Uas - Fiqih Haji Dan Umrah - Nisfatul Widad - Mhu3c
Uas - Fiqih Haji Dan Umrah - Nisfatul Widad - Mhu3c
NIM : 1204070082
PRODI : MHU-3C
IBADAH HAJI
Haji adalah rukun islama yang kelima. Secara Bahasa haji berarti menyengaja
mengunjungi sesuatu, yaitu baitullah untuk menjalankan ibadah kepada Allah SWT, dan
hokum wajib bagi orang yang sudah mampu(dijalan dan orang yangditinggalkannya).
Sebelum mulainya ibadah haji kita harus tahu dahulu bagaimana tata cara ibadah haji yang
sah sehinnga bisa mancapai haji yang mabrur, yaitu:
a) Rukun Haji
Dalam pelaksanaan ibadah haji, jemaah harus memenuhi enam rukun haji agar ibadahnya
sah. Rukun haji wajib dipenuhi dan tidak bisa diganti dengan amalan lain maupun dengan
membayar dam atau denda. Ada 6 rukun haji, yaitu:
1) Ihram
2) Wukuf di Arafah
3) Tawaf Ifadah
4) Sa'i
5) Bercukur
6) Tertib, sesuai urutannya.
NOTE: Jika salah satu dari enam rukun haji itu tidak dilaksanakan, maka ibadah haji
dianggap tidak sah.
b) Wajib Haji
Wajib haji merupakan amalan-amalan yang harus dilakukan dalam rangkaian ibadah haji.
Jika salah satu tidak dilakukan, ibadah haji seseorang tetap sah, tetapi ia harus menggantinya
dengan membayar dam. Apa saja yang termasuk dalam wajib haji? Berikut ini lima wajib haji
yang harus dilakukan jemaah haji:
1) hram, yakni niat berhaji dari miqat
2) Mabit di Muzdalifah
3) Mabit di Mina
4) Melontar jamrah ula, wustha, dan aqabah
5) Thawaf wada’ (bagi yang akan meninggalkan Makkah)
Puncak ibadah haji ditandai dengan wukuf di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah atau
biasa disebut sebagai hari Arafah. Karena termasuk rukun haji, jemaah yang tidak
mengerjakan wukuf di Arafah berarti dianggap tidak mengerjakan haji. Hal ini sesuai dengan
hadits Nabi:
"Haji itu hadir di Arafah. Barangsiapa yang datang pada malam hari jam’in (10 Dzulhijjah
sebelum terbit fajar) maka sesungguhnya ia masih mendapatkan haji." (HR. At-Tirmidzi dari
Abdurrahman bin Ya’mar RA).
Dalam buku panduan Kementerian Agama, rangkaian ibadah sebelum wukuf, saat
wukuf, hingga setelah wukuf disebut dengan ritual haji dan dimulai pada tanggal 8
Dzulhijjah. Para jemaah berangkat menuju Arafah mulai pukul 07.00 waktu Arab Saudi pada
tanggal 8 Dzulhijjah, atau disebut sebagai hari tarwiyah, dengan menaiki bus. Dalam
perjalanan dari Makkah menuju Arafah, jemaah disarankan untuk senantiasa berzikir,
membaca talbiyah, shalawat, maupun berdoa.
1) Wukuf di Arafah
2) Mabit di Muzdalifah
3) Mabit di Mina
Mabit di Mina juga wajib dilakukan jemaah haji. Salah satu yang dilakukan di Mina
adalah melontar jamrah atau jumrah. Bermalam di Mina dilakukan pada tanggal 11-12
Dzulhijjah atau dua malam hingga 13 Dzulhijjah
4) Melontar jumrah
Melontar jumrah hukumnya wajib. Ibadah ini dilakukan pada tanggal 10 Dzulhijjah dan
pada hari tasyrik, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Melontar jumrah dilakukan dengan
melontar batu kerikil ke arah jamrah Sughra, Wustha, dan Kubra dengan niat mengenai
obyek jamrah (marma) dan kerikil masuk ke dalam lubang marma. Bagi yang tidak
melakukannya, mereka harus membayar dam (denda) atau fidyah.
5) Tawaf Ifadhah
Tawaf Ifadhah dilakukan jemaah haji setelah pulang dari Mina pada tanggal 12 atau 13
Dzulhijjah atau setelah Wukuf di Arafah. Tawaf Ifadhah dilakukan dengan mengelilingi
Kabah sebanyak tujuh kali dan tidak ada jam tertentu.
6) Sa'i
Sai'i merupakan rukun haji sehingga wajib dilakukan oleh jemaah haji. Sa'i dilakukan
dengan berjalan dari Safa ke Marwah dan kembali lagi sebanyak tujuh kali. Perjalanan
dimulai dari Safa dan berakhir di Marwah, dengan syarat dan cara-cara tertentu. Pada saat
jemaah haji berjalan menuju Safa, ia akan menghadap Kabah dan membaca takbir dan tahlil.
