Anda di halaman 1dari 26

7.

1 Pengertian Geografi Budaya

Geografi budaya yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari bumi dan kehidupanya, mempengaruhi
pandangan hidup kita, makanan yang kita konsumsi, pakaian yang kita gunakan, rumah yang kita huni
dan tempat rekreasi yang kita amati (Ekblaw dan Mulkerne). Geografi budaya dipelajari karena adanya
masalah budaya, khususnya hubungan antara pertumbuhan penduduk, konsumsi sumberdaya, dan
peningkatan intensitas masalah akibat ekploitasi sumberdaya yang berlebihan.dengan kata lain bahwa
geografi budaya dapat memberikan kombinasi yang kuat perangkat konseptual untuk memahami
masalah budaya yang kompleks.

Geografi budaya merupakan cabang geografi yang objek kajiannya keruangan manusia. Aspek-aspek
yang dikaji dalam cabang ini termasuk kependudukan (geografi penduduk) aktivitas atau perilaku
manusia yang meliputi aktivitas ekonomi, aktivitas social (geografi social)dan aktivitas budayanya.
Geografi berpengaruh terhadap budaya apabila lingkungan mempengaruhi perubahan budaya.
Lingkungan budaya membentuk ekosistem budaya, ekosistem budaya menciptakan ekologi budaya yang
dinamis. Ekologi budaya sangat dipengaruhi oleh political space dan cultural agency. Unsur yang terkena
pengaruh adalah bahasa, system teknologi, mata pencaharian, organisasi social, pengetahuan, system
kepercayaan dan kesenian

7.2 Manusia dan Lingkungannya

Dalam pengkajian hubungan antara manusia dan lingkungan, telah terjadi perkembangan teori, yakni
mulai dari:

Teori Determinisme Alam, yang menyatakan bahwa alam menentukan segalanya pada manusia.
Manusia merupakan obyek yang palstis saja dari kemutlakan alam. Tokoh aliran ini adalah Friedrich
ratzel, Hipocrates, Aristoteles.

Teori Environmentalis (abad 16-19), yakni menyatakan bahwa ada pengaruh dari lingkungan atas
kehidupan manusia. Berbagai variasi kondisi alam ternyata menciptakan ciri-ciri penduduk yang
beraneka, baik dari segi mental, kecerdasan, kerajinan/etos kerja, dan pola-pola hidup lainnya. Tokoh
utamanya adalah Jean Bodin (Perancis, 1530-1596); Montesquieu; Voltaire; Buffon Charles Darwin;
Semple, dan Huntington.

Teori Possibilisme, dikatakan bahwa alam tidak menentukan budaya manusia, tetapi alam sekedar
menawarkan berbagai kemungkinan dan batas-batasnya untuk lahirnya suatu budaya. Dalam hal ini
budaya merupakan produk usaha manusia di alam mengubah natur agar menjadi kultur, sehingga
bermanfaat bagi kehidupan. Bahkan dikatakan bahwa alam hanyalah bersifat penasehat bagi manusia.
Tokohnya adalah Paul Vidal De La Blache dan Brunhes (Geograf Perancis), Carl Sauer (Amerika Serikat)

7.3 Ras dan Kebudayaan Manusia

1. Definisi Ras

Definisi ras menurut beberapa ahli yaitu:


1) Gill dan Gilbert

Ras merupakan pengertian biologis yang menjelaskan sekumpulan orang yang dapat dibedakan menurut
karakteristik fisik yang dihasilkan melalui proses reproduksi

2) Daljoeni

Ras adalah:

· Suatu kategori tertentu dari sesorang yang bias superior maupun inferior, yang ditandai oleh
karakteristik fisik, seperti warna kulit, tekstur rambut, dan lipatan mata

· Pengelompokan manusia berdasarkan karakteristik biologis, misal: kaukasoid, mongoloid, negroid


, australoid dan indian

3) Banton (1967), ras merupakan suatu tanda peran, perbedaan fisik yang dijadikan dasar untuk
menetapkan peran yang berbeda-beda. Pengertian ras ini menyangkut aspek biologis (ciri fisik, warna
kulit, bentuk tubuh, dll) dan aspek sosial (menyangkut peran dan kebiasaan yang dilakukan).

4) Grosse, ras adalah segolongan manusia yang merupakan suatu kesatuan karena memiliki
kesamaan sifat jasmani dan rohani yang di turunkan, sehingga dapat di bedakan dari kesatuan yang lain.

5) Kohlbrugge, ras adalah segolongan manusia yang memiliki kesamaan ciri-ciri jasmani karena
diturunkan, sedangkan cirri-ciri kerohaniannya tidak diperhitungkan.

6) Haldane, ras adalah Sebuah kelompok yang berbagi kesamaan satu set karakter tertentu fisik
bawaan dan asal geografis dalam area tertentu itu.

7) Horton dan Hunt (1987), ras adalah suatu kelompok manusia yang agaka berbeda dengan
kelompok-kelompok lainnya dari segi ciri fisik bawaan.

8) Dunn dan Dobshansky,ras adalah populasi yang dibedakan oleh persamaan gen /kategori individu
secara turun-temurun memiliki cirri-ciri fisik dan biologis tertentu, ras memiliki pengertian secara
biologis dan fisik serta tidak termasuk sifat-sifat budayanya.

9) Koentjaningrat, ras adalah suatu golongan manusia yang menunjukan berbagai cirri tubuh
tertentu dengan suatu frekuensi yang besar (bersifat jasmani)

2. Teori Griffith Taylor Mengenai Ras Manusia

Determinisme lingkungan, juga dikenal sebagai determinisme iklim atau determinisme geografi, adalah
pandangan bahwa lingkungan fisik, bukannya kondisi sosial, yang menentukan kebudayaan. Penganut
pandangan ini mengatakan bahwa manusia ditentukan oleh hubungan stimulus dan respon (hubungan
lingkungan-perilaku) dan tidak bisa menyimpang dari hal itu. Argumen dasar dari penganut
determinisme lingkungan adalah bahwa aspek dari geografi fisik, khususnya iklim, mempengaruhi
pemikiran individu, yang pada gilirannya akan menentukan perilaku dan budaya yang dibangun oleh
individu tersebut. Sebagai contoh, iklim tropis dikatakan menyebabkan kemalasan dan sikap santai,
sementara seringnya perubahan cuaca di daerah sub-tropis cenderung membuat etos kerja yang lebih
bersemangat. Karena pengaruh lingkungan ini secara lambat laun mempengaruhi kondisi biologis
manusia, maka perlu untuk merunut migrasi dari kelompok untuk melihat kondisi lingkungan tempat
mereka berevolusi.

3. Definisi Kebudayaan

Berikut ini definisi-definisi kebudayaan yang dikemukakan beberapa ahli:

1) Edward B. Taylor

Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan,


kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adapt istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat
oleh seseorang sebagai anggota masyarakat.

2) M. Jacobs dan B.J. Stern

Kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi sosial, ideologi, religi, dankesenian
serta benda, yang kesemuanya merupakan warisan sosial.

3) Koentjaraningrat

Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka
kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan relajar.

4) Dr. K. Kupper

Kebudayaan merupakan sistem gagasan yang menjadi pedoman dan pengarah bagi manusia dalam
bersikap dan berperilaku, baik secara individu maupun kelompok.

5) William H. Haviland

Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota
masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang
layak dan dapat di terima oleh semua masyarakat.

6) Ki Hajar Dewantara

Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat,
yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai
rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.

7) Francis Merill

· Pola-pola perilaku yang dihasilkan oleh interaksi sosial

· Semua perilaku dan semua produk yang dihasilkan oleh sesorang sebagai anggota suatu
masyarakat yang ditemukan melalui interaksi simbolis.

8) Bounded et.al
Kebudayaan adalah sesuatu yang terbentuk oleh pengembangan dan transmisi dari kepercayaan
manusia melalui simbol-simbol tertentu, misalnya simbol bahasa sebagai rangkaian simbol yang
digunakan untuk mengalihkan keyakinan budaya diantara para anggota suatu masyarakat. Pesan-pesan
tentang kebudayaan yang di harapkan dapat di temukan di dalam media, pemerintahan, intitusi agama,
sistem pendidikan dan semacam itu.

9) Mitchell (Dictionary of Soriblogy)

Kebudayaan adalah sebagian perulangan keseluruhan tindakan atau aktivitas manusia dan produk yang
dihasilkan manusia yang telah memasyarakat secara sosial dan bukan sekedar dialihkan secara
genetikal.

10) Robert H Lowie

Kebudayaan adalah segala sesuatu yang diperoleh individu dari masyarakat, mencakup kepercayaan,
adat istiadat, norma-norma artistic, kebiasaan makan, keahlian yang di peroleh bukan dari kreatifitasnya
sendiri melainkan merupakan warisan masa lampau yang di dapat melalui pendidikan formal atau
informal.

11) Arkeolog R. Seokmono

Kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia, baik berupa benda ataupun hanya berupa buah pikiran
dan dalam penghidupan.

4. Jenis Kebudayaan

Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga,yaitu:

· Gagasan (Wujud ideal)

Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai,
norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh.
Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika
masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari
kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat
tersebut.

· Aktivitas (tindakan)

Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu.
Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas
manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut
pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan
sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.

· Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua
manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan
didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.

Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan
dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah
kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.

Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama:

· Kebudayaan material

Kebudayaan material adalah kebudayaan yang mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata,
konkret. Contoh kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian
arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup
barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan
mesin cuci.

a. Kebudayaan nonmaterial

Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi,
misalnya dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.

5. Pengertian Etnis

Etnis adalah suatu populasi yang memiliki identitas kelompok berdasarkan kebudayaan tertentu dan
biasanya memiliki leluhur yang secara pasti atau dianggap pasti sama. Menurut Alex Thio, kelompok
etnis adalah sekelompok orang yang saling berbagi warisan kebudayaan tertentu. Dengan kata lain, etnis
berbeda dengan ras karena kelompok etnis digunakan ntuk mengacu kepada suatu kelompok atau
kategori sosial yang perbedaannya terletak pada kriteria kebudayaan, bukan biologis

6. Kelompok Ras

Menurut A.L. Kroeber (sebagaimana dikutip Arif Rohman:2003), ras di dunia diklasifikasikan menjadi 5,
yaitu :

1) Australoid, yaitu penduduk asli Australia (Aborigin).

2) Mongoloid, yaitu penduduk asli wilayah Asia dan Amerika,

meliputi:

a. Asiatic Mongoloid (Asia Utara, Asia Tengah, dan Asia Timur);

b. Malayan Mongoloid Asia Tenggara, Indonesia, Malaysia,Filipina, dan penduduk asli Taiwan)

c. American Mongoloid (penduduk asli Amerika).


3) Kaukasoid, yaitu penduduk asli wilayah Eropa, sebagian Afrika, dan Asia, antara lain:

a. Nordic (Eropa Utara, sekitar Laut Baltik);

b. Alpine (Eropa Tengah dan Eropa Timur);

c. Mediteranian (sekitar Laut Tengah, Afrika Utara, Armenia, Arab, dan Iran);

d. Indic (Pakistan, India, Bangladesh, dan SriLanka).

4) Negroid, yaitu penduduk asli wilayah Afrika dan sebagian Asia, antara lain:

a. African Negroid (Benua Afrika);

b. Negrito (Afrika Tengah, Semenanjung Malaya yang dikenal orang Semang, Filipina);

c. Melanesian (Irian dan Melanesia)

5) Ras-ras khusus, yaitu ras yang tidak dapat diklasifikasikan dalam keempat ras pokok, antara lain :

a. Bushman (Penduduk di daerah Gurun Kalahari, Afrika Selatan);

b. Veddoid (Penduduk di daerah pedalaman SriLanka dan Sulawesi Selatan);

c. Polynesian (Kepulauan Mikronesia dan Polynesia); serta

d. Ainu (Penduduk di daerah Pulau Karafuto danHokkaido, Jepang).

7.3 ADAPTASI MANUSIA

Adaptasi ialah penyesuaian diri individu, manusia terhadap lingkungan. Manusia dapat beradaptasi
sesuai dengan lingkungan yang ditempati. Menurut Odum, semua bentuk tingkah laku pada hakekatnya
adalah bentuk adaptasi atau reaksi manusia terhadap kondisi lingkungan demi kelangsungan hidup.

Contoh-contoh adaptasi manusia sesuai dengan lingkungan hidupnya antara lain :

1. Adaptasi Manusia di Daerah Dingin

Contoh manusia yang hidup di daerah dingin adalah Suku Inut atau disebut juga Eskimo.

Keberadaan mereka tersebar di sebagian besar daerah Siberia (Rusia), Alaska (Amerika Serikat), Kanada,
dan Greenland. Saat ini tercatat ada dua suku bangsa Eskimo yang menghuni kawasan-kawasan
tersebut. Mereka adalah suku Inuit dan Yupik.

Bentuk adaptasi mereka adalah :

a. Bangsa Eskimo membangun iglo pada musim dingin. Mereka memakai bongkahan es yang dibentuk
kotak- kotak seperti batu bata. Untuk menyusun bongkahan es menjadi iglo, bangsa Eskimo membuat
lubang terlebih dahulu. Bentuk lubang melingkar dan berfungsi sebagai fondasi atau dasar bangunan.
Setelah itu, bongkahan es berbentuk kotak itu diletakkan di dalamnya serta disusun searah jarum jam
hingga membentuk kubah besar. Meski terbuat dari bongkahan es, suhu di dalam iglo cukup hangat.
Suhu di dalam rumah tak terpengaruh suhu di luar rumah. Jika diukur, suhu di dalam iglo bekisar antara -
7 hingga 16 derajat celsius. Sedangkan, suhu di luar rumah terutama ketika musim dingin bisa mencapai
- 45 derajat celsius. Karena itu, bangsa eskimo merasa nyaman tinggal di dalam iglo. Biasanya, untuk
menambah kehangatan, lapisan dalam iglo sering dilapisi dengan kulit binatang. Kulit tersebut bisa
menghangatkan ruangan hingga 2- 20 derajat.

b. Berpakaian tebal, sebagian terbuat dari kulit hewan

c. Memiliki rumah dengan ventilasi kecil, bahkan tidak berventilasi, bentuk dome

2. Adaptasi Manusia di Daerah Gurun

Bentuk adaptasinya adalah :

a. Orang yang tinggal di daerah gurun berpakaian tebal untuk mencegah berkurangnya air dalam
tubuh akibat penguapan. Ingat di gurun, sangat panas sehingga air dalam tubuh dapat cepat berkurang
akibat penguapan dan selain itu di gurun air susah didapatkan sehingga harus berhemat. Selain itu pada
malam hari, suhunya dingin sekali sehingga pakaian tebal diperlukan untuk menghangatkan tubuh.

b. Arsitek bangunan rumah dari lumpur.

Lumpur menyerap panas di siang hari, dan pada malam hari melepaskannya perlahan-lahan. Dengan
sedikit kreativitas, lumpur juga dapat dibuat menjadi kolom-kolom penyangga, diukur menjadi relief-
relief yang indah, dan dibentuk menjadi dinding raksasa dan menara-menara tinggi, seperti di India,
Pakistan, Afghanistan, Iran, Niger, Mali, Mauritania, Senegel dan Marocco

c. Rumah memiliki penangkap angin.

Di Pakistan misalnya, “penangkap-penangkap angin” dari lumpur yang menjulang ke angkasa-angkasa


seperti teropong kapal selam. Alat-alat ini dipasang di atas atap-atap rumah untuk menangkap angin
dan mengarahkannya ke ruangan rumah di bawah untuk mendinginkannya.

3. Adaptasi Manusia di Daerah Pegunungan

Bentuk adaptasi di daerah pegunungan yaitu :

a. Konstruksi rumah di dataran tinggi biasanya dibangun dengan tembok yang lebih tebal atau dari
kayu untuk menjaga kehangatan suhu ruangan. Suhu yang dingin dan intensitas matahari sedikit
menyebabkan rumah di daerah ini berventilasi sedikit dan atapnya terbuat dari seng. Ventelasi yang
sedikit mengakibatkan udara dingin tidak masuk ke dalam rumah. Atap terbuat dari seng agar panas
matahari yang diterima dapat disimpan dan dapat menghangatkan bagian dalamnya.

b. Pola pemukiman penduduk di daerah dataran tinggi biasanya menyebar mengikuti lereng dan
mengelompokan pada daerah yang mempunyai lahan subur dan relatif datar
c. Penduduk yang tinggal di daerah tinggi dengan hawa dingin menggunakan pakaian yang tebal
untuk menghindari hilangnya pengeluaran panas yang berlebihan dari tubuhnya.

4. Adaptasi Manusia di Daerah pantai

a. Sebagian besar penduduk di daerah pantai mata pencahariannya adalah nelayan, maka pemukiman
mereka biasanya membentuk pola memanjang (linear) mengikuti garis pantai. Pola pemukiman
demikian memudahkan para nelayan untuk pergi melaut. Pola pemukiman ini banyak ditemukan di
hampir seluruh kepulauan Indonesia.

b. Atap rumah terbuat dari genteng tanah dan rumah memiliki banyak ventilasi

c. Penduduk menggunakan pakaian yang tipis dan mudah menyerap keringat

7.4 Perubahan Sosial Budaya Dalam Masyarakat

7.3.1 Perubahan Sosial Budaya

Kehidupan manusia senantiasa mengalami perubahan. Kita yang dahulu kecil tanpa tahu apapun, kini
tumbuh dewasa. Kematangan fisik dan intelektual kita bertambah. Begitu pun, kehiidupan masyarakat.
Keadaan masyarakat senantiasa mengalami perubahan, perkembangan, dan pergantian. Perubahan-
perubahan ini dalam ilmu sosial dinamakan perubahan sosial budaya.

1. Pengertian Perubahan Sosial Budaya

Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial danpola budaya dalam suatu
masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam
setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu
ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya
merupakan penyebab dari perubahan.

Para ahli sosiologi banyak mengemukakan pengertian perubahan sosial. Diantaranya adalah sebagai
berikut:

1) Menurut Selo Soemardjan

Perubahan Sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan


di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai ,
sikap-sikap dan pola-pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

2) Menurut J.L. Gillin dan J.P. Gillin

Perubahan sosial adalah suatu variasi cara-cara hidup yang telah diterima, baik yangtimbul karena
kondisi geografis, kebudayaanmaterial, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya
penemuan baru dalam masyarakat tersebut.

