Anda di halaman 1dari 23

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

PERENCANAAN DAN ANALISIS SISTEM

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6

I Kadek Diki Putrawan ( 2107531240)

Bagus Triadi Saputra (2107531241)

I Gede Agus Saputra (2107531254)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA
2023

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL..............................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii

PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 1

1. Garis Besar Perencanaan Dan Analisis Sistem ............................................................... 1

2. Perencanaan Sistem Dan Analisis Kelayakan................................................................. 1

3. Analisis Sistem................................................................................................................ 4

4. Desain Sistem ............................................................................................................... 10

5. Langkah-Langkah Design Sistem……………………………………………………..11

6. Pertimbangan Desain Sistem ........................................................................................ 15

7. Teknik – Teknik Desain Sistem .................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 20

ii
PEMBAHASAN
1. Garis Besar Perencanaan Dan Analisis Sistem
Perencanaan sistem meliputi proses identifikasi subsistem-subsistem dalam sistem
informasi yang pengembangannya membutuhkan perhatian khusus. Perencanaan sistem ini
bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai bidang permasalahan yang perlu segera dipecahkan
atau nantinya akan diselesaikan. Analisis sistem dimulai setelah perencanaan sistem telah
mengidentifikasi subsistem yang akan dikembangkan. Tujuan utama analisis sistem meliputi:
1) Memahami sistem yang ada.
2) Mengidentifikasi dan memahami masalah.
3) Masalah yang telah diidentifikasi ke dalam kebutuhan informasi dan kebutuhan sistem.
4) Mengidentifikasi sistem dengan jelas untuk memperoleh prioritas utama.
Analisis sistem berfokus pada penentuan informasi yang dibutuhkan dan persyaratan-
persyaratan penting bagi sistem tersebut guna mengimplementasikan tujuan-tujuan manajemen.
Oleh karena itu analisis sistem menekankan pada upaya mempelajari keputusan- keputusan
manajer dan kebutuhan informasi terkait yang kemudian diterjemahkan ke dalam aplikasi
tertentu selama tahap desain dan implementasi siklus hidup pengembangan sistem.

Pada gambar diatas dapat dijelaskan arti penting proses analisis sistem ini dapat dilihat pada
pola biaya dalam siklus pengembangan. Hampir dari total biaya dihabiskan pada tahap desain
dan implementasi. Ini juga berarti kesalahan-kesalahan besar dalam tahap analisis akan
menimbulkan biaya yang lebih besar di masa mendatang. Oleh sebab itu, sangat penting bagi
seorang analis sistem untuk memahami dengan baik situasi permasalahan dan informasi yang
dibutuhkan.

2. Perencanaan Sistem Dan Analisis Kelayakan


1
Pendekatan sistem yang secara total berbasis atas-bawah, sangat penting digunakan ketika
mengembangkan sistem. Oleh karena itu, perlu ada perhatian yang seksama ketika
mengembangkan sebuah rencana dan strategi sistem secara keseluruhan. Ketika
mengembangkan sebuah rencana dan strategi sistem secara keseluruhan, rencana tersebut harus
mendapatkan dukungan dan persetujuan total dari manajemen puncak. Rencana keseluruhan
perlu mendapat kepastian untuk mencapai tujuan yaitu sumber daya yang dimiliki akan
ditujukan untuk subsistem yang paling mebutukan sumber daya tersebut, proses duplikasi dan
upaya yang sia-sia akan diminimalkan, dan pengembangan strategi dalam organisasi akan
konsisten dengan keseluruan rencana strategis organisasi.
Perencanaan sistem dan analisis kelayakan meliputi beberapa tahap, yaitu:
1) Mendiskusikan dan merencanakannya bersama-sama dengan manajemen puncak.
2) Menetapkan sebuah dewan penasihat (steering committee) bagi perencanaan sistem.
3) Menetapkan keseluruhan tujuan dan kendala yang dihadapi.
4) Mengembangkan sebuah rencana sistem informasi strategis.
5) Mengidentifikasi dan menetapkan prioritas bagi wilayah-wilayah tertentu dalam
organisasi untuk menjadi fokus pengembangan sistem.
6) Membuat sebuah proposal sistem yang akan berperan sebagai landasan analisis dan
desain awal bagi subsistem tertentu yang akan dikembangkan.
7) Membentuk sebuah tim yang terdiri dari berbagai individu yang akan bekerja dalam
proses analisis dan desain awal.
1) Perencanaan Sistem dan Manajemen Puncak
Hal yang terpenting dalam pengembangan sistem adalah mendapatkan dukungan dari
manajemen puncak. Tugas utama pengembang sistem yaitu mengamati dengan cermat
rencana strategis, faktor kunci sukses, dan keseluruhan tujuan manajemen puncak.
Pengembang sistem harus mampu melakukan lebih banyak aktivitas dan inisiatif daripada
sekadar bertanya kepada manajemen puncak tentang masalah yang ada. Seorang
pengembang sistem seperti layaknya seorang dokter yang memeriksa pasien. Dokter yang
baik tidak hanya mencatat permasalahan dan menyarankan solusi, tetapi juga akan membuat
diagnosis mandiri dan analisis terhadap permasalahan serta memberikan solusi terbaik
berdasarkan masalah yang terjadi. Maka dari itu, pendekatan yang sama harus pula diambil
oleh seorang pengemban sistem.

