Anda di halaman 1dari 6

BAB III

PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN
A. Struktur Kurikulum

Struktur Kurikulum pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah sebagai berikut:
Struktur kurikulum SD/MI/bentuk lain yang sederajat dibagi menjadi 3 (tiga) fase:

1. Fase A untuk kelas I dan kelas II;


2. Fase B untuk kelas III dan kelas IV; dan
3. Fase C untuk kelas V dan kelas VI.

SD/MI dapat mengorganisasikan muatan pembelajaran menggunakan modul ajar. Proporsi


beban belajar di SD/MI/bentuk lain yang sederajat terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:
a. Pembelajaran intrakurikuler; dan
b. Projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dialokasikan sekitar 20% (dua puluh
persen) beban belajar pertahun.
Struktur kurikulum intrakulikuler di sekolah dasar negeri 50 Kota Bengkulu adalah
pendekatan desain kurikulum merdeka yang memusatkan mata pelajaran inti yang
wajib diajarkan kepada peserta didik, sambil memberikan fleksibilitas untuk
menentukan muatan tambahan (mulok) jika ada. Muatan tambahan ini dapat
disesuaikan dengan kebijakan dan kebutuhan khusus sekolah Berikut adalah deskripsi
lebih rinci tentang struktur kurikulum intrakulikuler di sekolah dasar negeri 50 Kota
Bengkulu:
Mata Pelajaran Inti (Pokok)

● Mata pelajaran inti mencakup mata pelajaran yang wajib diajarkan kepada
semua siswa di sekolah dasar. Ini meliputi mata pelajaran seperti Matematika,
Bahasa Indonesia, IPAS, Pendidikan Pancasila, Seni Musik, PJOK, Bahasa
Inggris, dan PAI

Muatan Lokal (Mulok)

● Muatan tambahan atau mata pelajaran lokal (mulok) adalah mata pelajaran
tambahan yang ditentukan oleh sekolah dasar negeri 50 Kota Bengkulu
dengan kebijakan daerah atau kebutuhan khusus sekolah. Mata pelajaran ini
ini berfokus pada aspek lokal, budaya, atau minat peserta didik. Misalnya,
sekolah dasar di daerah dengan kekayaan alam tertentu dapat menambahkan
mata pelajaran ekologi khusus. Mata pelajaran ini dapat bersifat opsional,
yang berarti peserta didik dapat memilih apakah ingin mengambilnya atau
tidak.

Penentuan Muatan Tambahan (Mulok)

● Proses penentuan mata pelajaran lokal (mulok) biasanya melibatkan kepala


sekolah, guru, dan mungkin juga konsultasi dengan orang tua dan komunitas
sekolah. Keputusan ini didasarkan pada pertimbangan kebutuhan peserta
didik, kebijakan pendidikan daerah atau nasional, serta ketersediaan sumber
daya seperti guru yang berkualifikasi dan materi ajar.

Pengintegrasian Muatan Tambahan (Mulok)

● Muatan tambahan (mulok) ini diintegrasikan ke dalam jadwal pelajaran


peserta didik sehingga tidak menyebabkan ketidakseimbangan atau tumpang
tindih dengan mata pelajaran inti. peserta didik yang memilih mengambil mata
pelajaran tambahan akan memasukkan mata pelajaran tersebut ke dalam
jadwal belajar mereka sesuai dengan ketentuan sekolah.

Struktur kurikulum intrakulikuler di sekolah dasar negeri 50 Kota Bengkulu


memberikan fleksibilitas bagi sekolah untuk menyesuaikan kurikulum merdeka
dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik serta kondisi lokal. Ini
memungkinkan pendekatan pendidikan yang lebih beragam dan berfokus pada
pengembangan kepentingan dan bakat peserta didik, sekaligus memenuhi persyaratan
kurikulum nasional.
B. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel, baik
muatan maupun waktu pelaksanaan. Secara muatan, projek harus mengacu pada capaian
profil pelajar Pancasila sesuai dengan fase peserta didik, dan tidak harus dikaitkan dengan
capaian pembelajaran pada mata pelajaran. Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek
dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam pelajaran projek penguatan profil
pelajar Pancasila dari semua mata pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-
masing projek tidak harus sama.
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di sekolah dasar negeri adalah inisiatif yang
dirancang untuk meningkatkan pemahaman, penghormatan, dan penerapan nilai-nilai
Pancasila di kalangan peserta didik sekolah dasar negeri 50 Kota Bengkulu. Pancasila
adalah dasar ideologi negara Indonesia dan menjadi landasan moral dan etika bagi seluruh
warga negara. Inisiatif ini bertujuan untuk memastikan bahwa peserta didik mulai
memahami dan menginternalisasi prinsip-prinsip Pancasila sejak usia dini. Berikut adalah
deskripsi lebih rinci tentang proyek ini:
Tujuan Proyek:
● Tujuan utama proyek ini adalah memastikan bahwa setiap peserta didik di
sekolah dasar negeri memahami, menghormati, dan menerapkan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari mereka. Ini termasuk pemahaman
tentang sila-sila (prinsip-prinsip) Pancasila, seperti Ketuhanan Yang Maha
Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan, kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan lain-lain.

