(Dra. Sorta Simanjuntak, M.S., Dra. Lauresia Masri Parangin-angin, M. Pd., dan Drs.
Arifin Siregar, M. Pd., 2023)
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Tujuan
1. Tujuan utama penulisan CBR adalah memenuhi persyaratan tugas akademik
yang diberikan oleh Ibu dosen. Ini adalah cara bagi mahasiswa untuk
menunjukkan pemahaman mereka tentang materi yang telah diajarkan dan
kemampuan mereka untuk menganalisis buku atau sumber yang relevan
dengan strategi belajar mengajar.
2. Melalui penulisan CBR, mahasiswa dapat memperdalam pemahaman
mereka tentang strategi belajar mengajar. Mereka perlu merinci dan
mengulas konsep-konsep strategi belajar dan pengajaran yang mungkin
telah mereka pelajari dalam kelas.
3. CBR memungkinkan mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan
analisis kritis mereka. Mereka harus mampu mengidentifikasi dan
1
mengevaluasi kelebihan dan kelemahan dari strategi belajar mengajar yang
dibahas dalam buku yang ditinjau.
4. Selain memahami teori dan konsep, CBR dapat membantu mahasiswa
memahami cara mengaplikasikan strategi belajar mengajar dalam konteks
praktis di dalam kelas atau lingkungan pendidikan. Ini dapat membantu
mereka menghubungkan teori dengan pengalaman sehari-hari dalam
mengajar dan belajar.
C. Manfaat
1. Ulasan buku kritis membantu pembaca mengevaluasi kualitas buku
tersebut. Ini melibatkan penilaian terhadap akurasi informasi, kualitas
argumen, relevansi dengan topik yang dibahas, dan metode penelitian yang
digunakan. Hal ini memungkinkan pembaca untuk membuat keputusan
informasi yang lebih baik tentang buku yang akan mereka baca.
2. Proses menulis ulasan kritis memaksa penulis ulasan untuk mendalami
buku tersebut. Ini melibatkan identifikasi ide-ide utama, analisis argumen,
dan pengungkapan elemen-elemen penting dalam buku. Pembaca yang
membaca ulasan kritis juga mendapatkan pemahaman yang lebih dalam
tentang isi buku
3. Ulasan buku yang baik dapat menjadi panduan berharga dalam memilih
buku untuk dibaca. Jika buku mendapat ulasan positif dan relevan dengan
minat atau kebutuhan pembaca, maka mereka cenderung lebih termotivasi
untuk membacanya.
2
7. ISBN :-
3
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
4
isi kegiatan belajar-mengajar. Metode dan alat pengajaran dipilih sesuai dengan tujuan
dan bahan. Penilaian digunakan untuk mengukur pencapaian tujuan. Ini adalah sistem
koordinasi yang mendorong perubahan perilaku siswa sesuai dengan tujuan.
Prinsip pembelajaran merupakan ketentuan hukum yang harus dijadikan
pegangan di dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Prinsip pembelajaran
merupakan usaha guru dalam menciptakan dan mengkondisikan situasi pembelajaran
agar siswa melakukan kegiatan belajar secara optimal. Sebagai suatu hukum prinsip
pembelajaran yang dapat digunakan guru antara lain, prinsip motivasi, perhatian,
aktivitas, kooperasi dan kompetensi, korelasi dan integrasi, aplikasi dan tranformasi,
individualitas, dan balikan.
Kriteria disini sebagai ukuran ataupun patokan dalam menentukan tingkat
keberhasilan suatu pengajaran. Kriteria keberhasilan pembelajaran dapat ditinjau
dari: )(1) dari sudut proses (by Process); (2) dari sudut hasil yang dicapai (by Produck).
Kedua criteria ini tidak dapat berdiri sendiri, tetapi harus merupakan hubungan sebab
akibat. Dengan criteria tersebut berarti pengajaran bukan hanya mengejar hasil yang
setinggi-tingginya sambil mengabaikan proses, tetapi keduanya ada dalam
keseimbangan. Dengan kata lain, pengajaran tidak semata-mata output oriented tetapi
proses oriented.
