I. Dasar Hukum
Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing-masing.
** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni (Seni Musik, Seni
Rupa, Seni Teater, dan/atau Seni Tari). Peserta didik memilih 1 (satu) jenis
seni (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, atau Seni Tari).
*** Paling banyak 2 (dua) JP per minggu atau 72 (tujuh puluh dua) JP per tahun
sebagai mata pelajaran pilihan.
**** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Bahasa Inggris, Muatan Lokal,
dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh satuan
pendidikan.
Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing-masing.
** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni (Seni Musik, Seni
Rupa, Seni Teater, dan/atau Seni Tari). Peserta didik memilih 1 (satu) jenis
seni (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, atau Seni Tari).
*** Paling banyak 2 (dua) JP per minggu atau 72 (tujuh puluh dua) JP per tahun
sebagai mata pelajaran pilihan.
**** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Bahasa Inggris, Muatan Lokal,
dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh satuan
pendidikan.
Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing-masing.
** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni (Seni Musik, Seni
Rupa, Seni Teater, dan/atau Seni Tari). Peserta didik memilih 1 (satu) jenis
seni (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, atau Seni Tari).
*** Paling banyak 2 (dua) JP per minggu atau 72 (tujuh puluh dua) JP pertahun
sebagai mata pelajaran pilihan.
**** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Bahasa Inggris, Muatan Lokal
dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh satuan
pendidikan.
Tabel 4. Alokasi waktu mata pelajaran SD/MI/bentuk lain yang sederajat kelas VI
(Asumsi 1 Tahun = 32 minggu dan 1 JP = 35 menit)
Alokasi
Alokasi Projek
Intrakurikuler Penguatan Total JP Per
Mata Pelajaran
Per Tahun Profil Pelajar Tahun
(Minggu) Pancasila Per
Tahun
Pendidikan Agama Islam dan
72 (2) 36 108
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Kristen dan
72 (2) 36 108
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Katolik dan
72 (2) 36 108
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Buddha dan
72 (2) 36 108
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Hindu dan
72 (2) 36 108
Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Khonghucu
72 (2) 36 108
dan Budi Pekerti*
Pendidikan Pancasila 72 (2) 36 108
Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing-masing.
** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni dan/atau
prakarya. Peserta didik memilih 1 (satu) jenis seni (Seni Musik, Seni
Rupa, Seni Teater, Seni Tari) atau Prakarya (budidaya, pengolahan,
kerajinan, rekayasa).
*** Paling banyak 2 (dua) JP per minggu atau 72 (tujuh puluh dua) JP
pertahun.
**** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Muatan Lokal dan/atau mata
pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan.
Alokasi Projek
Alokasi
Penguatan
Intrakurikuler Total JP Per
Mata Pelajaran Profil Pelajar
Per Tahun Tahun
Pancasila Per
(Minggu)
Tahun
Pendidikan Agama Islam
64 (2) 32 96
danBudi Pekerti*
Pendidikan Agama Kristen
64 (2) 32 96
danBudi Pekerti*
Pendidikan Agama Katolik
64 (2) 32 96
danBudi Pekerti*
Pendidikan Agama
64 (2) 32 96
Buddha dan Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Hindu
64 (2) 32 96
dan Budi Pekerti*
Pendidikan Agama
64 (2) 32 96
Khonghucu dan Budi
Pekerti*
Pendidikan Pancasila
64 (2) 32 96
Bahasa Indonesia
160 (5) 32 192
Matematika
128 (4) 32 160
Ilmu Pengetahuan Alam
128 (4) 32 160
Ilmu Pengetahuan Sosial 96 (3) 32 128
Pendidikan Jasmani
64 (2) 32 96
Olahraga dan Kesehatan
Informatika 64 (2) 32 96
Seni dan Prakarya**:
1. Seni Musik
2. Seni Rupa
3. Seni Teater
4. Seni Tari
64 (2) 32 96
5. Prakarya (Budidaya,
Kerajinan, Rekayasa,
atau Pengolahan)
Muatan Lokal 64 (2) *** - 64***
Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing-masing.
** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni
dan/atau prakarya. Peserta didik memilih 1 (satu) jenis seni (Seni
Musik, Seni Rupa, Seni Teater, Seni Tari) atau Prakarya (budidaya,
pengolahan, kerajinan, rekayasa).
*** Paling banyak 2 (dua) JP perminggu atau 64 (enam puluh empat) JP
pertahun.
**** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Muatan Lokal dan/atau
mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh satuan
pendidikan.
LOGO
SEKOLAH
KURIKULUM OPERASIONAL
……………………………………………….. (diisi nama sekolah)
LEMBAR PENGESAHAN
(TANPA KOP)
LEMBAR PENGESAHAN
(Nama) (Nama)
Paraf Kasi NIP. …………..(sekolah negeri)
Kurikulum
& PM Mengetahui,
Kepala Bidang Pembinaan SD/SMP,
……………………………..
NIP. ………………………………
LEMBAR VALIDASI
(TANPA KOP)
LEMBAR VALIDASI
Nama Sekolah :
Alamat :
Nama Kepala Sekolah :
Tanggal Validasi :
Pejabat yang melakukan Validasi : ………………………. (Diisi Nama Pengawas Sekolah)
PENILAIAN
CATATAN
KOMPONEN DOKUMEN ADA TIDAK
PERBAIKAN
ADA
SAMPUL
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR VALIDASI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 ANALISIS KARAKTERISTIK SATUAN PENDIDIKAN
A. Analisis Karakteristik Peserta Didik
B. Analisis Tenaga Pendidik dan Kependidikan
C. Analisis Sarana dan Prasarana
D. Analisis Lingkungan Satuan Pendidikan
E. Analisis Kemitraan Satuan Pendidikan
F. Analisis Pembiayaan Satuan Pendidikan
BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN
A. Visi
B. Misi
C. Tujuan
PENILAIAN
CATATAN
KOMPONEN DOKUMEN ADA TIDAK
PERBAIKAN
ADA
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
E. Capaian Pembelajaran
F. Alur Tujuan Pembelajaran
G. Modul Ajar
H. Modul Projek
…………………………….., …………………………..
Pengawas
___________________________
(NIP)
KATA PENGANTAR
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………, …………………………
Kepala Sekolah,
______________________
NIP. …………………………………..
Kemampuan awal merujuk pada pengetahuan dan keterampilan yang sudah atau
belum dimiliki siswa. Untuk mengetahuinya, kita bisa melakukannya secara
informal lewat pertanyaan di kelas, atau lebih formal dengan memberikan tes.
Hasilnya akan menentukan apakah siswa memiliki kompetensi yang diperlukan
untuk mendapatkan atau mengetahui materi selanjutnya.
Pada kelas awal jenjang SD bisa dilakukan tes membaca dan menulis. Pada kelas
awal jenjang SMP bisa dilakukan tes yang mengacu pada soal-soal HOTS Literasi
dan Numerasi pada tingkatan dasar yang telah dipelajari pada jenjang SD.
Kelompok siswa yang lemah kemampuan literasi dan numerasi dasarnya bisa
diikutkan dalam program matrikulasi. Hasil Literasi dan Numerasi pada rapor
pendidikan bisa dijadikan acuan program untuk kelas IV-VI jenjang SD dan kelas
VIII-IX jenjang SMP.
3. Gaya Belajar
1. Identifikasi sumber daya dari lingkungan sekitar yang dapat dimanfaatkan oleh satuan
pendidikan dalam proses belajar?
2. Perubahan apa saja yang terjadi di luar satuan pendidikan (hasil riset terbaru,
praktik- praktik pendidikan dan pengasuhan) yang selaras dan bisa menjadi
pendukung satuan pendidikan?
3. Apa saja perkembangan pola pikir masyarakat (orang tua dan praktisi pendidikan)
yang bisa membantu satuan pendidikan untuk melakukan inovasi?