3) Menurut Kingsley Davis


Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.

Dari tiga pengertian di atas kita dapat menyimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan
dalam masyarakat yang mempengaruhi sistem sosial, nilai, sikap, dan pola perilaku individu diantara
kelompoknya.

7.3.2 Perubahan Kebudayaan

Perubahan kebudayaan adalah perubahan dalam sistem ide yang dimiliki bersama pada berbagai
bidang kehidupan dalam masyarakat bersangkutan. Atau dapat dikatakan, perubahan kebudayaan
adalah suatu keadaan di mana terjadi ketidaksesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang saling
berbeda sehingga tercapai keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan. Unsur-unsur
kebudayaan dikenal sebagai tujuh unsur yang universal, yaitu sebagai berikut:

1. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi.

Peralatandanperlengkapanhidupmanusia meliputi perumahan, pakaian, alat-alat rumah tangga, senjata,


alat-alat produksi, dan transportasi. Peralatan hidup manusia ini terus mengalami perubahan dari waktu
ke waktu. Sebagai contoh bentuk pakaian orang jaman dulu dengan orang sekarangsangat berbeda.
Sebagianbesar masyarakat Papua jaman dulu memakai pakaian hanya menutupi bagian tertentu dari
tubuhnya, sekarang sudah memakai pakaian yang menutup seluruh badan.

2. Bahasa

Bahasa merupakan sarana komunikasi utama manusia untuk mengenal sesamanya. Bahasa meliputi
bahasa lisan dan bahasa tulis. Pada jaman dahulu ketika orang belum mengenal tulisan (masa
prasejarah), komunikasi berlangsung secara lisan, namun setelah mengenal tulisan, orang
menyampaikan dengan bahasa tulis. Hal ini bisa kita lihat pada beberapa peninggalan kerajaan
Indonesia pada masa lampau yang tercatat di berbagai prasasti.

3. Sistem Pengetahuan.

Sistem pengetahuan dimiliki oleh masyarakat seiring dengan perkembangan teknologi yang dikuasai
oleh masyarakat itu sendiri. Pengetahuan yang dimiliki masyarakat sangat terkait dengan
pengalaman hidup yang dilalui masyarakat tersebut. Dari pengalaman itu muncullah pengetahuan
bercocok tanam, pengetahun tentang alam semesta, pengetahun tentang flora, fauna dan sebagainya.

4. Sistem Kemasyarakatan

Sistem kemasyarakatan meliputi sistem perkawinan dan sebagainya. Sistem kemasyarakatan merupakan
salah satu unsur kebudayaan yang selalu berubah seiring dengan perkembangan
pengetahuanmasyarakat.

5. Sistem Ekonomi dan Mata Pencaharian

Sistem ekonomi dan mata pencaharian meliputi pertanian, peternakan, perikanan, perdagangan,
sistem produksi, sistem distribusi dan sebagainya. Sistem mata pencaharian masyarakat ada
kecenderungan mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Masyarakat pedesaan yang semula
menggeluti bidang pertanian, sebagai akibat dari makin sempitnya lahanpertaniankarena digunakan
untuk pemukiman ataupun kegiatan industri banyakdi antaranya yang beralih pekerjaan ke bidang
industri.

6. SistemReligi.

Sistem religi atau kepercayaan yang dianut masyarakat telah mengalami perubahan. pada masa dulu
orang menganut animisme (kepercayaan terhadap kekuatan roh-roh), ada juga yang menganut
dinamisme (kepercayaan terhadap kekuatan benda-benda), namun sekarang sebagian besar orang
telah menganut agama yang mempercayai adanya Tuhan.

7. Kesenian

Kesenian meliputi seni tari, seni suara, seni lukis, seni pahat, seni musik, seni rias, dan seni drama.
Bentuk-bentuk seni ini selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu.

7.3.3 Sifat Perubahan

Proses-proses perubahan sosial yang terjadi, dapat diketahui karena adanya ciri-ciri tertentu, yaitu
antara lain:

1. Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya, oleh karena setiap masyarakat
mengalami perubahan-perubahan yang terjadi secara lambat atau secara cepat. Sebagai contoh, anak
lulusan sekolah dasar punya keinginan kuat untukmelanjutkansekolahdi atasnya karena merasa
pengetahuan yang dia peroleh belum cukup sebagai bekal mencari pekerjaan.

2. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu, akan diikuti


dengan perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya. Karena lembaga-lembaga
sosial tadi sifatnya interdependen, maka sulit sekali untuk mengisolasi perubahan pada lembaga-
lembaga sosial tertentu, proses yang dimulai dan proses-proses selanjutnya merupakan suatu mata
rantai. Contoh: adanya reformasi di Indonesia mengakibatkan bergantinya pemerintahan yang diikuti
dengan munculnya partai-partai politik baru.

3. Perubahan-perubahan sosial yang cepat, biasanya mengakibatkan terjadinya disorganisasi yang


sementara sifatnya di dalam proses penyesuaian diri. Disorganisasi tersebut akan diikuti oleh
suatu reorganisasi yang mencakup pemantapan kaidah-kaidah dan nilai-nilai lain yang baru. Contoh:
Perubahan dari pertanian ke industrialisasi pada awalnya menimbulkan ketegangan-ketagangan akibat
perubahan penggunaan lahan yang tidak dikuti dengan penguasaan ketrampilan di bidangindustri.

4. Perubahan-perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau bidangspiritual saja,
olehkarena kedua bidangtersebut mempunyai kaitan timbal balik yang sangat kuat. Contoh:Adanya
televisi yang menyiarkan berbagai acara dari mode, fashion, food, berita, teknologi, pendidikan maupun
acara keagamaan telah mengubah gaya hidup anak-anak kita maupun masyarakat kita. Belajar agama
tidak hanya di masjid, gereja ataupun tempat peribadatan yang lain tapi media televisi pun bisa.
7.3.4 Teori-Teori Tentang Perubahan-Perubahan Sosial

Beberapa teori tentang perubahan sosial adalah sebagai berikut:

a) Teori Evolusi (Evolutionary Theory)

Tokoh yang berpengaruh pada teori ini adalah Emile Durkheim dan Ferdinand Tonnies. Durkheim
berpendapat bahwa perubahan karena evolusi mempengaruhi cara pengorganisasianmasyarakat,
terutama yang berhubungan dengan kerja. Sedangkan Tonnies memandang bahwa masyarakat
berubah dari masyarakat sederhana yang mempunyai hubungan erat dan kooperatif menjadi tipe
masyarakat besar yang memiliki hubungan yang terspesialisasi dan impersonal. Akan tetapi
perubahan-perubahan tersebut tidak selalu membawa kemajuan, kadang bahkan membawa
perpecahan dalam masyarakat, individu menjadi terasing, dan lemahnya ikatan sosial seperti yang
terjadi dalam masyarakat perkotaan. Teori ini hanya menjelaskan bagaimana perubahan terjadi
tanpa mampu menjelaskan mengapa masyarakat berubah.

b) Teori Revolusioner

Tokoh dalam teori ini adalah Ralf Dahrendorf. Ia berpendapat bahwa semua perubahan sosial
merupakan hasil dari konflik kelas di masyarakat. Ia yakin bahwa konflik dan pertentangan selalu ada
dalam setiap bagian masyarakat. Menurut pandangannya, prinsip dasar teori konflik, yaitu konflik
sosial dan perubahan sosial, selalu melekat dalam struktur masyarakat. Menurut teori ini, konflik
berasal dari pertentangan kelas antara kelompok tertindas dan kelompok penguasa sehingga akan
mengarah pada perubahan sosial. Teori ini berpedoman pada pemikiran Karl Marx yang
menyebutkan bahwa konflik kelas sosial merupakan sumber yang paling penting dan berpengaruh
dalam semua perubahan sosial. Konsep utama dari teori konflik adalah adanya wewenang dan posisi.
Kekuasaan dan wewenang akan menempatkan individu dalam posisi yang berbeda, atas dan bawah
dalam setiap unsur. Posisi yang berbeda inilah yang mengakibatkan timbulnya konflik. Disini masyarakat
selalu dipandang sebagai konflik. Berbagai peristiwa penting di negara kita sering kali diawali dengan
adanya konflik di masyarakat.

