Anda di halaman 1dari 23

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/289657773

Teknik Sampling dan Penentuan Jumlah sampel

Presentation · January 2016


DOI: 10.13140/RG.2.1.5187.0808

CITATIONS READS

22 290,661

1 author:

I Gusti Bagus Rai Utama


Universitas Dhyana Pura Bali
362 PUBLICATIONS 702 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by I Gusti Bagus Rai Utama on 09 January 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE.,
M.MA., MA.
 Sampel adalah bagian dari
populasi yang memiliki sifat-
sifat yang sama dari obyek yang
merupakan sumber data
(Sukadarrumidi, 2006:50).
 Sampel diambil dalam
penelitian sebagai
pertimbangan efisiensi dan
mengarah pada sentralisasi
permasalahan dengan
memfokuskan pada sebagian
dari populasinya.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE.,


M.MA., MA.
 Mempunyai sifat yang dimiliki oleh
populasi: Apabila populasi dicirikan
oleh warna, dimensi, dan kekerasan
bahan maka sampelnya juga harus
dicirikan oleh hal yang sama.
 Mewakili dari populasi: Apabila dari
sejumlah anggota populasi sesudah
dipertimbangkan cukup diambil
sebuah sampel maka hasil pengujian
sampel tersebut akan mewakili seluruh
anggota populasinya.
 Dapat dipergunakan untuk
mengeneralisasi hasil analisis:
Berkaitan dengan keterangan di atas
maka hasilnya akan berlaku untuk
seluruh anggota populasi

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE.,


M.MA., MA.
 Untuk mereduksi jumlah obyek
yang akan diteliti, hal ini akan
lebih bermanfaat apabila cara
pengujian obyek dilakukan
hingga rusak
 Dengan membatasi jumlah
populasi atau wilayah populasi
untuk membuat generalisasi
hasil analisis
 Berusaha untuk mempersingkat
waktu, memperkecil dana, dan
tenaga peneliti.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE.,


M.MA., MA.
 Tentukan jumlah populasi
terlebih dahulu kemudian
menentukan sampelnya.
 Batasi luasnya dengan
menegaskan karakteristik
populasi teoritis dengan
cara melakukan identitas
dan inventarisasi terhadap
sifat-sifat populasi sebagai
ruang lingkup dalam usaha
melakukan generalisasi.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE.,


M.MA., MA.
 Biaya lebih murah
 Waktu lebih pendek
 Tenaga yang dierlukan lebih sedikit

Dengan teknik sampling yang baik,


akan diperoleh hasil yang lebih baik
atau tepat daripada penelitian
terhadap populasi karena:
 adanya tenaga-tenaga ahli
 penyelidikan dilakukan lebih teliti
 kesalahan yang mungkin diperbuat
lebih sedikit

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE.,


M.MA., MA.
 Ada
dua macam cara pengambilan
sampel, yakni secara random
(random sampling, probability
sampling method) dan non
random (non random sampling,
non probability sampling).

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE.,


M.MA., MA.
Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE.,
M.MA., MA.
 Probability Samples
adalah teknik
sampling yang
memberikan
kemungkinan yang
sama paa setiap
individu untuk
dipilih sebagai
sampel

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE.,


M.MA., MA.
 Setiap individu atau item
dari target memiliki
kesempatan yang sama
untuk terpilih. Seleksi
dilakukan dengan
penggantian atau tanpa
penggantian.
 Pemilihan sampel dapat
menggunakan tabel nomor
acak untuk mendapatkan
sampelnya.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE.,