2) Dewan Penasihat

2
Komite ini merupakan perwakilan dari manajemen puncak dan seluruh fungsi utama
dalam organisasi. Tugas utama komite ini seluruhnya harus difokuskan pada kebutuhan
informasi saat ini dan masa yang akan datang. Mereka harus memiliki perwakilan dari
manajemen puncak karena penting bahwa sistem informasi yang dihasilkan akan sesuai
dengan kesuluruhan rencana strategis perusahaan. Upaya ini membutuhkan pemikiran jangka
panjang, sehingga sistem informasi kelak dapat mengakomodasi kebutuhan di masa depan.
Dewan penasihat harus bertanggung jawab atas keseluruhan perencanaan dan pengendalian
upaya pengembangan sistem dalam perusahaan. Sosok ideal yang bertanggung jawab atas
komite ini adalah direktur sistem informasi perusahaan. Namun, dewan penasihat tidak boleh
terlibat dalam detail proyek karena proyek-proyek tersebut haruslah dikendalikan dan
dikelola oleh seorang yang melaporkannya secara periodik kepada dewan penasihat.
3) Mengembangkan Tujuan dan Batasan Sistem
Tujuan umum perusahaan harus memasukkan keseluruhan tujuan strategis yang
berkaitan dengan siklus perencananaan jangka panjang perusahaan. Lebih detail lagi
mengenai tujuan strategis adalah tujuan taktis yang sesuai dengan perencanaan dan ditujukan
untuk rentang waktu satu hingga tiga tahun ke depan. Hal penting lainnya adalah faktor
sukses kunci dari perusahaan. Faktor tersebut merupakan karakteristik-karakteristik yang
membedakan perusahaan dengan kompetitornya dan merupakan kunci sukses bagi
perusahaan. Sebagai contoh, beberapa perusahaan menekankan kecepatan layanan,
sementara yang lain menekankan pada kualitas produk, dan ada pula yang menekankan pada
harga yang murah. Apapun faktor kunci sukses yang dimiliki akan dimasukkan ke dalam
tujuan desain sistem.
4) Mengembangkan Rencana Sistem Strategis
Rencana sistem strategis ini berupa dokumen tertulis yang menggabungkan tujuan
jangka pendek dan tujuan jangka panjang dari upaya pengembangan sistem sebuah
perusahaan. Elemen kunci dalam sebuah rencana sistem strategis yaitu :
(1) Keseluruhan pernyataan yang terkait dengan faktor sukses kunci dari perusahaan dan
tujuan-tujuan yang ingin dicapai.
(2) Deskripsi sistem dalam perusahaan yang membutuhkan upaya pengembangan.
(3) Pernyataan prioritas yang menunjukkan bidang-bidang mana saja yang akan mendapat
prioritas paling tinggi.
(4) Garis besar sumber daya yang dibutuhkan, termasuk di dalamnya biaya, orang, dan
peralatan.

3
(5) Rencana waktu pengembangan sistem tertentu.
5) Mengidentifikasi Proyek Tertentu yang Akan Diprioritaskan
Penetapan prioritas ini merupakan hal penting karena sumber daya finansial yang
tersedia biasanya terbatas. Penetapan prioritas harus dilakukan seperti halnya dalam
anggaran modal (capital budgeting). Manfaat harus ditentukan dan biaya harus diestimasi
seakurat mungkin ditetapkan dalam anggaran keuangan. Manfaat pengembangan sistem
sering sulit untuk diukur, karena itulah pertimbangan sisi keuangan mudah terabaikan
manakala memberikan prioritas pada proyek-proyek pengembangan sistem. Namun, hampir
selalu mungkin untuk mengukur biaya yang harus dikeluarkan dan harus dilakukan sebelum
membentuk komisi-komisi dalam sebuah proyek.
Walaupun seringkali manfaat yang dapat diperoleh sulit untuk diukur, namun manfaat-
manfaat tersebut harus dinyatakan dalam bentuk tertulis resmi. Sebagai contoh, perusahaan
mungkin mempertimbangkan sebuah sistem penjualan pesanan yang memungkinkan tenaga
penjualannya memeriksa status pesanan yang tidak komplit. Sistem tersebut akan
memungkinkan tenaga penjualan bertransaksi lebih baik dengan para pelanggan ketika
muncul pertanyaan tentang status pesanan yang mungkin telah jatuh tempo. Sistem juga akan
memungkinkan tenaga penjualan dengan cepat menemukan dan mengoreksi tanggal
pengiriman. Melalui contoh tersebut, untuk melihat manfaat finansial dari sebuah sistem
dapat terlihat bila dipandang dari sisi hubungan dengan pelanggan, manfaat ini akan muncul
dalam peningkatan penjualan. Jika demikian, peningkatan tersebut dapat diestimasi dan
dimasukkan dalam proposal resmi sistem.
6) Membentuk Komisi untuk Proyek Sistem
Sebuah proyek pengembangan sistem membutuhkan berbagai individu dari beragam
disiplin ilmu. Kebutuhan ini tergantung pada kekhususan proyek itu sendiri. Namun
demikian, pada umumnya membutuhkan ahli manajemen, akuntan, pengguna sistem,
programmer komputer, dan beragam individu teknisi pendukung.
3. Analisis Sistem
1) Pengertian Analisis Sistem
Analisis sistem yang merupakan penguraian dari sistem informasi yang utuh ke dalam
bagian-bagian komponennya yang bertujuan untuk mengidentifikasikan serta mengevaluasi
permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi
dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-
perbaikannya. Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena

4
kesalahan di dalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan di tahap selanjutnya.
Sehingga dapat dijelaskan, tahapan analisis sistem yaitu sebagai berikut.

2) Tahap-Tahap Analisis Sistem


(1) Tahap 1 : Survei Terhadap Sistem Saat Ini
a. Tujuan Survei
Terdapat empat tujuan survei sistem yang terdiri dari:
a) Memperoleh pemahaman mendasar mengenai aspek operasional dari sistem.
b) Menetapkan sebuah hubungan kerja dengan pengguna sistem.
c) Mengumpulkan data - data penting yang berguna untuk pengembangan desain sistem.
d) Mengidentifikasi permasalahan - permasalahan khusus yang membutuhkan lebih
banyak perhatian dalam upaya desain subsekuen.

Gambar 1.1 Tahap-Tahap Analisis Sistem

Suatu tim pengembangan sistem harus mengenali benar proses kerja sistem yang akan
diubah. Adalah berbahaya apabila mencoba memodifikasi sistem yang ada yang tidak
Anda pahami dengan baik Pengembang juga harus mengenali betul orang - orang yang
sehari - hari bekerja dalam sistem tersebut. Pengenalan ini akan memungkinkan
pengembang memperoleh pemahaman mengenai masalah yang mungkin tidak disadari
keberadaannya oleh manajemen puncak.
Upaya membangun hubungan dengan para individu yang bekerja dalam sistem yang
akan dikembangkan adalah tujuan yang sangat penting. Kesuksesan atau kegagalan
proyek pengembangan akan sangat tergantung pada seberapa besar kualitas hubungan
antara tim pengembang dan individu yang bekerja dalam sistem tersebut. Hubungan yang
buruk akan menghasilkan kesalahpahaman dan upaya desain yang salah tempat. Individu
yang bekerja dalam sistem akan menggunakan hasil pengembangan dalam jangka waktu
yang lama. Selain itu, sangat mungkin sistem baru tersebut akan ditolak oleh individu
yang akan menggunakan sistem tersebut. Jika mereka tidak menghargai dan

