Anda di halaman 1dari 3

Nama: Naya Andini Nabila

NIM: 230810243

Kelas: 11B2

(1)

Hakekat manusia yaitu binatang yang mampu melakukan simbolisasi (Ernst Cassirer: 28 Juli 1874- 13
April 1945)

binatang sifatnya liar, begitu pun manusia sifatnya sangat liar melakukan simbolisasi. contohnya lelaki
bertemu wanita tersenyum kepadanya lelaki itu lalu ia berfikir menyukainya.

 tanda dan simbol

tanda yaitu segala sesuatu yang tidak/belum memiliki makna

contoh: menaruh bendera putih dimeja itu tidak ada maknanya lalu dipindahkan kegang maka
menjadi simbol.

Simbol yaitu segala sesuatu yang dimaknai; sesuatu yang pada tataran pemikiran- mengacu,
mengingatkan, menunjuk pada sesuatu yang lain lagi (white,1949). jadi simbol itu bukan sesuatu
yang bermakna, tetapi yang dimaknai oleh manusia, makna menempel pada manusia.

 wujud simbol

1.hal hal abstrak seperti ide, pengetahuan, nilai-nilai, norma, dan aturan, yang tidak dapat dilihat,
karena tersimpan sebagai pengetahuan yang ada dalam pikiran manusia, bisa juga serupa

2.Agak abstrak, atau tidak sepenuhnya abstrak, seperti perilaku dan tindakan manusia, atau berupa

3.Sangat kongkrit dan empiris seperti misalnya meja, kursi, buku, gelas, cangkir, dan seterusnya, yang
semuanya merupakan hasil perilaku dan tindakan manusia.

Kebudayaan adalah keseluruhan tanda dan simbol yang digunakan oleh manusia dalam hidupnya
untuk mempertahankan keberadaannya sebagai mahluk hidup, yang diperolehnya dalam
kehidupannya sebagai warga suatu masyarakat atau komunitas.

 Wujud kebudayaan (teori lama)

J.J Hoenigman

1. Gagasan (wujud ideal)

2. Aktivitas (tindakan)

3. Artefak (karya)

 Sifat sifat kebudayaan

-Kebudayaan diperoleh dari belajar

-Kebudayaan milik bersama

-Kebudayaan sebagai pola yang (memaksa)

-Kebudayaan bersifat Dinamis dan Adaptif


(2)

Psikologi mempelajari folklor juga karna berhubungan dengan perilaku manusia.

folklor adalah bagian dari kebudayaan suatu masyarakat yang tersebar dan diwariskan secara lisan
serta turun temurun.

manusia memiliki sistem ide sehingga berpengaruh pada perilaku.

dalam folklor kepribadian dibagi dua yaitu:

1.kepribadian individu

2.kepribadian budaya

contoh: tradisi nyi roro kidul dipercaya secara budaya tetapi secar logika individu tidak percaya.

(3)

Menurut Alan Dundes Folk artinya sekelompok orang yang memiliki ciri-ciricpengenal fisik, sosial,
dan kebudayaan sehingga dapat dibedakan dari kelompok-kelompok sosial lainnya. dan Lore artinya
tradisi dari folk, yaitu sebagian kebudayaan yang diwariskan secara lisan atau melalui suatu contoh
yang disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu pengingat (mnemonic device).

 Ciri-ciri folklore

1.Penyebaran dan pewarisannya lisan

2. Bentuk relatif tetap atau standar

3. Berkembang dalam versi berbeda-beda karna penyebarannya lisan, tetapi bentuk dasarnya tetap.

4. Anonim

5. Biasanya bentuk berpola

6. Pralogis

7. Menjadi milik bersama

8. Umumnya bersifat lugu/polos

 Jenis-jenis folklor (Jan Harold Brunvand)

A)Folklor lisan (mentifact):

Bahasa rakyat, ungkapan tradisional (seperti pribahasa, dll), pertnyaan tradisional (teka teki), sajak
dan puisi rakyat, cerita rakyat, nyanyian rakyat

B)Folklor sebagaian lisan: (sosiofact):

Kepercayaan dan takhayul, permainan rakyat, teater rakyat, tari rakyat,upacara tradisional, pesta
rakyat tradisional.

C)Folklor bukan lisan (artefak):

Arsitektur tradisional, seni kerajinan tradinional, pakaian tradisional, obat obatan rakyat, alat-alat
musik tradisional, peralatan dan senjata yang khas tradisional, makanan dan minuman khas daerah.
 Fungsi folklore

Sebagai sistem proyeksi, pengesahan budaya, alat pedagosis, alat pemaksa norma dan
pengendali masyarakat.

(4)

Proses pembentukan perilaku seseorang dipengaruhi tiga hal yaitu genetis, lingkungan fisik,
lingkungan budaya.

-Pengaruh genetis yaitu sifat turunan berasal dari orang tuanya (tidak semua)

-Lingkungan fisik yaitu lingkungan sosial sekitar yang sangat mempengaruhi perilaku (contoh:
lingkungan sekolah)

-lingkungan budaya mempengaruhi perilaku yang juga dipengaruhi lingkungan fisik dan genetis
tetapi bersifat memaksa (contoh: sopan santun dalam masyarakat). lingkungan budaya bersifat
dinamis.

Orang yang mermpercayai atau megikuti lingkungan budaya disebut orang berbudaya,
sedangkan orang yang memiliki sikap bertentangan budaya disebut tidak berbudaya(individu),
contoh: tidak percaya hal mistis tetapi budaya itu memaksa orang itu percaya.

Anda mungkin juga menyukai