M.MA., MA.
 Dalam sistematic random sampling dipersiapkan terlebih dahulu
daftar nama-nama subyek yang akan dipilih untuk sampel.
Pemilihannya dilakukan dengan menggunakan kelipatan yang
ditentukan berdasarkan hasil pembagian jumlah populasi
dengan jumlah sampelnya (jumlah populasi dibagi jumlah
sampel).
 Biasanya untuk sampel yang pertama telah ditentukan terlebih
dahulu secara random atau dengan cara lain yaitu dilakukan
pembagian secara proporsional dengan membagi berdasarkan
kelompok tertentu dan masing-masing kelompok diambil
persentasenya yang seimbang, sehingga dengan jumlah
perbandingan yang seimbang antara jumlah kelompok dalam
populasinya dengan besarnya sampel yang diambil pada
masing-masing kelompok tersebut.
Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE.,
M.MA., MA.
 Sebelum diambil sebagai sampel, populasi
dibagi-bagi menjadi sub-sub populasi yang
disebut strata, lapisan atau kelompok yang lebih
kecil.
 Dilakukan karena populasi heterogen, sehingga
dengan mengelompkkan menjadi beberapa
strata, diharapkan tiap startum menjadi relatif
homogen. Misalnya untuk memperkirakan tingkat
penjualan hotel berbintang dan non bintang di
Bali.
 Dengan pengklasifikasian hotel atas hotel
bintang 5, bintang 4, bintang 3, hotel melati 1,
melati 2, melati 3, villa dan seterusnya, akan
memudahkan hasil yang diperoleh. Stratified
Random Sampling sangat tepat digunakan kalau
elemen-elemen yang diselidiki mempunyai nilai-
nilai karakterstik yang heterogen (bervariasi).

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE.,


M.MA., MA.
 Dalam sistem penggajian pegawai hotel
diketahui penghasilannya sebagai berikut:
I = 40% berpenghasilan rendah
II = 50% berpenghasilan sedang
III = 10% berpenghasilan tinggi

 Jika sampel yang akan dipakai 100 orang,


maka pembagiannya untuk strata:
I = sebanyak 40% X 100 orang = 40 orang
II = sebanyak 50% X 100 orang = 50 orang
III = sebanyak 10% X 100 orang = 10 orang

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE.,


M.MA., MA.
 Cluster Sampling adalah teknik pengambilan sampel
dengan pemilihan mengacu pada kelompok bukan pada
individu.
 Cara ini baik sekali dilakukan apabila tidak terdapat atau
sulit menentukan dan menemukan kerangka sampel meski
dapat juga dilakukan pada populasi yang kerangka sampel
sudah ada.
 Misalnya: Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten
Badung ingin mengetahui bagaimana Sikap
para karyawan hotel terhadap Kebijakan
Sistem Upah Minimal Kabupaten Badung,
besar sampel adalah 300 orang, kemudian
ditentukan Cluster misal Hotel berbintang
sebanyak 6 hotel dengan rata-rata jumlah
karyawan 50 orang maka jumlah cluster yang
diambil adalah 300 : 50 = 6, kemudian
dipilih secara acak enam Hotel dan dari enam
hotel tersebut dipilih secara acak 50 orang
karyawan sebagai anggota sampel.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE.,


M.MA., MA.
 Tidak semua individu atau elemen dalam
populasi mendapat peluang atau
kesempatan yang sama untuk diambil
sebagai sampel. Jadi teknik Non
Probability bersifat subyektif, bergantung
kepda selera peneliti yang akan
mengambil sampel.
 MIsalnya pada incidental sampling, yang
diambil hanya individu-individu yang
kebetulan dijumpai seperti orang-orang
di pinggir jalan, mahasiswa yang sedang
masuk warung untuk mengetahui besar
pengeluaran mereka sebulan.
 Generalisasi yang dibuat sudah tentu
tidak memberikan taraf keyakinan yang
tinggi, kecuali jika populasinya homogen.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE.,


M.MA., MA.
 Judgement sampling adalah sampling
berdasarkan pendapat atau pertimbangan-
pertimbangan tertentu, tanpa
mempertimbangkan subyek-subyek yang diambil
sebagai sampel itu mewakili populasi, sub
populasi atau tidak, bukan sebuah persoalan.
Keuntungan teknik ini ialah bahwa
melaksanakannya lebih mudah, murah, dan
cepat.
 Hasilnya berupa kesan-kesan umum yang masih
kasar yang tak dapat dipandang sebagai
generalisasi umum. Dalam sampel dapat dengan
sengaja kita masukkan orang-orang yang
mempunyai ciri-ciri yang kita inginkan.
Kelemahannya ialah kecenderungan memiih
orang yang mudah didekati bahkan yang dekat
pada kita yang mungkin ada biasnya dan
memiliki ciri yang tidak dimiliki populasi dalam
keseluruhannya.
Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE.,
M.MA., MA.
 Sampling kuota adalah teknik memilih sampel
yang mempunyai cirri-ciri tertentu dalam jumlah
atau kuota yang diinginkan. Jumlah subyek yang
akan diselidiki ditetapkan lebih dahulu. Jika
kuota telah ditentukan mulailah peneyelidikan
dan tentang siapa yang akan dijadikan
responden, terserah kepada team pengumpul
data.
 Misalnya :
 Untuk responden wisatawan mancanegara
ditetapkan kuota sebagai berikut:
 10 orang warganegara Inggris
 15 orang warganegara Australia
 20 orang warganegara Jepang