Setelah itu jemaah haji bisa berjalan menuju Marwah sambil berzikir dan berdoa.
7) Tawaf Wada'
Tawaf Wada' dikenal juga dengan tawaf perpisahan. Tawaf ini dilakukan ketika jemaah
akan meninggalkan Makkah untuk kembali ke negaranya masing-masing.
UMRAH
Umroh merupakan salah satu kegiatan ibadah bagi umat Islam. Ibadah ini sering juga
disebut dengan haji kecil. Di saat menunggu antrean ibadah haji yang lama karena sistem
kuota yang diberlakukan, umroh pun menjadi alternatif.
Perbedaan antara umroh dan haji sendiri terletak pada waktu dan tempat pelaksanaannya.
Jika ibadah haji hanya dapat dilakukan antara tanggal 1 Syawal hingga 13 Zulhijah, maka
umroh dapat dilaksanakan sewaktu-waktu kecuali pada hari tertentu seperti hari Arafah pada
10 Zulhijah dan hari-hari Tasyrik tanggal 11, 12, 13 Zulhijah.
Inti dari proses ibadah haji adalah wukuf di Padang Arafah pada tanggal 9 Zulhijah
selepas matahari tergelincir sampai Magrib. Sedangkan tata cara umroh intinya hanya
melakukan thawaf dan sai. Keduanya didahului dengan memakai pakaian ihram di miqat
(tempat) yang telah ditentukan dan diakhiri dengan tahallul (bercukur).
Bagi kamu yang berniat untuk pergi umroh, sudah seharusnya mengetahui lebih dulu tata
cara umroh dan bacaannya sesuai sunnah. Hal itu karena pada intinya umroh merupakan
ibadah kepada Allah, maka harus dilakukan dengan benar.
Dengan kata lain miqat adalah tempat berihram (niat umroh) dan masuknya seseorang ke
dalam pelaksanaan umroh yang akan dilakukan.
1) Dari bandara menuju miqat Masjid Dzulhulaifah atau lebih dikenal Abyar 'Ali.
Miqat ini terletak di Madinah, di sini para jamaah melakukan persiapan
sebelum ihram, mulai dari mandi, mengenakan pakaian ihram, berwudhu dan
mengerjakan sholat sunnah ihram 2 rakaat.. Setelah itu niat mengerjakan ibadah
umroh dengan membaca bacaan niat umroh.
2) Setelah mengenakan pakaian ihram, seorang jamaah umroh dilarang untuk melakukan
hal-hal yang sudah ditentukan syariat.
Bagi pria, dilarang:
a) memakai pakaian biasa
b) memakai alas kaki yang menutupi mata kaki
c) menutup kepala dengan peci, topi, dan sebagainya
Bagi wanita, dilarang:
a) memakai kaos tangan
b) menutup mukaBagi pria dan wanita, dilarang:
c) memakai wangi-wangian
d) memotong kuku, mencukur atau mencabut rambut/bulu
e) memburu atau mematikan binatang apa pun
f) menikah, menikahkan atau meminang wanita untuk dinikahi
g) bermesraan atau berhubungan intim
h) mencaci, bertengkar atau mengeluarkan kata-kata kotor
i) memotong tanaman di sekitar Mekah
3) Menuju Masjidil Haram di Mekah.
Dalam perjalanan, memperbanyak bacaan kalimat talbiyah yang selalu
diucapkan Rasulullah SAW ketika umroh dan haji.
إَّنالَحْم َد َو الِّنْع َم َة َلَك َو الُم ْلَك َالَش ِرْيَك َلك, َلَّبْيَك َالَش ِر ْيَك َلَك َلَّبْيَك, َلَّبْيَك الَّلـُهَّم َلَّبْيَك
Artinya:"Aku penuhi panggilan-Mu, ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu.
Tidak ada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji,
nikmat dan kerajaan bagi-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu."
Akhir waktu membaca talbiyah untuk umroh adalah saat akan memulai
thawaf.
4) Melakukan thawaf.
Sebelum masuk Masjidil Haram, jamaah dianjurkan berwudhu terlebih dahulu.
Jamaah boleh masuk Masjidil Haram lewat pintu mana saja, tapi dianjurkan
mengikuti contoh Rasulullah SAW yang masuk melalui pintu Babus Salam atau Bani
Syaibah. Saat masuk Masjidil Haram, disarankan untuk mengucap doa
ّٰل
َال ُهَّم َأْنَت الَّساَل ُم َوِم ْنَك الَّساَل ُم َفَح ِّيَنا َر َّبَنا ِبالَّساَل ِم َو َأْد ِخ ْلَنا اْلَج َّنَة َداَر الَّساَل َم َتَباَر ْك َت َو َتَع اَلْيَت َيا َذ ااْلَج اَل ِل
ّٰل
ِبْس ِم ِهللا َو اْلَحْم ُدِ ِهلل َو الَّص اَل ُة َو الَّس اَل ُم َع ٰل ى َر ُسْو ِل. َال ُهَّم اْفَتْح ِلْي َأْبَو اَب َر ْح َم ِتَك َو َم ْغ ِفَرِتَك َو َأْد ِخ ْلِنْي ِفْيَها. َو ْاِإل ْك َر اِم
ِهللا
Menunaikan ibadah haji hukumnya wajib sekali seumur hidup bagi laki-laki maupun
perempuan yang mampu. Lantaran hanya wajib dilakukan sekali seumur hidup dan dengan biaya yang
tak sedikit, kaum muslim yang hendak berhaji sebaiknya mengetahui tata caranya secara detail terutama
terkait syarat dan rukunnya.
