A. Sebutkan ada berapa skrining pada Bayi Baru Lahir?
B. Jelaskan skrining apa saja.
Jawaban :
A. Ada 11 skrining pada Bayi Baru Lahir, yaitu :
1) Skor Apgar 2) Skrining usia gestational atau Ballard score 3) Skrining pendengaran 4) Skrining penglihatan bayi premature 5) Pemeriksaan kepala 6) Pemeriksaan jantung dan paru-paru 7) Skrining Bayi Baru Lahir : Perut dan kelamin 8) Skrining tulang belakang 9) Pemeriksaan hormone tiroid 10) 17-OH Progesteron (17-OHP) 11) Skrining G6PD
B. Berikut penjelasan dari 11 skrining pada Bayi Baru Lahir diatas :
1) Skor Apgar adalah penilaian (sistem skoring) yang dilakukan dokter pada bayi baru lahir untuk memeriksa kondisi kesehatan bayi serta menilai responnya terhadap resusitasi apakah dianggap layak untuk hidup dan beradaptasi dengan lingkungan diluar rahim ibu. Ada beberapa hal yang dinilai dalam skor Apgar Aktivitas otot atau tonus Denyut jantung yang jumlahnya normal lebih dari 100x/menit Respons dan refleks bayi, seperti refleks isapan bayi saat dokter memasukkan jarinya ke mulut bayi Apparance (penampilan), seperti warna tubuh bayi (normalnya bewarna pink) Respirasi (pernafasan). Normalnya bayi menangis selam setidaknya 1 menit setelah dilhirkan. Bila bayi tidak menangis, dokter bias memutuskan akan memberikannya alat bantu pernafasan. 2) Skrining usia gestational ballard score diperlukan untuk mengetahui usia kehamilan yang sesungguhnya saat bayi dilahirkan, apakah cukup bulan atau premature, atau bahkan lewat bulan. Ada du acara dalam melakukannya, yaitu dengan metode Ballard dan Dubowitz, namun yang sering digunakan diindonesia adalah metode ballard. Pemeriksaan skor ballard meliputi penilaian maturitas fisik dan neurologis bayi yang dilihat dari beberapa indikator seperti kondisi kulit, payudara, mata, teling, postur tubuh, berat badan, dan lingkar kepala. 3) Skrining pendengaran dilakukan setelah bayi dirawat digabung dengan ibunya. Dokter umumny menggunakan alat untuk mengetets pendengaran bayi baru lahir yang dapat menangkap koklea yang disebut otoacoustic emissions (OAE). Skrining pendengaran ini dilakukan untuk menunjukkan apakah bayi memiliki respon atau tidak terhadap rangsangan dengan intensitas tertentu. 4) Skrining penglihatan bayi premature paling baik dilakukan saat bayi masih didalam janin dimana usianya kurang dari 34 minggu tau berat bayi kurang dari 1.500 gram. Setelah itu skrining penglihatan dapat dilakukan didalam ruang NICU atau kamar bayi, satu hari setelah dilahirkan. 5) Pemeriksaan kepala meliputi bagian-bagian kepala bayi, seperti mata, hidung, telinga, hingga mulut. Pemeriksaan umumnya dilakukan dengan perabaan saja, dimana gunanya untuk mengetahui apakah ada celah pada bibir atau bibir sumbing, apakah bagian kelopak mata bayi terbuka dengan sempurna atau tidak, atau untuk mengetahui bentuk telinganya simetris atau tidak. 6) Pemeriksaan jantung dan paru-paru. Dokter hanya memerlukan stetoskop guna mendengarkan detak jantung bayi, apakah normal atau tidak, atau mengtahui adanya bising jantung. Pemeriksaan paru-paru pada bayi baru lahir juga untuk mengetahui pola pernafasannya. 7) Skrining bayi baru lahir : perut dan kelamin. Pemeriksaan perut biasanya dilakukan untuk mengukur lingkar perut dan melihat bentuk perutnya. Selanjutnya memeriksa organ kelaminnya untuk memastikan saluran kencingnya terbuka dengan baik atau tidak. 8) Skrining tulang belakang dilakukan dengan cara meraba tulang belakang bayi (saraf atas bokong) untuk mengetahui kemungkinan adanya spina bifida. Ini adalah cacat lahir kelahiran tabung saraf dimana sumsum tulang belakang gagal berkembang dengn baik atau tidak menutup sempurna saat berada dirahim sehingga menimbulkn celah atau terbelah. 9) Pemeriksaan hormone tiroid adalah untuk melakukan pedeteksian dini adanya hipotiroid kongenital atau bawaan yang bias menyebabkan disabilitas intelektual atau kecerdasan otak yang kurang. 10) 17-OH Progesteron (17-OHP) merupakan pemeriksaan yang bertujuan untuk mendeteksi adanya congenital adrenal hyperplasia atau hiperplasia adrenal kongenital (HAK). Itu adalah kumpulan kelainan yang berhubungan dengan enzim yang diproduksi oleh kelenjar adrenal (dua kelenjar yang terletak diatas ginjal). Tes ini dilakukan dalam waktu 1-2 hari setelah bayi lahir. Gejala bentuk gngguan yang paling parah baiasanya muncul dalam 2-3 minggu setelah bayi lahir. Gejalanya antara lain alat kelamin yang tidak jelas laki-laki atau perempuan (ambiguous genitalia), dehidrasi, muntah dan masalah saat menyusui, makan lainnya, dan irama jantung yang tidak normal (aritmia), hingga menyebabkan efek jangka Panjang seperti gangguan perilaku. 11) Skrining G6PD dilakukan untuk mendeteksi kelainan enzim glucose-6- phosphate dehydrogenase (C6PD) atau kondisi dimana enzim membuat sel darah merah rusak lebih cepat dan mengalami hemolysis, akibatnya sel darah merah tidak efektif mengangkut oksigen ke seluruh tubuh dan bayi akan mengalami gejala seperti kulit kuning dan anemia hemolitik.