Anda di halaman 1dari 2

NAMA : ANISA NOVIANTI NURJANAH

NPM : 3210111026
PRODI : D3 AKUNTANSI

PPH BADAN
ASPEK PERPAJAKAN UNTUK PERUSAHAAN BERBASIS E-COMMERCE
 Dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor Se-62/PJ/2013 Tentang Penegasan
Ketentuan Perpajakan Atas Transaksi E-Commerce, terdapat empat model transaksi e-
commerce. Keempat model tersebut berupa:
 Online Marketplace.
 Classified Ads.
 Daily Deals.
 Online Retail.
 Istilah online retail dipahami sebagai kegiatan menjual barang atau jasa melalui situs online
retail. Penjualan dilakukan oleh pihak penyelenggara online retail yang juga sekaligus
merupakan pemilik situs online retail tersebut.
 Terdapat dua pihak yang terlibat dalam online retail yakni pihak penyelenggaran online
retail dan pembeli. Untuk dapat memesan di situs online retail, pembeli harus
mendaftarkan diri terlebih dahulu. Kemudian pembeli dapat memilih barang atau jasa yang
ditawarkan berdasarkan informasi yang disediakan oleh penyelenggara online retail. Usai
memutuskan barang atau jasa yang hendak dibeli, akan muncul informasi perihal rincian
transaksi. Rincian transaksi tersebut antara lain berupa jenis barang, jumlah, nominal yang
harus dibayar, metode pembayaran, serta mekanisme pengiriman.
 Pembayaran atas transaksi dalam online retail dapat dilakukan berdasarkan kesepakatan.
Metode pembayaran tersebut biasanya berupa transfer ke nomor rekening bank yang
disepakati, kartu kredit atau tunai (cash on delivery).
 Aspek Perpajakan Kegiatan Online Retail
Kegiatan e-commerce dalam bentuk online retail dikenai dua jenis pajak, yakni Pajak
Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Berikut adalah ketentuan PPh dan
PPN yang dikenakan pada perusahaan online retail.
 Pajak Penghasilan Online Retail
Yang menjadi objek pajak dalam PPh kegiatan online retail adalah penghasilan yang
diperoleh dari penjualan barang maupun jasa. Sementara, subjek pajaknya adalah Orang
Pribadi atau Badan yang mendapatkan penghasilan dari penjualan barang tersebut. Dengan
kata lain, subjek pajak adalah pihak penyelenggara online retail.
Terdapat beberapa pasal yang mendasari pengenaan pajak e-commerce untuk jenis PPh
online retail. Pasal-Pasal yang dapat ditemukan pada Undang-undang PPh, khususnya Pasal 4
Ayat (1) dan Ayat (2), Pasal 15, Pasal 17, Pasal 21, PPh Pasal 22, Pasal 23, dan Pasal 26.
Tarif yang dikenakan pada penyelenggara online retail mengacu pada tarif PPh Pasal 17.
Tarif tersebut diterapkan pada Penghasilan Kena Pajak (PKP) yang dihitung dengan cara
berikut:
1. Penghasilan bruto sebagai hasil dari kegiatan penjualan dikurangi biaya-biaya untuk
memperoleh, menagih, serta memelihara penghasilan. Khusus untuk Wajib Pajak Orang
Pribadi, perhitungan dikurangi dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).
2. Penghasilan neto, sebagaimana dibahas lebih lengkap pada Pasal 14 Undang-Undang
PPh. Apabila Wajib Pajak merupakan Orang Pribadi, maka nilai tersebut juga dikurangi
dengan PTKP.
 Pajak Pertambahan Nilai Online Retail
Untuk PPN online retail, objek pajaknya adalah kegiatan penyerahan oleh penyelenggaran
online retail kepada pembeli. Kegiatan tersebut dapat berupa penyerahan Barang Kena Pajak
(BKP) atau Jasa Kena Pajak (JKP) yang berlangsung di daerah pabean. Kegiatan ekspor BKP
berwujud, ekspor BKP tidak berwujud, serta ekspor JKP juga merupakan bagian dari objek
pajak e-commerce model online retail.
Dasar Pengenaan Pajak (DPP) untuk PPN online retail adalah berupa harga jual,
penggantian, maupun nilai ekspor. Dengan kata lain, segala macam biaya yang diminta
maupun semestinya diminta oleh pihak penyelenggara online retail terkait penyerahan BKP
dan JKP menjadi dasar pengenaan pajak. Hal ini termasuk biaya yang dikenakan pada
kegiatan pengiriman serta asuransi. Namun demikian, terdapat pengecualian untuk PPN yang
dipungut serta potongan harga yang tercantum pada faktur pajak.
Waktu yang dicantumkan dalam faktur pajak adalah sama dengan waktu saat PPN terutang.
Mengingat adanya beberapa skema pembayaran bisnis online retail, saat PPN terutang
dibedakan menjadi dua. Untuk transaksi cash on delivery, saat PPN terutang adalah ketika
BKP atau JKP diserahkan kepada pembeli. Sementara untuk tansaksi non-cash on delivery,
tanggal yang tercatat adalah ketika pembeli melakukan pembayaran.

Anda mungkin juga menyukai