5
menghormati tim pengembang, mereka pun akan menolak implementasi desain yang telah
diselesaikan bagi mereka. Penolakan seperti itu dapat muncul dalam beragam bentuk,
mencakup keluhan pada manajemen puncak, mogok kerja, atau bahkan sabotase. b.
Pertimbangan Perilaku
Elemen manusia merupakan faktor kunci untuk melakukan survei sistem. Fakta
menunjukkan bahwa pengembangan sistem meliputi perubahan sistem yang ada saat ini
beserta permasalahan yang ada di dalamnya. Dan kebanyakan orang tidak menyukai
perubahan. Dalam banyak situasi, seorang individu dapat saja memiliki sebuah pekerjaan
dan rutinitas yang tidak berubah selama beberapa tahun. Orang ini dapat melihat diri Anda
sebagai ancaman. Sementara orang lain mungkin sangat khawatir akan kehilangan
pekerjaan, khususnya bila dilakukan komputerisasi. Dan orang lain akan memandang diri
problem tersebut sebagai kesenjangan komunikasi antara analisis sistem dan pihak
manajemen. Beberapa pendekatan tertentu yang dapat digunakan untuk menjembatani
kesenjangan komunikasi ini adalah :
a) Mengetahui sebanyak mungkin orang - orang yang terlibat dalam sistem, secepat
mungkin .
b) Mengkomunikasikan manfaat yang dapat diperoleh dari sistem kepada orang - orang
yang terlibat di dalamnya .
c) Memberikan jaminan, sebesar mungkin, pada seluruh individu bahwa mereka tidak
akan kehilangan pekerjaan mereka atau tidak ada perubahan besar dalam tanggung
jawab pekerjaan mereka.

Gambar 1.2 Masalah Kesenjangan Sistem

6
d) Memberikan jaminan bahwa Anda benar - benar peduli dengan upaya membuat
kehidupan yang lebih baik bagi setiap orang yang terlibat dalam sistem tersebut .
c. Sumber-Sumber untuk Mendapatkan Beragam Fakta
Berbagai macam teknik dapat digunakan untuk mendapatkan data tentang subsistem
informasi yang akan diteliti. Teknik tersebut dapat berupa wawancara, kuesioner,
observasi, dan kajian berbagai jenis dokumen seperti catatan rapat, catatan rekening
perusahaan, struktur organisasi, laporan keuangan, prosedur manual, kebijakan
perusahaan, deskripsi pekerjaan, dan sebagainya. Sumber - sumber Informasi di luar
perusahaan juga dapat digunakan dan tidak boleh diabaikan, seperti laporan dan publikasi
industri dan perdagangan dan juga jurnal - jurnal profesional.
d. Menganalisis Hasil Survei
Manakala sebuah survei telah diselesaikan, kekuatan dan kelemahan dari subsistem
yang diteliti haruslah dianalisis secara mendalam. Dikarenakan survei berfokus pada
upaya memahami sifat dasar dan operasi sistem (yang terkait dengan permasalahan yang
ada), maka analisis terhadap temuan survei harus berfokus pada kekuatan dan kelemahan
sistem. Berikut ini pertanyaan - pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengevaluasi
sistem yang ada saat ini:
a) Apakah diperlukan suatu prosedur tertentu ?
b) Apakah prosedur yang selama ini ada menggunakan langkah - langkah yang tidak
perlu ?
c) Apakah prosedur yang ada selama ini sudah mempertimbangkan efektivitas biaya
?
d) Apakah laporan yang dihasilkan saat ini sudah jelas dan mudah dibaca ?
e) Apakah sumber - sumber dokumen yang ada selama ini sudah didesain dengan baik
? Apakah laporan yang dihasilkan saat ini telah digunakan dengan baik ?
f) Apa saja yang menyebabkan timbulnya permasalahan - permasalahan tertentu ?.
g) Laporan tambahan seperti apa yang berguna bagi manajemen ?.
h) Sudahkah sistem dokumentasi yang ada saat ini mencukupi ?
Secara keseluruhan, hasil dari pertanyaan - pertanyaan tersebut harus muncul dalam
sebuah laporan yang meringkas kekuatan dan kelemahan sistem yang ada. Efektivitas di
sini berarti sistem mampu mencapai tujuan - tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
dalam tahap perencanaan sistem. Efisiensi berhubungan dengan apakah tujuan - tujuan
tersebut dicapai pada biaya yang serendah mungkin. Penilaian terhadap efektivitas
kemampuan sistem untuk mencapai keseluruhan tujuan yang telah direncanakan haruslah

7
berfokus pada sumbatan (bottleneck). Sumbatan mencerminkan kelemahan dalam sistem
yang bila dilakukan perubahan kecil akan mampu memberikan peningkatan besar.
Analisis yang dilakukan terhadap situasi ini mungkin dapat mengungkapkan
terjadinya ketidak - efektifan dalam sistem penjadwalan pekerjaan dan adanya jam kerja
karyawan yang mengganggu, bahkan sekalipun adanya tunggakan pekerjain dalam jadwal
produksi. Dalam kasus ini, hasil analisis akan mengindikasikan adanya kebutuhan untuk
fokus kepada sistem jadwal produksi .
(2) Tahap 2 : Mengidentifikasi Kebutuhan Informasi
Pada tahap kedua dalam analisis sistem adalah proses mengidentifikasi informasi yang
dibutuhkan bagi pengambilan keputusan manajerial. Analisis, ketika mengidentifikasi
informasi yang dibutuhkan, akan memelajari keputusan - keputusan tertentu yang diambil
manajer dalam hal input informasi yan dibutuhkan dan digunakan. Proses ini disebut
analisis kebutuhan informasi dan hal ini merupakan dasar dilakukannya analisis terhadap
pengambilan keputusan.
Beberapa teknik sistematis dapat digunakan untuk memahami pengambilan keputusan
dan informasi yang dibutuhkan. Pendekatan tersebut adalah :
a) Mengidentifikasi tanggung jawab utama seorang manajer
b) Mengidentifikasi perangkat apa saja yang digunakan untuk menilai seorang
manajer
c) Mengidentifikasi beberapa permasalahan utama yang dihadapi manajer
d) Mengidentifikasi perangkat apa saja yang dapat digunakan manajer untuk
mengevaluasi ouput personal
Dua pendekatan yang pertama menyarankan kepada kita untuk memahami posisi
manajer dan tanggung jawab yang terkait dengannya dalam sebuah perusahaan. Perangkat
yang digunakan untuk menilai seorang manajer merupakan hal penting karena akan
digunakan untuk menentukan seberapa besar pendekatan yang digunakan oleh seorang
manajer terhadap keputusan yang ia ambil untuk menghadapi permasalahan setiap hari.
Cara lain untuk mengamati sisi ini adalah dengan melihat apakah kriteria yang digunakan
untuk mengevaluasi seorang manajer sudah berdasarkan pada tujuan kinerja manajer yang
telah ditetapkan. Sebagai contoh, seorang manajer periklanan dapat dievaluasi berdasarkan
respons pelanggan terhadap kampanye periklanan yang dilakukan perusahaan. Oleh karena
itu, manajer tersebut tentunya akan membutuhkan laporan tertentu yang terkait dengan
pengeluaran periklanan dan tanggapan pelanggan terhadap kampanye iklan yang dilakukan
perusa haan.

