Anda di halaman 1dari 45

TUGAS KEPERAWATAN MATERNITAS

PROGRAM ALIH JENIS B22

SEMESTER 1

ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL DENGAN PENYAKIT JANTUNG

Kelompok 1:

1. Anggita M.W. (131911123001)


2. Widiyas Ulfia R (131911123002)
3. Yeni Siswanti (131911123003)
4. Florince B. Hety Manu (131911123004)
5. Rikardus Santus (131911123005)
6. Dorkas Day M (131911123015)
7. M. Irhamul Huda (131911123016)

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2019
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah swt, atas limpahan rahmat-Nya makalah ini dapat selesai tepat

pada waktunya. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan

Maternitas II dengan kajian materi Asuhan Keperawatan ibu hamil dengan penyakit jantung.

Terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu proses adanya

makalah ini. Terutama kepada Bapak dan Ibu dosen yang telah membimbing kami, sehingga

kami mampu membuat makalah sesuai dengan yang kami pelajari selama ini.

Makalah ini masih jauh dari sempurna karena pengetahuan penyusun yang terbatas. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan oleh penyusun demi

sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini memberikan wawasan yang lebih luas dan

menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya mahasiswa.

Surabaya, 26 Agustus 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
1.3 Tujuan ......................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ........................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi .................................................................................................... 3


2.2 Klasifikasi ................................................................................................. 4
2.3 Etiologi .................................................................................................... 4
2.4 Phatofisiology ........................................................................................... 6
2.5 Manifestasi Klinis .................................................................................... 8
2.6 Komplikasi .............................................................................................. 9
2.7 Penatalaksanaan ........................................................................................ 9
2.8 WOC ...................................................................................................... 11
2.9 Konsep Askep ......................................................................................... 12
2.10 Diagnosa Keperawatan ......................................................................... 14
2.11 Fokus Intervensi ................................................................................... 15
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

3.1Pengkajian .............................................................................................. 21
3.2 Analisa Data ......................................................................................... 29
3.3 intervensi ............................................................................................... 33

ii
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan ............................................................................................ 40
4.2 Saran ...................................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kehamilan adalah peristiwa sementara dalam kehidupan wanita, tetapi kehamilan

dengan penyakit jantung dapat menimbulkan perubahan yang mempunyai akibat yang

nyata. Kehamilan akan menimbulkan perubahan pada system kardiovaskuler. Penyakit

kardiovaskuler dapat dijumpai pada wanita hamil atau tidak hamil. Jelaslah bahwa

wanita dengan penyakit kardiovaskuler dan menjadi hamil, akan terjadi pengaruh timbal

balik yang dapat mengurangi kesempatan hidup wanita tersebut.Dari Hasil penelitian

identifikasi penyakit penyerta pada ibu hamil di Puskesmas Kartasura, didapatkan pasien

ibu hamil dengan penyakit jantung sebesar 3 % dan terbanyak adalah anemia sebanyak

61,2 %. (Nurul Syifa,2019).

Adaptasi normal yang dialami seorang wanita yang mengalami kehamilan termasuk

system kardiovaskuler akan memberikan gejala dan tanda yang sukar dibedakan dari

gejala penyakit jantung. Kehamilan dapat mengubah fungsi serta fisiologis

kardiovaskuler sehingga dapat mempengaruhi tindakan maupun prognosis terhadap

jantungnya. Oleh karena kelainan jantung dapat mempengaruhi kehamilan, maka perlu

dipertimbangkan tindakan apa yang harus diambil serta nasihat apa yang perlu diberikan

pada masa kehamilan. Untuk hal tersebut perlu dipertimbangkan akibat keadaan dan

pengobatan jantung si ibu terhadap keadaan fetus yang akan dilahirkan. Akhirnya setiap

dokter yang merawat wanita dengan penyakit jantung mempunyai tanggung jawab

pemeliharaan baik waktu hamil maupun tidak hamil, pendidikan tentang fertilitas, daya

reproduksi, anjuran tentang hamil ataupun kelanjutan kehamilannya yang telah terjadi,

serta diskusi tentang kemungkinan pemberian kontrasepsi ataupun tindakan sterilisasi.

1
1.2. Rumusan Masalah

Permasalahan yang timbul sehingga disusunnya asuhan keperawatan ini adalah

bagaimana seharusnya tindakan asuhan keperawatan pada kasus penyakit jantung pada

ibu hamil?

1.3. Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Sebagai bahan Informasi dan pembelajaran mata kuliah keperawatan maternitas II.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Memperoleh informasi mengenai penyakit jantung pada ibu hamil

2. Dapat memahami tentang konsep asuhan keperawatan pasien dengan penyakit

jantung pada ibu hamil.

1.4. Manfaat

Manfaat dari penyusunan asuhan keperawatan ini, yaitu :

1.4.1 Teoritis

1. Sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa

2. Sebagai salah satu tugas akademik

1.4.2 Praktis

Bermanfaat bagi tenaga perawat dalam penerapan asuhan keperawatan pada klien

dengan penyakit jantung pada ibu hamil.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian

Penyakit jantung adalah penyebab utama ketiga kematian pada wanita berusia

25 tahun sampai 44 tahun. Karena relatif sering terjadi pada wanita usia subur,

penyakit jantung mempersulit pada sekitar 1 persen kehamilan (Leveno, Kenneth J,

2009).

Kehamilan dengan penyakit jantung selalu saling mempengaruhi karena

kehamilan dapat memberatkan penyakit jantung yang dideritanya. Penyakit jantung

dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Jantung

yang normal dapat menyesuaikan diri terhadap segala perubahan sistem jantung dan

pembuluh darah yang disebabkan oleh kehamilan, yaitu dorongan diafragma oleh

besarnya janin yang dikandungnya sehingga dapat mengubah posisi jantung dan

pembuluh darah sehingga terjadi perubahan dari kerja jantung.

