Anda di halaman 1dari 8

Ady Rukma, Analisis Gaya-gaya Hambatan Dinamis pada Kendaran 67

Analisis Gaya-gaya Hambatan Dinamis Pada Kendaraan

Ady Rukma
Teknik Mesin Universitas Negeri Makassar
Kampus Parangtambung Jl. Daeng. Tata Raya Makassar
adyrukma@rocketmail.com

Abstrak

Pada penelitian ini akan dibuktikan dengan cara menganalisis gaya-gaya hambatan pada
kendaraan pada berbagai tingkat kecepatan, kondisi jalan (material jalan, dan belokan) dan
beban dari kendaraan. Berat kendaraan divariasikan pada tiga tingkat yaitu berat kosong,
menengah dan penuh, sedangkan kecepatan divariasikan pada 5 kecepatan, 35 km/h, 50
km/h, 65 km/h, 80 km/h, dan 95 km/h, diperoleh gaya hambatan pada kendaraan yang paling
tinggi terjadi pada hambatan belokan yaitu pada kecepatan 95 km/h dan berat kendaraan
1375 kg yaitu sebesar 66678,6988 kgf.
Kata Kunci: Gaya, Hambatan dinamis, Kendaraan

I. PENDAHULUAN (belokan, tanjakan dan turunan) dan beban


Perkembangan kebutuhan manusia dari kendaraan tersebut.
akan tranportasi menyebabkan
meningkatnya produksi kendaraan, baik II. TINJAUAN PUSTAKA
secara kualitas maupun kuantitasnya. A. Klasifikasi Sistem Penggerak Roda
Peningkatan kualitas ditunjukkan dengan Kendaraan ditinjau dari sistem
perubahan ataupun perbaikan bentuk disain penggerak roda dikelompokkan menjadi
dan penggunaan teknologi tinggi, beberapa tipe/ jenis, yaitu:
sedangkan kuantitas diperoleh dengan 1. Front Engine Rear Drive (FR),
produksi massal menggunakan teknologi Kendaraan dengan mesin di depan dan
robotik. menggerakkan roda belakang
Penggunaan sistem pengapian dan dinamakan tipe Front Engine Rear
injeksi bahan bakar serta sistem transmisi Drive (FR). Komponen sistem
daya yang dahulunya masih secara manual, pemindah tenaga meliputi: kopling
kini telah diganti oleh sistem kontrol (clutch), transmisi (transmission), drive
otomatis menggunakan rangkaian elektrik. shaft/propeller shaft, differential, rear
Demikian halnya dengan disain body yang axle dan roda(wheel).
semakin mengalami penyempurnaan ke 2. Front Engine Front Drive (FF),
disain yang lebih aerodinamis, Kendaraan dengan mesin di depan dan
peningkatan-peningkatan itu menyebabkan menggerakkan roda depan dinamakan
gaya-gaya tak imbang pada kendaraan tipe Front EngineFront Drive (FF).
mobil semakin kecil dan memudahkan Komponen-komponen sistem pemindah
pengoperasian. tenaga meliputi: kopling (clutch),
Berdasarkan uraian di atas akan transmisi(transmission), differential,
dibuktikan dengan cara menganalisi gaya- front axle dan roda (wheel).
gaya hambatan pada kendaraan pada 3. Rear Engine Rear Drive (RR),
berbagai tingkat kecepatan, kondisi jalan Kendaraan dengan mesin di belakang
dan menggerakkan roda belakang
68 TEKNOLOGI VOLUME 13 NO. 2 APRIL 2011