8
Di lain sisi, pendekatan dengan menanyakan pada manajer tentang permasalahan
mereka juga akan sangat membantu, dan tentunya Anda tidak akan hanya mendekati
seorang manajer dan bertanya padanya, “Permasalahan apa saja yang Anda punyai saat ini
?” Bila hal tersebut dilakukan, tentu saja tidak mendapatkan respons seperti yang
diharapkan karena, Pertama, manajer sering enggan mendiskusikan permasalahan mereka
dengan seseorang yang tidak mereka kenal betul. Kedua, seorang manajer sering merasa
bahwa mengakui adanya permasalahan berarti mengakui adanya kegagalan. Oleh karena
itu, akan sangat membantu untuk melakukan pendekatan dengan mengajukan banyak
pertanyaan pada mereka tentang apa saja yang mereka lakukan dan mendengarkannya
dengan penuh perhatian. Jika Anda mampu membuat para manajer berbicara banyak, maka
permasalahan mereka akan muncul dengan sendirinya. Pada titik ini adalah penting untuk
membangun hubungan kerja yang baik dengan para manajer.
(3) Tahap 3: Mengidentifikasi Kebutuhan Sistem

Tahap ketiga dalam proyek analisis sistem meliputi proses menentukan kebutuhan
sistem. Kebutuhan. sebalhan tersebut dapat ditentukan dalam dua hal, yaitu input dan
output. Kebutuhan input bag, sebuah subsistem tertentu menentukan kebutuhan khusus apa
saja yang diharus dipenuhi agar subsistem tersebut mampu mencapai tujuannya.

Sebagai contoh, kebutuhan informasi akan sistem kendali produksi akan memasukkan
peramalan penjualan dalam jangka pendek, laporan ketersediaan bahan baku, spesifikasi
kendali mutu dan standar biaya, dan informasi yang dibutuhkan untuk menentukan prioritas
kerja bagi pekerjaan tiap individu. Hal berikut ini dapat dipertimbangkan sebagai kebutuhan
output:

a. Laporan kemajuan harian


b. Laporan keuangan harian
c. Laporan unit yang rusak
d. Laporan permasalahan bahan baku

Kebutuhan input bagi suatu subsistem, pada gilirannya, akan menentukan kebutuhan
output pada subsistem lainnya. Dalam kasus ini, kebutuhan input peramalan penjualan akan
menjadi kebutuhan output beberapa subsistem lainnya dalam perusahaan (seperti
pemasaran).

(4) Tahap 4: Mengembangkan Laporan Analisis Sistem

9
Hasil akhir dari proyek analisis sistem adalah sebuah laporan. Laporan ini tentu saja
sangat penting karena akan berperan sebagai landasan bagi pengambilan keputusan
selanjutnya oleh manajemen puncak. Laporan ini juga akan mengorganisasi dan
mendokumentasi seluruh temuan dari tiga tahap sebelumnya dalam proyek analisis sistem.
Tanpa adanya dokumentasi yang cermat, akan banyak informasi yang hilang dalam jangka
panjang. Jika analisis ini tidak terdokumentasi dengan baik pada saat analisis ini dilakukan,
maka pada saat dilakukan desain dan implementasi, akan banyak informasi yang
lerlupakan. Juga pada saat mengembangkan sebuah laporan desain, seluruh temuan analisis
harus diorganisasikan dengan cermat dalam kerangka kerja yang konsisten.

Beberapa elemen kunci dalam laporan analisis sistem adalah:

a. Ringkasan lingkup dan tujuan proyek analisis.


b. Penegasan kembali hubungan antara proyek dengan rencana keseluruhan sistem
informasi strategis.
c. Deskripsi keseluruhan permasalahan dalam subsitem tertentu yang sedang dianalisa.
d. Ringkasan keputusan-keputusan yang dibuat dan informasi tertentu yang dibutuhkan
untuk mendukung keputusan tersebut.
e. Spesifikasi kinerja sitem yang dibutuhkan.
f. Keseluruhan anggaran biaya dan rencana waktu pelaksanaan proyek.
g. Rekomendasi bagi pengingkatan sitem yang ada saat ini atau bagi perancangan
sistem baru.
h. Rekomendasi yang terkait dengan perubahan tujuan bagi subsistem yang sedang
dipelajari.

Laporan analisis sistem, ketika sudah selesai, diserahkan kepada direktur sistem
informasi, dewan penasihat sistem informasi, atau bila memungkinkan, langsung kepada
manajemen puncak. Laporan tersebut kemudian dikaji dan didiskusikan oleh individu-
individu yang memutuskan apakah desain awal sistem dapat dilakukan atau tidak. Desain
awal sistem ini, jika diputuskan untuk dilakukan, akan menuntut tersedianya sebuah
anggaran yang lengkap bagi desain dan implementasi proyek pengembangan.

4. Desain Sistem
Sebuah desain sistem sangat mirip dengan layout arsitek sebuah rumah. Dalam tahap
perencanaan, sang arsitek akan menentukan fungsi-fungsi dasar yang harus dimiliki oleh rumah
tersebut dan merumuskan rencana umum yang berhubungan dengan layout keseluruhan.