Yang dapat mempengaruhi antara lain:

1. Pengaruh peningkatan hormone tubuh

2. Terjadi haemodelusi darah dengan puncaknya pada kehamilan 28 -32 minggu.

3. Kebutuhan janin untuk pertumbuhan dan perkembangan dalam rahim.

4. Kembalinya darah setelah placenta lahir karena kontraksi rahim

Saat post partum sering terjadi infeksi. (Manuaba, Ida Bagus Gde, 1998)

3
2.2 Klasifikasi

Klasifikasi asosiasi penyakit jantung New York pada ibu hamil:

Kelas 1 : pasien tidak terbatas dalam kegiatan fisik. Kegiatan fisik biasa tidak

menyebabkan kelelahan yang tidak semestinya, Palpitasi, sesak nafas atau nyeri

angina.

Kelas 2 : pasien sedikit terbatas kegiatan fisikya. Kegiatan fisik biasa menyebabkan

kelelahan, palpitasi, sesak nafas, atau nyeri angina.

Kelas 3 : pasien jelas terbatas dalam kegiatan fisiknya. Kegiatan fisik yang kurang

dari biasa menyebabkan kelelahan, palpitasi, sesak nafas, atau nyeri angina.

Kelas 4 : pasien tidak mampu melakukan sembarangan kegiatan fisik tanpa merasa

tidak enak. Gejala-gejala insufisiensi jantung atau sindrom angina bisa ada sekalipun

dalam keadaan istirahat. Bila melakukan kegiatan fisik rasa tidak enak bertambah

berat. (Raybura, William F, 2001)

2.3 Etiologi

Etiologi kelainan jantung dapat berupa kelainan primer maupun sekunder.

Kelainan Primer, kelainan primer dapat berupa kelainan kongenital, bentuk kelainan

katub, iskemik dan cardiomiopati. Kelainan Sekunder, kelainan sekunder berupa

penyakit lain, seperti hipertensi, anemia berat, hipervolumia, perbesaran rahim, dll.

1. Penyakit Jantung Katup

Penyakit jantung berdasarkan letak dari jantung yang mengalami kelainan baik

secara fungsi maupun strukturnya. Salah satunya adalah kelainan pada katup

jatung yang dapat mengalami stenosis maupun insufisiensi, keduanya memiliki

pengaruh yang berbeda bagi kehamilan tergantung masing-masing letak katup

yang mengalami kelainan

4
2. Penyakit jantung kongenital

Penyakit Jatung kongenital menjadi salah satu penyakit jantung yang banyk

ditemui pada kehamilan setelah penyakit jantung rematik.

3. Hipertensi Pulmonal

Hipertensi Pulmonal pada orang tidak hamil artinya tekanan rata-rata pulmonal

>25 mmHg. Terdapat 2 kelas, yaitu :

a. Kelas pertama. Menunjukkan penyakit spesifik yang mempegaruhi arteriol

paru, seperti penyakit jaringan ikat, skleroderma, lupus eritematosus

siskemik, penyakit sel sabit dan tirotoksikosis.

b. Kelas dua : Sering dijumpai pada ibu hamil disebabkan oleh hipertensi vena

pulmonaris akibat penyakit atrium, ventrikel, atau katup sisi kiri.

Gejala yang di temui adalah dispneu ketika aktivitas fisik, ortopnoe, dispneu

pada malam hari. Angina dan syncope terjadi jika curah ventrikel kanan

terfiksasi, hal ini menyebabkan penyakit tahap lanjut.

4. Penyakit Aorta

Diluar kelainan pada jantung itu sendiri, ditemukan adanya kelainan

dipembuluh darah. Hal ini memberikan pengaruh bagi kehamilan dimana jenis

penyakit pada pembuluh darah aorta paling sering ditemui dan memiliki pengaruh

signifikan jika dibandingkan dengan penyakit pembuluh darah lainnya.

5. Penyakit Jantung Iskemik

Kelainan pada penyakit jantung yang diakibatkan penyempitan pembuluh

darah koroner. Penyempitan pada arteri koronaria akan menyebabkan aliran darah

ke jantung menjadi terhambat, akibat yang ditimbulkan dari hal tersebut adalah

kurangnya aliran kaya oksigen ke otot jantung sehingga akan mempengaruhi

kehamilan.

5
2.4 Patofisiologi

Terjadi hipovolemia dalam kehamilan, yang sudah dimulai sejak umur

kehamilan 10 minggu dan mencapai puncak pada usia 32-36 minggu uterus yang

semakin besar mendorong diafragma ke atas, kiri dan depan sehingga pembuluh-

pembuluh dasar besar dekat jantung mengalami lekukan dan putaran, kemudian 12-

24 jam pascapersalinan terjadi peningkatan volume plasma akibat imbibisi cairan dari

ekstravaskuler ke dalam pembuluh darah, kemudian diikuti periode diuresis

pascapersalinan yang menyebabkan hemokonsentrasi. Jadi penyakit jantung akan

menjadi lebih berat pada pasien yang hamil dan melahirkan, bahkan dapat terjadi

gagal jantung.

Keperluan janin yang sedang bertumbuh akan oksigen dan zat-zat makanan

bertambah dalam berlangsungnya kehamilan, yang harus dipenuhi melalui darah ibu.

Untuk itu banyaknya darah yang beredar bertambah, sehingga jantung harus bekerja

lebih berat. Karena itu dalam kehamilan selalu terjadi perubahan dalam system

kardiovaskuler yang baisanya masih dalam batas-batas fisiologik. Perubahan-

perubahan itu terutama disebabkan karena :

1. Hidrenia (Hipervolemia), dimulai sejak umur kehamilan 10 minggu

dan puncaknya pada UK 32-36 minggu.

2. Uterus gravidus yang makin lama makin besar mendorong diafragma

ke atas, ke kiri, dan ke depan sehingga pembuluh-pembuluh darah

besar dekat jantung mengalami lekukan dan putaran.

Volume plasma bertambah juga sebesar 22 %. Besar dan saat terjadinya peningkatan

volume plasma berbeda dengan peningkatan volume sel darah merah ; hal ini

mengakibatkan terjadinya anemia delusional (pencairan darah).

6
12-24 jam pasca persalinan terjadi peningkatan volume plasma akibat imbibisi cairan

dari ekstra vascular ke dalam pembuluah darah, kemudian di ikuti periode deuresis pasca

persalinan yang mengakibatkan hemokonsentrasi (penurunan volume plasa). 2 minggu

pasca persalinan merupakan penyesuaian nilai volume plasma seperti sebelum hamil.

Jantung yang normal dapat menyesuaikan diri, tetapi jantung yang sakit tidak. Oleh

karena itu dalam kehamilan frekuensi denyut jantung meningkat dan nadi rata-rata

88x/menit dalam kehamilan 34-36 minggu. Dalam kehamilan lanjut prekordium

mengalami pergeseran ke kiri dan sering terdengar bising sistolik di daerah apeks dan

katup pulmonal. Penyakit jantung akan menjadi lebih berat pada pasien yang hamil dan

melahirkan, bahkan dapat terjadi decompensasi cordis.

Pada saat kehamilan curah jantung meningkat hingga 30 sampai 50 persen. Hampir

separuh dari peningkatan total tersebut terjadi pada 8 minggu, dan maksimal pada

pertengahan kehamilan. Peningkatan dini curah jantung terjadi akibat meningkatnya isi

sekuncup disertai berkurangnya resistensi vaskuler dan penurunan tekanan darah. Pada

tahap kehamilan selanjutnya juga terjadi peningkatan denyut nadi istirahat, dan isi

sekuncup semakin meningkat, mungkin berkaitan dengan meningkatnya pengisisan

diastolic akibat meningkatnya volume darah.

Karena pada awal kehamilan terjadi perubahan hemodinamik yang signifikan, wanita

dengan disfungsi jantung yang berat dapat mengalami perburukan gagal jantung sebelum

pertengahan kehamilan. Pada wanita yang lain, gagal jantung terjadi pada trimester

ketiga saat hypervolemia normal pada kehamilan mencapai puncaknya. Akan tetapi, pada

sebagian besar kasus gagal jantung terjadi peripartum saat timbul tambahan beban

hemodinamik. Kondisi ini merupakan saat kemampuan fisiologis jantung mengubah

7
curah jantung secara cepat sering kesulitan menghadapi penyakit jantung

structural (Leveno, Kenneth J, 2009).

2.5 Manifestasi Klinis

Gejala-gejala seperti kelelahan, dan sesak nafas ringan dan tanda-tanda klinik

seperti desah sistolik, suara jantung ketiga, dan edema bisa jadi tanda-tanda penyakit

jantung merupakan hal fisiologik selama kehamilan. Diperlukan pemeriksaan lebih

lanjut untuk menetapkan penyakit jantung jika ada sembarangan gejala dan tanda

berikut, sesak nafas yang cukup berat buat mengganggu kegiatan, ortopnea progresif,

sesak nafas malam hari yang paroksimal, nyeri dada seperti angina menyertai setiap

kegiatan fisik atau stress, emosional, desah sistolik yang lebih dari III, IV (diastolic,

prediastolik atau terus-menerus), pembesaran jantung yang nyata, aritmia berat,

sianosis, dan pelebaran ujung-ujung jari (clubbing) (Raybura, William F, 2001).

1. Cepat merasa lelah

2. Jantungnya berdebar-debar

3. Sesak nafas apalagi disertai sianosis (kebiruan)

4. Edema tungkai atau terasa berat pada kehamilan muda

5. Mengeluh tentang bertambah besarnya Rahim yang tidak sesuai

6. Dyspnea atau ortopnea progresif

7. Batuk malam hari

8. Hemoptysis

9. Sinkop

10. Nyeri dada

11. Sianosis

12. Jari gada

13. Distensi menetap vena jugularis

8
14. Murmur sistolik derajat 3/3 atau lebih Murmur diastolic

15. Kardiomegali

16. Aritmia persisten

17. Bunyi jantung kedua terpisah menetap

(Leveno, Kenneth J, 2009)

2.6 Komplikasi

Penyakit jantung pada ibu hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan janin dalam rahim dalam bentuk :

1. Dapat terjadi keguguran

2. Persalinan prematuritas atau berat lahir rendah

3. Kematian perinatal yang makin meningkat

4. Pertumbuhan dan perkembangan bayi mengalami hambatan intelegensia

atau fisik. (Manuaba, Ida Bagus Gde, 1998).

2.7 Penatalaksanaan

Pengobatan dan penatalaksanaan penyakit jantung dalam kehamilan tergantung

pada derajat fungsinya

Kelas I : tidak ada pengobatan tambahan yang dibutuhkan, penanganannya biasa

secara berobat jalan. Pasien harus beristirahat beberapa kali sehari untuk

mengurangi kerja jantung.

Kelas II : biasanya tidak memerlukan terapi tambahan kurangi kerja fisik terutama

antara kehamilan 28 – 36 minggu.

Kelas III : memerlukan digitalisasi/ obat lainnya sebaiknya dirawat di rumah sakit

sejak kehamilam 28 – 30 minggu

Kelas IV : harus dirawat di rumah sakit dan diberikan pengobatan bekerjasama

dnegan kardiologi.

9
Penatalaksanaan harus melibatkan ahli kandungan, ahli jantung, ahli anestesi

dan ahli bedah jantung, hipertensi pulmonal dan sindrom marfan merupakan

kontra indikasi untuk hamil. Sebagian besar otot-otot kardiovaskuler dapat

digunakan pada kehamilan dengan mempertimbangkan potensi resiko terhadap ibu

dan bayi. Indikasi untuk operasi sama dnegan wanita yang tidak hamil. Jika ada

indikasi untuk operasi cardiopulmonary bypasss support harus dengan aliran

tinggi.

Kegagalan jantung harus ditangani secara agresif dengan istirahat baring,

oksigen, turniket (rotating tourniquets), digoksin (0,5 mg intravena selama 10

menit diikuti dengan 0,25 mg intravena tiap 2- 4 jam sampai 2mg jika diperlukan),

dan morfin (10 -15 mg intravena tiap 2 – 4 jam). Takikardi ibu yang jelas harus

diobati dengan pemberian propranolol (0,2 – 0,5 mg intravena tiap 3 menit sampai

denyut jantung turun menjadi 110 kali per menit), digoksin, atau kardioversi (25 –

100 watt-detik).

Asosiasi jantung Amerika menganjurkan pemberian antibiotika pada pasien-

pasien hamil dengan penyakit katup jantung sebelum dilakukan bedah sesar atau

kateterisasi uretra, atau dalam persalinan melalui vagina yang berkomplikasi.

Pemakaian beta agonis untuk mengatasi partus premature adalah kontra indikasi

pada penderita dengan penyakit jantung yang jelas. Sulfas magnesikus dapat

dipergunakan dengan hati-hati, karena dengan dosis tinggi mungkin terjadi

keracunan jantung. (Raybura, William F, 2001).

10
2.8 WOC

11
2.9 Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Data Demografi: Nama, Umur, Pekerjaan, Alamat.

b. Aktifasi dan istirahat

c. Ketidakmampuan melakukan aktifitas normal

d. Dispenia nocturnal karena pengerahan tenaga.

2. Sirkulasi

a. Takikardia, palpitasi, disritmia

b. Riwayat penyakit jantung congenital

c. Perubahan poksisi dan diafragma ke atas dan ukuran jantung sebanding

dengan uterus.

d. Dapat mengalami pembesaran jantung dan murmur diastolic dan sistolik

secara kontinu.

e. Peningkatan tekanan darah

f. Clubbing dan sianosis

g. Nadi mungkin menurun

h. Dapat mengalami memar spontan, perdarahan lama, dan trobositopenia.

i. Riwayat hipertensi kronis

3. Eliminasi

a. Menurunnya keluaran urine

b. Makanan dan cairan

c. Obesitas

d. Mual dan muntah

e. Malnutrisi

f. Diabetes mellitus

12
g. Mengalami edema ekstrimitas bawah

4. Nyeri dan rasa nyaman

Dapat mengeluh nyeri dada dengan tanpa paktivitas

5. Pernafasan

a. Pernafasan lebih dari 24 x / menit

b. Krekle

c. Hemoptisis

d. Takipnea

e. Dispnea

f. Ortopnea

2.10 Pemeriksaan penunjang

EKG, untuk mengetahui kelainan irama dan gangguan konduksi, adanya

kardiomegali, tanda penyakit pericardium , iskemia atau infark, bisa ditemukan

tanda-tanda aritmia.

Pemeriksaan radiologi untuk mengetahui dehidrasi dalam kehamilan namun

jika memang diperlukan dapat dilakukan dengan memberikan pelindung di abdomen

dan pelvis.

1. Elektrokardiografi

Terdapat beberapa perubahan akibat kehamilan yang perlu

dipertimbangkan saat menginterpretasikan hasil pemeriksaan

elektrokardiografi. Sebagai contoh, karena pada kehamilan lanjut

diafragma terangkat, rata-rata terjadi deviasi 15 derajat sumbu kiri di

elektrokardiogram sedemikian rupa sehingga dapat ditemukan perubahan

ST ringan di sadapan inferior. Selain itu, kontraksi premature atrium dan

13
ventrikel relative sering terjadi. Kehamilan tidak mengubah temuan

voltase.

2. Ekokardiografi

Metode yang aman, cepat dan terpercaya untuk mengetahui fungsi

dan anatomi bilik, katup, dan pericardium. Luasnya penerapan

ekokardiografi, sebagian besar penyakit jantung selama kehamilan

dapat diagnosis secara noninvansif dan akurat. Sebagai perubahan

normal yang dipicu oleh kehamilan dan terlihat pada ekokardiografi

adalah regurgitasi tricuspid dan peningkatan signifikan ukuran atrium

kiri dan luas potongan melintang outflow ventrikel kiri .

Akan tetapi, sepanjang kehamilan dan masa nifas perlu diberikan

perhatian khusus terhadap pencegahan dan deteksi dini gagal jantung.

Infeksi terbukti merupakan factor penting yang memicu gagal jantung.

Setiap pasien harus dianjurkan untuk menghindari kontak dengan

mereka yang mengidap infeksi saluran napas, termasuk demam

salesma, dan melaporkan setiap serta mengurangi risiko aritmia yang

mengancam jiwa. Wanita yang bersangkut harus diberi antibiotic

profilaksis jika terdapat regurgitasi, kerusakan katup, atau factor risiko

lain. (Leveno, Kenneth J, 2009).

2.11 Diagnosa Keperawatan

1. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan ketidakseimbangan antara

suplay dan kebutuhan oksigen (D.0056)

2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi

perfusi (D.0003).

14
3. Risiko perfusi miokard tidak efektif dengan faktor risiko riwayat penyakit

kardiovaskuler pada keluarga (D.0014).

4. Risiko tinggi penurunan curah jantung yang berhubungan dengan penurunan


preload jantung(D.0011)
5. Hipervolemia berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi (D.0022)
6. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan aliran artei dan
atau vena (D.0009)
7. Risiko cidera dengan faktor risiko hipoksia jaringan (D.0136)
8. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (D.0077)
2.12 Fokus Intervensi

1. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplay

dan kebutuhan oksigen (D.0056)

Hasil yang diharapkan toleransi aktivitas meningkat dengan kriteria :

a. Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari ( 5 )

b. Frekuensi nadi (5)

c. Jarak berjalan (5)

d. Perasaan lemah (5)

Tindakan :

a. identifikasi defisit tingkat aktivitas

b. Identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam aktivitas tertentu

c. Fasilitasi fokus pada kemampuan, bukan defisit yamg dialami

d. Sepakati komitmen untuk meningkatkaan frekuensi dan rentang aktivitas

e. Fasilitasi aktivitas fisik (mis. Ambulasi, mobilisasi dan perawatan diri )sesuai

dengan kebutuhan.

f. Libatkan keluarga dalam aktivitas

15
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi

perfusi (D.0003)

Hasil yang diharapkan gangguan pertukaran gas menurun dengan kriteria :

a. Dyspneu (5)

b. pH arteri (5)

c. Pola nafas (5)

Tindakan :

a. Observasi kecepatan aliran oksigen

b. Monitor efektifitas terapi oksigen (misalnya oksimetri, analisa gas darah)

jika diperlukan

c. Monitor tanda-tanda hipoventilasi

d. Kolaborasi penentuan dosis oksigen

3. Risiko perfusi miokard tidak efektif dengan faktor risiko riwayat penyakit

kardiovaskuler pada keluarga (D.0014).

Hasil yang diharapkan perfusi miokard meningkat dengan kriteria :

a. Gambaran EKG aritmia (5)

b. Tekanan darah (5)

c. Takikardia (5)

d. Bradikardia (5)

e. Kekuatan nadi perifer (5)

f. Edema (5)

g. Lelah (5)

Tindakan :

a. Periksa onset pemicu aritmia

16
b. Identifikasi jenis penyakit aritmia

c. Monitor keluhan nyeri dada

d. Monitor saturasi oksigen

e. Berikan lingkungan yang tenang

f. Pasang monitor jantung

g. Pasang akses intravena

h. Rekam EKG 12 sadapan

i. Berikan oksigen

j. Kolaborasi pemberian antiaritmia

k. Kolabrorasi pemberian kardioversi

l. Kolaborasi pemberian defibrilasi

4. Risiko tinggi penurunan curah jantung yang berhubungan dengan penurunan


preload jantung(D.0011)
Hasil yang diharapkan curah jantung meningkat dengan kriteria :

a. Palpitasi (5)

b. Bradikardi (5)

c. Dispneu (5)

d. Pucat (5)

e. Berat badan (5)

f. CRT (5)

g. Tekanan darah (5)

Tindakan :

a. Identifikasi tanda / gejala primer penurunan curah jantung (meliputi dispneu,

edema,ortopnea, peningkatan CVP)

17
b. Identifikasi tanda / gejala sekunder penurunan curah jantung (meliputi

hepatomegali, palpitasi, ronkhi basah, oliguria, batuk, kulit pucat).

c. Monitor tekanan darah

d. Monitor intake-output cairan

e. Monitor saturasi oksigen

f. Monitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi)

g. Monitor EKG 12 sadapan

h. Posisikan pasien semifowler atau fowlerdengan kaki ke bawah atau posisi

nyaman.

i. Berikan diet jantung yang sesuai ( batasi asupan kafein, natrium, kolesterol,

dan makanan tinggi lemak).

j. Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stres.

k. Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >94%

l. Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi gaya hidup sehat

m. Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi

n. Ajarkan beraktivitas fisik secara bertahap

o. Anjurkan pasien dan keluarga mengukur berat badan harian

p. Anjurkan pasien dan keluarga mengukur intake dan output cairan harian

q. Kolaborasi pemberian antiaritmia’

r. Rujuk ke program rehabilitasi jantung

5. Hipervolemia berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi (D.0022)


Hasil yang diharapkan hipervolemia menurun dengan kriteria :
a. Asupan cairan (5)
b. Haluaran urine (5)
c. Kelembaban membran mukosa (5)
d. Edema (5)
e. Tekanan darah (5)

18
Tindakan :
a. Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
b. Monitor frekuensi napas
c. Monitor tekanan darah
d. Monitor waktu pengisian kapiler
e. Monitor intake dan output cairan
f. Identifikasi tanda-tanda hipervolemia
g. Dokumentasikan hasil pemantauan
h. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
6. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan aliran artei dan atau vena
(D.0009)
Hasil yang diharapkan perfusi perifer meningkat dengan kriteria :
a. Denyut nadi perifer (5)
b. Warna kulit pucat (5)
c. Edema perifer (5)
d. Tekanan darah (5)
Tindakan :
a. Periksa sirkulasi perifer
b. Monitor panas, kemerahan, nyeri atau bengkak pada ekstremitas
c. Hindari pengukuran tekanan darah pada ektremitas dengan keterbatasan perfusi
d. Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus dilaporkan ( rasa sakit yang
tidak hilang saat istirahat, hilangnya rasa )
7. Risiko cidera dengan faktor risiko hipoksia jaringan (D.0136)
Hasil yang diharapkan risiko cidera menurun dengan kriteria :
a. Toleransi aktivitas (5)
b. Kejadian cidera (5)
c. Tekanan darah (5)
d. Denyut jantung apikal (5)
e. Frekuensi nadi (5)
Tindakan :
a. Identifikasi area lingkungan yang berpotensi menyebabkan cidera
b. Sosialisasi pasien dan keluarga dengan lingkungan rumah sakit
c. Diskusikan bersama anggota keluarga yang dapat mendampingi pasien
d. Monitor status fisik dan psikososial selama kehamilan

19
e. Dampingi ibu saat merasa cemas
f. Observasi tanda-tanda vital

8. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (D.0077)


Hasil yang diharapkan nyeri akut menurun dengan kriteria :
a. Kemampuan menuntaskan aktivitas (5)
b. Keluhan nyeri (5)
c. Meringis (5)
d. Frekuensi nadi (5)
Tindakan :
a. Observasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan intensitas nyeri
b. Identifikasi skala nyeri
c. Identifikasi faktor yang memperberat dan mempengaruhi nyeri
d. Berikan teknik non farmakologi untuk mengurangi nyeri
e. Kolaborasi pemberian analgesik

20
BAB III
TINJAUAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN

KASUS
Seorang NY. W G1P0A0 umur 28 tahun dengan UK 27 minggu datang ke RSUD
Dr.Soetomo dengan keluhan rasa sesak nafas,lemas,Edema pada kaki bawah dan
merasakan nyeri hebat pada daerah dada bagian kiri. Dengan hasil pemeriksaan
frekuensi nafas tidak teratur, ibu terlihat pucat.

A. PENGKAJIAN
1. Biodata
a. Identitas Klien
Nama : Ny.W
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 28 tahun
Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Jl. Kenjeran No.156
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
No RM : 09.08.08.125
Tgl. Masuk RS : 18 Maret 2019, Pukul : 06.00
Tgl. Pengkajian : 18 Maret 2019, Pukul : 07.00
b. Identitas Penanggung jawab
Nama suami : Tn.P
Jenis kelamin : laki-laki
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Kenjeran No.156

21
2. Keluhan Utama
Ny.W mengatakan sesak nafas dan nyeri pada dada bagian kiri.