dinamakan tipe Rear Engine Rear Drive dari pada roda depan, sehingga
(RR). Pemindah tenaga kendaraan tipe konstruksi poros penggerak rodanya
ini sama dengan tipe Front Engine Front juga relatif lebih kuat.
Drive (FF). Pada suspensi rigid pada umumnya
4. Four Wheel Drive (FWD), Kendaraan menggunakan tipe poros memikul dimana
dengan mesin menggerakkan roda axle shaft diletakkan di dalam axle housing
depan dan roda belakang dinamakan yang dipasangkan berkaitan melalui
tipe Four Wheel Drive atau All Wheel bantalan. Poros memikul terdiri dari 3 tipe,
Drive (FWD atau 4WD atau AWD). yaitu:
Komponen-komponen sistem pemindah 1. full floating, three quarter floating dan
tenaga meliputi: kopling (clutch), semi-floating. Nama tipe poros tersebut
transmisi (transmission), transfer, dan mencerminkan kebebasan poros untuk
terbagi menjadi dua. Pertama ke front tidak menyangga beban kendaraan. Full
drive shaft (frontpropeller shaft), front floating berarti sepenuhnya poros tidak
differential, front axle dan roda depan menyangga beban,
(front wheel), sedangkan yang kedua ke 2. three-quarter floating berati ¾beban
reardrive shaft, rear differential, rear kendaraan tidak ditumpu oleh poros
axle dan roda belakang(rear wheel). (porosmenyangga ¼ beban)
3. semi floating berarti poroshanya
menumpu ½ beban.Pada tipe ini
bantalan-bantalan dipasangkan diantara
haousing dan wheel hub, sedangkan
roda dipasangkan pada hub. Beban
kendaraan sepenuhnya ditumpu oleh
axlehousing, sedangkan poros roda
tidak memikul beban, hanya berfungsi
menggerakkan roda. Model ini sangat
Gambar 1 Tipe Four Wheel Drive atau All bagus untuk kendaraan berbeban berat.
Wheel Drive
B. Klasifikasi Kendaraan Roda Empat
Axle shaft atau poros penggerak roda Berdasarkan tenaga penggeraknya,
adalah merupakan poros pemutar roda- kendaraan roda empat dapat
roda penggerak yang berfungsi diklasifikasikan menjadi kendaraan mesin
meneruskan tenaga gerak dari differential bensin, kendaraan mesin diesel, kendaraan
ke roda-roda. Axle shaft pada kendaraan hybrid, kendaraan listrik dan kendaraan
dibedakan menjadi dua yakni: berbahan bakar cell hybrid.
1. frontaxle shaft (poros penggerak roda
depan) dan rear axle shaft (poros
penggerak roda belakang). Pada
kendaraan FF, frontaxle shaft sebagai
driving axle shaft, sedangkan pada
kendaraan tipe FR, rear axle shaft
sebagai driving axle shaft.Pada
kendaraan 4WD atau AWD, front axle
shaft maupunrear axle shaft sebagai
driving axle shaft.
2. Rear Axle Shaft Roda belakang Gambar 2. Kendaraan Empat Roda (1)
umumnya menumpu beban lebih berat mesin (2) tangki bahan bakar
Ady Rukma, Analisis Gaya-gaya Hambatan Dinamis pada Kendaran 69

1. Kendaraan Mesin Bensin Karena mesin bensin


Kendaraan tipe ini menggunakan membangkitkan listrik, kendaraan tipe ini
bahan bakar bensin. Karena mesin bensin tidak memerlukan sumber luar untuk
menghasilkan tenaga yang tinggi dan hadir mengisi ulang baterai. Sistem penggerak
dalam bentuk kendaraan penumpang kecil, roda menggunakan tegangan 270V, dan
maka kendaraan tersebut banyak arus listrik 12V.
digunakan sebagai kendaraan penumpang.
4. Kendaraan Listrik (KL)
Kendaraan ini menggunakan tenaga
baterai untuk mengoperasikan motor
listrik. Tidak seperti bahan bakar, baterai
memerlukan pengisian ulang. Kendaraan
tersebut menawarkan banyak manfaat,
termasuk tidak adanya gas buang dan suara
Gambar 3. Kendaran Mesin Bensin yang rendah selama pengoperasian. Sistem
(1) mesin (2) tangki BBM penggerak rodanya menggunakan tegangan
290V, sedangkan arus listriknya 12V.
2. Kendaraan Mesin Diesel
Kendaraan tipe ini menggunakan
mesin berbahan bakar diesel. Karena mesin
diesel menghasilkan momen yang besar
dan menawarkan ke ekonomisan bahan
bakar, maka mesin tersebut banyak
digunakan pada truk dan kendaraan SUV.
Gambar 5. Kendaran Listrik (1) unit
kontrol tenaga (2) motor listrik (3)
kumpulan sel bahan bakar (4) sistem
penyimpanan hidrogen (5) baterai
cadangan

5. Fuel Cell Hybrid Vehicle (FCHV)


Gambar 3. Kendaran Mesin Diesel
Kendaraan listrik ini menggunakan
(1) mesin (2) inverter (3) transaxle (4)
energi listrik yang diciptakan saat bahan
converter (5) baterai
bakar hidrogen bereaksi dengan oksigen di
udara untuk membentuk air. Karena hanya
3. Kendaraan Hybrid
mengeluarkan air, maka kendaraan ini
Kendaraan tipe ini dilengkapi dengan
dianggap sebagai kendaraan dengan
tenaga penggerak yang memiliki tipe yang
tingkat polusi yang paling rendah, dan
berbeda, seperti mesin bensin dan motor
diperkirakan akan menjadi tenaga
listrik.
penggerak bagi generasi di masa datang.

C. Dasar-dasar Perhitungan Pada


Performance Kendaraan
Perpormance kendaraan beroda
empat dapat dipengaruhi oleh:
Gambar 4. Kendaran Mesin Hybrid 1. Gaya dorong akibat momen torsi poros
(1) unit kontrol tenaga (2) motor listrik penggerak roda
(3) baterai
70 TEKNOLOGI VOLUME 13 NO. 2 APRIL 2011

2. Kecepatan maksimum pada setiap Berat pada sumbu belakang 500


tingkat kecepatan (speed gear). Jarak Poros Roda / Wheelbase 2.655
3. Letak titik berat kendaraan.
Jarak Pijak / Tread 1.405
Menurut Suganda (1981) hambatan
(Depan/Front )
terhadap kendaraan adalah:
1. Hambatan rolling (Rr) Jarak Pijak / Tread (Belakang / 1.415
Rear
2. Hambatan aerodinamis (Ra)
3. Hambatan tanjakan (Rg) Ukuran Ban / Tires Size 185/70 R14
4. Hambatan Inersia (Ri) Menentukan letak titik berat
5. Hambatan belokan (Rc) kendaraan antara roda kiri dan kanan,
Pengaruh aerodinamis baru dinilai dapat ditentukan jarak titik berat pada roda
penting jika diatas kecepatan 30 km/jam. depan kendaraan
Nilai Koefisien hambatan rolling Ldk = Ldn = 0,5 x Ld
(Suganda, 1981): Ldn = 0,5 x 1405 = 702,5 mm
1. Aspal licin f = 0,01 Ldk = 702,5 mm
2. Beton f = 0,011 Ldk = Jarak titik berat dari roda
3. Jalan tanah yang baik f = 0,045 kiri depan
4. Jalan tanah yang buruk f = 0,16 Ldn = Jarak titik berat dari roda
5. Tanah lepas (pasir) f = 0,15 _ 0,3 kanan kanan depan
Beberapa nilai kemiringan jalan
(Suganda, 1981):
1. Untuk jalan rata pada pegunungan
 = 12% = 7o
2. Pendakian tertinggi
 = 32% = 18o
3. Jalan datar
 = 1o

