PEMBAHASAN
Malang kelas X IIS mengenai pengaruh teknologi informasi, teman sebaya, dan
status sosial ekonomi orang tua terhadap perilaku konsumtif, maka hasilnya dapat
informasi secara luas, mudah dan cepat dengan terhubung dengan internet. Dalam
tersambung dengan internet ini adalah dengan adanya internet maka informasi
yang diperoleh seseorang mengenai barang-barang yang akan dibeli ini akan
customer can browse and shopping online 24-hours a day, 7 days a week from
home or office, which attracts some time-starved shoppers come to Internet for
pelanggan dapat membeli barang secara online kapan saja di mana saja, selama 24
Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan pada Bab IV, diketahui
Negeri 6 Malang kelas X IIS. Hal ini dapat dimungkinkan dalam membeli barang
melalui media internet para konsumen yang dalam penelitian ini adalah siswa
57
58
akan merasakan kurang nyaman dengan apa yang diberikan oleh toko – toko on
line, karena di dalam toko – toko on line pembeli hanya akan melihat barang yang
akan dibelinya pemebeli tidak bisa memegang maupun merasakan barang yang
akan dibeli. Menurut Pardas (dalam Narwal dan Sachdeva, 2013 : 44) the
consumers who shopped online were primarily those who have conducted online
transactions before and consumers who are technology literate. However, first
time buyers would prefer to ‘feel and test’ the physical products prior to making
purchases. Pembeli yang membeli pada toko on line pada dasarnya akan terlebih
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
perilaku konsumtif pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Tumpang, walaupun
pengaruh teknologi informasi ini rendah. Siswa SMA mudah untuk terpengaruh
oleh barang-barang baru yang terdapat pada situs-situs internet, walaupun pada
siswa SMA Negeri 6 Malang hanya sedikit yang terpengaruh oleh teknologi
informasi.
Teman sebaya adalah orang yang memiliki umur yang relatif hampir sama,
selain itu juga memiliki hubungan yang dekat. Pada siswa SMA teman sebaya
memiliki pengaruh yang terhadap perilaku siswa itu sendiri hal ini dikarenakan
Fardhani dan Izzati (dalam Putri, 2014:28), pengaruh teman sebaya dengan
59
perilaku konsumtif terjadi pada remaja dengan cara mengikuti kelompok atau
hanya karena ingin diterima oleh kelompoknya. Jika teman dekat memiliki sifat
konsumtif maka remaja akan cendurung mengikuti cara kelompoknya agar dapat
diterima oleh kelompok. Selain itu jika ingin diterima pada lingkungan teman
sebaya maka siswa akan melakukan hal yang cenderung sama dengan teman
Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan pada Bab IV, diketahui
kelas X IIS. Hal ini dapat dimungkinkan karena siswa dapat menyesuaikan diri
dengan teman sebaya tanpa harus mengikuti perilaku konsumtif yang dilakukan
oleh teman sebaya ataupun melakukan sesuatu hal agar dapat diterima oleh teman
sebaya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hurlock (2014) bahwa dalam
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Dhimas Jayeng Waskitho (2014) dan Rahmawati Nova Sari (2012) bahwa teman
Nova Sari (2012) dilakukan di lingkungan Mahasiswa namun hasilnya tidak jauh
beda dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti serta peneliti sebelumya yaitu
Dhimas Jayeng Waskhito (2014) yang penelitiannya dilakukan pada siswa kelas
XI IPS SMA Negeri 1 Tumpang. Kedekatan siswa terhadap teman sebaya yang
Konsumtif.
sosial ekonomi oarng tua sebelum siswa tersebut membeli barang yang ,mereka
inginkan. Orang tua yang memberikan uang saku kepada siswa, hal ini
dikarenakan pada usia SMA kebanyakan dari mereka belum ada yang mempunyai
materiil yang dihadapi anak di dalam keluarganya tentu akan lebih luas. Anak
Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan pada Bab IV, diketahui
bahwa 28,8 % status sosial ekonomi orang tua mempengaruhi perilaku konsumtif
siswa SMA Negeri 6 Malang kelas X IIS. Status sosial ekonomi orang tua
barang. Mayoritas siswa SMA Negeri 6 Malang terpengaruh oleh status sosial
yang dimiliki oleh orang tua siswa. Pendapatan orang tua, pendidikan orang tua
serta pengaruh orang tua di dalam lingkungan masyarakat menjadi perhatian yang
penting bagi siswa. Kemungkinan besar siswa yang mempunyai orang tua dengan
meningkat. Tidak hanya pada pendapatan dan pendidikan yang tinggi, status
sosial ekonomi orang tua yang dilihat dari penilaian orang yang menganggap
61
jasa karena untuk menunjukkan prestise dalam pergaulannya (Aprilia dan Haroyo)
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Dhimas Jayeng Waskitho (2014) yang menyatakan bahwa status sosial ekonomi
orang tua mempengaruhi perilaku konsumtif pada siswa kelas XI IPS SMA
Negeri 1 Tumpang. Begitu pula pada siswa SMA Negeri 6 Malang kelas X IIS
pengaruh status sosial orang tua sangat tinggi. Siswa akan belajar terlebih dahulu
lingkungan sekolah. Pada penelitian ini pengaruh status sosial ekonomi orang tua
adalah variabel bebas yang pengaruhnya terhadap variabel terikat lebih tinggi
diketahui bahwa teknologi informasi, teman sebaya, dan ststus sosial ekonomi
siswa SMA Negeri 6 Malang terutama pada kelas X IIS. Pada usia SMA atau usia
yang berada disekitar. Apalagi dalam berkonsumsi tentunya siswa tidak akan
cenderung mengarah kepada perilaku yang irasional, hal ini karena mudahnya
mereka terpengaruh.
62
faktor. Hal tersebut diperkuat oleh Howkins, Coney dan Bert (dalam Wahyudi,
digunakan oleh suatu individu yang termasuk didalamya sebagai suatu landasan
untuk perilakunya. Pada penelitian ini kelompok referensi berasal dari situs-situs
yang telah dibuat di internet, teman sebaya dan orang tua. Ketiga referensi inilah
yang membuat siswa untuk berperilaku konsumsi ke arah yang irasional. Namun
perlu diketahui juga bahwa seperti yang telah dijelaskan dalam BAB IV ada faktor