3. Riwayat Kesehatan
a Riwayat Kesehatan sekarang
Ny.W mengeluhkan rasa sesak, berdebar dan nyeri dada yang muncul
saat nyeri perutnya timbul dan berkurang saat sakit perutnya hilang. rasa
sesak, berdebar dan nyeri dada ini juga bertambah saat pasien
berjalan. Sesak dirasakan seperti rasa berat di dada bagian kiri. Penyakit jantung
Ny.W sudah diketahui sejak 5 desember 2017 sebelum pasien hamil.
Awalnya Ny.W mengalami keluhan sering sesak nafas dan terasa nyeri di
dada saat melakukan aktivitas. Jantungnya juga dirasakan berdebar
kencang saat beraktivitas berat. Kemudian Ny.W memeriksakan diri ke
dokter jantung. Pada bulan januari awal pasien mengetahui dirinya hamil.
Usia kehamilan Ny. Y sekarang 27 minggu dan Ny.W tampak cemas
dengan kehamilannya karena kondisinya sekarang yang sedang sakit.
Pasien sering mengulang pertanyaan kepada petugas tentang kondisinya
dan kehamilannya.
b Riwayat Kesehatan yang lalu
Ny.W tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi, diabetes millitus,
asma. Ny.W tidak memiliki alergi terhadap obat.
c Riwayat kesehatan keluarga
Ny.W mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang pernah
mengalami abortus sebelumnya, ataupun mengidap penyakit
asma, ginjal, DM dan hipertensi. tidak ada riwayat alergi dalam keluarga
pasien.
d Riwayat mensturasi
Menarce : 14 tahun
Siklus : 28 hari

22
Lama : 7 hari
Ganti pembalut : 3-4 kali sehari
Teratur : teratur
Warna darah : merah kecoklatan
Keluhan : tidak ada
s. Riwayat Kehamilan Sekarang
1)Hamil ke : 1 (satu)
2)HPHT : 04 September 2018
3)HTP : 11 Juni 2019
4)UK : 27 minggu
5)ANC : 4 Kali
6)TT : 2 kali
7)Obat yang pernah dikonsumsi : -
8)Keluhan umum yang dirasakan : nyeri perut jika dipegang bagian
atas
t. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
-
u. Riwayat KB
` Riwayat KB yang lalu : Tidak menggunakan KB
v. Riwayat perkawinan
Status perkawinan : sah
Menikah ke :1
Lama : 1 tahun
Usia menikah pertama : 23 tahun

4. Pola Fungsi Gordon


a Pola nutrisi
sebelum hamil saat hamil
 Makan
Frekuensi : 3x/ hari 3x/ hari
Porsi : 1 piring 1 piring
Jenis : nasi, lauk, sayur nasi,sayur, lauk
Pantangan : tidak ada mengurangi garam
Keluhan : tidak ada tidak ada
 Minum
Frekuensi : 10x/ hari 12x/ hari
Porsi : 1 gelas 1 gelas

23
Jenis : air putih, sub su, teh nasi,sayur, lauk
Pantangan : tidak ada tidak ada
Keluhan : tidak ada tidak ada

b Pola eliminasi
sebelum hamil saat hamil
 BAB
Frekuensi : 1x/ hari 1x/hari
Konsistensi : lembek lembek
Warna : kuning kuning
Keluhan : tidak ada tidak ada
 BAK
Frekuensi : 6x/ hari 9x/hari
Konsistensi : cair cair
Warna : kuning jernih kuning jernih
Keluhan : tidak ada tidak ada

c Pola istirahat
sebelum hamil saat hamil
 Tidur siang
Lama : 2 jam / jam 2 jam / jam
Keluhan : tidak ada tidak ada
 Tidur malam
Lama : 8 jam / hari 8 jam / hari
Keluhan : tidak ada tidak ada

d Personal hygiene
sebelum hamil saat hamil
Mandi : 2x/ hari 2x/ hari
Ganti pakaian : 2x/ hari 2x/ hari
Gosok gigi : 2x/ hari 2x/ hari

24
Keramas : 4x/ minggu 4x/ minggu

e Pola sexsualitas dan reproduksi


sebelum hamil saat hamil
Frekuensi : 4x/ minggu 1x/ minggu
Keluhan :tidak ada tidak ada

f Pola aktifitas (terkait kegiatan fisik, olah raga)


Sebelum hamil: Ny. W beraktifitas dirumah sebagai ibu rumah tangga
dan melakukan pekerjaan ibu rumah tangga seperti masak, menyapu
dan bersih-bersih rumah.
Saat Hamil: Ny. W mengeluh cepat lelah saat melakukan pekerjaan
rumah.

g. Pola Kognitif Perseptual


Sebelum Hamil: Ny.W dapat mengingat dengan baik tanpa ada
disorientasi tempat, waktu ataupun orang. Tidak terjadi masalah pada
sistem penglihatan, pendengaran, perasa dan perabaan.
Setelah hamil: Ny.W dapat mengingat dengan baik tanpa ada
disorientasi tempat, waktu ataupun orang. Tidak terjadi masalah pada
system penglihatan, pendengaran, perasa dan perabaan. Ny W mengerti
tentang perubahan fisik yang dialaminya karena kehamilan yang
sekarang.

h. Pola Konsep Diri-persepsi Diri


Ny W merasa cemas dengan kondisi kehamilannya karena dia
menderita sakit jantung.

i. Pola Keyakinan Dan Nilai


Ny W dapat menjalankan ibadah sesuai yang dianjurkan oleh agamanya
yaitu Islam. Dan Ny W percaya bahwa kehamilan ini merupakan
anugerah yang di berikan oleh Allah SWT sehingga Ny W sangat
bersyukur atas kehamilan ini.

25
j. Pola Peran dan Hubungan
Ny W tidak mengalami gangguan dalam memenuhi perannya dalam
keluarga. Dan keluarga Ny W mendukung penuh atas kehamilan Ny W.

k. Pola pertahanan diri dan kopping


Dalam menghadapi atau mencari jalan keluar dari sebuah masalah,
keluarga dan Ny W selalu membicarakan secara terbuka, sehingga
pemecahan masalah dapat diambil dengan tepat.

5. Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum : sulit bernafas,
 Kesadaran : composmetis
 Status emosional : stabil
 Tanda vital sign
Tekanan darah : 100/70 mmHg Nadi : Takikardia 100x/
menit
Pernapasan : 26x/ menit Suhu : 36,5oC
Berat badan : 55 kg (sebelum hamil)
: 65 kg (saat hamil)
Tinggi badan : 156 cm

 Kepala dan wajah


Inspeksi: bentuk wajah simetris, rambut dan kepala tampak bersih,
Anemis -/-, Ikterik -/-, cowong -/-, Tampak pernafasan
cuping hidung
Palpasi: tidak teraba benjolan abnormal
 Thorax
Inspeksi : Bentuk thorax simertris , tak tampak retraksi intercostea
saat bernafas, Ictus cordis terlihat disebelah lateral dari
Midclavicular line pada ICS 6

26
Palpasi : Tidak teraba benjolan abnormal, Ictus cordis teraba
didaerah lateral dari Midclavicular line pada ICS 6
Perkusi : Sonor pada lapang paru kanan dan kiri,
Batas bawah : MCL (D) ICS II
Batas bawah kiri : 1 cm lateral MCL ICS VI (S)
Batas kanan : 1 cm lateral PSL ICS V (D)
Auskultasi : S1S2 tunggal, takikardi, murmur diastolik (+) derajat 3
terdengar paling keras pada MCL S ICS 5
Pulmo : vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
 Abdomen :
Inspeksi: tampak pembesaran pada abdomen, strie gravidarum (+),
Palpasi
 Leopold I : TFU 24 cm
 Leopold II : punggung sebelah kanan perut ibu
 Leopold III : presentasi kepala
 Leopold IV : belum masuk PAP
Auskultasi : DJJ (+) 146x/menit,

 Edema : edema ekstremitas bawah (+/+), akral hangat (+)

A. Pemeriksaan Penunjang
a Pemeriksaan Laboratorium (18 Maret 2019)
Pemeriksaan Nilai Hasil Normal

WBC 11,9 4,7-11,3

RBC 4,42 4,0-5,0

HB 13,5 11-17 g/dl

HCT 40,6 35-45%

MCV 91,6 80-1000um3

MCH 30,5 26-34Pg

27
MCHC 33,2 31.0-35.5 g/dl

PLT 238 142-424

GDS 84 70-110

SGOT/AST 22 0-35 u/l

SGPT/ALT 27 0-45 u/l

BUN 5 5-25 mg/dl

Creatin 0,6 0,6-1,1 mg/dl

Natrium 141 132-146 mmol/l

Kalium 3,8 3.7-5.4 mmol/l

Clorida 105 98-106 mmol/l

b Pemeriksaan Urinalis (18 Maret 2019)


Pemeriksaan Hasil Nilai normal

Glukose Normal Normal

Protein - -

Billirubin - -

Urobilinogen ig- -

Ph 6,5 7.34-7.45

SG 1,010 1.015-1.025

Blood 2+*0,20

Keton - -

Nitrit - -

28
Leukosit Neg (1-2) Neg

Kejernihan Jernih Jernih

Warna Kuning Kuning

Eritosit 4-6 4-5u/l

Crystal - -

Bakteri - -

Silinder - -

Jamur - -

c Pemeriksaan EKG
Tanggal pemeriksaan 18 Maret 2019 hasil P pulmonal

d Pemeriksaan Echokardiografi
Tanggal pemeriksaan 18 Agustus 2018 hasil dilatasi
kardiomiophaty (penyempitan katup)

B. Analisa Data
No Data Penyebab Masalah

1 DS: Peningkatan isi Intoleransi


sekuncup Aktivitas
pasien mengeluh susah bernafas,
merasa lelah dan letih

Terasa nyeri di dada saat Curah jatung


melakukan aktivitas. menurun

Pasien merasa jantungnya


berdebar kencang saat
Suplay oksigen ke

29
beraktivitas berat jaringan menurun

DO:

TD: 100/ 70 Lelah, letih, lesu

N: 100x/mnt(takikardia)

RR: 26x/ menit Intoleransi


Aktivitas
Tampakpernafasancupinghidung

Usiakehamilan27minggu

TFU 24 cm

palpitasi

2 DS: px mengeluh sesak nafas Perubahan Resiko


dan nyeri dada sebelahkiri kebutuhan darah penurunan
meningkat pada curah jantung
DO:
ibu hamil
TD: 100/ 70

N: 100x/mnt
Perubahan
S: 36,5 0C sirkulasi
meningkat
RR: 26x/mnt

Murmur diastolic (+)


Dilatasi
Palpitasi
kardiomiophaty
Edema ekstremitas bawah +/+ dan

Hasilpemeriksaanpenunjang: Penyempitankatub

P pulmonal

Dilatasikardiomiophaty Preload

30
penyempitankatub tidakcukup

Stroke volume
turun

Resiko penurunan
curah jantung

3 DS : Tingkat Kecemasan
pendidikan
 Pasien menanyakan tentang
kondisinya
 Pasien menanyakan kondisi
Kurang sarana
janin yang sedang
informasi
dikandungnya
DO :
 Px tampak cemas
Kurang terpapar
 Px sering mengulang informasi
pertanyaan tentang kondisinya
 RR 26x/mnt
 Nadi 100 x/mnt Kecemasan
 Palpitasi

C. Diagnosa keperawatan
4.2.2 Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara suplay dan kebutuhan oksigen
4.2.3 Resikopenurunancurahjantungdenganfaktorrisiko perubahan preload
jantung
4.2.4 Ansietas tentang kondisi diagnosis penyakit belum jelas berhubungan
dengan kurang terpapar informasi

31
D. Intervensi keperawatan
SDKI SLKI SIKI

1. Intoleransi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x Tindakan :

aktivitas 24 jam, hasil yang diharapkan toleransi aktivitas Observasi

yang meningkat : a. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang

berhubunga a. Kemudahan dalam melakukan aktivita ssehari- mengakibatkan kelelahan

n dengan hari (5) b. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama

ketidakseim b. Takikardi (5) melakukan aktivitas

bangan c. Jarak berjalan (4) c. Monitor tingkat toleransi aktivitas

antara d. Dyspnea (5) d. Periksa kontra indikasi latihan (takikardi >

suplay dan e. Murmur jantung (5) 120x/mnt, TDS > 180mmHg,TDD

kebutuhan f. Keluhan lelah (5) >110mmHg, gambaran EKG iskemia)

oksigen g. Warna kulit (5) e. Identifikasi kemampuan berpartisipasi

32
(D.0056) h. Tekanan darah (5) idalam aktivitas tertentu

Terapeutik

a. Fasilitasi pasien menjalani latihan fase 1

(inpatient)

b. Fasilitasi focus pada kemampuan, bukan

deficit yang dialami

c. Sepakati komitmen untuk meningkatkaan

frekuensi dan rentang aktivitas

d. Fasilitasi aktivitas fisik rutin (mis. Ambulasi,

mobilisasi dan perawatan diri) sesuai dengan

kebutuhan.

