Pendidikan Kesehatan Untuk Penggunaan Obat Herbal Dan Obat-Obatan Yang Dijual Bebas Untuk Penderita Flu Dan Batuk - Kelas C - Kelompok 6
Pendidikan Kesehatan Untuk Penggunaan Obat Herbal Dan Obat-Obatan Yang Dijual Bebas Untuk Penderita Flu Dan Batuk - Kelas C - Kelompok 6
Disusun Oleh:
Miranti Bunga Fitria 2310711068
Adinda Nur Azizah 2310711075
Puput Adi Triana 2310711078
Joefunny MPS 2310711082
Aurel Amalia Shaliha 2310711094
Dosen Pengampu:
C. MATERI PENYULUHAN
1. Pengetahuan Dasar tentang Flu dan Batuk
2. Penjelasan tentang apa itu obat herbal dan bagaimana mereka bekerja dalam tubuh.
3. Penjelasan tentang obat-obatan yang bisa dibeli tanpa resep dokter untuk flu dan batuk.
4. Penjelasan tentang gejala-gejala yang memerlukan perhatian medis, seperti demam tinggi,
batuk berkepanjangan, kesulitan bernapas.
5. Tips Pencegahan Flu dan Batuk
D. METODE PENYULUHAN
1. Ceramah
2. Tanya jawab / diskusi
E. MEDIA PENYULUHAN
1. Powerpoint
2. Booklet
salam. mendengarkan
b. Memperkenalkan dengan seksama
diri.
c. Menyampaikan
tujuan
penyuluhan.
d. Melakukan
kontrak waktu.
b. Memberikan
kesempatan pada
peserta untuk
bertanya tentang
hal yang belum
dipahaminya.
G. KRITERIA EVALUASI
H. LAMPIRAN MATERI
I. Pentingnya pendidikan kesehatan dalam penggunaan obat herbal dan obat-obatan yang
dijual bebas.
Kesehatan merupakan suatu kenikmatan yang dimiliki oleh masing-masing
individu untuk melakukan aktivitas dalam kondisi sehat. Menurut World Health
Organization (WHO), sehat adalah keadaan sempurna baik secara fisik, mental, maupun
sosial, tidak hanya terbebas dari suatu penyakit atau kelemahan/cacat. Dalam menjaga
kesehatan memerlukan upaya kepedulian terhadap diri sendiri untuk melakukan pola hidup
sehat.
Swamedikasi menurut Permenkes No 919 adalah upaya seseorang untuk mengobati
penyakit ringan secara mandiri sebelum periksa ke dokter. Obat yang dapat digunakan
dalam melakukan swamedikasi adalah obat herbal dan obat tradisional terhadap gejala
penyakit yang dapat dikenali sendiri (WHO, 2010). Pengobatan yang dilakukan harus
sesuai dengan penyakit yang dialami oleh pasien. Pengobatan mandiri mencangkup 4
kriteria (Depkes RI, 2006), yaitu :
1) Tepat golongan obat, menggunakan obat golongan bebas dan bebas terbatas,
2) Tepat kelas terapi obat, dengan menggunakan obat yang sesuai dalam kelas terapi
sesuai penyakit,
3) Tepat dosis obat, menggunakan obat sesuai dengan aturan dosis,
4) Tepat lama penggunakan obat.
Swamedikasi menjadi salah satu alternatif dalam pengobatan dikarenakan dapat
menghemat waktu dan biaya dalam mencari fasilitas kesehatan (Helal, R. M., & Abou-
Elwafa, H. S., 2017).