Karakteristik pembelajaran melibatkan penyesuaian dengan tingkat
perkembangan siswa, perencanaan oleh guru, dan kesesuaian dengan kemampuan
siswa, bahan ajar, serta proses dan penilaian. Proses pembelajaran harus interaktif
dengan peran penting guru dalam menciptakan stimulus-respon. Berbagai strategi
belajar, seperti ceramah, tanya jawab, latihan, belajar kelompok, dan observasi, harus
dipilih dengan mempertimbangkan variabel yang terlibat.
5
sehingga terorganisir secara terpadu dalam mencapai tujuan pembelajaran. Strategi ini
berkenaan dengan pendekatan pembelajaran secara sistematik, sehingga kemampuan
yang diharapkan dapat dikuasai siswa secara efektif dan efisien.
Demikan pula halnya dengan strategi dalam proses pembelajaran, kita dapat
mengklasifikasikan dengan menggunakan berbagai dasar klasifikasi.
1) Strategi Pembelajaran berdasarkan proses pengolahan pesan
Dilihat dari proses pengolahan pesan, strategi pembelajaran dapat dikelompokkan
menjadi:
a. Strategi Pembelajaran Deduktif
b. Strategi Pembelajaran Induktif
2) Strategi Pembelajaran Berdasarkan Pihak Pengolah Pesan Atas dasar pihak
pengolah pesan, strategi pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua jenis:
a. Strategi Pembelajaran Ekpositori
b. Strategi Pembelajaran Heuristik
3) Segi pengaturan guru dan siswa
1.Apabila dilihat dari klasifikasi strategi pembelajaran segi pengaturan
guru,maka dapat dibedakan atas:
a. strategi pembelajaran oleh seorang guru.
b. strategi pembelajaran
2. Dari segi hubungan guru-siswa, klasifikasi strategi pembelajaran dapat
dibedakan atas:
a. Strategi pembelajaran tatap muka
b. Strategi pembelajaran jarak jauh
4) Strategi Pembelajaran Berdasarkan Interaksi Guru Dengan Siswa Atas dasar
pertimbangan interaksi guru dengan siswa ada dua strategi pembelajaran. yaitu
strategi pembelajaran tatap muka dan strategi pembelajaran melalui media. Strategi
pembelajaran tatap muka sudah biasa kita laksanakan setiap hari, baik dengan
menggunakan alat peraga atau tidak.
Instruction pembelajaran merupakan akumulasi dari konsep mengajar
(teaching) dan konsep belajar (learning). Ketiga kegiatan tersebut merupakan satu
kesatuan yang utuh dan berurutan dalam membentuk kemampuan yang diharapkan
dikuasai siswa. 1. Tahap pra dan awal pengajaran (pra-instruksional) Tahap pra
6
instruksional atau ada pula yang menyebutnya pra-pembelajaran adalah tahapan yang
ditempuh guru pada saat ia memulai proses belajar dan mengajar. Tujuan tahapan ini
adalah mengungkapkan kembali tanggapan siswa terhadap bahan yang telah
diterimanya, dan menumbuhkan kondisi belajar dalam hubungannya dengan pelajaran
hari itu.
1) Model Pembelajaran, menurut JR David (cara untuk mencapai sesuatu). Metode
merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.
2) Pendekatan Pembelajaran Pendekatan (approach), Roy Killen (1998) mencatat ada
dua pendekatan dalam pembelajaran, Pendekatan yang berpusat pada guru
menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran
deduktif atau pembelajaran ekspositorik Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang
berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta
strategi pembelajaran induktif
3) Metode Pembelajaran
Metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun
dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.
4) Teknik Pembelajaran
Teknik perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya
tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif Dalam hal ini, guru pun
dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.
5) Taktik Pembelajaran
Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam
melaksanakan mede anau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual.
7
Pembelajaran langsung dilakukan dalam kegiatan pembelajaran yang berpusat pada
guru, tetapi harus melibatkan siswa.
