Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Pada Penyakit Jantung
Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Pada Penyakit Jantung
SEMESTER 1
Kelompok 1:
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2019
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah swt, atas limpahan rahmat-Nya makalah ini dapat selesai tepat
pada waktunya. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Maternitas II dengan kajian materi Asuhan Keperawatan ibu hamil dengan penyakit jantung.
Terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu proses adanya
makalah ini. Terutama kepada Bapak dan Ibu dosen yang telah membimbing kami, sehingga
kami mampu membuat makalah sesuai dengan yang kami pelajari selama ini.
Makalah ini masih jauh dari sempurna karena pengetahuan penyusun yang terbatas. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan oleh penyusun demi
sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini memberikan wawasan yang lebih luas dan
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
3.1Pengkajian .............................................................................................. 21
3.2 Analisa Data ......................................................................................... 29
3.3 intervensi ............................................................................................... 33
ii
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan ............................................................................................ 40
4.2 Saran ...................................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
dengan penyakit jantung dapat menimbulkan perubahan yang mempunyai akibat yang
kardiovaskuler dapat dijumpai pada wanita hamil atau tidak hamil. Jelaslah bahwa
wanita dengan penyakit kardiovaskuler dan menjadi hamil, akan terjadi pengaruh timbal
balik yang dapat mengurangi kesempatan hidup wanita tersebut.Dari Hasil penelitian
identifikasi penyakit penyerta pada ibu hamil di Puskesmas Kartasura, didapatkan pasien
ibu hamil dengan penyakit jantung sebesar 3 % dan terbanyak adalah anemia sebanyak
Adaptasi normal yang dialami seorang wanita yang mengalami kehamilan termasuk
system kardiovaskuler akan memberikan gejala dan tanda yang sukar dibedakan dari
jantungnya. Oleh karena kelainan jantung dapat mempengaruhi kehamilan, maka perlu
dipertimbangkan tindakan apa yang harus diambil serta nasihat apa yang perlu diberikan
pada masa kehamilan. Untuk hal tersebut perlu dipertimbangkan akibat keadaan dan
pengobatan jantung si ibu terhadap keadaan fetus yang akan dilahirkan. Akhirnya setiap
dokter yang merawat wanita dengan penyakit jantung mempunyai tanggung jawab
pemeliharaan baik waktu hamil maupun tidak hamil, pendidikan tentang fertilitas, daya
reproduksi, anjuran tentang hamil ataupun kelanjutan kehamilannya yang telah terjadi,
1
1.2. Rumusan Masalah
bagaimana seharusnya tindakan asuhan keperawatan pada kasus penyakit jantung pada
ibu hamil?
1.3. Tujuan
Sebagai bahan Informasi dan pembelajaran mata kuliah keperawatan maternitas II.
1.4. Manfaat
1.4.1 Teoritis
1.4.2 Praktis
Bermanfaat bagi tenaga perawat dalam penerapan asuhan keperawatan pada klien
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian
Penyakit jantung adalah penyebab utama ketiga kematian pada wanita berusia
25 tahun sampai 44 tahun. Karena relatif sering terjadi pada wanita usia subur,
2009).
yang normal dapat menyesuaikan diri terhadap segala perubahan sistem jantung dan
pembuluh darah yang disebabkan oleh kehamilan, yaitu dorongan diafragma oleh
besarnya janin yang dikandungnya sehingga dapat mengubah posisi jantung dan
Saat post partum sering terjadi infeksi. (Manuaba, Ida Bagus Gde, 1998)
3
2.2 Klasifikasi
Kelas 1 : pasien tidak terbatas dalam kegiatan fisik. Kegiatan fisik biasa tidak
menyebabkan kelelahan yang tidak semestinya, Palpitasi, sesak nafas atau nyeri
angina.
Kelas 2 : pasien sedikit terbatas kegiatan fisikya. Kegiatan fisik biasa menyebabkan
Kelas 3 : pasien jelas terbatas dalam kegiatan fisiknya. Kegiatan fisik yang kurang
dari biasa menyebabkan kelelahan, palpitasi, sesak nafas, atau nyeri angina.
Kelas 4 : pasien tidak mampu melakukan sembarangan kegiatan fisik tanpa merasa
tidak enak. Gejala-gejala insufisiensi jantung atau sindrom angina bisa ada sekalipun
dalam keadaan istirahat. Bila melakukan kegiatan fisik rasa tidak enak bertambah
2.3 Etiologi
Kelainan Primer, kelainan primer dapat berupa kelainan kongenital, bentuk kelainan
penyakit lain, seperti hipertensi, anemia berat, hipervolumia, perbesaran rahim, dll.