10
Dalam tahap desain, sang arsitek akan menyiapkan sebuah cetak biru dari rumah tersebut yang
akan digunakan oleh ahli listrik, tukang ledeng, dan tukang kayu. Sama halnya dengan
perancang sistem; ia perlu menyiapkan sebuah cetak biru yang dapat dimplementasikan oleh
akuntan, programer komputer, dan pihak manajemen.

Kesalahan kecil yang dibuat dalam tahap ini akan berakibat besar terhadap sejumlah uang
dan pengeluaran di tahap berikutnya. Hal yang sering terjadi ketika mendesain sistem informasi
akuntansi. Sebagai contoh, sebuah perusahaan berniat mengimplementasikan sebuah rencana
desain sistem yang membutuhkan pembelian komputer tertentu dan paket perangkat lunak
akuntansi tertentu. Setelah menggunakan sistem tersebut selama setahun atau dua tahun,
perusahaan kemudian menemukan bahwa paket itu tidak lagi sesuai dengan informasi yang
dibutuhkan oleh pihak mana-jemen. Dan ternyata mustahil untuk memodifikasi paket perangkat
lunak tersebut karena seluruh sistem harus diganti setelah hanya digunakan dalam jangka waktu
pendek.

Perangkap lainnya yang sering ditemukan adalah penolakan pengguna terhadap sistem itu
sendiri. Dikarenakan minimnya keterlibatan pengguna dalam rencana desain, impelementasi
sistem dapat tidak populer dan pada akhirnya ditolak oleh para individu yang menjadi target di
mana sistem tersebut didesain.

5. Langkah-Langkah Desain Sistem


Desain sistem dapat didefinisikan sebagai perumusan cetak biru untuk sebuah sistem yang
lengkap. Desain sistem dimulai dari hal-hal yang umum ke hal-hal yang khusus. Hal ini
merupakan karakteristik dasar pendekatan atas-bawah. Fungsi umum dan tujuan yang akan
dicapai oleh suatu sistem tertentu haruslah diidentifikasi terlebih dahulu. Berdasarkan tujuan-
tujuan tersebut, barulah dimungkinkan untuk menyiapkan spesifikasi yang lebih detail, seperti
struktur database, layout record, dan formulir laporan khusus lainnya. Oleh karena itu, desain
sistem dapat dilihat sebagai desain detail maupun desain awal. Upaya desain harus dilihat
sebagai sebuah proses yang berkelanjutan dalam mengembangkan detail yang dimulai pada
tahap analisis dan perencanaan dan berakhir ketika mengawali tahap implementasi dalam siklus
pengembangan. Selanjutnya, seluruh siklus pengembangan, termasuk di dalamnya tahap desain,
adalah sebuah proses yang tanpa akhir.
Selama masa implementasi, permasalahan yang dihadapi biasanya berhubungan dengan
spesifikasi desain. Ketika hal ini terjadi, adalah penting untuk menengok kembali proses desain
dan membuat perubahan yang diperlukan. Hal lain yang harus diperhatikan adalah lingkungan

11
bisnis senantiasa berubah dan seiring dengan itu kebutuhan akan sistem yang baru pun muncul,
sehingga desain sistem harus direstrukturisasi sesuai kebutuhan.
1) Mengevaluasi Berbagai Alternatif Desain
Dalam setiap kasus yang ditemui, proyek desain sistem berkembang dari munculnya
sebuah kebutuhan tertentu, seperti yang telah ditentukan oleh tahap perencanaan dan analisis
sistem dalam siklus pengembangan. Desain sistem harus menyediakan solusi untuk sebuah
masalah khusus. Permasalahan dalam desain sistem adalah seperti layaknya permasalahan
dalam hidup ini, yaitu tidak adanya solusi tunggal yang secara sempurna memecahkan
masalah. Perancang sistem biasa dihadapkan pada sej umlah solusi, yang tampak sangat
menarik untuk diuji. Oleh karena itu, salah satu aspek penting dalam desain sistem adalah
enumerasi dan pertimbangan yang matang terhadap beragam alternatif desain.
a. Enumerasi Alternatif Desain
Dalam banyak tingkatan, ahli desain menghadapi banyak alternatif manakala sedang
mengembangkan sebuah sistem baru yang lengkap atau memodifikasi sistem yang ada. Jika
perusahaan sebelumnya tidak memiliki sebuah sistem, pilihannya menjadi mudah. Sebagai
contoh, jika sebuah perusahaan tidak memiliki sistem akuntansi sama sekali, maka
perusahaan tidak mempertimbangkan beragam modifikasi pada sistem yang telah ada
sebelumnya; ahli desain tinggal membangun sebuah sistem baru dari dasar.
Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendesain sebuah sistem baru yang
lengkap. Pendekatan yang pertama adalah mendesain sistem secara lengkap mulai dari
awal. Pendekatan lainnya adalah memaksa ahli desain untuk memilih dan merekomendasi
sistem yang belum dibuat (premade system). Sebagai contoh, sebuah perusahaan mungkin
menemukan bahwa akan lebih ekono-mis bila membeli satu dari banyak paket program
komputer akuntansi yang tersedia. Namun demikian, beberapa paket tersebut tidak sesuai
dengan aplikasi tertentu. Sementara di lain sisi, beberapa paket perangkat lunak
memberikan pada penggunanya sebuah keleluasaan alternatif dalam item data, format
laporan, dan lain sebagainya. Sejumlah hal penting berkenaan dengan pekerjaan desain
kerap kali perlu dilakukan karena paket pradesain tidak memecahkan masalah desain secara
menyeluruh.
Hal ini penting karena terdapat kecenderungan pada para manajer untuk merasa bahwa
komputer dan perangkat lunak komputer yang ada akan mampu menyelesaikan masalah
kebutuhan informasi mereka. Beberapa paket komputer sering mampu memenuhi
kebutuhan tertentu dalam sebuah situasi tertentu hanya dengan sedikit pekerjaan desain.