Strategi pembelajaran tidak langsung sering disebut inkuiri, induktif,
pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan penemuan. Strategi pembelajaran
tidak langsung umumnya berpusat pada peseta didik, meskipun dua strategi tersebut
dapat saling melengkapi. Pembelajaran tidak langsung memperlihatkan bentuk
keterlibatan tinggi siswa dalam melakukan observasi, penyelidikan, pengambaran
inferensi berdasarkan data atau pem- bentukan hipotesis.
Pembelajaran interaktif adalah suatu pendekatan yang merujuk pada
pandangan konstruktivis (Panggabean at al., 2007:77). Sementtaa Margaretha
(2000:10) berpendapat bahwa pembelajaran interaktif menitikberatkan pada
pertanyaan siswa sebagai cimi sentralnya dengan cara menggali pertanyaan-
pertanyaan siswa. sedangkan Suparman dalam Tarhuri (2005:18) mengemukakan
bahwa pembelajaran interaktif merupakan proses pembelajaran yang memungkinkan
para pembelajar aktif melibatkan diri dalam keseluruhan proses, baik secara mental
maupun secara fisik. Hal ini diperkuat oleh Faire dan Cosgrove dalam Harlen yang
mengemukakan bahwa pembelajaran interaktif diran- cang agar siswa mau bertanya,
kemudian menemukan jawaban mereka sendiri (Supra- yekti, 2008:19).
Experiental Learning adalah suatu model proses belajar mengajar yang
mengaktifkan pembelajar untuk membangun pengetahuan dan ketrampilan melalui
pengalamannya secara langsung. Tujuan dari model ini adalah untuk mempengaruhi
murid dengan tiga cara yaitu:
1. Mengubah struktur kognitif murid;
2. Mengubah sikap murid;
3. Memperluas ketrampilan-ketrampilan murid yang telah ada.
Experiental Learning adalah suatu proses dimana murid menyusun
pengetahuan ketrampilan dan nilai dari pengalaman langsung
Strategi adalah pendekatan menyeluruh dalam pembelajaran, dan yang berupa
pedoman umum serta kerangka yang dijabarkan dari pandangan falsafaf dan teori
tertentu. Strategi ini di tetapkan untuk memcapai tujuan umum. Penentuan strategi
pada umumnya meliputi:
a. Tujuan belajar, jenis, dan jenjangnya
8
b. Cara penyajian bahan pelajaran c. Media yang digunakan
c. Biaya yang diperlukan
d. Waktu yang diberikan dan jadwalnya
e. Prosedur kegiatan belajar
f. Instrument dan prosedur penilaian.
Puncak kegiatan system belajar mandiri adalah terjadinya kegiatan belajar oleh
peserta. Penguasan atas tujuan belajar dapat dibuktikan (dievaluasi) dengan berbagai
macam cara, yaitu dengan seft-test (tes sendiri), tes baku yang dapat diambilkapan
saja,tes kolokium, dan pembuatan fortofolio.
Zimmerer dkk. (2009) mengemukakan, bahwa kreatifitas adalah kemampuan
untuk mengembangkan ide- ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam
melihat masalah dan peluang. Kemampuan berpikir kreatif sangat di perlukan agar
kompetensi sumber daya menusia kita kalah dengan bangsa lain.
Menurut (filsaime, 2008), berpikir kreatif adalah proses berpikir yang memiliki
cirri- ciri kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), keaslian originalitas
(originality). Pada intinya, ciri atau komponen berpikir kreatif meliputi sensitivity,
fluency, flexibility, elaboration, dan originality. Berpikir kreatif diartikan sebagai suatu
kegiatan mental yang digunakan seseorang untuk membangun ide gagasan yang baru
secara fasih (fluency) dan fleksibel (fleksibility).