Harus diakui, manasik haji sangatlah penting. Apalagi bagi mereka yang baru pertama kali
menunaikan rukun Islam kelima ini. Biasanya, dalam manasik akan dijelaskan antara lain tata cara
ibadah haji, rukun haji, tips materi haji, termasuk adab ketika berada di Masjidil Haram dan Masjid
Nabawi serta saat di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina).
Berikut adalah tahapan-tahapan ibadah haji yang akan dilalui oleh jamaah haji Indonesia:
Tahap Pertama
Di tahap pertama ini, untuk jamaah haji gelombang I, akan terbang menuju Madinah. Setelah
melalui penerbangan selama 9-10 jam, jamaah akan landing (mendarat) di Bandara Internasional
Pangeran Muhammad bin Abdul Aziz Madinah.
Setibanya di Madinah, jamaah akan menetap selama delapan hari untuk melakukan shalat arbain
(40 waktu) di Masjid Nabawi. Usai melakukan arbain, jamaah menuju Mekkah dengan mengambil
miqat di Dzu Hulaifah atau lebih dikenal dengan Bir Ali.
Sementara untuk gelombang II, mengingat waktu haji sudah semakin dekat, jamaah langsung
diterbangkan menuju Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah. Kelompok terbang (kloter)
jamaah haji Indonesia biasanya ditandai dengan bendera Merah Putih, sehingga ketika ada yang tersesat
atau lepas dari rombongan bisa mencari tanda itu. Setiap jamaah juga mengenakan tanda pengenal dan
ciri-ciri khusus.
Biasanya, jamaah gelombang II ini langsung menggunakan pakaian ihram ketika berada di Jeddah,
bahkan ada yang menggunakan satu jam sebelum pesawat landing di Jeddah. Setelah mengenakan kain
ihram, dan niat jamaah menuju ke Mekkah menggunakan bus untuk umrah.
Tahap Dua
Setibanya di Mekkah, jamaah melaksanakan thawaf, sai umrah di Masjidil Haram. Seperti kita
ketahui, thawaf adalah mengelilingi kabah sebanyak tujuh kali putaran. Bagi jamaah laki-laki, saat
thawaf pundak kanan ihram terbuka. Putaran thawaf dimulai dari garis Hajar Aswad (ditandai dengan
garis/lampu hijau) dengan beristilam. Boleh berdoa menggunakan bahasa Indonesia atau daerah.
Setelah selesai sholat dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim.
Dilanjutkan dengan sai dari shafa ke marwa dengan membaca niat di bukit shafa menghadap kabah.
Bagi jamaah laki-laki lari-lari kecil di bathul wadi ditandai dengan lampu hijau. Setelah thawaf
melakukan tahallul, umrah pun selesai. Usai umrah jamaah akan bermukim di Mekkah hingga tanggal 8
Dzulhijjah untuk berhaji.
Setelah 8 Dzulhijjah, umumnya jamaah dari Mekkah menggunakan pakaian ihram menuju Arafah
untuk melakukan wukuf di Padang Arafah pada 9 Dzulhijjah. Kemudian malamnya langsung ke
Muzdalifah dan dilanjutkan ke Mina.
Tahap enam
Tanggal 10 Dzulhijjah, jamaah mulai menuju Mina untuk melakukan lontar jumrah Aqobah. Meski
pemerintah Saudi telah membangun tempat lempar jumrah tiga tingkat, sebaiknya melempar jumrah
dilakukan pada pagi atau dini hari. Sebab kondisi jamaah padat dan berdesak-desakan.
Tahap tujuh
Sebagian jamaah berangkat ke Mekkah untuk thawaf ifadah dan sai (10 Dzulhijjah sore-malam) di
Masjidil Haram. Jamaah kembali mabit (menginap) di Mina hingga 12-13 Dzulhijjah.
Tahap delapan
Sebagian jamaah kembali ke Mina dan lempar tiga jumrah pada 11 dan 12 Dzulhijjah. Lempar
jumrah (Ula, Wustha dan Aqobah) pada 11 Dzulhijjah.
Tahap sembilan
Sebagian jamaah melakukan thawaf wada (thawaf perpisahan) di Masjidil Haram Mekkah pada 12
Dzulhijjah. Thawaf wada ini dilakukan tanpa sai, sebab kegiatan ini merupakan akhir dari rangkaian
haji. Selanjutnya bersiap kembali untuk kembali diterbangkan ke Tanah Air.