biasanya digunakan untuk memaparkan suatu pendahuluan
yang dibuat menarik, jelas, dan penulis diharapkan mampu membawakan kedalam
persoalan pokok. Lalu apabila sudah masuk kedalam bagian isi, sang penulis harus
mampu memuaskan secara keseluruhan untuk mengontraskan, menjelaskan,
membandingkan, memaparkan, menginterpretasi persoalan yang sedang dikaji oleh
penulis dan ditutup dengan kesimpulan.

Contoh konkrit :

Model PIK (Pendahuluan, Isi, Kesimpulan) adalah model yang digunakan dalam
penulisan karya ilmiah. Berikut adalah contoh konkrit dari Model PIK:

Pendahuluan:

Pendidikan merupakan aspek penting dalam pembangunan masyarakat modern.


Dengan pendidikan yang berkualitas, diharapkan masyarakat dapat meningkatkan
taraf hidup dan berkontribusi secara positif pada pembangunan negara.

Isi:

Pendidikan sebagai investasi masa depan: Pendidikan memberikan bekal


pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan di era
globalisasi.

Peran teknologi dalam pendidikan: Teknologi telah membuka akses pendidikan

6
secara luas dan memberikan metode pembelajaran yang inovatif.

Tantangan dalam sistem pendidikan: Masih terdapat disparitas akses pendidikan


antara daerah perkotaan dan pedesaan yang perlu diselesaikan.

Kesimpulan:

Dengan memperhatikan pentingnya pendidikan sebagai investasi masa depan,


pemerintah perlu terus meningkatkan akses dan mutu pendidikan untuk menciptakan
masyarakat yang cerdas dan berdaya saing global.

Model komunikasi menurut (Udin Bahak, 2018) dibagi menjadi 2, yaitu sebagai
berikut:

1. Induksi
Induksi merupakan pola berpikir induksi merupakan lawan dari pola
berpikir deduksi, yaitu proses berpikir dari hal-hal yang bersifat khusus
menuju ke umum. Dasar pola berpikir induksi ialah observasi.

Contoh konkrit :

Induksi:

Observasi: Peneliti melihat bahwa masyarakat yang memiliki akses ke


internet lebih banyak menggunakan teknologi yang ramah lingkungan.

Analisis: Peneliti menganalisis data yang diperoleh dari observasi tersebut


dan menemukan hubungan antara akses ke internet dan penggunaan
teknologi yang ramah lingkungan.

Konklusi: Peneliti menyusun konklusi berdasarkan analisis yang diperoleh,


yaitu bahwa akses ke internet mempengaruhi penggunaan teknologi yang
ramah lingkungan.

2. Deduksi
Deduksi merupakan proses berpikir yang menggunakan asumsi khusus
atau proses berpikir dengan hal yang umum menuju hal yang khusus. Pola
berpikir deduksi cenderung manusia yang berpikir deduksi, menyatakan
bahwa asumsi yang digunakannya harus benar-benar konkrit.

Contoh konkrit :

7
Asumsi: Peneliti membuat asumsi bahwa akses ke internet mempengaruhi
penggunaan teknologi yang ramah lingkungan.

Proses deduksi: Peneliti menggunakan proses deduksi untuk menyusun


konklusi berdasarkan asumsi tersebut.

Konklusi: Peneliti menyusun konklusi berdasarkan proses deduksi yang


diperoleh, yaitu bahwa akses ke internet mempengaruhi penggunaan
teknologi yang ramah lingkungan.

8
C. Kesimpulan

Karya tulis ilmiah merupakan sebuah hasil pemikiran seseorang yang di tuangkan
dalam bentuk tulisan yang dapat dibaca dan bermanfaat bagi pembacanya. Menurut Kunjana
(2009) terdapat beberpa model berfikir yang dapat digunakan dalam penulisan karya ilmiah
sepeti Model berfikir Duduk perkara, Alasan, Misal, Duduk perkara (DAM-D), model Dahulu,
Sekarang, Depan (DSD), model Perhatian, Minat, Hasrat, Tindakan (PMHT), model 5W 1H
atau What, Who, When, Where, Whay, How,model Tesis, Antitesis, Sintesis (TAS) model
tersebut biasanya digunaka untuk mengkaji suatu dimensi yang sama atau berlawanan yang
berkaitan dengan berlawanan, biasanya kebaikan-keburukan, keuntungan-kerugian, dan
keunggulan-kelemaha, model Pendahuluan, Isi, Kesimpulan (PIK). Kemudian menurut Udin
Bahak (2018) terdapat dua model berfikir yaitu induksi dan deduksi. Model model diatas bisa
menjadi referensi dalam membuat karya ilmiah agar lebih memudahkan para penulis dalam
mendalami suatu persoalan materi yang akan di tuangkan ke dalam sebuah karya ilmiah.

9
DAFTAR PUSTAKA

Irving, C. (1998). Pengantar Logika (C.A Qadir (ed.)). Yayasan Obor.

Kunjana, R. (2009). Indonesia Perguruan Tinggi (Rahmat Rikard (ed.)). Erlangga.

Nur’aeni. (2021). Bab I Berpikir Ilmiah. Psikologi Eksperimen: Teori Dan Implementasi
Ilmu, 154. https://digitallibrary.ump.ac.id/1070/2/Bab 1.pdf

Suaedi. (2016). Pengantar Ilmu Filsafat (J. Nia (ed.); pertama). IPB Press.

Teguh Budiharso. (2009). Panduan Lengkap Penulisan Karya Ilmiah (4th ed.). Venus.

Udin Bahak, N. (2018). Metodologi Penelitian Pendidikan (F. fariyatul Eni (ed.); pertama).
UMSIDA Press.

Utomo, T. W. (1998). Materi Disampaikan Dalam Diklat “Penulisan Karya Tulis Ilmiah”
Angkatan I, 5 Agustus 1998.

Wibowo Wahyu. (2010). Tata Permainan Bahasa Karya Tulis Ilmiah (Sugiarti (ed.)). PT.
Bumi Aksara.

Zainal, A. (2003). Dasar Dasar Penulisan Karangan Ilmiah. GRASINDO.

Zulmiyetri, Nurhastuti, S. (2019). Penulisan Karya Ilmiah (Pertama). PRENADAMEDIA


GROUP.

10

Anda mungkin juga menyukai