Berpikir kritis dan berpikir kreatif merupakan perwujudan dari berpikir tingkat
tinggi (higher order thinking). Berpikir kritis dapat dipandang sebagai kemampuan
berpikir peserta didik untuk membandingkan dua atau lebih informasi. Bila terdapat
perbedaan atau persamaan, ia akan mengajukan pertanyaan atau komentar dengan
tujuan untuk mendapatkan penjelasan. Berpikir kritis sering dikaitkan dengan berpikir
kreatif. Berpikir kritis sering dikaitkan dengan berpikir kreatif. Evans (1991)
menjelaskan bahwa berpikir kreatif adalah suatu aktivitas mental untuk membuat
hubungan hubungan (conections) yang terus menerus (kontinu), sehingga ditemukan
kombinasi yang "benar" atau sampai seseorang itu menyerah.
Keterampilan berpikir kreatif memiliki empat pilar, dan empat pilar tersebut
sering kali dikatakan sebagai komponen pendekatan ilmiah, yaitu: Associating,
Questioning, Observing, Experimenting.
9
Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang secara maksimal
seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda,
manusia, atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Pembelajaran inkuiri
menekankan siswa pada proses mencari dan menemukan sendiri materi
pembelajaran, sedangkan dosen berperan sebagai fasilitator dan pembimbing.
Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Mamun, 2003) mengemukan empat
unsur strategi dari setiap usaha dalam mencapai tujuan tertentu, yaitu:
1. Mengidentifikasi dan menentepkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (output) dan
sasaran (target) yang harus di capai.
2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling
efektif untuk mencapai sasaran;
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan ditempuh
sejak titik awal sampai dengan sasaran;
4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolak ukur (criteria) dan patokan ukuran
(standart) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.
(a) Meningkatkan kinerja peserta didik dalam tugas-tugas akademik, sehingga dapat
meningkatkan penilaian peserta didik dan perubahan norma yang berhubungan
dengan hasil belajar. (b) Pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada peserta
didik yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja sama saling bergantung
satu sma lain atau tugas. (c) Mengajarkan kepa,da peserta didik keterampilan
kerjasama dan kolaborasi
Ada 4 model pendekatan yang dapat dipilih guru dalam melaksanakan pembelajaran
kooperatif, yaitu: (a) STAD (Student Team Achimment Division), (b) JIGSAW, (c)
Investasi kelompok (IK), (d) Pendekatan Struktural
11
Menurut Dewey (dalam Sudjana 2001:19) belajar berdasarkan masalah adalah
interaksi antara stimulus dengan respon, merupakan hubungan antara dua arah
belajar dan lingkungan, lingkungan memberi masukan kepada siswa berupa bantuan
dan masalah.
Para ahli ini mengemukakan ciri-ciri khusus yang tampak pada model
pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut: (a) Pengajuan pertanyaan atau
masalah, (b) Berfokus pada keterkaitan antardisiplin ilmu,(c) Penyelidikan Autentik,
Menurut Kurinasih dan Sani (2014:33) sebagai berikut: (a)Berpusat pada siswa.
(b)Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengontruksi konsep, hukum atau
prinsip. (c)Melibatkan proses proses kognitif yang potensial dalam merangsang
perkembangan intelek
12
Kelebihan pendekatan scientific approach menurut Ayeluv (diakses pada
tanggal (29 Februari 2016), antara lain: (a) Proses pembelajaran lebih terpusat pada
siswa sehingga memungkinkan siswa aktif dan kreatif dalam pembelajaran, (b)
Langkah-langkah pembelajarannya sistematis sehingga memudahkan guru untuk
memanejemen pelasanaan pembelajaran. Sementara kekurangan pendekatan saintifik
(scientific approach) menurut Aycluv (diakses pada tanggal 29 Februari 2016), antara
lain: (a) Guru jarang untuk menjelaskan materi. Guru banyak beranggapan bahwa
dengan kurikulum terbaru, guru tidak perlu menjelaskan materi pelajaran. (b)
Dibutuhkan kreativitas tinggi dari guru untuk menciptakan lingkungan belajar dengan
menggunakan pendekatan scientific.
