Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH PENGALAMAN MENJADI MAHASISWA

UNIVERSITAS JEMBER
Disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah umum Bahasa Indonesia

Disusun oleh:
ANDRE NURCAHYA
231904102011

TEKNIK TEKNOLOGI REKAYASA


ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
2024
BERAKHIR DI UNIVERSITAS JEMBER

Februari 2023, bulan penentu bagi anak SMK untuk menentukan pilihan
kemana mereka akan melanjutkan pendidikan mereka. Bulan yang dipenuhi rasa
bimbang, rasa ragu, rasa patah hati dan yang jelas rasa ikhlas yang harus diperkuat.
Benar sekali, ikhlasnya memang harus diperkuat di bulan ini, semua ikhlas
difokuskan untuk merelakan program studi impian yang harus dilepaskan.
Termasuk aku, merelakan universitas impian sejak kecil untuk digantikan dengan
Universitas Jember.

Benar orang bilang, “gagal sebelum mencoba rasanya jauh lebih sakit
daripada gagal setelah ribuan kali mencoba” Kegagalan yang terjadi karena ya
memang apa yang aku impikan membuatku sadar diri, terasa sangat jauh memang
bahkan seakan-akan tak tergapai. Pemikiran bodoh yang mungkin akan aku sesali
seumur hidup, pemikiran bodoh yang menunjukkan bahwa aku memang terlalu
takut akan sebuah kegagalan. Akan tetapi semuanya tidak berakhir disana, ku
lanjutkan hidupku dengan program studi pilihan keduaku di universitas pilihanku
yang kesekian. Teknik Teknologi Rekayasa Elektronika Universitas Jember,
berakhir di Elektronika UNEJ. Cerita yang ku pikir tak akan terasa berarti dan
berakhir disini ternyata tidak, semuanya baru dimulai disini.
27 Juli 2023 pukul 18.45 WIB, aku meninggalkan kampung halaman yang
selama 18 tahun menjadi zona nyamanku dan pergi ke Kota Jember yang jaraknya
ratusan kilometer sehingga perlu waktu 11 jam untuk sampai disana. Bersama orang
tua dan banyaknya peralatan yang kubawa perlahan aku meninggalkankenangan
dirumahku. 28 Juli 2023, aku sampai di Kota Jember. Bayangan awal tentang kota
ini semua terpatahkan, sepenuhnya berbeda dengan apa yang ku bayangkan. Setelah
semalam disini, paginya orang tuaku kembali ke kota asalku, Wonogiri. Setelah
mereka kembali semua menjadi sepi dan seakan-akan terasa berat untukku lakukan
sendirian. Satu minggu berlalu, masa perkuliahan belum dimulai. Satu minggu yang
kuhabiskan untuk sekedar berkeliling sendiri di kota ini. Tidak banyak yang ku
dapat, hanya saja perbedaan budaya yang begitu terasa dibandingkan dengan kota
asalku. Banyak perbedaan lain yang aku rasakan,
misalnya masakan rasanya jauh sangat berbeda dengan di rumahku yang
didominasi rasa manis, bahasa banyak sekali bahasa sehari-hari disini yang jauh
berbeda bahkan sulit untuk dipahami. Sebagian besar orang disini memakai bahasa
madura yang sama sekali tidak pernah kudengar sebelumnya.
Beberapa hari setelah itu, masa perkuliahan dimulai. Masa PKKMB
Universitas Jember yang sesuai tujuannya membuat mahasiswa lebih mengenal
dengan kampus mereka, atau tujuan lain yang ku miliki yaitu melupakan universitas
impianku dulu. Masa pengenalan lingkungan kampus telah usai diakhiri dengan
konser dengan mengundang LastChild sebagai salah satu pengisinya. Ospek
universitas selesai, ospek fakultas dimulai. Pengenalan fakultas teknik dengan
semua tradisi yang melekat dengan teknik kulewati dengan rasa tidak ikhlas karena
apa yang sedang kujalani sekarang seakan tidak ada gunanya. Masa ospek yang
hampir satu bulan, dimana semua tugas yang ada dibarengi dengan tugas kuliah
membuat aku harus beberapa kali mengunjungi fasilitas kesehatan kampus hanya
sekedar untuk mendapatkan obat asam lambung. Terdengar lucu, tapi inilah yang
sudah menjadi tradisi bagi mahasiswa baru, diare, asam lambung naik, demam,
seperti memang sudah menjadi keharusan untuk dilalui. Satu bulan berlalu, saat ini
mulai terasa pertemanan yang cocok denganku. Sembilan anak diantara puluhan
anak di program studiku menjadi teman yang lebih dekat. Memiliki mereka,
mengenal mereka membuatku seperti menemukan sisi lain mengapa Tuhan
mengirimku sejauh ini. Mengerjakan tugas bersama, makan bersama sampai
sialnya kita harus merasakan begadang bersama untuk mengerjakan tugas kuliah
dibarengi dengan tugas ospek yang seakan tiada hentinya. Semua terlewati sampai
ospek fakultas berakhir, Engineering Festival merupakan pesta penutupan
pengenalan lingkungan fakultas teknik di universitasku, atau bisa juga dibilang
sebagai acara penutupan yang menunjukkan bahwa ospek fakultas kami berakhir.
Satu minggu setelah ospek fakultas berakhir, kukira penderitaanku tentang
ospek berakhir nyatanya tidak semudah itu. Ospek jurusan yang sudah menanti di
depan mata, dengan bayang-bayang tugas yang sudah terbayang buruk dipikiranku.
Dan benar saja, semuanya menjadi lebih sulit dilalui. Tugas ospek
yang menggunung belum lagi bayangan UTS yang belum pernah kulalui
sebelumnya. Lagi, untung ada beberapa orang teman dekat yang selalu mengatakan
“mau gimana lagi, jalanin aja gak akan kerasa kok”. Percaya atau tidak tapi memang
begitulah seharusnya. Meskipun sangat terasa tapi nyatanya aku mampu untuk
menyelesaikannya sampai semester 1 selesai kemarin. Dengan IP yang tidak rendah
tapi juga tidak terlalu tinggi membuktikan kalau memang semuanya hanya perlu
pembiasaan dan teman pastinya. 2 bulan setelah semester pertamaku di Universitas
Jember adalah waktuku untuk pulang ke kota asalku. Melepas rindu dengan kedua
orang tuaku, dengan teman-temanku. Awalnya aku pikir aku tidak akan merasa
rindu Jember, nyatanya baru satu bulan di rumah membuat aku rindu Jember.
Semua hal disana seperti ingin membawaku kembali kesana, makanan yang dulu
pernah membuatku diare malah sekarang ingin ku makan lagi, jalanan yang biasa
kulewati membuat aku ingin melihatnya lagi. Terdengar aneh tapi nyatanya semua
hal benar-benar kurasakan. Kota yang tidak pernah terlintas dipikiranku untuk ku
kunjungi sekarang ternyata menjadi rumah keduaku, kota yang mampu membuatku
mengikhlaskan tujuan awalku, Jember tidak seburuk itu.
Satu semester kemarin sudah bisa membuatku yakin bahwa Tuhan tidak
akan mengirimku sejauh ini hanya untuk sebuah penyesalan, ada banyak hal yang
harus dipelajari lagi disini, 3 tahun kedepan mungkin bisa membuatku jatuh cinta
dengan kota ini. Jember ternyata tidak seburuk itu, walaupun tidak pernah ada
rencana untuk pergi sejauh ini tapi Tuhan membawaku berakhir di Jember yang
pastinya dengan banyak alasan yang akan ku temui kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai