Anda di halaman 1dari 3

Tugas Laporan STUDIUM GENERALÉ PERTANIAN INOVATIF (IPB110C)

Nama : Muhammad Adryan Firdaus

NIM : G7401231058

Kelas : ST34.2

Nama Dosen Tamu : Prof. DR. Arief Satria, SP, MSi.

Topik SG : Innovative Agriculture Tips In Responding to Disruptive Chage in Global Era

Nama Moderator : Prof. Hadi Susilo Arifin Ph.D

Nama MC : Ikhrima Qoulia

Hari/Tanggal : Selasa/28 November 2023

Revitalisasi Pertanian Untuk Menciptakan Inovasi Tanggap


Terhadap Disrupsi Global

1.1 Ringkasan topik Studium Generalé

Dalam Studium Generale’ tentang "Kiat-kiat Pertanian Inovatif dalam Merespon


Perubahan Disruptif dalam Era Global," pembicara mengangkat sejumlah strategi kunci untuk
meningkatkan ketahanan pertanian di tengah tantangan global. Fokus utama Prof Arief adalah
perlunya adopsi teknologi modern dalam praktik pertanian. Sensor, kecerdasan buatan, dan
analitika data menjadi pilar utama yang dapat meningkatkan efisiensi produksi,
memungkinkan petani untuk lebih tepat dalam pengambilan keputusan dan optimalisasi
sumber daya. Pembahasan juga melibatkan isu keberlanjutan dalam pertanian. Prof Arief
menyoroti pentingnya praktik pertanian ramah lingkungan, termasuk penggunaan pupuk
organik dan metode pertanian berkelanjutan. Hal ini menciptakan ekosistem pertanian yang
lebih seimbang dan berdampak positif terhadap lingkungan sekitar.

Selain itu, adaptasi terhadap perubahan iklim menjadi fokus penting. Diversifikasi
tanaman menjadi strategi efektif untuk mengatasi ketidakpastian cuaca dan perubahan
lingkungan. Pemahaman mendalam tentang kondisi tanah dan iklim setempat menjadi kunci
sukses dalam menghadapi tantangan ini. Diskusi juga menekankan kolaborasi di antara
petani. Prof Arief mengajak untuk membentuk komunitas yang saling berbagi pengetahuan
dan pengalaman, menciptakan jaringan yang kuat untuk mendukung ketahanan pangan
global. Konsep ini menggarisbawahi bahwa solusi terbaik seringkali muncul melalui kerjasama
dan pertukaran ide di antara para pemangku kepentingan dalam industri pertanian.

Dengan demikian, ini tidak hanya menyoroti aspek teknologi, tetapi juga menekankan
aspek sosial dan ekologis dalam mencapai pertanian yang berkelanjutan. Dalam
merangkumnya, pembicara memberikan gambaran komprehensif tentang transformasi yang
diperlukan dalam dunia pertanian, mengarah pada visi masa depan yang tanggap terhadap
perubahan global, berkelanjutan secara lingkungan, dan inklusif secara sosial.

1.2 Refleksi Diri

Pembahasan tentang "Kiat-kiat Pertanian Inovatif dalam Merespon Perubahan


Disruptif dalam Era Global" memberikan pandangan yang mendalam tentang kompleksitas
dan tantangan dalam dunia pertanian modern. Salah satu refleksi pribadi yang muncul dari
materi ini adalah kesadaran akan pentingnya kolaborasi dan berbagi pengetahuan di antara
komunitas petani. Dalam kehidupan sehari-hari, prinsip ini dapat diaplikasikan dalam konteks
kerja tim. Seringkali, solusi terbaik untuk menghadapi tantangan datang dari berbagai
perspektif. Belajar dari pengalaman dan pengetahuan rekan-rekan kita dapat memperkaya
cara kita memandang suatu masalah dan membantu kita menemukan solusi yang lebih
inovatif. Saya menyadari bahwa menjadi bagian dari komunitas yang saling mendukung dan
berbagi informasi dapat meningkatkan efektivitas dan produktivitas secara keseluruhan.

Selain itu, penekanan pada keberlanjutan dan pemahaman mendalam terhadap


lingkungan juga memberikan refleksi yang signifikan. Pemahaman ini mencakup praktik
pertanian ramah lingkungan, diversifikasi tanaman, dan pengelolaan sumber daya yang
efisien. Saya merenung tentang bagaimana prinsip-prinsip ini dapat diterapkan dalam
kehidupan pribadi saya, terutama dalam mengelola sumber daya secara bijak dan
berkontribusi pada lingkungan sekitar. Refleksi ini juga mendorong saya untuk
mempertimbangkan dampak pekerjaan dan keputusan pribadi terhadap lingkungan. Dalam
konteks pertanian, kesadaran akan dampak lingkungan menjadi sangat penting. Saya dapat
mengevaluasi kebiasaan konsumsi dan gaya hidup saya, memastikan bahwa saya
memberikan kontribusi positif terhadap pelestarian lingkungan.

Pembahasan ini erat kaitannya dengan salah satu Sustainable Development Goals
(SDGS), terutama SDGS nomor 2, yaitu "Zero Hunger," ini mengajak saya untuk
mempertimbangkan peran saya dalam mendukung ketahanan pangan global. Saya
menyadari bahwa kontribusi saya, sekecil apapun, dapat berdampak besar dalam mencapai
tujuan nol kelaparan ini. Dengan mengaplikasikan prinsip-prinsip inovatif dan berkelanjutan
yang dibahas dalam Studium Generale’ ini, saya merasa memiliki tanggung jawab untuk
berkontribusi pada perubahan positif dalam sistem pangan global. Pentingnya adaptasi
terhadap perubahan, baik melalui teknologi maupun pengetahuan lokal, juga menjadi poin
refleksi yang signifikan. Saya merenung tentang sejauh mana saya terbuka terhadap
perubahan dan bagaimana sikap terbuka ini dapat membantu saya berkembang dan
berkontribusi lebih baik dalam lingkungan kerja dan masyarakat. Kesadaran ini memicu
keinginan untuk terus belajar dan berkembang agar dapat tetap relevan dan adaptif di tengah
perubahan yang terus berlangsung.

1.3 Makna Topik Studium Generalé

Topik "Kiat-kiat Pertanian Inovatif dalam Merespon Perubahan Disruptif dalam Era
Global" dalam SG ini memiliki implikasi mendalam terkait evolusi pertanian dalam
menghadapi tantangan zaman. Makna yang muncul dari diskusi ini adalah perlunya
transformasi fundamental dalam cara kita mendekati pertanian di tengah gejolak global.
Pertama-tama, makna dari topik ini adalah pengakuan akan peran krusial teknologi dalam
membawa perubahan positif. Sensor, kecerdasan buatan, dan analitika data bukan hanya
alat, tetapi merupakan kunci untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam produksi
pertanian. Ini memberikan makna bahwa integrasi teknologi adalah langkah yang tak
terhindarkan untuk menghadapi tantangan perubahan iklim, fluktuasi pasar, dan kebutuhan
pangan yang terus meningkat.

Selanjutnya, topik ini membawa makna bahwa keberlanjutan menjadi fondasi penting
dalam pertanian modern. Dengan menekankan praktik pertanian ramah lingkungan, berarti
menyoroti pentingnya menjaga keseimbangan ekologis. Ini bukan hanya tanggung jawab
petani tetapi juga tuntutan masyarakat global untuk berinvestasi dalam pertanian yang tidak
merugikan lingkungan. Selain itu, makna dari topik ini mencakup aspek kolaborasi dan
pertukaran pengetahuan di antara komunitas petani. Hal ini menandakan bahwa solusi terbaik
muncul melalui kerjasama dan sharing pengalaman. Menciptakan jaringan yang kuat dan
saling mendukung adalah kunci untuk menghadapi tantangan bersama, dan makna ini dapat
diterapkan dalam berbagai konteks, termasuk kehidupan sehari-hari dan lingkungan
profesional.

Terakhir, topik ini memberikan makna bahwa pertanian inovatif bukan hanya mengenai
bertahan hidup tetapi menciptakan masa depan yang lebih baik. Inovasi bukan hanya
tanggapan terhadap disrupsi tetapi merupakan dorongan untuk menciptakan sistem pertanian
yang lebih efisien, berkelanjutan, dan dapat memenuhi kebutuhan global akan pangan. Makna
ini memberikan inspirasi untuk melibatkan diri dalam perubahan positif, baik sebagai
konsumen yang sadar lingkungan maupun pelaku dalam industri pertanian.

Gambar 1.1 Source: AMTAST Indonesia Gambar 1.2 Source: SMARTNATION.id

Gambar 1.3 Source: TEMPO.Com

Anda mungkin juga menyukai