12
Hal ini terutama karena paket komputer tersebut telah dikerjakan dan ditulis untuk sebuah
industri tertentu
Situasi kedua yang sering dihadapi dalam desain sistem adalah sistem yang telah ada
sebelumnya tidak berfungsi dengan semestinya. Dalam kasus ini desain sistem tersebut
harus diubah. Pada umumnya lebih sulit untuk memodifikasi sebuah sistem yang telah ada
ketimbang mengimplementasikan sebuah sistem baru. Hal ini terutama karena individu
cenderung menolak perubahan.
b. Menggambarkan Berbagai Alternatif
Setelah daftar alternatif utama dibuat, tiap alternatif dapat didokumentasikan dan
digambarkan. Sebagai contoh, sebuah jaringan komputer untuk pengumpulan data dan
distribusi laporan dapat dilakukan entah sentralisasi atau desentralisasi. Dalam alternatif
desain sentralisasi, tiap divisi memasok data akuntansi ke pusat sistem komputer. Pusat
sistem komputer kemudia memproses dan mendistribusikan laporan kepada setiap divisi.
Dalam sebuah desain sistem desentralisasi, setiap divisi memiliki komputer dan
mengumpulkan datanya sendiri. Laporan yang telah selesai dikirim ke kantor pusat
perusahaan. Deskripsi tiap alternatif harus menjelaskan keunggulan dan kelemahannya.
Informasi biaya yang terkait dengannya pun harus dimasukkan dalam perhitungan sehingga
perbandingan biaya-manfaatnya dapat dibuat berdasarkan alternatif desain tersebut.
Sebagai contoh, sistem sentralisasi menelan ongkos $1,000,000 dan sistem desentralisasi
membutuhkan biaya $1,250,000. Sekilas tampak bahwa sistem sentralisasi lebih murah.
Namun sistem desentralisasi di sisi lain memberikan sejumlah fungsi tambahan. Lebih
lanjut, kapasitas total setiap komputer individu dalam sistem desentralisasi lebih besar dari
sistem sentralisasi. Hal ini menjadi penting manakala ada kemungkinan bahwa kapasitas
sistem sentralisasi dapat dicapai dalam waktu dekat.
c. Mengevaluasi Alternatif
Setelah tiap alternatif telah dikumpulkan dan didokumentasi, langkah berikutnya
adalah mem-bandingkan tiap alternatif tersebut. Kriteria penting untuk memilih sebuah
alternatif untuk dimple-mentasikan adalah membandingkan biaya dan manfaatnya. Selain
itu, alternatif yang terpilih se-harusnya memuaskan semua sasaran sistem.
Faktor penting lainnya yang perlu dipertimbangkan adalah kelayakan. Sebuah proposal
desain harus layak secara teknis dan operasional. Alternatif tersebut harus memungkinkan
bagi sebuah perusahaan untuk mengimplementasikan spesifikasi desain tertentu. Sebagai
contoh, jika sebuah perusahaan memiliki sebuah komputer mainframe yang canggih, maka
perusahaan tersebut harus disiapkan untuk mengelolanya. Hal ini akan

13
membutuhkan peningkatan skala tanggung jawab pe-kerjaan individu-individu yang ada
saat ini. Ketika pendekatan tersebut dilakukan, perusahaan harus memastikan bahwa
individu yang menjadi sasaran akan mampu mengelola sistem baru tersebut.
Adalah mudah untuk menganggap enteng persyaratan untuk memelihara, mengelola
dan mengoperasikan sistem informasi yang canggih. Alternatif desain yang terbaik
biasanya dipilih ole manajemen puncak. Sehingga desain yang dipresentasikan pada
manajemen puncak biasanya tidak terlalu detail. Sekali manajemen memilih sebuahdesain,
maka tim desain akan menyiapkan spesifikasi detail desain.
2) Menyiapkan Spesifikasi Desain
Peraturan penting untuk mengembangkan spesifikasi desain adalah ahli desain harus
bekerja secara terbalik yaitu, dari output ke input. Perancang sistem, manakala bekerja
dengan tujuan sistem, harus mendesain seluruh laporan manajemen dan dokumen output
operasional sebagai langkah pertama dalam proses. Sekali seluruh output telah
dispesifikasikan, input data dan langkah-langkah pemrosesannya ditentukan secara otomatis.
Setelah keputusan diambil perancang sistem kemudian membangun kontrol yang sesuai
dengan spesifikasi tersebut. Dalam setiap tahap desain, pertimbangan spesifikasi harus
dibuat. Desain laporan dan output lainnya harus memperhatikan beberapa faktor seperti
frekuensi pelaporan, media output, dan format laporan aktual. Ketika mengembangkan
sebuah database, desain harus memerhatikan pengorganisasian file, layout record, media
penyimpanan, dan volume penggunaan yang harus dibuat. Pada tahap pemrosesan,
penghitungan harus dilakukan dengan cermat dan sekuens operasi yang sesuai harus juga
ditentukan. Akhirnya, format input yang tepat, media input, dan volume transaksi harus juga
dipertimbangkan ketika menentukan input.
3) Mempersiapkan dan Menyerahkan Spesifikasi Desain Sistem
Spesifikasi desain yang telah selesai harus dibuat dalam bentuk sebuah proposal. Jika
proyek bersekala besar, proposalnya harus dikaji terlebih dahulu oleh manajemen puncak
sebelum disetujui. Namun demikian, proposal-proposal bersekala kecil dan tidak mahal
dapat disetujui oleh manajer devisi atau departemen. Rincian proposal desain harus
memasukkan semua yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan desain proyek. Secara
umum proposal akan terdiri dari jadwal waktu khusus penyelesaian proyek, anggaran, dan
deskripsi tenaga kerja yang dibutuhkan, juga flowchart dan diagram yang menggambarkan
bagaimana sistem tersebut akan diimplementasikan. Salinan seluruh output sistem yang
diajukan akun dijadikan satu, termasuk spesifikasi database yang diciptakan atau
dimodifikasi dan berisi jumlah yang tepat akan item data tertentu, seperti file organisasi