Metode mengajar yang guru gunakan dalam pembelajaran bukanlah asal pakai,
sp setelah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan perumusan tujuan instruksional
khusus. Nilai strategi adalah metode dapat mempengaruhi jalannya kegiatan belajar
mengajar dilaksanakan dikelas.
14
• Jenis kemampuan yang akan dicapai sesuai dengan tujuan pengajaran(TIK)
meliputi kognitif,afektif,dan psikomotor
• Kegunaan dari berbagai jenis media itu sendiri
• Kemampuan guru mrnggunakan jenis media
• Keluwesan dan flesiksibilitas dalam penggunaanya
• Kesesuaian dengan alokasi waktu dan sarana pendukung yang ada.
• Biaya guru
Alat dikelompokkan dalam dua jenis yakni bersifat umum dan alat pengajaran yang
bersifat khusus
a) Alat pengajaran yang bersifat umum yaitu alat alat yang penggunaanya berlaku
untuk semua mata pelajaran seperti papan tulis, kapur spidol dan penggaris;
b) Alat pengajaran yang bersifat khusus yaitu alat alat yang penggunaanya berlaku
khu sus untuk mata pelajaran tertentu, seperti Mikroskop untuk IPA, jangka untuk
mate- matika, kuas untuk menggambar.
Disamping itu alat alat pengajaran dapat dikelompokkan sebagai alat
pengajaran yang bersifat :
• Klasikal, yaitu alat pengajaran yang digunakan oleh seluruh siswa sekaligus,
seperti kapur tulis, papan tulis, dan sebagainya.
• Individual, yaitu alat pengajaran yang digunakan siswa secara perorangan,
seperti pensil, kuas dan sebagainya.
Pemanfaatan alat alat pembelajaran yang dimaksudnya hendaknya
dikondisikan dan diarahkan agar dapat membantu siswa untuk:
• Mengembangkan kebiasaan kebiasaan baik dalam belajar
• Memberi kesempatan untuk belajar baik individual maupun kelompok 3 sesuai
kompetensi yang diharapkan
• Membantu siswa menyatakan perasaan dan pikiran yang murni melalui
kratifitasnya.
15
tetapi dapat juga dalam bentuk kalimat perintah atau kalimat pernyataan. Pada
umumnya tujuan bertanya adalah untuk memperoleh informasi, tetapi juga untuk
meningkatkan terjadinya interaksi antara guru dengan siswa dan antara
siswa dengan siswa.
Pada dasarnya keterampilan bertanya dapat dikelompokkan menjadi dua
bagian besar, yaitu keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjut.
a. Keterampilan bertanya dasar-
b. Keterampilan bertanya lanjut
Penguatan adalah respon yang diberikan terhadap perilaku atau perubahan
yang dianggap baik, yang dapat membuat terulangnya atau meningkatnya perilaku
perbuatan yang dianggap baik tersebut. Dalam kaitan dengan kegiatan pembelajaran,
tujuan memberi penguatan adalah un- tuk: a) meningkatkan perhatian siswa b),
membangkitkan dan memelihara motivasi siswa, c) memudahkan siswa belajar, d)
mengontrol dan memodifikasi tingkah laku siswa serta mendorong munculnya
perilaku positif, e) Menumbuhkan rasa percaya diri pada diri siswa, dan f)
Mmemelihara iklim kelas yang kondusif.
Komponen Keterampilan Memberikan Penguatan. Komponen Keterampilan
memberikan penguatan adalah sebagai berikut:a. Penguatan Verbal, b. Penguatan Non
Verbal, c. Penguatan tak penuh.
Variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton. Variasi dapat
ber- wujud perubahan-perubahan atau perbedaan-perbedaan yang sengaja diciptakan
dibuat untuk memberikan kesan yang unik. Variasi di dalam kegiatan pembelajaran
bertujuan antara lain untuk hal-hal berikut: a) Menghilangkan kebosanan siswa dalam
belajar; b) Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu; c)
Mengembangkan keinginan siswa untuk mengetahui dan menye- lediki hal-hal baru;
d) Melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam; e) Meningkatkan kadar
keaktifan/keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Komponen Keterampilan Mengadakan variasi Pada dasamya, variasi dalam
kegiatan pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yakni: a. Variasi
daiam gaya mengajar, b. Variasi dalam pola interaksi dan kegiatan. c. Variasi dalam
penggunaan alat bantu pembelajaran.
