Anda di halaman 1dari 3

Bab 1

Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang berbentuk kepulauan dengan jumlah mencapai 17.499
pulau. Indonesia juga memiliki wilayah perairan laut yang luas dengan luas 3.257.357 kilometer
persegi (UNCLOS). Bila meninjau dari garis pantai, Indonesia memiliki garis pantai mencapai
81.000 km (Murdianto, 2004). Dalam terbentuknya Indonesia, banyak dari pengaruh aktivitas
geologi dalam menciptakan Indonesia yang berbentuk kepulauan. Proses-proses tersebut juga
berpengaruh pada pembentukan pantai di Indonesia. Untuk memahami sumber daya pesisir
pantai dan lautan Indonesia, lahirlah ilmu sains kelautan. Sains kelautan (Marine Science)
memiliki kajian utama, salah satunya adalah geologi kelautan (Marine Geology).
Geologi kelautan adalah ilmu yang mempelajari tentang kondisi geologi di bawah laut,
termasuk perubahan muka air laut, rekonstruksi paleogeografi, dan bencana geologis asal bawah
laut. Indonesia memiliki karakteristik geologi kelautan yang unik karena posisi geologinya yang
kompleks. Karakteristik ini juga mempengaruhi keunikan karakteristik oseanografi fisik dan
biologi marin di Indonesia. Kawasan pantai adalah kawasan yang sangat dinamis dengan
berbagai ekosistem hidup yang saling berkaitan satu sama lain. Perubahan garis pantai adalah
salah satu bentuk dinamisasi kawasan pantai yang terjadi secara terus menerus. Perubahan garis
pantai di kawasan pantai dapat berupa pengikisan badan pantai (abrasi) dan penambahan badan
pantai (sedimentasi atau akresi). Proses-proses ini terjadi akibat pergerakan sedimen, arus, dan
gelombang yang berinteraksi dengan kawasan pantai secara langsung. Selain faktor-faktor
tersebut, perubahan garis pantai dapat terjadi akibat faktor antropogenik, seperti aktivitas
manusia di sekitarnya.
Sedimentasi merupakan proses penumpukan partikel yang berasal dari proses pelapukan,
erosi, dan produksi biogenik, melalui transportasi dan deposisi menjadi sedimen di dasar perairan
(Huneke & Mulder, 2011). Modifikasi pasokan sedimen yang dapat merubah karakter sedimen
disebabkan sebagian besar oleh perubaan lahan yang meningkatkan laju erosi di wilayah aliran
sungai, dan urbanisasi, sehingga terjadinya percepatan fluks sedimen (Banerje dkk., 2012).
Akumulasi sedimen di perairan Laut Jawa terjadi dengan cepat karena adanya banyak sumber
sedimen dari wilayah sekitar. Sumber sedimen tersebut berasal dari muara sungai di tiga pulau
utama Indonesia, yaitu Sumatra, Jawa, dan Kalimantan.

Lingkup Kegiatan

Tujuan Ekskursi Kegiatan ekskursi dilakukan dengan observasi pada lapangan dan juga
dibekali pematerian berdasar pada site yang dikunjungi. Lokasi yang didatangi terdiri atas
beberapa site, baik site 1, site 2, site 3, dan site 4. Selain melakukan observasi, kita juga
sekaligus mendengarkan penjelasan dari dosen-dosen yakni Dr. Ir. Andri Slamet Subandrio, Dr.
Idham Andri Kurniawan S.T., M.T., dan Dr. Eng. Very Susanto, S.T., M.T.
1.

2.

3.

4.

5.

6.

Waktu dan Peserta Ekskursi

Ekskursi Geologi Kelautan telah dilaksanakan pada Hari Kamis, tanggal 14 Desember
2023. Dimana pelaksanaan ekskursi berlangsung selama 1 hari penuh dengan mendatangi
beberapa site yang berjumlah 6 site. Berikut adalah jadwal dari pelaksnaan Ekskursi,

(Kasih tabel RD)

Terkait peserta ekskursi, Ekskursi Geologi Kelautan ini merupakan kegiatan yang wajib
bagi peserta kelas Geologi Kelautan yang mana hasil dari laporan ini ditujukan sebagai
pengganti nilai UAS Geologi Kelautan. Jumlah Peserta yang hadir mencapai 73 Orang peserta.
Dalam pelaksanaannya, ekskursi ini dibagi menjadi 15 kelompok dengan masing-masing
kelompok berisikan 4-5 Orang. Saya sendiri berada pada kelompok 3 yang beranggotakan,
1. 12021036 Mifstah Hanif
2. 12021038 Raynald Ariyaputera
3. 12021040 Alya Nabila Ramadhani
4. 12021042 Kanya Duiarizke Maulidia
5. 12021048 Nayla Raissa Hidayat

Ekskursi Geologi Kelautan berlangsung pada 2 lokasi utam yakni Pulau Santolo dan juga
daerah Cipatujah. Pada ekskursi ini dilakukan pengamatan terhadap beberapa site. Pada Pulau
Santolo, ditujukan untuk memahami pertumbuhan koral, sistem karbonat, dan pengaruh tektonik
terhadap tersingkapnya koral.

Pada daerah Cipatujah, Dilakukan observasi dan pengamatan terhadap 3 site singkapan
hidrotermal dan 1 pesisir pantai. Singkapan yang ada terdiri atas piroklastik fosil, alterasi
hidrotermal VMS, daerah akumulasi tailing gypsum, dan pantai pasir besi pamayangsari.
Pengamatan bertujuan untuk mengetahui pembentukan piroklastik berfosil, mineralisasi
hidrotermal, proses pengendapan gypsum, serta bagaimana pasir besi bisa terakumulasi di pantai.
Ekskursi Geologi Kelautan bertujuan untuk mengetahui dan melakukan pemahaman lebih
akan karakter, sifat, proses dan faktor terbentuknya cekungan samudera, dan sistem sedimentasi
laut dan bagaimana singkapan tersingkap.

Pada site santolo, kita melakukan interpretasi bagaimana hubungan antara geologi dan biota-
biota laut terkhusus koral. Pengamatan pada site ini akan memberikan pemahaman terkait
bagaimana siklus karbonat di laut . Pada daerah Cipatujah fokusnya pada proses geologi
permukaan bawah laut yang berhubungan dengan alterasi dan endapan mineral.

Kuliah lapangan berfungsi untuk memberikan pemahaman pengetahuan lebih terhadap apa
yang benar-benar terjadi menghubungkan anatara kuliah, laboratorium, dan lapangan yang
sebenarnya. Hal ini tentu akan berdampak pada pemahaman akan geologi kelautan dan
pemahaman lbih terhadap analisis geologi lingkungan laut.

Bab 2

Site 1
Gambar

Anda mungkin juga menyukai