Peralihan orde lama ke orde baru diawali dengan pemberontakan G30S PKI. Pertentangan antara
masyarakat waktu itu sangat hebat. Korbanpun sangat banyak, nyawapun banyak melayang.
Peristiwa reformasi 1998 juga diawali dengan konflik yang sangat dahsyat, demonstrasi besar-besaran
anti pemerintah tentang kebijakan pun merajalela di setiap kota. Bangunan megahpun ikutan dilalap si
jago merah. Para mahasiswa seluruh Indonesia serentak menggelar aksi anti "Suharto" bebaskan
korupsi, kolusi, dan nepotisme. Akhir dari peristiwa ini yaitu lengsernya Bapak Soeharto (Presiden RI
ke-2). Contoh lain lengsernya Sadam Husein (Presiden Irak) yang diawali dengan adanya konflik, yaitu
konflik antar negara yang menyebabkanterjadinya perang Irak tahun 2000.

c) Teori Fungsionalis (Fuctionalist Theory)

Teori fungsionalis berusaha melacak penyebab perubahan sosial sampai ketidakpuasan masyarakat
akan kondisi sosialnya yang secara pribadi mempengaruhi mereka. Teori ini berhasil menjelaskan
perubahan sosial yang tingkatnya moderat. Konsep kejutan budaya (cultural lag) dari William
Ogburn berusaha menjelaskan perubahan sosial dalam kerangka fungsionalis ini. Menurutnya,
meskipun unsur-unsur masyarakat saling berhubungan satu sama lain, beberapa unsur lainnya tidak
secepat itu sehingga tertinggal di belakang. Ketertinggalan itu menjadikan kesenjangan sosial dan
budaya antara unsur-unsur yang berubah sangat cepat dan unsur-unsur yang berubah lambat.
Kesenjangan ini akan menyebabkan adanya kejutan sosial dan budaya pada masyarakat. Ogburn
menyebutkan perubahan teknologi biasanya lebih cepat daripada perubahan budaya nonmaterial
seperti kepercayaan, norma, nilai-nilai yang mengatur masyarakat sehari-hari.

d) Teori Siklis (Cyclical Theory)

Teori ini mempunyai perspektif (sudut pandang) yangmenarik dalam melihat perubahan sosial. Teori ini
beranggapan bahwa perubahan sosial tidak dapat dikendalikan sepenuhnya oleh siapa pun, bahkan
orang-orang ahli sekali pun. Dalam setiap masyarakat terdapat siklus yang harus diikutinya. Menurut
teori ini kebangkitandankemunduransuatu peradaban(budaya) tidak dapat dielakkan, dan tidak
selamanya perubahan sosial membawa kebaikan.

7.3.5 Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial Budaya

Perubahan sosial selalu terjadi dalam masyarakat. Namun, perubahan pada masyarakat yang satu
berbeda dengan masyarakat yang lain. Hal ini disebabkan kondisi masyarakat yang berlainan. Menurut
Soerjono Soekanto (1987:293-298), perubahan sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat dapat
dibedakan menjadi perubahan evolusi dan revolusi, perubahan direncanakan dan tidak direncanakan,
serta perubahan berpengaruh kecil dan berpengaruh besar.

a) Perubahan Revoluasi dan Evolusi

Revolusi adalah perubahan yang berlangsung dalam waktu yang cepat. Revolusi menyangkut seluruh
sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat. Perubahan karena revolusi dapat direncanakan atau tidak
direncanakan sebelumnya, dengan kekerasan atau tanpa kekerasan. Ciri khas revolusi antara lain
perubahan berlangsung secara cepat, berskala besar karena menyangkut sendi-sendi pokok
kehidupan, terjadi tanpa direncanakan sebelumnya, sering diikuti kekerasan, serta menimbulkan
konflik. Contoh perubahan ini antara lain Revolusi Industri Inggris, Revolusi Prancis,

Revolusi Indonesia tahun 1945, serta Reformasi Indonesia tahun 1998.

Perubahan evolusi merupakan perubahan yang berjalan lambat dan memerlukan waktu yang lama.
Umumnya perubahan evolusi berupa suatu rentetan perubahan kecil yang mengikutinya secara
lambat. Perubahan evolusi terjadi karena masyarakat berusaha menyesuaikan diri dengan kebutuhan,
keadaan, dan kondisi lingkungan sekitar. Ciri khas perubahan evolusi antara lain memerlukan waktu
lama, perubahan berskala kecil, terjadinya perubahan tidak disadari oleh masyarakat, dan tidak
menim- bulkan konflik atau kekerasan. Contohnya terjadi pada kehidupan suku bangsa kita

seperti Nias, Dani, Dayak, dan Sakai. Perubahan tersebut juga terjadi pada masyarakat desa
menjadi masyarakat kota yang kompleks dan perubahan mata pencaharian hidup.

b) Perubahan Direncanakan dan Tidak Direncanakan

Perubahan direncanakan disebut juga perubahan yang dikehendaki oleh masyarakat. Oleh karena
itu, perubahan yang direncanakan adalah perubahan yang dikehendaki, diperkirakan, dan
direncanakan sebelumnya oleh pihak-pihak yang menginginkan perubahan tersebut. Orang-orang
menginginkan perubahan dinamakan agent of change atau agen perubahan. Mereka mendapat
kepercayaan dari masyarakat sebagai pemimpin sebuah lembaga kemasyarakatan.

Contoh paling baik dari agent of change adalah peran yang dijalankan oleh Butet Manurung. Ia ingin
melihat anak-anak di pedalaman hutan di Sumatra bisa maju. Ia dengan tekun mengajak anak-anak
tersebut belajar membaca dan menulis. Baginya, melek aksara adalah kunci menuju perubahan
masyarakat ke arah yang lebih baik. Ia termasuk agent of change yang sangat berjasa bagi bangsa
dan negara. Perubahan yang direncanakan dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan social planning
yang telah ditentukan. Contoh perubahan direncanakan adalah pembangunan kompleks umah tahan
gempa, pembangunan rumah sederhana dengan harga yang murah, dan pembangunan tata kota.
Perubahan tidak direncanakan adalah perubahan yang terjadi tanpa sengaja atau tidak diinginkan
oleh pihak-pihak yang mengadakan perubahan. Biasanya perubahan tidak dikehendaki muncul
sebagai dampak dari perubahan yang direncanakan. Contohnya pembangunan kota menyebabkan
urbanisasi, meningkatnya angka kriminalitas, banyak rumah kumuh, dan bencana banjir.

c) Perubahan Berpengaruh Besar dan Berpengaruh Kecil

Perubahan berpengaruh besar adalah perubahan yang membawa pengaruh lang- sung terhadap
kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut terjadi pada unsur-unsur sosial budaya yang baku dalam
masyarakat, seperti struktur kemasyarakatan, hubungan kerja, sistem mata pencaharian, dan
stratifikasi sosial. Mau tidak mau masyarakat mengikuti gerak perubahan tersebut. Oleh karena
itu, perubahan ini membawa pe- ngaruh besar bagi kehidupan masyarakat secara keseluruhan.
Contoh perubahan berpengaruh besar adalah industrialisasi, modernisasi, dan globalisasi.

Industrialisasi membawa pengaruh yang cukup besar terhadap kehidupan masyarakat. Perubahan yang
berpengaruh kecil adalah perubahan yang tidak membawa pengaruh langsung bagi kehidupan
masyarakat. Perubahan tersebut hanya terjadi pada sekelompok kecil dari satu unsur budaya yang
tidak berarti bagi masyarakat. Misalnya perubahan mode rambut dan tren baju. Contoh lain
adalah perubahan tata bahasa, perubahan gerakan tari, dan perubahan logat bahasa yang
digunakan.

d) Pola Perubahan

Ada beberapa pola perubahan, yaitu sebagai berikut:

a. Drastis

Perubahan yang terjadi hanya sekali.

Contoh:

1) Revolusi Perancis, Industri di Inggris.

2) Kemerdekaan Amerika, Kemerdekaan Indonesia tahun 1945.


3) Reformasi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998 yang ditandai dengan lengsernya Presiden
Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998. Dengan reformasi maka berakhirlah orde baru digantikan orde
reformasi.

b. Bergelombang

Perubahan yang selalu timbul tetapi segera terjadi keseimbangan kembali.

Contoh:

1) Perubahan gerak konjungtur dalam proses ekonomi.

2) Perubahan sistem politik, sistem pemilu di Indonesia dari sebelumnya pemilihan tak langsung
(perwakilan) menjadi pemilihan langsung.

3) Perubahan bidang mode pakaian.

c. Perubahan kumulatif

Merupakan gangguan keseimbangan yang berkali-kali yang menghasilkan perubahan baru, baik yang
membawa kemajuan maupun yang menjadi kemunduran.

Contoh: Krisis ekonomi di Indonesia yang berlangsung dari tahun 1997 sampai sekarang telah
menimbulkan berbagai perubahan yang lain seperti timbulnya reformasi 1998, perubahan
pemerintahan, perubahan sistem pemilu, adanya otonomi daerah, keterbukaan di bidang informasi dan
sebagainya.Ada kemajuan yangdiperoleh dari rangkaian perubahan itu yakni terbentuknya sistem politik
yang lebih demokratis dan terbuka, namun di sisi lain ada kemunduran di bidang moralitas bangsa ini
akibat reformasi yang kebablasan, seperti timbulnya aksi-aksi pornografi dan pornoaksi di berbagai
media cetak dan elektronik, aksi-aksi demonstrasi yang anarkhis.

7.3.6 Faktor Penyebab Perubahan Sosial

Faktor penyebab perubahansosial dapat dikelompokkanmenjadi dua, yaitu faktor yang berasal dari
dalam masyarakat itu sendiri atau disebut faktor internal dan faktor yang bersumber dari luar
masyarakat atau faktor eksternal.