16
Dalam kegiatan pembelajaran, pembicaraan guru yang dianggap berpengaruh
langsung terhadap siswa, sering mendominasi kelas. Sebagian besar dari pembicaraan
ter- sebut termasuk dalam kegiatan menjelaskan. Kegiatan menjelaskan bertujuan
untuk: membantu siswa memahami berbagai konsep, memebingbing siswa,
meningkatkan keterlibatan siswa, memberikan kesempatan kepada siswa.
Komponen Keterampilan menjelaskan dapat dikelompokan menjadi 2 bagian
besar yaitu: a. keterampilan merencakan penjelasan, b. keterampilan menyajikan
penjelasanan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa keterampilan membuka pelajaran adalah
kete- rampilan yang berkaitan dengan usaha guru dalam memulai kegiatan
pembelajaran, sedangkan keterampilan menutup pelajaran adalah keterampilan yang
berkaitan dengan usaha guru dalam memhgakhiri pelajaran. Tujuan yg ingin dicapai:
menyiapkan mentalsiswa, membangkitkan motivasi, memberikan gambaran yang
jelas, menyadarkan siswa, memberikan gambaran tentang pendekatan.
Komponen Keterampilan Membuka dan menutup Pembelajaran: Menarik
perhatian siswa, Menimbulkan motivasi,Memberi acuan,Membuat kaitan.
Tidak semua pembicaraan yang dilakukan oleh sekelompok kecil orang dapat
disebut sebagai diskusi. Suatu kelompok dikatakan sebagai diskusi kelompok kecil,
apabila memenuhi criteria berikut ini: a. Melibatkan kelompok, yang anggotanya
berkisar antara 3-6 orang b. Berlangsung dalam situasi tatap muka yang informal,
artinya semua anggota kelom- pok berkesempatan saling melihat, mendengar, serta
berkomunikasi secara bebas dan langsung c. Mempunyai tujuan yang mengikat
anggota kelompok sehingga terjadi kerjasama untuk mencapainya. d. Berlangsung
menurut proses yang teratur dan sistematis menuju kepada tercapainya tujuan
kelompok.
keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal serta keterampilan guru untuk
mengembalikan kondisi belajar yang terganggu ke arah kondisi belajar yang optimal
Komponen keterampilsn mengelola kelas dibagi menjadi dau yaitu:
keterampilan yang bersifat preventif dan keterampilan bersifat represif
Keterampilan mengajar kelomok kecil dan perorangan merupakan
keterampilan dasar mengajar yanng paling kompleks dan menurut penguasaan
17
keterampilan dasar mengajar sebelumnya. Ini berarti bahwa untuk dapat menguasai
keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, anda dituntut untuk
menguasai keterampilan bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi,
menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil,
serta mengelola kelas.
18
c) Metode yang diterapkan dalam kegiatan remedial hendaknya sesuai dengan
tingkat kemampuan serta dapat membangkitkan motivasi pada diri siswa untuk
belajar lebih gat dan berusaha lebih tekun.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan guru dalam melaksanakan kegiatan
remedial adalah sebagai berikut: Analisis Hasil Diagnosis., Menemukan penyebab
Kesulitan., Menyusun Rencana Kegiatan Remedial., Menilai Kegiatan Remedial.
Tujuan kegiatan pengayaan adalah memberikan kesempatan pada siswa untuk
memperdalam penguasaan materi pelajaran yang berkaitan dengan tugas belajar yang
sedang dilaksanakan sehingga tercapai tingkat perkembangan optimal. Dengan
kegiatan pengayaan,siswa yang tergolong cepat tidak dirugikan karena harus
menunggu siswa lain yang belum menyelesaikan tugas belajar- nya.