Penyakit jantung berdasarkan letak dari jantung yang mengalami kelainan baik
secara fungsi maupun strukturnya. Salah satunya adalah kelainan pada katup
4
2. Penyakit jantung kongenital
Penyakit Jatung kongenital menjadi salah satu penyakit jantung yang banyk
3. Hipertensi Pulmonal
Hipertensi Pulmonal pada orang tidak hamil artinya tekanan rata-rata pulmonal
b. Kelas dua : Sering dijumpai pada ibu hamil disebabkan oleh hipertensi vena
Gejala yang di temui adalah dispneu ketika aktivitas fisik, ortopnoe, dispneu
pada malam hari. Angina dan syncope terjadi jika curah ventrikel kanan
4. Penyakit Aorta
dipembuluh darah. Hal ini memberikan pengaruh bagi kehamilan dimana jenis
penyakit pada pembuluh darah aorta paling sering ditemui dan memiliki pengaruh
darah koroner. Penyempitan pada arteri koronaria akan menyebabkan aliran darah
ke jantung menjadi terhambat, akibat yang ditimbulkan dari hal tersebut adalah
kehamilan.
5
2.4 Patofisiologi
kehamilan 10 minggu dan mencapai puncak pada usia 32-36 minggu uterus yang
semakin besar mendorong diafragma ke atas, kiri dan depan sehingga pembuluh-
pembuluh dasar besar dekat jantung mengalami lekukan dan putaran, kemudian 12-
24 jam pascapersalinan terjadi peningkatan volume plasma akibat imbibisi cairan dari
menjadi lebih berat pada pasien yang hamil dan melahirkan, bahkan dapat terjadi
gagal jantung.
Keperluan janin yang sedang bertumbuh akan oksigen dan zat-zat makanan
bertambah dalam berlangsungnya kehamilan, yang harus dipenuhi melalui darah ibu.
Untuk itu banyaknya darah yang beredar bertambah, sehingga jantung harus bekerja
lebih berat. Karena itu dalam kehamilan selalu terjadi perubahan dalam system
Volume plasma bertambah juga sebesar 22 %. Besar dan saat terjadinya peningkatan
volume plasma berbeda dengan peningkatan volume sel darah merah ; hal ini
6
12-24 jam pasca persalinan terjadi peningkatan volume plasma akibat imbibisi cairan
dari ekstra vascular ke dalam pembuluah darah, kemudian di ikuti periode deuresis pasca
pasca persalinan merupakan penyesuaian nilai volume plasma seperti sebelum hamil.
Jantung yang normal dapat menyesuaikan diri, tetapi jantung yang sakit tidak. Oleh
karena itu dalam kehamilan frekuensi denyut jantung meningkat dan nadi rata-rata
mengalami pergeseran ke kiri dan sering terdengar bising sistolik di daerah apeks dan
katup pulmonal. Penyakit jantung akan menjadi lebih berat pada pasien yang hamil dan
Pada saat kehamilan curah jantung meningkat hingga 30 sampai 50 persen. Hampir
separuh dari peningkatan total tersebut terjadi pada 8 minggu, dan maksimal pada
pertengahan kehamilan. Peningkatan dini curah jantung terjadi akibat meningkatnya isi
sekuncup disertai berkurangnya resistensi vaskuler dan penurunan tekanan darah. Pada
tahap kehamilan selanjutnya juga terjadi peningkatan denyut nadi istirahat, dan isi
Karena pada awal kehamilan terjadi perubahan hemodinamik yang signifikan, wanita
dengan disfungsi jantung yang berat dapat mengalami perburukan gagal jantung sebelum
pertengahan kehamilan. Pada wanita yang lain, gagal jantung terjadi pada trimester
ketiga saat hypervolemia normal pada kehamilan mencapai puncaknya. Akan tetapi, pada
sebagian besar kasus gagal jantung terjadi peripartum saat timbul tambahan beban
7
curah jantung secara cepat sering kesulitan menghadapi penyakit jantung
Gejala-gejala seperti kelelahan, dan sesak nafas ringan dan tanda-tanda klinik
seperti desah sistolik, suara jantung ketiga, dan edema bisa jadi tanda-tanda penyakit
lanjut untuk menetapkan penyakit jantung jika ada sembarangan gejala dan tanda
berikut, sesak nafas yang cukup berat buat mengganggu kegiatan, ortopnea progresif,
sesak nafas malam hari yang paroksimal, nyeri dada seperti angina menyertai setiap
kegiatan fisik atau stress, emosional, desah sistolik yang lebih dari III, IV (diastolic,
2. Jantungnya berdebar-debar
8. Hemoptysis
9. Sinkop
11. Sianosis
8
14. Murmur sistolik derajat 3/3 atau lebih Murmur diastolic
15. Kardiomegali
2.6 Komplikasi
2.7 Penatalaksanaan
secara berobat jalan. Pasien harus beristirahat beberapa kali sehari untuk
Kelas II : biasanya tidak memerlukan terapi tambahan kurangi kerja fisik terutama
Kelas III : memerlukan digitalisasi/ obat lainnya sebaiknya dirawat di rumah sakit
dnegan kardiologi.
9
Penatalaksanaan harus melibatkan ahli kandungan, ahli jantung, ahli anestesi
dan ahli bedah jantung, hipertensi pulmonal dan sindrom marfan merupakan
dan bayi. Indikasi untuk operasi sama dnegan wanita yang tidak hamil. Jika ada
tinggi.
menit diikuti dengan 0,25 mg intravena tiap 2- 4 jam sampai 2mg jika diperlukan),
dan morfin (10 -15 mg intravena tiap 2 – 4 jam). Takikardi ibu yang jelas harus
diobati dengan pemberian propranolol (0,2 – 0,5 mg intravena tiap 3 menit sampai
denyut jantung turun menjadi 110 kali per menit), digoksin, atau kardioversi (25 –
100 watt-detik).
pasien hamil dengan penyakit katup jantung sebelum dilakukan bedah sesar atau
Pemakaian beta agonis untuk mengatasi partus premature adalah kontra indikasi
pada penderita dengan penyakit jantung yang jelas. Sulfas magnesikus dapat
10
2.8 WOC
11
2.9 Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
2. Sirkulasi
dengan uterus.
secara kontinu.
3. Eliminasi
c. Obesitas
e. Malnutrisi
f. Diabetes mellitus
12
g. Mengalami edema ekstrimitas bawah
5. Pernafasan
b. Krekle
c. Hemoptisis
d. Takipnea
e. Dispnea
f. Ortopnea
tanda-tanda aritmia.
dan pelvis.
1. Elektrokardiografi
13
ventrikel relative sering terjadi. Kehamilan tidak mengubah temuan
voltase.
2. Ekokardiografi
perfusi (D.0003).
14
3. Risiko perfusi miokard tidak efektif dengan faktor risiko riwayat penyakit
Tindakan :
e. Fasilitasi aktivitas fisik (mis. Ambulasi, mobilisasi dan perawatan diri )sesuai
dengan kebutuhan.
15
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi
perfusi (D.0003)
a. Dyspneu (5)
b. pH arteri (5)
Tindakan :
jika diperlukan
3. Risiko perfusi miokard tidak efektif dengan faktor risiko riwayat penyakit
c. Takikardia (5)
d. Bradikardia (5)
f. Edema (5)
g. Lelah (5)
Tindakan :
16
b. Identifikasi jenis penyakit aritmia
i. Berikan oksigen
a. Palpitasi (5)
b. Bradikardi (5)
c. Dispneu (5)
d. Pucat (5)
f. CRT (5)
Tindakan :
17
b. Identifikasi tanda / gejala sekunder penurunan curah jantung (meliputi
nyaman.
i. Berikan diet jantung yang sesuai ( batasi asupan kafein, natrium, kolesterol,
p. Anjurkan pasien dan keluarga mengukur intake dan output cairan harian
18
Tindakan :
a. Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
b. Monitor frekuensi napas
c. Monitor tekanan darah
d. Monitor waktu pengisian kapiler
e. Monitor intake dan output cairan
f. Identifikasi tanda-tanda hipervolemia
g. Dokumentasikan hasil pemantauan
h. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
6. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan aliran artei dan atau vena
(D.0009)
Hasil yang diharapkan perfusi perifer meningkat dengan kriteria :
a. Denyut nadi perifer (5)
b. Warna kulit pucat (5)
c. Edema perifer (5)
d. Tekanan darah (5)
Tindakan :
a. Periksa sirkulasi perifer
b. Monitor panas, kemerahan, nyeri atau bengkak pada ekstremitas
c. Hindari pengukuran tekanan darah pada ektremitas dengan keterbatasan perfusi
d. Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus dilaporkan ( rasa sakit yang
tidak hilang saat istirahat, hilangnya rasa )
7. Risiko cidera dengan faktor risiko hipoksia jaringan (D.0136)
Hasil yang diharapkan risiko cidera menurun dengan kriteria :
a. Toleransi aktivitas (5)
b. Kejadian cidera (5)
c. Tekanan darah (5)
d. Denyut jantung apikal (5)
e. Frekuensi nadi (5)
Tindakan :
a. Identifikasi area lingkungan yang berpotensi menyebabkan cidera
b. Sosialisasi pasien dan keluarga dengan lingkungan rumah sakit
c. Diskusikan bersama anggota keluarga yang dapat mendampingi pasien
d. Monitor status fisik dan psikososial selama kehamilan
19
e. Dampingi ibu saat merasa cemas
f. Observasi tanda-tanda vital
20
BAB III
TINJAUAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN
KASUS
Seorang NY. W G1P0A0 umur 28 tahun dengan UK 27 minggu datang ke RSUD
Dr.Soetomo dengan keluhan rasa sesak nafas,lemas,Edema pada kaki bawah dan
merasakan nyeri hebat pada daerah dada bagian kiri. Dengan hasil pemeriksaan
frekuensi nafas tidak teratur, ibu terlihat pucat.
A. PENGKAJIAN
1. Biodata
a. Identitas Klien
Nama : Ny.W
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 28 tahun
Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Jl. Kenjeran No.156
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
No RM : 09.08.08.125
Tgl. Masuk RS : 18 Maret 2019, Pukul : 06.00
Tgl. Pengkajian : 18 Maret 2019, Pukul : 07.00
b. Identitas Penanggung jawab
Nama suami : Tn.P
Jenis kelamin : laki-laki
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Kenjeran No.156
21
2. Keluhan Utama
Ny.W mengatakan sesak nafas dan nyeri pada dada bagian kiri.
3. Riwayat Kesehatan
a Riwayat Kesehatan sekarang
Ny.W mengeluhkan rasa sesak, berdebar dan nyeri dada yang muncul
saat nyeri perutnya timbul dan berkurang saat sakit perutnya hilang. rasa
sesak, berdebar dan nyeri dada ini juga bertambah saat pasien
berjalan. Sesak dirasakan seperti rasa berat di dada bagian kiri. Penyakit jantung
Ny.W sudah diketahui sejak 5 desember 2017 sebelum pasien hamil.
Awalnya Ny.W mengalami keluhan sering sesak nafas dan terasa nyeri di
dada saat melakukan aktivitas. Jantungnya juga dirasakan berdebar
kencang saat beraktivitas berat. Kemudian Ny.W memeriksakan diri ke
dokter jantung. Pada bulan januari awal pasien mengetahui dirinya hamil.
Usia kehamilan Ny. Y sekarang 27 minggu dan Ny.W tampak cemas
dengan kehamilannya karena kondisinya sekarang yang sedang sakit.
Pasien sering mengulang pertanyaan kepada petugas tentang kondisinya
dan kehamilannya.
b Riwayat Kesehatan yang lalu
Ny.W tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi, diabetes millitus,
asma. Ny.W tidak memiliki alergi terhadap obat.
c Riwayat kesehatan keluarga
Ny.W mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang pernah
mengalami abortus sebelumnya, ataupun mengidap penyakit
asma, ginjal, DM dan hipertensi. tidak ada riwayat alergi dalam keluarga
pasien.