1. Faktor Internal

Faktor internal atau sebab-sebab yang bersumber dalam masyarakat itu sendiri adalah sebagai
berikut.

a. Bertambah atau berkurangnya penduduk

Bertambahnya pendudukyangsangat cepat, menyebabkanterjadinya perubahan dalam struktur


masyarakat, terutama yang menyangkut lembaga-lembaga kemasyarakatan. Lembaga sistem hak milik
atas tanah mengalami perubahan-perubahan orang mengenal hak milik individual atas tanah, sewa
tanah, gadai tanah, bagi hasil dan selanjutnya, yang sebelumnya tidak dikenal.

Berkurangnya pendudukmungkin disebabkan karena berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau
dari daerah ke daerah lain (misalnya transmigrasi). Perpindahan penduduktersebut mungkin
mengakibatkan kekosongan, misalnya dalambidang pembagiankerja, stratifikasi sosial dan selanjutnya,
kemasyarakatan. yang mempengaruhi lembaga-lembaga kemasyarakatan

b. Penemuan-penemuan baru

Adanya penemuan baru dapat menyebabkan terjadinya perubahan. Berikut ini ada tiga hal dalam proses
penemuan baru

1) Discovery

Discovery adalah penemuan dari suatu unsur kebudayaan yang baru, baik yang berupa suatu alat baru,
ataupun yang berupa suatu ide yang baru, yang diciptakan oleh seorang individu atau suatu rangkaian
ciptaan-ciptaandari individu-individu dalammasyarakat yang bersangkutan.

2) Inovasi

Inovasi adalah penemuan baru yang diakui dan diterima oleh masyarakat

tersebut sudah menyebar ke semua bagian masyarakat sehingga masyarakat secara luas
menggunakan dan memanfaatkan untuk meningkatkan taraf kehidupannya.

3) Invention

Invention adalah penemuan baru yang sudahdiakui, diterima, serta diterapkanoleh masyarakat.
Sehingga discovery baru menjadi invention kalau masyarakat sudah mengakui, menerima serta
menerapkan penemuan baru itu.

4) Pertentangan (conflict)

Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis,
konflikdiartikansebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana
salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak
berdaya. Konflikbertentangandenganintegrasi. Konflikdanintegrasi berjalan sebagai sebuah siklus di
masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. Sebaliknya, integrasi
yangtidaksempurna dapat menciptakan konflik. Adanya pertentangan (conflict) dalam masyarakat
dapat menyebabkan terjadinya perubahansosial dankebudayaan. Pertentangan dapat terjadi antara
orang perorangan, orang perorangan dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok.
Pertentangan antar kelompok mungkin terjadi antara generasi tua dengan generasi muda.
Pertentangan-pertentangan demikianitu kerapkali terjadi, apalagi pada masyarakat-masyarakat yang
sedang berkembang dari tahap tradisional ke tahap modern.

5) Terjadinya pemberontakan atau revolusi di dalam tubuh masyarakat itu sendiri

Perubahan dapat terjadi karena adanya pemberontakan oleh kekuatan-kekuatandalammasyarakat


terhadap kondisi yang telah mapan. Sebagai contoh adalah adanya Revolusi Prancis yang merupakan
pemberontakan masyarakat kelas bawah yang tertindas terhadap kekuasaan kerajaan yang
bertindak sewenang-wenang.

2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar masyarakat itu. Faktor eksternal yang dapat
menyebabkan terjadinya perubahan sosial budaya adalah sebagai berikut:

a. Sebab-sebab yang berasal dari lingkungan alam fisik yang ada di sekitar manusia

Perubahan dapat disebabkan oleh lingkunganfisik, seperti terjadinya gempa bumi, taufan, banjir besar,
dan lain-lain mungkin menyebabkan bahwa masyarakat yang mendiami daerah-daerah
tersebut terpaksa harus meninggalkantempat tinggalnya. Apabila masyarakat tersebut mendiami
tempat tinggalnya yangbaru, maka mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam yang baru
tersebut.

Sebagai contohkegiatan-kegiatanpenambangandengan resiko tinggi yang dilakukan dengan pengeboran


dalam, apalagi dilakukan di tengah-tengah pemukiman penduduk yang padat akan beresiko
terjadinya kebocoran maupun polusi. Hal-hal tersebut dapat mengakibatkan masyarakat
yangbersangkutanterpaksa meninggalkan tempat tinggalnya untuk menetap di wilayah yang lain.

b. Peperangan

Peperangan dengan negara lain dapat menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan yang sangat
besar baik pada lembaga kemasyarakatan maupun struktur masyarakat. Negara yang menang perang
biasanya akan memaksa negara yang kalah untuk tunduk dan takluk menerima apa yang diinginkanoleh
negara pemenang, termasuk juga menerima kebudayaannya.

Sebagai contoh negara Irak yang kalah perang menghadapi koalisi pimpinanAmerika Serikat harus
menerima ketentuan yang diputuskan oleh Amerika yaitu memaksakan penerapan sistem demokrasi
menggantikan sistem yang telah berlaku sebelumnya.

c. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain

Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain dapat menyebabkan terjadinya perubahan sosial dan
budaya. Hubungan yang dilakukan secara fisik antara dua masyarakat, mempunyai kecenderungan
untuk menimbulkanpengaruhtimbal-balik, artinya masing-masingmasyarakat mempengaruhi
masyarakat lainnya, tetapi juga menerima pengaruh dari masyarakat yang lain itu.

Apabila pengaruh tersebut tidakkarena paksaan dari pihak yang mempengaruhi, maka hasilnya di
dalam ilmu ekonomi dinamakan demonstration effect. Proses penerimaan pengaruh
kebudayaannya, di dalam antropologi budaya dinamakan akulturasi. Di dalam proses pertemuan
kebudayaan tersebut, tidak selalu akan terjadi saling pengaruh-mempengaruhi kadangkala kedua
kebudayaan tersebut yang seimbang tarafnya saling menolak. Hal itu kemungkinan disebabkan
karena dalam masa-masa yang lalu pernah terjadi pertentangan fisik yang kemudian dilanjutkan dengan
pertentangan-pertentangan nonfisik antara kedua masyarakat tersebut. Keadaan semacam itu
dinamakan cultural animosity.

Proses perubahan kebudayaan meliputi hal-hal sebagai berikut:


1) Difusi, yaitu penyebaranunsur-unsur kebudayaan dari suatu tempat ke tempat lain, dari orang ke
orang lain, dan dari masyarakat ke masyarakat lain.

Contoh: Pada masyarakat tani tradisional pengolahan lahan pertanian masih menggunakan tenaga
hewan dan tenaga manusia. Dengan adanya hubungan dengan masyarakat lain mereka mengenal
mesin traktor yang ternyata lebih praktis dan lebih cepat dalammengolah lahan. Pada akhirnya mereka
menggunakan traktor dalam mengolah lahan pertanian menggantikan tenaga hewan dan tenaga
manusia.

Manusia dapat menghimpun pengetahuan baru dari hasil penemuan-penemuan. Tipe difusi:

a) Difusi intra masyarakat

1. Pengakuan bahwa penemuan baru bermanfaat bagi masyarakat

2. Ada tidaknya unsur kebudayaan yang mempengaruhi (untuk diterima/ditolak)

3. Unsur berlawanan dengan fungsi unsur lama, akan ditolak

4. Kedudukan penemu unsur baru ikut menentukan penerimaan

5. Ada tidaknya batasan dari pemerintah

2) Akulturasi (cultural contact), yaitu suatu kebudayaan tertentu yang dihadapkan denganunsur-
unsur kebudayaan asing, yang lambat laun unsur kebudayaan asing tersebut melebur atau menyatu ke
dalam kebudayaansendiri (asli), tetapi tidak menghilangkanciri kebudayaan lama.

Hal yang terjadi dalam akulturasi adalah:

b) Substitusi, unsur kebudayaan yang ada sebelumnya diganti, melibatkan perubahan struktural
yang kecil sekali.

c) Sinkretisme, unsur-unsur lama bercampur denganyang baru dan membentuk sebuah sistem baru.

d) Adisi, unsur-unsur baru ditambahkan pada unsur yang lama.

e) Dekulturasi, hilangnya bagian substansial sebuah kebudayaan.

f) Orijinasi, tumbuhnya unsur-unsur baru untuk memenuhi kebutuhan situasi yang berubah.

g) Rejection (penolakan), perubahan yang sangat cepat sehingga sejumlah besar orang tidak dapat
menerimanya, menyebabkan penolakan, pemberontakan, gerakan kebangkitan.

3) Asimilasi, yaitu proses penyesuaian (seseorang/kelompok orang asing) terhadap kebudayaan


setempat. Dengan asimilasi kedua kelompok baik asli maupun pendatang lebur dalam satu kesatuan
kebudayaan. Penyebab asimilasi antara lain: toleransi, rasa simpati, kesamaan

4) Penetrasi, yaitu masuknya unsur-unsur kebudayaan asing secara paksa, sehingga merusak
kebudayaan lama yang di datangi. Apabila kebudayaan baru seimbang dengan kebudayaan setempat,
masing-masing kebudayaan hampir tidak mengalami perubahan atau tidak saling mempengaruhi,
disebut hubungan symbiotic.
5) Invasi, yaitu masuknya unsur-unsur kebudayaan asing ke dalam kebudayaan setempat dengan
peperangan (penaklukan) bangsa asing terhadap bangsa lain. Masuknya Belanda ke Indonesia pada
masa perjanjiandahulu membawa serta unsur-unsur budaya yang sebagian diterapkanpada masyarakat
daerahjajahannya seperti bahasa, agama dan sistem hukum yang sebagian masih digunakan dalam
sistem hukum/perundang-undnagan di negara Indonesia.