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE.,


M.MA., MA.
 Sampel chuck biasanya hanya
merujuk pada kelompok yang
kebetulan tersedia saat
dibutuhkan. Misalnya peneliti
mewawancarai lima orang di
jalan tentang beberapa topik
yang sedang menjadi hot
issues yang mungkin tidak
mewakili seluruh populasi, dan
bahkan tidak mewakili
siapapun yang berada di
jalanan di mana wawancara itu
dilakukan.
Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE.,
M.MA., MA.
 Rumus Slovin (Jika Jumlah
Populasi diketahui)
◦ Pertanyaan dalam seringkali
diajukan dalam metode
pengambilan sampel adalah
berapa jumlah sampel yang
dimana dibutuhkan dalam penelitian.
n : jumlah sampel Sampel yang terlalu kecil dapat
N : jumlah populasi menyebabkan penelitian tidak
e : batas toleransi
dapat menggambarkan kondisi
kesalahan (error tolerance)
populasi yang sesungguhnya.
Sebaliknya, sampel yang terlalu
besar dapat mengakibatkan
pemborosan biaya penelitian.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE.,


M.MA., MA.
 Untuk menggunakan rumus ini, pertama ditentukan berapa batas
toleransi kesalahan. Batas toleransi kesalahan ini dinyatakan
dengan persentase.
 Semakin kecil toleransi kesalahan, maka semakin akurat sampel
menggambarkan populasi. Misalnya, penelitian dengan batas
kesalahan 5% berarti memiliki tingkat akurasi 95%. Penelitian
dengan batas kesalahan 10% memiliki tingkat akurasi 90%.
Dengan jumlah populasi yang sama, semakin kecil toleransi
kesalahan, semakin besar jumlah sampel yang dibutuhkan.
Contoh:
Sebuah hotel berbintang di Bali memiliki 1000
karyawan, dan akan dilakukan survei dengan
mengambil sampel. Berapa sampel yang dibutuhkan
apabila batas toleransi kesalahan 5%.

Dengan menggunakan rumus Slovin:


n = N / ( 1 + N e² ) = 1000 / (1 + 1000 x 0,05²) =
285,71 dibulatkan menjadi 286, dengan demikian,
jumlah sampel yang dibutuhkan
Dr. I Gusti adalah 286 karyawan.
Bagus Rai Utama, SE.,
M.MA., MA.
 Berdasarkan Jumlah Indikator (Jika Jumlah tidak
diketahui)
Jika jumlah populasi tidak diketahui, jumlah responden
penelitian dapat ditentukan dengan merujuk pada persyaratan
jumlah sampel minimal pada analisis tertentu seperti Analisis
SEM-AMOS yaitu antara 100 hingga 200 sampel.
Jumlah sampel sebesar 400 orang tersebut telah dianggap
cukup memadai, dan disarankan menggunakan teknik ML
(maksimum likehood) atau GLS (generelaized least squares).
Begitu juga halnya dengan analisis faktor, besarnya jumlah
sampel tergantung pada jumlah indikator yang minimalkan
dikalikan 5 kalinya.
Misalnya seorang peneliti menentukan 20 indikator penelitian,
maka jumlah sampel minimal yang diperlukan adalah 20 x 5 =
100 orang (Ferdinand, 2002:48).

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE.,


M.MA., MA.
 Ada 2 pilihan Teknik Sampling:
Random dan Non Random
 Teknik Sampling Random bertujuan
melakukan generalisasi, Non
Random terbatas pada sampel
tertentu (responden)
 Jumlah Sampel dapat ditentukan
dengan sebuah formula (Slovin) jika
jumlah populasi telah diketahui.
Berdasarkan ketentuan/persyaratan
jumlah, bagi alat analisis tertentu
seperti Analisis Faktor dan SEM.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE.,


M.MA., MA.
View publication stats

Anda mungkin juga menyukai