Anda di halaman 1dari 2

Latar belakang lahirnya Qanun Aceh no 8 tahun 2015

Perkembangan terkini tentang keberadaan dan perkembangan berbagai paham dan


gerakan keagamaan berkaitan dengan Aqidah telah mempengaruhi kehidupan sosial
kemasyarakatan dalam bentuk keresahan dan ketegangan sosial, baik internal umat suatu
agama maupun antar umat beragama.

kedangkalan aqidah yang terjadi di aceh membuat masyarakat dan pemerintah


susah pasalnya karena kedangkalan aqidah yang terjadi membuat generasi muda rusak
kemudian banyak nya ajaran-ajaran sesat yang berkembang diaceh membuat masyarakat
merasa was-was akan terpengaruh nya anak mereka, seperti kasus yang terjadi awal-awal
tahun 2015 maraknya pembagian selebaran dan kaset DVD tentang ajaran kristen
melalui pos.

Saran Hal-hal yang perlu ditambah dalam Qanun Aceh No 8 Tahun 2015 :

“Pemerintah aceh dan pemerintah kabupaten kota, bertanggung jawab terhadap pendirian
tempat pendidikan agama”

Pembinaan dan tanggungjawab tempat pendidikan agama oleh pemerintah merupakan


bagian penting untuk membina aqidah anak-anak karena setelah pendidikan dari keluarga
dari sinilah mereka belajar ilmu agama secara berkelanjutan. Dengan adanya tempat-
tempat seperti ini mereka dapat menjaga aqidah dengan mempelajari Ilmu agama.

“Setiap orang tua bertanggung jawab memberikan pendidikan agama sejak dini.”

Peran serta orang tua dalam menjaga aqidah anak-anak merupakan hal yang paling utama
karena ketika anak-anak diajarkan ilmu agama sejak dari kecil mereka mempunyai bekal
untuk menjaga aqidahnya sendiri.
Kemudian pemakaian kata ahlussunnah wal jamaah dalam pasal 1 poin ke 20 dan pasal 11
poin c membuat sebagian masyarakat yang mengikuti ajaran lain terlepas dari qanun ini,
saya mengatakan demikian karena diaceh tidak semua orang penganun ajaran aswaja,
jikapun mereka tidak terlepas maka sebagian besar penduduk aceh harus mengikuti
persidangan di mahkamah karena melanggar qanun ini.

Pasal 14 : “Pejabat yang berwenang memberikan perlindungan dan


jaminan keamanan kepada pelapor sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 ayat (2) dan ayat (3).”

Dalam pasal ini sebagian orang mungkin keliru dengan kata-kata yang bergaris bawah
diatas, jika sekilas membacanya menurut pengamatan saya maka akan menghasilkan arti
bahwa dalam pasal 12 ayat 2 dan 3 merupakan jaminan keamanan pelapor, tetapi tidak
demikian dalam pasal 12 ayat 2 dan 3 dijelaskan tentang orang yang melapor.

Anda mungkin juga menyukai