4. Identifikasi Ancaman atau tantangan apa saja dari lingkungan sekitar yang mungkin
akan dihadapi satuan pendidikan yang bisa menghambat laju perkembangan satuan
pendidikan.
Visi adalah cita-cita bersama a. Visi merupakan gambaran masa depan yang
pada masa mendatang dari ingin dicapai oleh satuan pendidikan.
warga satuan pendidikan, yang b. Visi harus dapat memberikan
dirumuskan berdasarkan panduan/arahan serta motivasi.
masukan dari seluruh warga c. Visi harus tampak realistis, kredibel dan
satuan pendidikan. atraktif. Sebaiknya mudah dipahami, relatif
singkat, ideal, dan berfokus pada mutu, serta
memotivasi setiap pemangku kepentingan.
d. bersifat dinamis dan tidak untuk selamanya
MISI
Untuk membuat kalimat aksi yang jelas, gunakan kata kerja operasional yang
bersifat umum yang masih bisa diterjemahkan menjadi pernyataan spesifik.
Contoh:
• Menjadi satuan pendidikan yang menginspirasi perubahan
TUJUAN
Tujuan adalah gambaran hasil a. Tujuan harus serasi dan mendeskripsikan misi
yang akan dicapai dalam dan nilai-nilai satuan pendidikan.
kurun waktu tertentu oleh b. Tujuan fokus pada hasil yang diinginkan
setiap satuan pendidikan atau pada peserta didik.
program keahlian dengan c. Tujuan harus spesifik, terukur, dapat dicapai
mengacu pada karakteristik dalam jangka waktu tertentu. Untuk mengetahui
dan/atau keunikan setiap pencapaian tujuan pendidikan, satuan
satuan pendidikan sesuai pendidikan dapat melakukan evaluasi.
dengan prinsip yang sudah
ditetapkan.
1. Dari kalimat misi yang dibuat, deskripsikan langkah yang dilakukan agar misi
tersebut dapat diselesaikan.
2. Pastikan setiap kalimat tujuan dibuat dengan spesifik, dapat diukur, dan memiliki
lokasi waktu yang jelas.
3. Contoh berikut dapat digunakan untuk mengecek setiap kalimat tujuan sudah
memenuhi prinsip SMART.
Kalimat tujuan:
A. INTRAKURIKULER
Pembelajaran berisi muatan mata pelajaran dan muatan tambahan lainnya jika ada
(mulok).
Kegiatan pembelajaran intrakurikuler untuk setiap mata pelajaran dirancang agar peserta
didik dapat mencapai kemampuan yang tertuang di dalam capaian pembelajaran.
Metode
1. Menggunakan berbagai metode pengajaran/pendekatan belajar sebagai wujud
‘Merdeka Belajar, Merdeka Bermain’.
2. Menggunakan berbagai instrumen asesmen yang bermakna dalam menilai progress dan
Hasil
Berupa bukti pencapaian capaian pembelajaran berupa portofolio/kumpulan hasil
pekerjaan peserta didik dari berbagai instrumen asesmen dan dilaporkan melalui rapor.
Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran akan mempengaruhi satuan pendidikan dalam mengelola
waktu (penjadwalan) dan sumber dayanya. Oleh karena itu, dalam memilih pendekatan
pembelajaran perlu mempertimbangkan jumlah pendidik dan peserta didik, beban
mengajar, dan kesiapan satuan pendidikan. Satuan pendidikan dapat memilih salah
satu atau mengombinasikan ketiga pendekatan tersebut. Misalnya, dengan
menggunakan pendekatan secara integrasi dan blocking secara bersamaan atau
mengombinasikan ketiganya.