6) Hibridisasi, yaitu perubahan kebudayaan yang disebabkan oleh perkawinan campuranantara


orang asing dengan penduduksetempat. Orang asing yang kawin dengan penduduk pribumi akan
membawa pengaruh budaya aslinya dalam kehidupan rumah tangganya yang lambat laun akan
mempengaruhi budaya masyarakat yang ada di sekitarnya.

7) Milenarisme, yaitu salah satu bentuk kebangkitan, yang berusaha mengangkat golongan
masyarakat bawah yang tertindas dan telah lama menderita dalam kedudukan sosial yang rendah.
Masyarakat pedalaman yang memiliki sumber daya alam yang melimpah namun selama ini tidak bisa
mengolah sumber daya alam itu karena telah dieksploitasi orang asing, sekarang ini berusaha untuk bisa
mengolah kekayaan alam mereka sendiri, seperti masyarakat Papua termasuk contoh Milenarisme.

8) Adaptasi, yaitu proses interaksi antara perubahan yang ditimbulkan oleh organismepada
lingkungannya danperubahan yang ditimbulkan oleh lingkunganpada organisme(penyesuaiandua arah).
Masyarakat yang tinggal di daerah pantai dan sepanjang hidup mereka bekerja sebagai nelayan,
mereka harus menyesuaikan diri dengan kondisi pegunungan ketika terjadi tsunami yang melanda
daerah pantai mereka. Mereka tidak lagi mencari ikan, namun menjadi petani atau berkebun dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.

9) Imitasi, yaitu proses peniruan kebudayaan lain tanpa mengubah kebudayaan yang ditiru. Imitasi
ini sering dijumpai pada sebagian besar anak remaja di negara kita. Jika ada tokoh yang mereka
idolakan, segala hal yang melekat dari tokoh tersebut mereka tiru, seperti mode pakaian, gaya rambut,
bahkan perilaku.

7.3.7 Faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial Budaya

Laju perubahan sosial budaya setiap daerah berbeda-beda. Lihat saja, masyarakat kota lebih cepat
mengalami perubahan dibandingkan masyarakat desa. Laju perubahan sosial budaya dalam
masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor dasar, yaitu faktor pendorong dan faktor penghambat.

a) Faktor Pendorong Perubahan Sosial Budaya

Faktor-faktor pendorong perubahan sosial budaya sebagai berikut:

1) Kontak dengan Budaya Lain

Kontak merupakan proses penyampaian informasi tentang ide, keyakinan, dan hasil-hasil budaya.
Adanya kontak dengan budaya lain menjadikan satu kebudayaan bertemu dan saling bertukar
informasi. Misalnya kontak dagang antara pedagang Nusantara dengan pedagang India, Arab, dan
Barat. Kebudayaan mereka saling mempengaruhi yang akhirnya membawa perubahan sosial budaya.
Oleh karena itu, seringnya melakukan kontak dengan budaya lain akan mempercepat laju perubahan
sosial budaya.
2) Sikap Menghargai Hasil Karya Orang Lain

Tidak adanya apresiasi terhadap karya orang lain menjadikan seseorang enggan untuk berkarya.
Namun, akan berbeda jika setiap orang menghargai hasil karya orang lain. Setiap orang akan
berlomba-lomba menciptakan suatu karya yang bermanfaat bagi masyarakat. Karya-karya inilah yang
mendorong munculnya perubahan sosial budaya. Penemuan pesawat terbang mengilhami Prof. Dr.
Ing. B.J. Habibie untuk mendirikan pabrik pesawat di Bandung.

3) Sistem Pendidikan yang Maju

Pendidikan mengajarkan seseorang untuk berpikir ilmiah dan objektif. Dengan kemampuan tersebut,
seseorang dapat menilai bentuk kebudayaan yang sesuai dengan kebutuhan serta kebudayaan yang
tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Berbekal pengetahuan itu seseorang melakukan
perubahan pada kebudayaan jika dirasa perlu. Oleh karena itu, sistem pendidikan tinggi mampu
mendorong munculnya perubahan sosial budaya.

4) Keinginan untuk Maju

Tidak ada seorang pun yang puas dengan keadaan sekarang. Mereka umumnya menginginkan sesuatu
yang lebih baik dari keadaan saat ini. Oleh karena itu, orang akan melakukan berbagai upaya guna
melakukan perubahan hidup yang tentunya ke arah kemajuan. Misalnya seorang pelajar mengikuti
kursus komputer untuk menambah pengetahuan dan keterampilan komputer.

5) Penduduk yang Heterogen

Masyarakat yang heterogen memudahkan terjadinya perubahan sosial budaya. Hal ini dapat dilihat
pada masyarakat Indonesia. Penduduk Indonesia terdiri atas bermacam-macam suku, ras, dan ideologi.
Perbedaan-perbedaan yang ada tidak selamanya membawa keuntungan bagi Indonesia. Perbedaan
tersebut dapat menimbulkan konflik jika tidak disertai dengan rasa toleransi yang tinggi. Konflik-konflik
inilah yang mendorong munculnya perubahan sosial budaya.

6) Ketidakpuasan Masyarakat terhadap Bidang Kehidupan Tertentu

Setiap orang tidak akan pernah puas dengan keadaannya saat ini. Berbagai cara dan upaya mereka
lakukan untuk mengubah taraf hidup. Rasa tidak puas terhadap keadaan mendorongnya melakukan
berbagai perubahan. Hal ini pun terjadi pada masyarakat Indonesia ketika reformasi digulirkan. Rasa
tidak puas terhadap pemerintahan saat itu mendorong masyarakat menuntut perubahan secara
total.

7) Sistem Pelapisan Terbuka

Sistem pelapisan terbuka memungkinkan terjadinya gerak sosial vertikal yang lebih tinggi. Sistem ini
memberi kesempatan kepada seseorang untuk maju. Kesempatan untuk menaiki strata yang lebih
tinggi mendorong seseorang melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.

8) Orientasi ke Masa Depan (Visioner)

Pandangan yang visioner mendorong seseorang melakukan beragam perubahan. Bagi mereka masa
lalu adalah sesuatu yang patut untuk di- kenang, bukan sebagai pedoman hidup. Masa depan harus
lebih baik dari masa sekarang. Visi inilah yang mendorong seseorang melakukan perubahan.
9) Sikap Mudah Menerima Hal-Hal Baru

Suatu perubahan akan berdampak besar jika setiap orang menerima perubahan tersebut. Keadaan
ini menjadi berbeda jika tidak ada seorang pun yang menanggapi perubahan tersebut. Perubahan
akan berlalu begitu saja tanpa ada masyarakat yang mengikutinya. Oleh karena itu, sikap mudah
menerima hal-hal baru mendorong terjadinya perubahan sosial budaya di masyarakat.

10) Toleransi terhadap Perubahan

Sikap toleransi dibutuhkan untuk mempercepat laju perubahan sosial budaya dalam masyarakat.
Adanya sikap toleransi menjadikan masyarakat lebih mudah menerima hal-hal baru. Masyarakat akan
menerima hal-hal baru yang dirasa membawa kebaikan.

b) Faktor Penghambat Perubahan Sosial Budaya

Faktor-faktor penghambat perubahan sosial budaya sebagai berikut:

1) Kurangnya Hubungan dengan Masyarakat Lain

Masyarakat yang kurang berhubungan dengan masyarakat lain mengalami perubahan yang lamban. Hal
ini dikarenakan masyarakat tersebut tidak mengetahui perkembangan masyarakat lain yang dapat
memperkaya kebudayaan sendiri. Mereka terkukung dalam kebudayaan mereka dan pola- pola
pemikiran yang masih sederhana. Contohnya suku-suku bangsa yang masih tinggal di pedalaman.

2) Masyarakat yang Bersikap Tradisional

Umumnya masyarakat tradisional memegang kuat adat istiadat yang ada. Mereka menolak segala hal
baru yang berkenaan dengan kehidupan sosial. Adat dan kebiasaan diagung-agungkan. Sikap ini
menghambat masyarakat tersebut untuk maju.

3) Pendidikan yang Rendah

Masyarakat yang berpendidikan rendah umumnya tidak dapat menerima hal-hal baru. Pola pikir dan
cara pandang mereka masih bersifat sederhana. Mereka umumnya enggan mengikuti gerak
perubahan yang ada. Artinya, masyarakat statis dan tidak mengalami perubahan yang berarti.

4) Adanya Kepentingan yang Tertanam Kuat pada Sekelompok Orang (vested interest)

Adanya vested interest yang kuat dalam suatu kelompok menyebabkan perubahan sulit terjadi. Hal
ini dikarenakan setiap kelompok yang telah menikmati kedudukannya akan menolak segala bentuk
perubahan. Mereka akan berusaha mempertahankan sistem yang telah ada. Mereka takut adanya
perubahan akan mengubah kedudukan dan statusnya dalam masyarakat.