d Riwayat mensturasi
Menarce : 14 tahun
Siklus : 28 hari
22
Lama : 7 hari
Ganti pembalut : 3-4 kali sehari
Teratur : teratur
Warna darah : merah kecoklatan
Keluhan : tidak ada
s. Riwayat Kehamilan Sekarang
1)Hamil ke : 1 (satu)
2)HPHT : 04 September 2018
3)HTP : 11 Juni 2019
4)UK : 27 minggu
5)ANC : 4 Kali
6)TT : 2 kali
7)Obat yang pernah dikonsumsi : -
8)Keluhan umum yang dirasakan : nyeri perut jika dipegang bagian
atas
t. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
-
u. Riwayat KB
` Riwayat KB yang lalu : Tidak menggunakan KB
v. Riwayat perkawinan
Status perkawinan : sah
Menikah ke :1
Lama : 1 tahun
Usia menikah pertama : 23 tahun
23
Jenis : air putih, sub su, teh nasi,sayur, lauk
Pantangan : tidak ada tidak ada
Keluhan : tidak ada tidak ada
b Pola eliminasi
sebelum hamil saat hamil
BAB
Frekuensi : 1x/ hari 1x/hari
Konsistensi : lembek lembek
Warna : kuning kuning
Keluhan : tidak ada tidak ada
BAK
Frekuensi : 6x/ hari 9x/hari
Konsistensi : cair cair
Warna : kuning jernih kuning jernih
Keluhan : tidak ada tidak ada
c Pola istirahat
sebelum hamil saat hamil
Tidur siang
Lama : 2 jam / jam 2 jam / jam
Keluhan : tidak ada tidak ada
Tidur malam
Lama : 8 jam / hari 8 jam / hari
Keluhan : tidak ada tidak ada
d Personal hygiene
sebelum hamil saat hamil
Mandi : 2x/ hari 2x/ hari
Ganti pakaian : 2x/ hari 2x/ hari
Gosok gigi : 2x/ hari 2x/ hari
24
Keramas : 4x/ minggu 4x/ minggu
25
j. Pola Peran dan Hubungan
Ny W tidak mengalami gangguan dalam memenuhi perannya dalam
keluarga. Dan keluarga Ny W mendukung penuh atas kehamilan Ny W.
5. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : sulit bernafas,
Kesadaran : composmetis
Status emosional : stabil
Tanda vital sign
Tekanan darah : 100/70 mmHg Nadi : Takikardia 100x/
menit
Pernapasan : 26x/ menit Suhu : 36,5oC
Berat badan : 55 kg (sebelum hamil)
: 65 kg (saat hamil)
Tinggi badan : 156 cm
26
Palpasi : Tidak teraba benjolan abnormal, Ictus cordis teraba
didaerah lateral dari Midclavicular line pada ICS 6
Perkusi : Sonor pada lapang paru kanan dan kiri,
Batas bawah : MCL (D) ICS II
Batas bawah kiri : 1 cm lateral MCL ICS VI (S)
Batas kanan : 1 cm lateral PSL ICS V (D)
Auskultasi : S1S2 tunggal, takikardi, murmur diastolik (+) derajat 3
terdengar paling keras pada MCL S ICS 5
Pulmo : vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen :
Inspeksi: tampak pembesaran pada abdomen, strie gravidarum (+),
Palpasi
Leopold I : TFU 24 cm
Leopold II : punggung sebelah kanan perut ibu
Leopold III : presentasi kepala
Leopold IV : belum masuk PAP
Auskultasi : DJJ (+) 146x/menit,
A. Pemeriksaan Penunjang
a Pemeriksaan Laboratorium (18 Maret 2019)
Pemeriksaan Nilai Hasil Normal
27
MCHC 33,2 31.0-35.5 g/dl
GDS 84 70-110
Protein - -
Billirubin - -
Urobilinogen ig- -
Ph 6,5 7.34-7.45
SG 1,010 1.015-1.025
Blood 2+*0,20
Keton - -
Nitrit - -
28
Leukosit Neg (1-2) Neg
Crystal - -
Bakteri - -
Silinder - -
Jamur - -
c Pemeriksaan EKG
Tanggal pemeriksaan 18 Maret 2019 hasil P pulmonal
d Pemeriksaan Echokardiografi
Tanggal pemeriksaan 18 Agustus 2018 hasil dilatasi
kardiomiophaty (penyempitan katup)
B. Analisa Data
No Data Penyebab Masalah
29
beraktivitas berat jaringan menurun
DO:
N: 100x/mnt(takikardia)
Usiakehamilan27minggu
TFU 24 cm
palpitasi
N: 100x/mnt
Perubahan
S: 36,5 0C sirkulasi
meningkat
RR: 26x/mnt
Hasilpemeriksaanpenunjang: Penyempitankatub
P pulmonal
Dilatasikardiomiophaty Preload
30
penyempitankatub tidakcukup
Stroke volume
turun
Resiko penurunan
curah jantung
3 DS : Tingkat Kecemasan
pendidikan
Pasien menanyakan tentang
kondisinya
Pasien menanyakan kondisi
Kurang sarana
janin yang sedang
informasi
dikandungnya
DO :
Px tampak cemas
Kurang terpapar
Px sering mengulang informasi
pertanyaan tentang kondisinya
RR 26x/mnt
Nadi 100 x/mnt Kecemasan
Palpitasi
C. Diagnosa keperawatan
4.2.2 Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara suplay dan kebutuhan oksigen
4.2.3 Resikopenurunancurahjantungdenganfaktorrisiko perubahan preload
jantung
4.2.4 Ansietas tentang kondisi diagnosis penyakit belum jelas berhubungan
dengan kurang terpapar informasi
31
D. Intervensi keperawatan
SDKI SLKI SIKI
32
(D.0056) h. Tekanan darah (5) idalam aktivitas tertentu
Terapeutik
(inpatient)
kebutuhan.