Kelebihan:
Alokasi Projek
Alokasi Alokasi
Penguatan
No Mata Pelajaran Intrakurikuler Intrakurikuler Total JP Per
Profil Pelajar
per Tahun per Minggu Tahun
Pancasila per
Tahun
Alokasi Projek
Alokasi Alokasi
Penguatan
No Mata Pelajaran Intrakurikuler Intrakurikuler Total JP Per
Profil Pelajar
per Tahun per Minggu Tahun
Pancasila per
Tahun
2. Pendekatan Tematik
Pembelajaran disusun berdasarkan tema yang menaungi kompetensi-kompetensi
dari berbagai mata pelajaran.
Pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari
berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema.
SD/MI dapat mengorganisasikan muatan pembelajaran menggunakan
pendekatan mata pelajaran atau tematik
Kelebihan
Adanya tema sebagai payung besar yang menaungi kompetensi- kompetensi dari
berbagai mata pelajaran.
Kelas 1 SD
Semester 1 Semester 2
Pengalamanku 72 JP Tugasku 72 JP
Transportasi 72 JP Cuaca 72 JP
3. Pendekatan Terintegrasi
Konsep-konsep dan keterampilan tertentu dari mata pelajaran diajarkan
secara kolaboratif (team teaching).
Pendidik berkolaborasi untuk merencanakan dan melaksanakan asesmen
dan pembelajaran secara terpadu.
Sebagai contoh mengajarkan muatan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) secara terintegrasi.
Kelebihan
Peserta didik belajar suatu konsep secara komprehensif dan kontekstual
karena keterampilan, pengetahuan dan sikap diintegrasikan untuk
mencapai suatu penguasaan kompetensi tertentu.
Guru-guru terkondisikan untuk berkolaborasi secara intensif karena
perlu memilih kompetensi/konten yang selaras dengan pemahaman yang
dituju.
Lebih efisien karena guru bisa memilah konsep yang perlu dieksplorasi
secara lebih mendalam dan konten yang memerlukan waktu lebih sedikit
tertentu.
Unit Integratif Pedulikan Bumi (IPA, Seni dan Prakarya, Bahasa 162
Inggris)
Projek Penguatan
Bhinneka Tunggal Ika, Bangunlah Jiwa dan Raganya 180
ProfilPelajar Pancasila
Total 702
Semester 2
Projek Penguatan Bangunlah Jiwa dan Raganya, Suara Demokrasi 180
ProfilPelajar Pancasila
Total 702
Projek Penguatan
Bhinneka Tunggal Ika, Bangunlah Jiwa dan Raganya 180
ProfilPelajar
Pancasila
Total 702
Total 702
Projek Penguatan
Bhinneka Tunggal Ika, Bangunlah Jiwa dan Raganya 180
ProfilPelajar
Pancasila
Total 702
Total 702
Kelebihan
memberikan waktu yang cukup bagi peserta didik untuk mempelajari materi
secara mendalam.
B. KOKURIKULER
Projek penguatan profil pelajar Pancasila merupakan kegiatan kokurikuler yang
memiliki alokasi 20-25% dari total kegiatan reguler/intrakurikuler per tahun. Kegiatan
projek profil dirancang terpisah dari intrakurikuler untuk menguatkan upaya
pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila melalui
tema dan pengelolaan projek berdasarkan dimensi dan fase.
Langkah
1. Menentukan koordinator projek profil, bisa dari wakil kepala satuan pendidikan
atau pendidik yang mempunyai pengalaman mengembangkan dan mengelola
projek.
2. Jika SDM cukup, koordinator projek profil sekolah dapat membentuk koordinator
di level kelas. Misalnya satu orang koordinator kelas 1, satu orang koordinator
kelas 2, dan seterusnya.
3. Memetakan pendidik dari setiap kelas (atau apabila SDM terbatas, perwakilan
dari masingmasing fase) untuk menjadi tim fasilitator projek profil.
4. Koordinator mengumpulkan dan memberikan arahan kepada tim fasilitator
projek profil untuk merencanakan dan membuat modul projek profil bagi setiap
kelas atau fase.
Langkah
Langkah
1. Menentukan dimensi profil pelajar Pancasila yang akan menjadi fokus untuk
dikembangkan pada tahun ajaran berjalan.