5) Ketakutan akan Terjadinya Kegoyahan Integrasi

Terciptanya integrasi merupakan harapan dan cita-cita masyarakat pada umumnya. Oleh karena
itu, integrasi merupakan sesuatu yang dilindungi oleh masyarakat. Segala hal baru ditolak untuk
menghindari kegoyahan dalam integrasi masyarakat.

6) Prasangka Buruk terhadap Unsur Budaya Asing


Sikap demikian sering dijumpai pada masyarakat yang pernah dijajah oleh bangsa asing.
Pengalaman-pengalaman tempo dahulu menyebabkan mereka senantiasa berprasangka buruk
terhadap budaya asing. Akibatnya, mereka menolak segala hal baru terutama berasal dari bangsa
asing, walaupun akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik.

7) Hambatan Ideologis

Perubahan yang bersifat ideologi sangat sulit dilakukan. Mengapa demikian? Setiap orang memandang
ideologi sebagai sebuah pedoman hidup yang paling mendasar. Oleh karena itu, perubahan yang
bersifat ideologis tidak mungkin terjadi terlebih pada masyarakat tradisional ketika ideologi dipegang
kuat dalam kehidupan sosial.

7.3.8 Sikap Masyarakat Terhadap Perubahan Sosial Budaya

Setiap masyarakat memiliki respons yang berbeda-beda terhadap perubahan sosial budaya. Ada
masyarakat yang selalu mengikuti gerak perubahan, tetapi ada pula masyarakat yang membenci,
bahkan menolak segala perubahan yang ada. Setiap masyarakat menginginkan keteraturan dan
ketertiban dalam hidupnya. Oleh karena itu, segala bentuk perubahan yang terjadi menimbulkan
reaksi tertentu. Secara umum terdapat dua perilaku masyarakat dalam menyikapi perubahan
sosial budaya, yaitu penyesuaian dan disintegrasi yang mengarah pada perpecahan.

1) Penyesuaian

Penyesuaian merupakan satu reaksi masyarakat dalam menyikapi perubahan. Penyesuaian dilakukan
agar keteraturan dan ketertiban masyarakat tetap terjaga. Mereka beranggapan bahwa setiap
perubahan yang terjadi akan membawa kebaikan dan kemajuan bagi kehidupan masyarakat. Oleh
karena itu, segala macam perubahan diterima dan diikuti. Sikap inilah yang mendorong masyarakat
untuk terus maju dan berkembang. Penyesuaian terhadap perubahan biasanya dilakukan melalui tiga
cara sebagai berikut:

b. Menerima Unsur-Unsur Baru

Penerimaan unsur-unsur baru dilakukan jika unsur-unsur tersebut dirasa sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Proses penerimaan dilakukan tanpa adanya suatu penolakan. Sikap ini biasanya dimiliki
oleh anak-anak muda yang mudah mengikuti perubahan yang ada. Contohnya perubahan tren
rambut, mode pakaian, merebaknya game online, penggunaan teknologi canggih, seperti internet,
handphone 3G, flasdisk, MP4, dan MP5.

c. Melakukan Asimilasi

Sikap penyesuaian dapat pula diwujudkan dalam proses pengasimilasian kebudayaan. Unsur-unsur
dari luar diterima dan disesuaikan dengan kebudayaan lokal sehingga membentuk kebudayaan baru
yang berbeda. Kebudayaan yang satu diresapi oleh kebudayaan lain begitu pun sebaliknya. Cita-
cita, tujuan, sikap, serta nilai lambat laun melebur dan berkembang bersama melahirkan sesuatu yang
baru hasil percampuran kedua kebudayaan. Contohnya cerita Mahabarata dan Ramayana saat ini.
Cerita tersebut merupakan hasil asimilasi dari kebudayaan India yang bercampur dengan kebudayaan
lokal sehingga cerita tersebut sering dilakonkan pada kesenian wayang yang merupakan budaya
Indonesia.

d. Melakukan Akomodasi

Akomodasi dilakukan sebagai usaha untuk meredakan atau menghindari konflik akibat perubahan.
Segala unsur-unsur baru diakomodasi untuk menjaga keseimbangan sosial yang telah lama terbentuk.
Dalam hal ini akomodasi adalah proses penerimaan unsur-unsur baru atau kebudayaan luar tanpa
mempengaruhi unsur-unsur budaya lokal dalam rangka menghindari konflik.

2) Disintegrasi

Disintegrasi terjadi ketika perubahan yang ada disikapi berbeda oleh beberapa masyarakat. Ada
masyarakat yang beranggapan bahwa perubahan akan membawa kebaikan dan kemajuan. Namun, ada
pula yang beranggapan bahwa perubahan tersebut akan menggoyahkan integrasi masyarakat yang
telah terbentuk. Perbedaan dalam menyikapi perubahan menyebabkan munculnya disintegrasi.
Disintegrasi adalah proses pecahnya suatu kesatuan menjadi bagian-bagian kecil yang terpisah satu
sama lain.

Perilaku masyarakat terhadap perubahan yang mampu menimbulkan disintegrasi sebagai berikut.

a. Kenakalan Remaja

Perubahan yang ada tanpa disikapi dengan bijak memang dapat menimbulkan efek negatif bagi
masyarakat. Budaya Barat yang datang mampu mengoyahkan nilai dan norma yang ada. Akibatnya,
kewibawaan nilai dan norma sebagai pedoman bertindak menjadi kabur. Anak-anak mulai tidak
menaati nilai dan norma yang berlaku. Oleh karena itu, perilaku yang keluar berupa penyimpangan,
salah satunya adalah tindakan ini mampu menimbulkan keresahan masyarakat yang mendorong
terjadinya disintegrasi bangsa.

b. Kriminalitas

Perkembangan masyarakat yang semakin maju tanpa dibarengi peningkatan kemampuan dan moral,
justru akan menjadi bumerang bagi masyarakat itu sendiri. Misalnya perkembangan teknologi
canggih memang dapat memudahkan kehidupan masyarakat. Akan tetapi, menjadi berbeda jika
perkembangan iptek berada di tangan orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Muncul tindak
kejahatan yang dilakukan dengan menggunakan teknologi canggih. Misalnya pembobolan kartu
ATM melalui jaringan internet, penipuan melalui telepon, pencurian pulsa lewat handphone, dan
perekaman gambar-gambar amoral dengan kamera digital.

c. Prostitusi atau Pelacuran

Adanya prostitusi pada era saat ini merupakan satu bentuk perilaku dalam menyikapi perubahan.
Berubahnya sistem perekonomian menjadikan keberlangsungan hidup semakin sulit. Hal inilah yang
mendorong seseorang masuk dalam dunia prostitusi. Menurut Soerjono Soekanto, prostitusi dianggap
sebagai suatu pekerjaan yang bersifat menyerahkan diri kepada umum untuk melakukan perbuatan
seksual dengan imbalan upah.

d. Narkoba

Pada era kemajuan ini, tidak heran jika kasus penyalahgunaan narkoba jumlahnya semakin bertambah.
Arus globalisasi yang cepat membawa perubahan yang cepat pula di tubuh masyarakat. Dahulu
masyarakat tidak mengenal berbagai obat-obatan terlarang, tetapi seiring dengan perkembangan zaman
orang dengan mudah mendapatkan dan menikmatinya. Merebaknya narkoba terutama di kalangan
remaja merupakan hasil dari perubahan sosial budaya.

e. Pergolakan Daerah

Terjadinya pergolakan daerah disebabkan adanya perubahan ekonomi, politik, etnis, dan agama
yang mengarah pada kesenjangan. Perubahan tersebut dinilai tidak adil dan hanya memihak pada
kepentingan orang-orang tertentu. Mereka menganggap bahwa perubahan-perubahan yang ada tidak
membawa kemajuan, tetapi keterpurukan masyarakat. Oleh karena itu, segenap masya-rakat menolak
perubahan hingga muncul pergolakan daerah yang berkepanjangan. Contohnya pergolakan di Aceh,
Poso, dan Ambon.

f. Demonstrasi

Demonstrasi kini menjadi fenomena yang biasa di negara kita. Terlebih pada era reformasi seperti
saat ini, demonstrasi dianggap sebagai sarana efektif dalam menyampaikan aspirasi. Selain itu,
demonstrasi dianggap sebagai alat kontrol sosial yang tepat terhadap kinerja pemerintah.
Demonstrasi disebabkan adanya sikap ketidaksetujuan masyarakat terhadap kebijakan-kebijakan
pemerintah yang dianggap merugikan rakyat. Sikap penolakan ini diwujudkan dalam aksi
demonstrasi secara besar-besaran.

Sesungguhnya masih banyak sikap dan perilaku masyarakat terhadap perubahan sosial budaya yang
terjadi. Salah satunya adalah muncul sikap materialisme, individualisme, dan konsumerisme. Sikap
materialisme adalah sikap lebih mengejar kekayaan materi dibanding dengan kualitas diri. Sikap
individualisme adalah sikap lebih memperjuangkan kepentingan dirinya sendiri dibanding menolong
orang lain. Sementara sikap konsumerisme adalah sikap hidup yang suka menghambur-hamburkan
uang atau hidup boros.