Pendekatan Pembelajaran:
● Proyek ini menggunakan berbagai metode dan pendekatan pembelajaran yang
cocok untuk peserta didik di sekolah dasar, seperti cerita, permainan, diskusi
kelompok, seni, dan proyek-proyek kreatif. Tujuannya adalah membuat
pembelajaran tentang Pancasila menarik, mudah dipahami, dan relevan dengan
kehidupan sehari-hari peserta didik.
Keterlibatan Orang Tua:
● Keterlibatan orang tua adalah bagian penting dari proyek ini. Orang tua harus
mendukung pendidikan tentang Pancasila di rumah dan dalam kehidupan
sehari-hari mereka. Mereka juga dapat mengikuti program pendidikan
bersama dengan peserta didik

Evaluasi dan Pengukuran Kemajuan:


● Penting untuk mengukur pemahaman dan penerapan peserta didik terhadap
Pancasila. Ini dapat dilakukan melalui tes, proyek, atau evaluasi lainnya.

Penghargaan dan Pengakuan:


● Peserta didik yang menonjol dalam pemahaman dan penerapan Pancasila
dapat diberikan penghargaan atau pengakuan khusus sebagai dorongan positif.

Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di sekolah dasar negeri bertujuan untuk
menciptakan generasi muda yang memiliki pemahaman mendalam tentang nilai-nilai
Pancasila, yang merupakan dasar bagi perdamaian, keadilan, dan kebersamaan dalam
masyarakat Indonesia. Melalui inisiatif ini, diharapkan siswa dapat tumbuh menjadi warga
negara yang bertanggung jawab dan peduli terhadap keberlangsungan ideologi Pancasila.
C. Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler Pramuka di sekolah dasar negeri 50 Kota Bengkulu adalah
salah satu program di luar mata pelajaran inti yang bertujuan untuk mengembangkan
karakter, kepemimpinan, kerjasama, dan keterampilan berdasarkan prinsip-prinsip
gerakan Pramuka.

Tujuan Ekstrakulikuler Pramuka:

● Tujuan utama dari ekstrakulikuler Pramuka di sekolah dasar negeri 50 Kota


Bengkuu adalah mengembangkan karakter positif dan keterampilan sosial
peserta didik. Program ini bertujuan untuk membentuk kepribadian yang
tangguh, bertanggung jawab, dan peduli terhadap lingkungan dan masyarakat
sekitar.

Kegiatan Pramuka:

● Kegiatan ekstrakurikuler Pramuka mencakup beragam aktivitas, seperti


perkemahan, kegiatan luar ruangan, pelatihan keterampilan bertahan hidup,
pembuatan kerajinan tangan, pertolongan pertama, penanaman pohon, dan
banyak lagi. Peserta didik belajar prinsip-prinsip Pramuka, seperti 'Siap Sedia'
dan 'Kepanduan,' serta nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, dan
solidaritas.

Struktur Organisasi Pramuka:

● Dalam ekstrakulikuler Pramuka, peserta didik biasanya dikelompokkan dalam


unit yang disebut "regu" atau "gugus." Masing-masing regu dipimpin oleh
seorang "pembina" yang bertanggung jawab atas mengajar keterampilan
Pramuka dan mengorganisir kegiatan.

Penerimaan Anggota:

● Program Pramuka di sekolah dasar biasanya terbuka untuk semua peserta


didik yang tertarik. Peserta didik yang ingin bergabung biasanya mendaftar
dan berpartisipasi dalam proses seleksi yang sederhana.
Penghargaan dan Pengakuan:

● Pramuka memiliki berbagai penghargaan dan tanda kehormatan, seperti Tanda


Kecakapan, Tanda Pramuka, dan Brevet yang dapat diterima oleh siswa sesuai
dengan pencapaian mereka dalam berbagai kegiatan Pramuka. Penghargaan
ini memberikan dorongan positif kepada peserta didik untuk berprestasi dalam
program Pramuka.

Pentingnya Prinsip-Prinsip Pramuka:

● Program Pramuka di sekolah dasar mendorong peserta didik untuk memahami


dan menerapkan prinsip-prinsip Pramuka dalam kehidupan sehari-hari.
Prinsip-prinsip ini mencakup kewajiban terhadap Tuhan, kewajiban terhadap
sesama, dan kewajiban terhadap diri sendiri.

Ekstrakulikuler Pramuka di sekolah dasar negeri 50 Kota Bengkulu adalah


cara yang efektif untuk membentuk karakter peserta didik, memperkenalkan mereka
pada prinsip-prinsip kepemimpinan, dan mengajarkan keterampilan yang berguna
dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, program ini mendorong rasa kebersamaan
dan saling peduli di antara peserta didik, dan membantu mereka menjadi warga yang
lebih baik dan lebih bertanggung jawab dalam masyarakat

Anda mungkin juga menyukai