2. Pemilihan dimensi dapat merujuk pada visi misi satuan pendidikan atau program
yang akan dijalankan di tahun ajaran tersebut.
3. Disarankan untuk memilih 2-3 dimensi yang paling relevan untuk menjadi fokus
yang sasaran projek profil pada satu tahun ajaran.
4. Penentuan dimensi sasaran ini akan dilanjutkan dengan penentuan elemen dan
sub-elemen yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik di tahap
pengembangan modul projek profil.
5. Apabila pimpinan satuan pendidikan sudah berpengalaman menjalankan
kegiatan berbasis projek, jumlah dimensi yang dipilih dapat ditambah sesuai
dengan kesiapan tingkat satuan pendidikan.
2. Kearifan Lokal
Peserta didik membangun rasa ingin tahu dan kemampuan inkuiri melalui
eksplorasi budaya dan kearifan lokal masyarakat sekitar atau daerah tersebut,
serta perkembangannya. Peserta didik
5. Suara Demokrasi
Peserta didik menggunakan kemampuan berpikir sistem, menjelaskan
keterkaitan antara peran individu terhadap kelangsungan demokrasi Pancasila.
Melalui pembelajaran ini peserta didik merefleksikan makna demokrasi dan
memahami implementasi demokrasi serta tantangannya dalam konteks yang
berbeda, termasuk dalam organisasi sekolah.
7. Kewirausahaan
Peserta didik mengidentifikasi potensi ekonomi di tingkat lokal dan masalah yang
ada dalam pengembangan potensi tersebut, serta kaitannya dengan aspek
lingkungan, sosial dan kesejahteraan masyarakat. Melalui kegiatan ini,
kreativitas dan budaya kewirausahaan akan ditumbuhkembangkan. Peserta
didik juga membuka wawasan tentang peluang masa depan, peka akan
kebutuhan masyarakat, menjadi problem solver yang terampil, serta siap untuk
menjadi tenaga kerja profesional penuh integritas.
Dalam 1 tahun ajaran, peserta didik mengikuti projek penguatan profil pelajar
Pancasila yang dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
Jenjang Ketentuan Jumlah Tema
SD/MI/SDLB/Paket A 2 s.d 3 projek profil dengan tema
berbeda
SMP/MTs/SMPLB/Paket B 3 s.d 4 projek profil dengan tema
berbeda
SD/MI VI 224 JP
SMP/MTs IX 320 JP
MARET 2023
Aktivitas:
Alur aktivitas projek profil secara umum
Penjelasan detail tahapan kegiatan dan asesmennya Asesmen Instrumen
pengolahan hasil asesmen untuk menyimpulkan pencapaian projek profil.
Modul dapat diperkaya dengan menambahkan komponen berikut:
Deskripsi singkat projek profil
Pertanyaan pemantik untuk memancing diskusi atau proses inkuiri peserta
didik
Alat, bahan, serta media belajar yang perlu disiapkan
Referensi pendukung
Satuan pendidikan dapat menentukan pilihan pengembangan modul projek profil
sesuai dengan tingkat kesiapannya (sesuai kondisi dan kebutuhan) sebagai berikut:
Tahap Pengenalan
Mengenali dan membangun kesadaran peserta didik terhadap isu pengelolaam
sampah dan implikasinya terhadap perubahan iklim
1. Perkenalan: Perubahan Iklim dan Masalah Pengelolaan
2. Eksplorasi Isu
3. Seleksi Awal
4. Kunjungan ke TPA/Komunitas Peduli Sampah
5. Diskusi Kritis Masalah Sampah
Tahap Kontekstualisasi
Mengkontekstualisasi masalah di lingkungan terdekat
6. Pengumpulan, Pengorganisasian, dan Penyajian Data
7. Trash Talk: Sampah di Sekolahku
8. Pengorganisasian Data Secara Mandiri
