Makalah Bahasa Arab - Kelompok 9 - 115124
Makalah Bahasa Arab - Kelompok 9 - 115124
DOSEN PENGAMPU :
MATA KULIAH
Bahasa Arab
DISUSUN OLEH
Fahmi Alamsyah Idris / 602230006
Muhammad Hilmi Zaidan / 602230004
Selvia/ 602230024
FAKULTAS DAKWAH
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala
rahmat, karunia, dan petunjuk-Nya yang senantiasa melimpah pada kita.
Shalawat dan salam juga kami sampaikan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, yang telah menjadi teladan sempurna dalam menegakkan
keadilan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Penulis
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................3
3.1 Kesimpulan...........................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................6
II
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam bahasa Arab, setiap kata memiliki bobot makna dan nilai-
nilai yang mendalam. Oleh karena itu, memahami konsep Na'at dan Man'ut
bukan hanya sebagai keterampilan berbahasa, tetapi juga sebagai cara
mendalam untuk menggali spiritualitas dan etika dalam Islam.
1
1.2 Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Na’at Dan Man’ut
1. Na'at ()نعت:
Na'at adalah istilah dalam bahasa Arab yang berasal dari kata sifat
atau sifa. Dalam konteks keagamaan Islam, Na'at merujuk pada pujian,
sanjungan, atau ekspresi penghargaan yang ditujukan kepada Nabi
Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Pujian tersebut bisa berupa syair,
kata-kata, atau bentuk ekspresi lainnya yang menggambarkan keindahan,
keutamaan, dan kepribadian luar biasa Rasulullah. Na'at bukan hanya
merupakan ungkapan cinta dan kekaguman, tetapi juga sebagai cara untuk
mendekatkan diri kepada Allah dan menguatkan ikatan spiritual dengan
Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam.1
2. Man'ut ()منعت:
1
Yuyun wahyudin, (Mengenal Ilmu Nahwu), (Bandung, CV. Kreasi Sahabat Bersama, 2016),
hal-75.
3
2.2 Kesesuaian Antara Na’at Dan Man’ut
Antara Na’at dan Man’ut harus ada kesesuaian dalam beberapa segi, yaitu;
1. Segi I’rab (rafa’, nashab, dan khafadl), yakni jika man’ut nya rafa’
maka na’at nya harus rafa’, dan jika man’ut nya nasab maka na’at
nya pun harus nashab, demikian juga dengan khafadl.
2. Segi Ma’rifat dan nakirah, yakni jika man’ut nya ma’rifat, maka
na’at nya harus ma’rifat. Dan jika man’ut nya nakirah, maka na’at
nya pun harus nakirah.
3. Segi mudzakkar dan muannats, yakni jika man’ut nya mudzakkar
maka na’at nya harus mudzakkar, dan jika man’ut nya muannats,
maka na’atny a harus muannats.
4. Segi mufrod, tatsniyah, dan jama’, yakn ijika man’ut nya mufrod,
maka naa’tnya harus mufrod, dan jika man’ut nya tatsniyah, maka
na’at nya pun harus tatsniyah, begitu juga jika berbentuk jama’.2
Artinya Contoh
2
Yuyun Wahyudin, (Mengenal Ilmu Nahwu), (Bandung, CV. Kreasi Sahabat Bersama,
2016), hal 75-76
3
Yuyun Wahyudin, (Mengenal Ilmu Nahwu), (Bandung, CV. Kreasi Sahabat Bersama,
2016), hal 76
4
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari urain di atas dapat disimpulkan bahwa na’at dan man’ut saling
memiliki hubungan, na’at adalah sifat dan man’ut adalah yang disifati.
Na’at dan man’ut adalah konsep dalam islam yang memiliki makna dan
peran yang penting dalam konteks spiritualitas, kecintaan terhadap nabi
Muhammad SAW, dan pemeliharaaan nilai nilai moral.
5
DAFTAR PUSTAKA