D. Analisis dan Perhitungan Gaya Pada Gambar 6. Gaya-gaya pada kendaraan


Kendaraan
Dalam analisis ini digunakan 3 Menentukan letak titik berat kendaraan
kondisi pembebanan (berat) kendaraan antara sumbu roda depan dan sumbu roda
yaitu berat kendaraan kosong adalah 1045 belakang
kg, berat kendaraan dengan isi menengah ΣMb = 0
adalah 1210 kg, berat kendaraan dengan isi Wf x L - Wtot x Lf = 0
penuh adalah 1375 kg dan rata-rata berat Wf x L = Wtot x Lr
badan manusia adalah 55 kg. Dengan
kondisi jalan rata ± 1 o dan jalan
mendaki/menurun 18o. Lr = =
1. Perhitungan Letak Titik Berat
Kendaraan (Isi Kosong)
= 1389,88 mm
Diketahui dari data spesifikasi
L = Lf + Lr
kendaraan:
Overall Panjang / Length 4.120
Maka:
Overall Lebar / Width 1.630 Lf = L - Lr
Overall Tinggi / Height 1.695 = 2655 – 1389,88 = 1275,12 mm
Berat pada sumbu depan 545
Ady Rukma, Analisis Gaya-gaya Hambatan Dinamis pada Kendaran 71

4) Gesekan karena udara yang


dikompressikan kedalam ban (efek
thermodinamis) dan efek dari ban itu
sendiri.
Menurut Kluge dan Hans (1939)
dalam Suganda, 1981 berdasarkan
eksperimen koefisien hambatan rolling (fr)
adalah:
= + +
Gambar 7. Titik Berat
dimana:
Menentukan letak titik berat fr1 = Faktor kekerasan jalan
kendaraan pada posisi kemiringan, seperti fr2 = Flexing static of tyre
pada gambar kendaraan berada pada posisi fr3 = Hysterisis dan gesekan udara dan
miring sebesar α. Dari persamaan efek fan
keseimbangan gaya-gaya diperoleh: Untuk nilai dari fr1 (faktor kekerasan
ΣMA = 0 jalan) yang biasanya digunakan dalam
Wr ( Lf + Lr ) - W x Lf = 0 praktek berupa nilai-nilai konstan yaitu
maka: (suganda, 1981):
Wr . L cos α = W . a .cos α – W (H – r) . a. Aspal licin fr1 = 0,01
sin α b. Beton fr1 = 0,011
. . c. Jalan tanah yang baik fr1 = 0,045
(H – r) = d. Jalan tanah yang buruk fr1 = 0,16
( . . ) e. Tanah lepas (pasir) fr1 = 0,15 + 0,3
=
Untuk analisis ini diambil hambatan
( . . )
= cot rolling untuk jalan aspal keras licin fr1 =
0,01, sedangan nilai fr2 dan fr3 dapat
dimana: a = Lf
( . . ) diabaikan karena kondisi jalan yang bail
(H – r) = cot = 0 mm dan licin maka:
Sehingga H = r Rr = f . Wtot
Jari jari roda = tebal tapak ban (70 mm) = 0,01 . 1045
+ jari-jari pelek (7 inci) = 10,45 kgf
= 70 + (7 x 25,4
= 247,8 mm b. Hambatan Aerodinamis
Adanya hambatan aerodinamis
2. Perhitungan Hambatan terhadap disebabkan oleh: (1) Pressure drag dari
Kendaraan bentuk kendaraan, (2) Gesekan pada
a. Hambatan Rolling (Rr) permukaan kendaraan dan (3) Gesekan
Hambatan pertama yang dialami akibat udara yang masuk dan keluar pada
kendaraan sewaktu berjalan adalah pendinginan interior kendaraaan (Suganda,
permukaan jalan. Hal ini disebabkan 1981).
karena: Besarnya hambatan aerodinamis
1) Kerja yang dilakukan karena dapat dihitung dengan rumus:
melendutnya atau terjadinya deformasi
pada roda. . .
Ra =
,
2) Masuknya roda kedalam tanah,
meledutnya tanah atau deformasi dimana:
tanah.
3) Karena adanya slip. Ca = Koefisien hambatan aerodinamis
72 TEKNOLOGI VOLUME 13 NO. 2 APRIL 2011