9. Asesmen Formatif Presentasi: Sampah di Sekolahku
Tahap Aksi
Bersama-sama mewujudkan pelajaran yang mereka dapat melalui aksi nyata
10. Poster Aksi Nyata Sayangi Sekolahku: Eksplorasi program pengelolaan
sampah yang ada
11. Poster Aksi Nyata Sayangi Sekolahku: Peranku dan Solusiku
12. Poster Aksi Nyata Sayangi Sekolahku: Menentukan Karakteristik Poster yang
Baik
13. Poster Aksi Nyata Sayangi Sekolahku: Membuat Poster
14. Asesmen Formatif Simulasi Pameran Poster Aksi Nyata Sayangi Sekolahku
Tahap Refleksi dan Tindak Lanjut
15. Asesmen Sumatif Pameran Poster Aksi Nyata Sayangi Sekolahku
16. Asesmen Sumatif Evaluasi Solusi yang ditawarkan
17. Mari Beraksi Sambil Refleksi Mengelola Sampah di Sekolah
C. EKSTRAKURIKULER
Jenis Ekstrakurikuler:
1. Ekstrakurikuler wajib adalah kegiatan ekstrakurikuler yang wajib
diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan wajib diikuti oleh seluruh
peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler Wajib yang dimaksud berbentuk
pendidikan kepramukaan, yang diatur khusus dalam
Peraturan Permendikbud RI Nomor 63 tahun 2014.
D. PEMBIASAAN SEKOLAH
1. Kegiatan rutin adalah kegiatan yang dilakukan secara reguler dan terus
menerus di sekolah. Kegiatan rutin bertujuan membiasakan siswa
melakukan sesuatu dengan baik. Kegiatan pembiasaan yang termasuk
kegiatan rutin di antaranya:
a. Berdoa sebelum memulai pelajaran;
b. Literasi 15 menit;
c. Kegiatan GEMA (Gerakan Etam Mengaji);
d. Kebersihan kelas.
2. Kegiatan spontan adalah kegiatan yang dapat dilakukan tanpa dibatasi
oleh waktu, tempat dan ruang. Hal ini bertujuan memberikan pendidikan
secara spontan, terutama dalam membiasakan bersikap sopan santun,
dan sikap terpuji lainnya. Kegiatan spontan antara lain:
a. Membiasakan mengucapkan salam dan bersalaman kepada guru,
karyawan dan sesama siswa;
b. Membiasakan bersikap sopan santun;
c. Membiasakan membuang sampah pada tempatnya;
d. Membiasakan antri;
e. Membiasakan menghargai pendapat orang lain;
f. Membiasakan minta izin ketika hendak masuk/keluar kelas atau
ruangan;
g. Membiasakan menolong atau membantu orang lain;
h. Membiasakan menyalurkan aspirasi melalui media yang disediakan
sekolah (seperti Majalah Dinding dan Kotak Curhat BK); dan
Manfaat Fase:
- Pembelajaran yang fleksibel
- Pembelajaran yang sesuai dengan kesiapan peserta didik.
- Pengembangan rencana pembelajaran yang kolaboratif.
Modul ajar merupakan salah satu bentuk perangkat ajar yang digunakan
guru untuk melaksanakan pembelajaran dalam upaya mencapai Profil Pelajar
Pancasila dan Capaian Pembelajaran. Modul ajar merupakan penjabaran dari
Alur Tujuan Pembelajaran dan disusun sesuai dengan fase atau tahap
perkembangan murid.
• Rubrik penilaian
• Bahan ajar lain yang relevan
PENUTUP
Panduan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan ini merupakan acuan yang
dapat dipergunakan oleh satuan pendidikan pada jenjang SD dan SMP di Kabupaten
Kutai Kartanegara dalam membuat dokumen kurikulum operasional satuan
pendidikan. Panduan ini memuat sistematika dokumen kurikulum dan
penjabarannya sehingga dokumen kurikulum masing-masing satuan pendidikan di
Kabupaten Kutai Kartanegara tersandardisasi.