Dalam pengayaan biasanya kegiatan lebih menyenangkan, lebih bersifat fleksibel
biasannya lebih bersifat mandiridan dapat merangsang kreativitas siswa. Jenis
kegiatan pengayaan yang dapat dirancang guru untuk memanfaatkan sisa waktu yang
dimiliki siswa kelompok cepat antara lain adalah: a. Tutor Sebaya, b. Mengembangkan
latihan, c.Mengembangkan media dan sumber pembelajaran, d. Melakukan projek,
e.Memberikan Permainan, Masalah atau Kompetisi Antar Siswa
19
BAB III
PEMBAHASAN
20
Buku Pembanding 2 : Lebih jelasnya pendapat dari Dick dan Carey ( dalam Siti
Nurhasan,dkk.2019 ) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran terdiri atas seluruh
komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar
yang/atau digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai
tujuan pembelajaran tertentu. Menurut mereka strategi pembelajaran bukan hanya
terbatas pada prosedur atau tahapan kegiatan belajar saja, melainkan termasuk juga
pengaturan materi atau paket program pembelajaran yang akan disampaikan kepada
peserta didik.
Berdasarkan ketiga pendapat di atas, strategi pembelajaran dapat dijelaskan
sebagai serangkaian kegiatan yang dipilih dan direncanakan oleh guru untuk
memberikan bantuan kepada peserta didik agar mereka dapat mencapai tujuan
pembelajaran tertentu. Strategi ini melibatkan berbagai aspek, termasuk prosedur
atau tahapan kegiatan belajar, pengaturan materi atau paket program pembelajaran,
dan rencana yang mencakup rangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Dengan kata lain, strategi pembelajaran mencakup bagaimana materi disampaikan dan
bagaimana siswa akan belajar melalui berbagai kegiatan yang telah direncanakan.
21
efektif, bertele-tele, dan cenderung ditulis berulang-ulang yang menyulitkan
pembacanya memahaminya.
22
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelaahan buku berjudul "Strategi Belajar Mengajar" serta
perbandingannya dengan dua buku lainnya, dapat dinyatakan bahwa sumber strategi
pembelajaran merujuk pada perencanaan menyeluruh terhadap seluruh aktivitas
dalam proses belajar mengajar. Tujuan utama dari strategi pembelajaran adalah untuk
mempermudah pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai dan proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan
efisien. Strategi pembelajaran melibatkan penjelasan mengenai metode, prosedur, dan
teknik yang digunakan dalam proses pembelajaran. Saat merancang strategi
pembelajaran, guru harus mempertimbangkan semua aspek yang relevan dengan
proses belajar mengajar sebagai dasar untuk pelaksanaan pembelajaran.
Buku utama menyajikan materi strategi belajar mengajar secara mendetail,
dimulai dari bab I hingga bab VII, dengan pembahasan yang sangat komprehensif. Hal
serupa terlihat pada kedua buku pembanding yang juga menghadirkan materi yang
luas dan mendalam tentang strategi belajar mengajar. Walaupun ketiga buku ini
memiliki beberapa kekurangan, mereka sangat bermanfaat sebagai referensi untuk
mendalami pengetahuan tentang mata kuliah Strategi Belajar Mengajar.
B. Saran
Bagi para calon pembaca yang ingin mendalami materi mata kuliah Strategi Belajar
Mengajar, disarankan untuk memanfaatkan ketiga buku ini sebagai tambahan sumber
referensi.
Saran untuk penulis buku adalah untuk lebih menyeluruh dalam menjelaskan
materi yang terkait dengan strategi belajar mengajar, mengingat masih ada beberapa
materi yang tidak tersedia dalam buku utama tetapi ada dalam buku pembanding.
23
DAFTAR PUSTAKA
Nurhasanah, Siti, dkk. 2019. Strategi Pembelajaran. Jakarta Timur : Edu Pustaka
Simanjuntak, Sorta, dkk. 2023. Strategi Belajar Mengajar. Medan : Unimed press
24