sesuai bentuk kendaraan = 0,55


A = Luas frontal kendaraan (m2) Ekivalen dengan benda-benda
= Lebar x tinggi translasi yaitu:
L = Overall width = 1630 mm Energi Kinetik = 0,5 x mred x V2
T = Overall height = 1695 mm dimana:
V = Kecepatan relatif kendaraan mred = massa reduksi
terhadap udara (km/h)= 35 km/h = massa x M
massa = faktor massa dipilih 1,11
Maka besarnya perlawanan M = massa total kendaraan
aerodinamis terhadap kendaraan pada = 1045 kg
kecepatan 35 km/h adalah: V = Kecepatan relatif
kendaraan 35 km/h
. . Sehingga besarnya hambatan inersia
Ra = adalah:
,
= 8.9769 kgf Ri = 0,5. (1,11. 1045) x (35000/3600)2
= 54326,29 kgf
c. Hambatan Tanjakan (Rg)
Besarnya hambatan tersebut e. Hambatan Belokan (Rc)
ditentukan oleh kemiringan jalan dan juga Hambatan pada belokan dapat
berat kendaraan. dihitung dengan menggunakan persamaan:
Rg = W sin α
Untuk α yang sangat kecil, maka sin α = Rc = Cc x ac2 x W
tan α sehingga:
Rg = W tan α dimana:
Apabila tan α itu dianggap 100% Cc = konstanta tahanan lengkungan
maka derajat kemiringan jalan () jalan raya = 0,25 (PT. Toyota
dinyatakan sebagai hambatan tanjakan Astra Internasional)
maka terjadi: ac = percepatan sentrifugal (m/s2)
. R = jari-jari belokan jalan raya
Rg =
= 50 m
dimana: W = berat kendaraan (kg) = 1045 kg
W = berat kendaraan = 1045 kg
 = kemiringan jalan = 18 o
Sehingga besarnya hambatan akibat Jadi hambatan pada belokan adalah:
tanjakan adalah Rc = 0,25 x (1,89)2 x 1045
.
Rg = = 933,64 kgf
Rg = 188,1 kgf
III. HASIL PERHITUNGAN DAN
PEMBAHASAN
d. Hambatan Inersia (Ri)
Hambatan inersia dibagi menjadi 2
Tabel 1. Hasil perhitungan Hambatan
yaitu akibat translasi dan akibat rotasi.
rolling
Energi Kinetik = 0,5. m. V2 + 0,5 x x V2 Berat Kendaraan Hambatan Rolling
2 (kg) ( kgf)
= 0,5 (m + )xV
1045 10,45
= 0,5 (m + ) x V2 1210 12,1
1375 13,75
Ady Rukma, Analisis Gaya-gaya Hambatan Dinamis pada Kendaran 73

Dari tabel dan grafik diatas terlihat


bahwa berat kendaraan berbanding lurus
dengan hambatan rolling semakin berat Dari tabel dan grafik diatas terlihat
kendaraan hambatan rolling juga bahwa berat kendaraan memiliki bentuk
bertambah besar. grafik yang linier artinya berat kendaraan
hanya mangakibatkan hambatan tanjakan
Tabel 2. Hasil perhitungan Hambatan naik sedikit.
Aerodinamis
Kecepatan Hambatan Aerodinamis
(Km/jam) (kgf)
Tabel 4. Hasil Perhitungan Hambatan
35 8,9769 Inersia
50 18,3204 Berat Kecepatan Hambatan
65 30,9615 Kendaraan (Km/jam) Inersia
80 46,9002 (kg) (kgf)
95 66,1366 1045 35 54326,2924
50 110869,9846
65 187370,2739
80 283827,1605
95 400240,6443
1210 35 62904,1281
50 128375,7716
65 216955,054
80 328641,9753
95 463436,5355
1375 35 71481,9637
50 145881,5586
65 246539,8341
80 373456,7901
95 526632,4267
Dari tabel dan grafik diatas terlihat
bahwa kecepatan kendaraan memiliki
bentuk grafik yang sedikit parabolik
dimana pada tingkat kecepatan rendah
kenaikan hambatan erodinamis tidak
terlalu tinggi dibandingkan pada tingkat
kecepatan tinggi.