e. Libatkan keluarga dalama ktivitas

Edukasi

a. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap

33
b. Anjurkan menjalani latihan sesuai dengan

toleransi

c. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda

dan gejala kelelahan tidak berkurang

d. Anjurkan keluarga untuk memberikan

penguatan positif atas partisipasi dalam

aktivitas

Kolaborasi

a. Kolaborasi dengan terapi okupasi dalam

merencanakan dan memonitor program

aktivitas

34
2. Resiko Hasil yang diharapkan curah jantung meningkat Tindakan :
penurunan
dengan kriteria: Observasi
curah
a. Palpitasi (5) a. Identifikasi tanda / gejala primer
jantung
dengan b. Takikardi (5) penurunan curah jantung (meliputi
factor risiko
c. Dispneu (5) dispneu, edema,ortopnea, peningkatan
penuruan
d. Pucat (5) CVP)
preload
jantung e. Beratbadan (5) b. Identifikasi tanda / gejala sekunder

f. Edema (5) penurunan curah jantung (meliput

g. Tekanandarah (5) ihepatomegali, palpitasi, ronkhi basah,

h. Nyeri dada (5) oliguria, batuk, kulit pucat).

c. Monitor tekanan darah

d. Monitor intake-output cairan

e. Monitor saturasi oksigen

f. Monitor keluhan nyeri dada

35
g. Monitor EKG 12 sadapan

h. Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi

sebelum dan sesudah aktifitas

Tera peutik

a. Posisikan pasien semifowler atau fowler

dengan kaki ke bawah atau posisi nyaman.

b. Berikan diet jantung yang sesuai( batasi

asupan kafein, natrium, kolesterol, dan

makanan tinggi lemak).

c. Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi

stres.

d. Berikan oksigen untuk mempertahankan

saturasi oksigen > 94%

e. Fasilitasi, pasien dan keluarga untuk

36
modifikasi gaya hidup sehat

Edukasi

a. Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi

b. Ajarkan beraktivitas fisik secara bertahap

c. Anjurkan segera melaporkan nyeri dada

d. Anjurkan pasien dan keluarga mengukur

berat badan harian

e. Anjurkan pasien dan keluarga mengukur

intake dan output cairan harian

Kolaborasi

a. Rujuk ke program rehabilitasi jantung

3. Ansietas Hasil yang diharapkan ansietas menurun dengan Tindakan :


tentang
kriteria : Observasi
kondisi
a. Verbalisasi kebingungan (5) a. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
diagnosis

37
penyakit b. Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang b. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
belum jelas
dihadapi (5) menerima informasi
berhubunga
c. Palpitasi (5) Terapeutik
n dengan
kurang d. Frekuensi nadi (5) a. Ciptakan suasana terapeutik untuk
terpapar
e. Kemampuan menjelaskan pengetahuan sesuai mendapatkan kepercayaan
informasi
topik (5) b. Pahami situasi yang membuat ansietas

f. Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi (5) c. Dengarkan dengan penuh perhatian

d. Motivasi mengeidentifikasi situasi yang

memicu kecemasan

e. Diskusikan perencanaan realistis tentang

peristiwa yang akan datang

Edukasi

a. Informasikan secara faktual mengenai

diagnosis, pengobatan dan prognosis

38
b. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama

pasien

c. Anjurkan mengekspresikan perasaan dan

persepsi

39
BAB IV
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Penyakit jantung merupakan salah satu penyakit yang banyak
diderita oleh banyak orang pada masyarakat, termasuk ibu hamil. Kehamilan
dengan penyakit jantung selalu saling mempengaruhi karena kehamilan dapat
memberatkan penyakit jantung yang dideritanya. Penyakit jantung dalam
kehamilan merupakan salahsatu penyebab kematian maternal non-obstetrik
yangcukup penting.
Perubahan sistem kardiovaskuler maupun hematologis selama kehamilan
dapat mempersulit penegakan diagnosis penyakit jantung dan dapat
memperberat penyakit jantung sehingga memberikan dampak pada ibu yang
sebelumnya sudah memiliki kelainan anatomi maupun fungsi jantung.
Periode intrapartum dan postpartum merupakan masa kritis dimana kematian
terbanyak terjadi pada periode ini. Manifestasi yang timbul berupa kegagalan
fungsi jantung yang meningkatkan kesakitan dan kematian pada ibu dan
janin.
Penanganan yang tepat dari tenaga kesehatan dan dorongan serta kerja
sama yang penuh dari pihak keluarga sendiri, ibu hamil dengan penyakit
jantung dapat diselamatkan, baik sang ibu atau bayinya.

B. Saran
1. Bagi petugas kesehatan diharapkan agar dapat dengan tepat
mengidentifikasi dan mendiagnosa penyakit yang menjadi resiko
kegawatan pada ibu hamil serta memberikan penanganan yang sesuai.
2. Bagi ibu hamil agar mampu menjaga diri secara mandiri dan
melaksanakan anjuran serta menghindari larangan yang telah di beri
tahukan sehingga terjaga kesehatan ibu dan janin yang sedang
dikandung.

40
3. Bagi keluarga ibu hamil dengan penyakit jantung agar terus
memberikan motivasi dan kerja sama dalam menjaga kondisi kesehatan
pada ibu hamil baik secara fisik maupun mental.
4. Bagi pembaca dimohon untuk memberikan tambahan yang membangun
dalam bidang pengetahuan khususnya dalam melengkapi makalah ini
karena dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan
penulis.

41

Anda mungkin juga menyukai