14
serta metode yang digunakan untuk mengakses file. Pada akhirnya, detail yang terkait
dengan kebutuhan penyimpanan, ukuran file, dan frekuensi memperbarui file harus pula
disediakan.
Dengan memperatikan pemrosesan data, detail yang membutuhkan perangkat lunak dan
perangkat keras juga harus tersedia. Akhirnya, spesifikasi dan waktu siklus pemrosesan harus
juga tersedia. Pada tahap akhir, dalam seluruh kasus, spesifikasi volume dan biaya informasi
arus pula tersedia. Penting juga memasukkan analisis yang terperinci mengenai pengendalian
dan pengukuran keamanan ke dalam proposal desain karena beberapa pertimbangan desain
dapat memunculkan kendala antara pengendalian internal dan efisiensi.
4) Cetak Biru Proses Bisnis
Saat ini menjadi populer untuk menggunakan seperangkat prapaket cetak biru untuk
seluruh proses bisnis perusahaan. Sebagai contoh, perusahaan-perusahaan yang
menggunakan SAP Enterprise Resource Planing System memulai upaya desain mereka
dengan menggunakan seperangkat lengkap cetak biru yang disediakan SAP untuk seluruh
proses bisnis perusahaan yang ada. Tim desain kemudian tinggal fokus pada penyesuaian
seperangkat awal cetak biru ini dengan kebutuhannya sendiri, yakni dengan fokus pada
proses-proses yang penting dan unik bagi tujuan dan strategi perusahaan.
6. Pertimbangan Desain Sistem
1) Desain Output
Pertimbangan pertama dan utama dalam desain output adalah efektivitas biaya. Prinsip
evektifitas biaya harus diaplikasikan pada seluruh elemen dalam sistem karena sebuah
investasi dalam sistem informasi adalah sebuah pengeluaran anggaran modal–yaitu harus
dievaluasi berdasarkan biaya manfaat. Tujuannya adalah memaksimalkan rasio manfaat
terhadap biaya dengan tetap mencapai tujuan sistem.
Relevansi, kejelasan, dan tepat waktu adalah penting dalam laporan manajerial. Laporan
harus memasukkan hanya informasi yang relevan bagi pengambil keputusan. Namun
demikian, prinsip ini tidak begitu saja diterapkan karena beberapa laporan harus dihasiikan
dari beberapa manajer, dan setiap manajer mempunyai preferensinya sendiri- sendiri akan
informasi. Salah satu faktor yang juga penting adalah yang terkait dengan kejelasan, yaitu
kesesuaian judul dan tulisan dalam sebuah laporan. Sangat sering ditemukan sistem informasi
yang menghasilkan laporan-laporan yang tidak memiliki judul dan tulisan yang memadai.

15
2) Desain Database
Beberapa prinsip penting berlaku ketika mendesain database. Salah satunya adalah
database perusahaan harus terintegrasi. Integrasi berarti adanya upaya untuk menghindari
pengumpulan dan penyimpanan item data yang sama lebih dari satu tempat dalam
perusahaan. Dalam sebuah sistem yang terintegrasi, berbagai tahapan operasi bisnis dapat
berbagi data yang sama. Sebagai contoh, departemen penjualan, departemen pengiriman, dan
departemen penagihan pastinya membutuhkan nama dan alamat pelanggan. Dalam sebuah
sistem yang terintegrasi penuh, informasi ini cukup dimasukkan sekali dalam sistem, yaitu di
departemen kredit. Dan data ini kemudian bisa diakses oleh departemen penjualan untuk
melakukan pemesanan dan oleh departemen pengiriman untuk mengirimkan ke alamat
yang tepat. Dalam sebuah sistem yang tidak terintegrasi, informasi ini mungkin akan diketik
di tiga waktu yang berbeda. Hal ini tidak hanya akan menghasilkan biaya yang lebih tinggi,
tetapi juga akan menghasilkan kemungkinan kesalahan yang tinggi.
4) Pemroses Data
Salah satu pertimbangan penting dalam pemrosesan data adalah terkait dengan
keseragaman dan integrasi. Hal ini menjadi penting ketika seluruh sistem pemrosesan data
sebuah perusahaan berkembang sesuai dengan rencana yang telah disusun. Sebagai contoh,
akan tidak menguntungkan bila sebuah departemen tertentu memiliki beberapa
mikrokomputer yang tidak kompatibel dengan mikrokomputer lainnya dalam perusahaan
yang sama.
5) Input Data
Pertimbangan sulit lainnya yang sering muncul ketika mendesain sistem input data
adalah akurasi Penggunaan sumber-sumber dokumen yang tersusun dengan baik akan
mendorong karyawan untuk merekam data akurat dengan sesedikit mungkin kesalahan.
Sebagai contoh, jika sebuah nomor telepon pelanggan merupakan suatu input data yang
diperlukan, maka dokumen pesanan penjualan akan mempunyai sebuah lini tertentu dengan
label yang jelas bertuliskan “nomor telepon pelanggan”. Sebuah dokumen yang memasukkan
beberapa lini dengan label “informasi pelanggan” akan kurang menguntungkan karena
beberapa karyawan akan melupakan atau mengabaikan nomor telepon tersebut.
6) Pengendalian dan Ukuran Keamanan
Mengimplementasikan kendali yang memadai seringkali terabaikan.
Pengendalian yang bersifat komprehensif dan memadai harus dibangun di setiap tahap
proses desain sistem. Ini merupakan suatu wilayah yang di dalamnya akuntan memainkan