Edukasi
33
b. Anjurkan menjalani latihan sesuai dengan
toleransi
aktivitas
Kolaborasi
aktivitas
34
2. Resiko Hasil yang diharapkan curah jantung meningkat Tindakan :
penurunan
dengan kriteria: Observasi
curah
a. Palpitasi (5) a. Identifikasi tanda / gejala primer
jantung
dengan b. Takikardi (5) penurunan curah jantung (meliputi
factor risiko
c. Dispneu (5) dispneu, edema,ortopnea, peningkatan
penuruan
d. Pucat (5) CVP)
preload
jantung e. Beratbadan (5) b. Identifikasi tanda / gejala sekunder
35
g. Monitor EKG 12 sadapan
Tera peutik
stres.
36
modifikasi gaya hidup sehat
Edukasi
Kolaborasi
37
penyakit b. Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang b. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
belum jelas
dihadapi (5) menerima informasi
berhubunga
c. Palpitasi (5) Terapeutik
n dengan
kurang d. Frekuensi nadi (5) a. Ciptakan suasana terapeutik untuk
terpapar
e. Kemampuan menjelaskan pengetahuan sesuai mendapatkan kepercayaan
informasi
topik (5) b. Pahami situasi yang membuat ansietas
f. Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi (5) c. Dengarkan dengan penuh perhatian
memicu kecemasan
Edukasi
38
b. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama
pasien
persepsi
39
BAB IV
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Penyakit jantung merupakan salah satu penyakit yang banyak
diderita oleh banyak orang pada masyarakat, termasuk ibu hamil. Kehamilan
dengan penyakit jantung selalu saling mempengaruhi karena kehamilan dapat
memberatkan penyakit jantung yang dideritanya. Penyakit jantung dalam
kehamilan merupakan salahsatu penyebab kematian maternal non-obstetrik
yangcukup penting.
Perubahan sistem kardiovaskuler maupun hematologis selama kehamilan
dapat mempersulit penegakan diagnosis penyakit jantung dan dapat
memperberat penyakit jantung sehingga memberikan dampak pada ibu yang
sebelumnya sudah memiliki kelainan anatomi maupun fungsi jantung.
Periode intrapartum dan postpartum merupakan masa kritis dimana kematian
terbanyak terjadi pada periode ini. Manifestasi yang timbul berupa kegagalan
fungsi jantung yang meningkatkan kesakitan dan kematian pada ibu dan
janin.
Penanganan yang tepat dari tenaga kesehatan dan dorongan serta kerja
sama yang penuh dari pihak keluarga sendiri, ibu hamil dengan penyakit
jantung dapat diselamatkan, baik sang ibu atau bayinya.
B. Saran
1. Bagi petugas kesehatan diharapkan agar dapat dengan tepat
mengidentifikasi dan mendiagnosa penyakit yang menjadi resiko
kegawatan pada ibu hamil serta memberikan penanganan yang sesuai.
2. Bagi ibu hamil agar mampu menjaga diri secara mandiri dan
melaksanakan anjuran serta menghindari larangan yang telah di beri
tahukan sehingga terjaga kesehatan ibu dan janin yang sedang
dikandung.
40
3. Bagi keluarga ibu hamil dengan penyakit jantung agar terus
memberikan motivasi dan kerja sama dalam menjaga kondisi kesehatan
pada ibu hamil baik secara fisik maupun mental.
4. Bagi pembaca dimohon untuk memberikan tambahan yang membangun
dalam bidang pengetahuan khususnya dalam melengkapi makalah ini
karena dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan
penulis.
41