7.3.9 Dampak-Dampak Perubahan Sosial Budaya di Masyarakat

Perubahan sosial budaya membawa akibat baik positif maupun negatif di tengah masyarakat. Dampak
positif perubahan sosial budaya tercermin dari perilaku positif masyarakat menghadapi perubahan
sosial budaya tersebut. Sebaliknya, dampaknegatif perubahansosial budaya
akanmempengaruhiperilaku masyarakat menjadi negatif. Perilaku positif dan perilaku negatif sebagai
akibat perubahan sosial budaya tercermin dari pola pikir masyarakat, gaya hidup, moralitas masyarakat
dan juga tingkat pengetahuan masyarakat.

1. Dampak Positif

a. Kemajuan Ilmu Pengetahuan


Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi didorong oleh perubahan sikap mental
masyarakat dalam menerima perubahan sosial budaya. Penemuan-penemuan baru yang sudah
diterima dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Misalnya, dulu orang menyimpan data dari komputer
dengan disket atau CD yang bentuknya agak besar. Sekarang sudah ada flashdisk yangrelatif kecil
sehingga mudah dibawa kemana-mana. Dulu orang bekerja dengan komputer harus berdiam diri di
suatu tempat karena memang bentuknya besar dan tidak mudah dibawa kemana-mana. Dengan adanya
laptop atau notebook, kita bisa bekerja dimana saja dan kapan saja karena bentuknya yang ramping dan
mudah dibawa kemana-mana.

b. Kebutuhan mudah terpenuhi

Dengan adanya perubahan sosial budaya, kebutuhan masyarakat yang sebelumnya sulit dijangkau dan
sulit terpenuhi, sekarang menjadi lebih mudah. Sebagai contoh: kebutuhan akan informasi, pada masa
dulu orang mendapatkan informasi atau berita dari membaca majalah atau surat kabar yang waktunya
tertentu.

c. Pola Pikir lebih maju

Perubahan sosial budaya jika disikapi dengan positif akan bisa mengubah pola pikir yang sebelumnya
tradisonal, primitif menjadi pola pikir yanglebihmaju. Kalau denganmemakai mesintraktor, pengolahan
tanah bisa lebih cepat, hasilnya lebih banyak, daripada memilih alat bajak tradisional yang ditarik sapi.

2. Dampak Negatif

a. Dekadensi Moral

Dekadensi moral adalah menurun atau merosotnya moral seseorang yang

ditunjukkan dari perilakunya yang bertentangan dengan nilai dan norma yang

berlaku dalam masyarakat. Biasanya perilaku orang tersebut merugikan dirinya

sendiri dan orang lain. Beberapa contoh yang termasuk dekadensi moral adalah

perilaku pergaulan bebas dikalangan remaja maupunorangtua, prostitusi, perselingkuhan dan lain-lain.

b. Kriminalitas

Donald R. Gressey berpendapat bahwa kriminalitas adalah suatu kondisi dan proses sosial yang
menghasilkan perilaku lain. Kriminalitas merupakan tindakan yang melanggar norma hukum dan
menyakitkan orang lain secara langsung. Beberapa contoh yang termasuk tindak kriminalitas antara
lain korupsi, pencurian, penodongan, pemerkosaan dan pembunuhan.

c. Aksi Protes dan Demonstrasi

Demonstrasi adalah gerakan protes yang dilakukan sekumpulan orang di hadapan umum.
Demonstrasi biasanya dilakukan untuk menyatakanpendapat kelompok tersebut atau menentang
kebijakanyang dilaksanakan suatu pihak.Aksi protes merupakan gerakan atau tindakan yang
dilakukansecara perorangan atau untuk menyampaikan pernyataan tidak setuju yangolehsebagian besar
orangdilancarkan melalui kecaman yang pedas.

d. Konsumerisme

Konsumerisme adalah pandangan yang diikuti dengan tindakan atau perbuatan penggunaan barang
secara berlebihan. Pembelian barang-barang yang bukan kebutuhan pokok dan sifatnya hanya tersier
jika dilakukan secara berlebihan dikategorikan konsumerisme.

e. Pergolakan Daerah

Pergolakan daerah merupakan pertentangan di daerah tertentu yang bertujuan untuk


memperjuangkan atau memperebutkan kepentingan tertentu yang mengabaikan tatananatau norma
dan nilai yang sudah mapan dalam masyarakat. Kepentingan tertentu di sini bisa berupa kepentingan
kekuasaan, kepentingan ekonomi, kepentingan yang berlatar belakang suku, ataupun agama.
Pergolakandi daerahada juga yang bertujuan positif. Banyak daerah-daerah terpencil di Indonesia yang
bisa dikatakan terbelakang, walaupun sebenarnya kaya akan sumber daya alam melakukan koreksi
terhadap pemerintah akibat daerahnya belum tersentuh pembangunan dengan merata. Mereka
menuntut hak-hak yang sepatutnya mereka terima.

7.3.10 Tipe-tipe Masyarakat Dalam Menyikapi Perubahan Sosial Budaya

Adabeberapa hal yang dilakukan masyarakat dalam menyikapi pengaruh perubahan sosial budaya.
Sikap-sikap tersebut adalah sebagai berikut.

a. Bersikap Selektif DalamMenerima Pengaruh Budaya Lain.

Perubahan sosial budaya akan terus berlangsung di tengah masyarakat. Penemuan-penemuan baru
juga akan tetap ada. Setiap terjadi perubahan sosial budaya, akan membawa pengaruh bagi kehidupan
kita, apakah itu perilaku kita, gaya hidup kita ataupun pola hidup kita. Kemajuan di bidang teknologi
informasi membawa konsekwensi bagi kita untukpandai-pandai menyikapinya. Dengan demikian kita
harus bersikap selektif.

b. Berpikir yang Ilmiah Terhadap Perubahan.

Kebutuhan manusia terus meningkat setiap saat, perkembangan teknologi pun semakin canggih
dewasa ini. Kita harus bisa memanfaatkan perkembangan teknologi itu, jangan kita yang menjadi
korban dari kecanggihan teknologi. Kelengkapan bahan bakar minyak, dan meningkatnya harga bahan
bakar minyak dunia mendorong berbagai elemen masyarakat untuk melakukan penelitian-
penelitianilmiah guna menemukan sumber energi baru. Penggunaan energi matahari dan juga biogas
merupakan salahsatu hasil dari pemikiran-pemikiran inovatif dalam mengatasi kelangkaan bahanbakar
minyak.

c. Mendorong Perubahan Tersebut ke arah yang Lebih Baik

Berbagai perubahanyangterjadi dalammasyarakat memang tidaks emuanya positif.


Banyakkejahatantimbulakibat berkembangnya teknologimaju. Informasi tentang pencurian, korupsi,
bahkan penipuan-penipuan perbankkan sering kita dengar lewat berbagai media. Tentu kejahatan
yang satu ini memanfaatkan teknologi komputer yangcanggihdantidaksembarangorangbisa
melakukannya. Dalam permasalahan ini tentu yang salah bukan teknologinya, tetapi orang yang
menggunakan teknologi tersebut. Oleh karena itu masyarakat harus tetap mendorong dan mengawasi
setiap dampak dari perubahan sosial budaya. Salah satu kemajuan teknologi di dunia pendidikan kita
saat ini adalah pemakaian internet untuk berbagai keperluan, seperti penerimaan siswa baru secara
online, buku sekolahelektronik, konsultasi kegiatansekolah dengan email dan penerapanprogramaplikasi
sekolah. Kegiatan yang menggunakan teknologi internet ini sungguh sangat membantu masyarakat,
namun di sisi lain ada bahaya yang mengancam jika penggunaan teknologi ini disalahgunakan. Oleh
karena itu pemerintah mendorong kemajuan pemakaian teknologi internet ini dengan juga melindungi
masyarakat secara luas dengan cara pemblokiran situs-situs porno yang berbahaya khususnya bagi kaum
pelajar dan masyarakat pada umumnya.

d. Menerima Perubahan yang Mengarah Pada Peningkatan

Taraf Hidup dan KesejahteraanUmat Manusia. Perubahan sosial budaya yang membawa dampak
positif seperti mudah terpenuhinya kebutuhan, taraf hidup meningkat, masyarakat menjadi semakin
lebih sejahtera, cenderung diterima oleh masyarakat bangsa manapun termasuk kita sebagai bangsa
Indonesia. Perubahan dalam peralatan hidup, peralatan transportasi, peralatan komunikasi,
danperalatan lain yang dibutuhkan manusia yang sifatnya mempermudah kerja, meningkatkan
kesejahteraan akan diterima masyarakat.

Sebagai contoh, penggunaan mesin traktor pada pertanian diterima baik oleh kaumpetani karena
mempercepat kerja mereka dalammengolah lahan pertanian. Demikian pula pembangunan waduk-
waduk sebagai sumber irigasi. Pada awalnya pembuatan waduk-waduk ini ditentang masyarakat
karena merasa hak tanahnya dirampas, namun setelah memahami dan merasakan fungsinya sebagai
sarana irigasi dan juga sumber listrik mereka mau menerima. Mereka rela untuk pindah dari lokasi
pembuatan waduk ke tempat lain guna keperluan yang lebih besar yakni terbangunnya sarana irigasi
dan juga pembangkit listrik yang nantinya bermanfaat dalam meningkatkan taraf hidup
masyarakat. Hal ini terjadi pada masyarakat Wonogiri pada saat pembangunan Waduk Gajah
Mungkur.

Anda mungkin juga menyukai