16
peranan penting ketika bekerja dengan sebuah tim desain. Dalam banyak kasus, tim desain
akan terlibat penuh dengan spesialis sistem informasi yang memiliki pengendalian ini namun
tidak memiliki keahlian dalam bidang ini. Dalam kasus ini, akuntan dapat mengkaji ulang
keseluruhan rencana dan mendiskusikan ketidaktepatan pengendalian yang ada dengan
anggota tim desain.
7. Teknik – Teknik Desain Sistem
Mendesain sebuah sistem merupakan suatu aktivitas kreatif. Hal tersebut tidaklah sama
dengan anggapan bahwa dua tim desain akan menghasilkan solusi yang sama untuk suatu
permasalahan. Oleh karena itu, desain sistem dapat dipandang sebagai sesuatu yang punya nilai
seni, walaupun banyak teknik telah dikembangkan. Sebagai seorang artis yang membutuhkan
alat bantu khusus untuk melukis, perancang sistem juga membutuhkan alat bantu khusus yang
akan membantu proses desain. Beragam alat bantu juga digunakan dalam analisis sistem.
Walaupun beberapa teknik analisis sistem juga ada dalam desain sistem, namun ada beberapa
masalah yang lebih khusus pada desain sistem informasi. Hal ini terutama terkait dengan
formulir (dokumen) dan desain database, yang akan dijelaskan sebagai berikut:
1) Desain Formulir
Proses mendesain formulir khusus disebut desain formulir. Bagian ini harus mendapat
perhatian penuh oleh tim desain sistem karena formulir merupakan perantara antara
pengguna dan sistem itu sendiri. Oleh karena itu, desain formulir harus berfokus pada proses
produksi dokumen-dokumen yang menyediakan perantara yang efektif antara manajer dan
sistem informasi.
2) Desain Database
Sejumlah teknik yang berguna dapat dimanfaatkan untuk mendesain database: diagram
struktur data, layout record, lembar analisis file, dan matriks yang terkait dengan file.
Diagram struktur data menunjukkan hubungan antara berbagai jenis record. Sebagai contoh,
sebuah perusahaan manufaktur mungkin memiliki beberapa record dalam beragam database
yang terkait dengan seorang pelanggan tertentu. Diagram layout record akan menunjukkan
beragam tempat (field) data dalam sebuah record. Lembar analisis file menyediakan bagi
perancang sistem sejumlah poin penting yang berkaitan dengan isi dari sebuah file tertentu.
Informasi tersebut akan berisi layout record, tujuan file, perkiraan jumlah record dan lain
sebagainya.
Matriks yang terkait dengan file menunjukkan hubungan antar file, isi file, dan guna file
tersebut. Matriks tersebut berguna untuk menentukan efektivitas dan efisiensi penggunaan
item data dalam file, mengeliminasi item data yang tidak diperlukan atau
17
berlebihan, dan mengoptimalkan struktur file pada umumnya. Sebagai contoh, sebuah
matriks yang terkait dengan file dapat menunjukkan sebuah daftar sisi lainnya. Contoh lain
adalah sebuah daftar item data di satu sisi dan laporan di sisi lainnya. Jenis item data pada
satu sisi dan sebuah daftar file yang menunjukkan penggunaan data-data tersebut di matriks
ini akan berguna untuk menilai penggunaan item data tertentu dalam sebuah laporan.
3) Paket Desain Sistem
Sejumlah metodologi prapaket desain tersedia untuk membantu siklus pengembangan
sistem. Tujuan dari paket-paket ini adalah untuk membantu perancang sistem melakukan
pendekatan secara sistematis terhadap suatu permasalahan. Paket-paket ini membantu
perancang untuk menyusun struktur permasalahan desain dan menghasilkannya dalam
waktu yang singkat. Rancang bangun perangkat lunak dibantu komputer (CASE) adalah
sebuah teknologi perangkat lunak yang mendukung keteraturan rancang bangun otomatis
bagi pengembangan perangkat lunak dan perawatannya. CASE dapat menghasilkan diagram
alur, dokumentasi yang bersifat naratif, tampilan dan laporan prototipe, dan deskripsi kamus
data. CASE dapat meningkatkan produktivitas meningkatkan kualitas perangkat lunak
melalui pengenalan standar dan analisis yang lebih tingg menurunkan biaya pengembangan,
dokumentasi, dan perawatan perangkat lunak. Kebanyakan produk CASE adalah beberapa
elemen metodologi prapaket desain.
Sistem prapaket desain memiliki keunggulan dalam membantu perancang sistem
menyusun struktur sebuah permasalahan. Namun demikian, beberapa paket desain memiliki
beberapa keterbatasan. Khususnya paket-paket yang tidak membantu menentukan output
yang diinginkan atau dak mampu mengatasi dengan baik permasalahan sistem dalam waktu
yang singkat. Paket desain pada dasarnya mampu memberikan beberapa bantuan, namun
bukan solusi total bagi seluruh permasalahan.
4) Memilih Perangkat Lunak dan Perangkat Keras
Dalam memilih perangkat lunak harus mempertimbangkan bahwa perangkat lunak
tersebut mempunyai beberapa keunggulan:
a. Paket perangkat lunak tersebut lebih murah. Biaya pengembangan lebih bayak
akan ditanggung oleh pembeli daripada si pembuat.
b. Paket-paket peragkat lunak telah siap digunakan. Jika beberapa organisasi telah
menggunakan paket tersebut selama beberapa bulan, maka dapat diasumsikan aman
dan segala gangguan yang muncul akibat kesalahan telah dihilangkan.
c. Perusahaan dapat mencoba produk tersebut sebelum menginvestasikan sejumlah
uang. Dengan menggunakan perangkat lunak in-house dimungkinkan untuk

18
menempatkan lama waktu pengembangan ke dalam program, hanya untuk
menemukan apakah program tersebut tidak mampu memberikan hasil yang
diinginkan bila sistem tersebut dijalankan.
Kelemahan utama canned software package adalah jarangnya perangkat lunak tersebut
persis sesuai dengan yang dibutuhkan oleh perusahaan. Paket perangkat lunak tersebut
biasanya perlu dimodifikasi (biasanya menelan biaya yang cukup besar) atau sebaliknya
perusahaan memodifikasi prosedur yang dimilikinya sesuai dengan paket tersebut.
Dedicated software package ditujukan pada pelanggan tertentu seperti toko eceran atau
kantor akuntan publik. Untuk menemukan sebuah dedicated software package perlu
menanyakannya pada orang-orang yang bekerja di perusahaan lain dalam industri yang
sama.
Suatu catatan penting yang harus diperhatikan ketika membeli paket perangkat lunak
ataupun perangkat keras adalah suatu kesalahan untuk menganggap bahwa harga akan turun
dengan cepat atau sebuah versi baru akan segera tersedia. Dalam banyak kasus turunya
harga adalah sesuatu yang tidak dapat dibandingkan dengan ketidaknyamanan akibat tidak
memiliki komputer pada saat tersebut. Dan metode yang canggih dari versi yang lebih baru
tidaklah selalu perlu karena kesesuaianlah yang menjadi tolok ukurnya. Akan lebih baik bila
membeli sebuah sistem sekarang ketika benar-benar dibutuhkan daripada mencoba
menebak pasar komputer yang demikian tidak terdeteksi, yang tidak seorang pun mampu
meramalkannya dengan tepat.

19
DAFTAR PUSTAKA

Bodnar, George, William S. Hopwood. 2006. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi 9.


Yogyakarta: Penerbit Andi

20
21

Anda mungkin juga menyukai