Etiologi: Plague (pes) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis, bakteri zoonosis, biasanya ditemukan pada mamalia kecil (tikus) dan kutunya. Yersinia pestis merupakan bakteri gram negatif , non- motil , coccobacillus tanpa spora. Gejala dan Masa Inkubasi:
Orang yang terinfeksi plague (pes) biasanya mengalami
penyakit demam akut dengan gejala sistemik nonspesifik lainnya setelah masa inkubasi 1-7 hari, seperti demam mendadak, menggigil, nyeri kepala dan badan, lemas, muntah, dan mual. Fatalitas: Plague (pes) adalah penyakit yang sangat parah pada manusia, terutama dalam bentuk septikemia (infeksi sistemik yang disebabkan oleh bakteri yang bersirkulasi dalam aliran darah) dan bentuk pneumonia, dengan rasio fatalitas kasus sebesar 30% hingga 100% jika tidak diobati. Bentuk pneumonia selalu berakibat fatal kecuali diobati sejak dini. Penyakit ini sangat menular dan dapat memicu epidemi yang parah melalui kontak fisik dan dapat melalui udara. Penularan: Penyakit ini ditularkan antar hewan melalui kutu. Manusia dapat tertular melalui: gigitan kutu vektor yang terinfeksi kontak tanpa pelindung dengan cairan tubuh menular atau bahan yang terkontaminasi menghirup tetesan pernapasan/partikel kecil dari pasien pneumonia plague. Plague (PES) terdiri dari 3 bentuk menurut jalur infeksinya: 1. Bubonic Plague Bubonic Plague adalah bentuk plauge yang paling umum dan disebabkan oleh gigitan kutu yang terinfeksi. Basil plague, Y. pestis, masuk melalui gigitan dan berjalan melalui sistem limfatik ke kelenjar getah bening terdekat di mana ia bereplikasi. Kelenjar getah bening kemudian menjadi meradang, tegang dan nyeri, dan disebut 'bubo'. Pada infeksi stadium lanjut, kelenjar getah bening yang meradang dapat berubah menjadi luka terbuka berisi nanah. Penularan penyakit pes dari manusia ke manusia jarang terjadi. Plauge (pes) dapat berkembang dan menyebar ke paru- paru, yang merupakan jenis plague yang lebih parah yang disebut plague pneumonia. 2. Pneumonia Plague atau plague berbasis paru-paru Pneumonia Plague adalah bentuk plague yang paling mematikan. Inkubasi bisa sesingkat 24 jam. Siapa pun yang menderita plague pneumonia dapat menularkan penyakit ini melalui udara. Plague pneumonia jika tidak didiagnosis dan diobati sejak dini, bisa berakibat fatal. Namun, tingkat kesembuhan akan tinggi jika terdeteksi dan diobati tepat waktu (dalam waktu 24 jam setelah timbulnya gejala). 3. Septikemik Plague Septikemik plague terjadi ketika bakteri plague berkembang biak di dalam darah. Penyakit ini bisa merupakan komplikasi dari pneumonia plague atau bubonic plague, atau bisa juga terjadi dengan sendirinya. Jika tidak terjadi disebabkan komplikasi, hal ini disebabkan dengan cara yang sama seperti bubonic plague, tetapi bubo tidak berkembang. Penderita mengalami demam, menggigil, sujud, sakit perut, syok, dan pendarahan pada kulit dan organ lainnya. Septikemik plague tidak menyebar dari orang ke orang. Skrining dan Konfirmasi: Konfirmasi plague memerlukan pengujian laboratorium. Praktik terbaiknya adalah mengidentifikasi Y. pestis dari sampel nanah dari bubo, darah, atau dahak. Antigen Y. pestis tertentu dapat dideteksi dengan teknik yang berbeda. Salah satunya adalah tes dipstick cepat yang tervalidasi laboratorium dan kini banyak digunakan di Afrika dan Amerika Selatan. Pengobatan dan Pencegahan: Pengobatan plague dapat menggunakan antibiotik dan terapi suportif efektif melawan wabah jika pasien didiagnosis tepat waktu. Plague pneumonia bisa berakibat fatal dalam waktu 18 hingga 24 jam setelah timbulnya penyakit jika tidak diobati, namun antibiotik umum untuk enterobakteri (batang gram negatif) dapat menyembuhkan penyakit secara efektif jika diberikan lebih awal. Langkah-langkah pencegahan termasuk memberi tahu orang-orang ketika ada wabah zoonosis di lingkungan mereka dan menyarankan mereka untuk mengambil tindakan pencegahan terhadap gigitan kutu dan tidak menangani bangkai hewan. Umumnya orang harus disarankan untuk menghindari kontak langsung dengan cairan dan jaringan tubuh yang terinfeksi. Saat menangani pasien yang berpotensi terinfeksi dan mengumpulkan spesimen, tindakan pencegahan standar harus diterapkan.