Tabel 3. Hasil perhitungan Hambatan


Tanjakan
Berat Kendaraan Hambatan Tanjakan
(kg) (kgf)
1045 188,1 Dari tabel dan grafik diatas terlihat
1210 217,8 bahwa pengaruh berat kendaraan terhadap
1375 247,5
hambatan inersia pada kecepatan rendah
sangat kecil tetapi pada kecepatan tinggi
74 TEKNOLOGI VOLUME 13 NO. 2 APRIL 2011

pengaruh tersebut juga mangalami belokan yaitu pada kecepatan 95 km/h


kanaikan yang signifikan. Jadi dapat dan berat kendaraan1375 yaitu sebesar
disimpulkan banwa kenaikan berat 66678,6988 kgf.
kendaraan pada kecepatan tinggi akan 2. Gaya hambatan rolling, hambatan
sangat mempangaruhi hambatan inersia. aerodinamis, dan hambatan tanjakan
berbanding lurus dengan berat
Tabel 5. Hasil perhitungan Hambatan kendaraan
belokan 3. Gaya hambatan inersia dan tanjakan
Berat Kecepatan Hambatan hampir linier pada kecepatan rendah
Kendaraan (Km/jam) belokan dengan variasi berat kendaraan, tetapi
(kg) (kgf)
1045 35 933,6379
pada kecepatan tinggi dan dengan
50 3888,5376 variasi berat kendaraan, hambatan
65 11106,0523 inersia dan tanjakan mengalami
80 25483,9201 perubahan kenaikan yang cukup tinggi.
95 50675,8111
1210 35 1081,0544 DAFTAR PUSTAKA
50 4502,5172
65 12859,6395
80 29507,697
Juvinal, Robert C., Marshek, Kurt M.,
95 58677,2549 1981, Fundamentals of Machine
1375 35 1228,4709 Component Design, John Wiley and
50 5116,4969 Sons Inc.
65 14613,2267
80 33531,4739 Niemann, 1982, Elemen Mesin I, II
95 66678,6988
(terjemahan), Jakrta: Erlangga.

Grouse, William H., 1981, Automotive


Mechanics, Fata Mc. Graw Hill.

Khurmi R.S., Gupta J.K., 1984, Theory of


Machines, Ram Nagar Delhi: Eurasia
Publishing House ltd.

Popov, 1989, Mekanika Teknik


(Terjemahan), Jakarta: Erlangga.
Dari tabel dan grafik di atas terlihat
bahwa pengaruh perubahan berat Shiglay, 1991, Perencanaan Teknik Mesin
kendaraan terhadap hambatan belokan (Terjemahan), Jakarta: Erlangga.
pada kecepatan rendah sangat kecil bahan
hampir konstan tetapi pada kecepatan Suganda, Hadi., 1981, Mekanika
tinggi pengaruh tersebut semakin Automobil, Dept. Mesin ITB.
signifikan. Jadi dapat disimpulkan banwa
kenaikan berat kendaraan pada kecepatan Toyota Astra Motor, Materi Belajar
tinggi akan menyebabkab hambatan inersia Chasis Group 1 & 2, Jakarta.
juga akan naik signifikan.

IV. KESIMPULAN
1. Gaya hambatan pada kendaraan yang
paling tinggi terjadi pada hambatan

Anda mungkin juga menyukai