Anda di halaman 1dari 3

Manajemen kelaa inklusi di smpn 47 surabaya

A. Penerimaan peserta didik kelas inklusi

1. Perencanaan
Sebelum PPDB , sekolah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kota Surabaya mengenai berbagai
kategori peserta didik berkebutuhan khusus

2. Menyusun asesmen.

Kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan Guru Pembimbing Khusus (GPK) bekerja sama dalam
menyusun instrumen asesmen untuk peserta didik yang akan diterima di SMP Negeri 47 Surabaya.
Setelah instrumen asesmen disusun, sekolah memperoleh database dari Dinas Pendidikan Kota
Surabaya yang berisi nama-nama peserta didik berkebutuhan khusus yang akan diterima di SMP Negeri
47 Surabaya beserta kategorinya.

3.Implementasi asesmen

mengimplementasikan program asesmen untuk mengidentifikasi kelebihan, kekurangan, kebutuhan,


dan kemampuan peserta didik berkebutuhan khusus

4. Rencana tindak lanjut untuk pembelajaran

Hasil dari asesmen tersebut digunakan untuk merencanakan Program Pembelajaran Individual (PPI) dan
menentukan penempatan peserta didik berkebutuhan khusus ke dalam kelas inklusif atau kelas reguler.

B. Proses pembelajaran

1. Penyusunan RPP

Guru Pembimbing Khusus (GPK) melakukan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
berdasarkan kurikulum nasional yang akan disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan peserta
didik berkebutuhan khusus

2. Proses belajar mengajar

Jadwal kelas reguler dimulai pada jam 06.20 Wib dan berakhir pada jam 14.20 Wib, sementara kelas
inklusif dimulai pada jam 06.20 Wib dan berakhir pada jam 12.00 Wib. Setelah kelaa reguler berakhir
lanjutmengikuti kelas inklusi. Selain proses pembelajaran di kelas reguler peserta didik berkebutuhan
khusus, mengikuti Pembelajaran Individual (PPI) yang telah disusun sebelumnya oleh Guru Pembimbing
Khusus (GPK). Terdapat beberapa program khusus yang ditujukan untuk peserta didik berkebutuhan
khusus, seperti program bina diri, program bina bicara, program bina tingkah laku, dan program
keagamaan. Kegiatan non akademik Ekstrakurikuler Khusus yang wajib diikuti oleh kelas inklusi yaitu
ektra tari dan olahraga

3. Evaluasi dan penilaian

Evaluasi pendidikan inklusif dalam kegiatan akademik dilakukan oleh Guru Pembimbing Khusus
(GPK).Penilaian harian, Penilaian Tengah Semester (PTS), Penilaian Akhir Semester (PAS), serta melalui
raport. Terdapat dua jenis raport yang digunakan, yaitu raport online reguler yang berasal dari guru
reguler dan raport khusus yang berasal dari Guru Pembimbing Khusus (GPK). Penilaian juga dilakukan
secara non akademik seperti kegiatan ektrakulikuler dan lomba. Setelahdilakukan evaluasi akademik
dan nonakademik, Guru Pembimbing Khusus (GPK) bekerja sama dengan orang tua untuk
mengidentifikasi kebutuhan, kekurangan, atau kelebihan peserta didik berkebutuhan khusus.

Kelebihan
1. Terdapat sistem penerimaan peserta didik yang jelas dengan melibatkan dinas pendidikan, sekolah
serta perancangan asesmen yang sesuai untuk penerimaan peserta didik inklusi

2. Mendukung proses pembelajaran inklusi

Perancangan kurikulum yang sesuai untuk siswa inklusi, terdapat GPK, kelas bina diri serta
ekstrakulikuler yang disediakan agar siswa inklusi dapat menhembangkan diri sesuai minat dan
kemampuannya

3. Tidak ada perbedaan antara siswa inklusi dan tidak

Sekolah menyediakan fasilitas belajar yang dapat dimanfaatkan oleh setiap pessrta didik, untuk kelas
inkluai juga diberikan fasilitas tambahan berupa kelas inklusi yang dilaksanakan setelah kelas reguler.
Pembelajaran bagi peserta didik berkebutuhan khusus ini disesuaikanProgram Pembelajaran Individual
(PPI) dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun sebelumnya

Kekurangan

1. Belum dijelaskan kuota yang diterima untuk peserta didik inklusi

Anda mungkin juga menyukai