Anda di halaman 1dari 10

AUDIT FORENSIK

PENGENALAN ILMU FORENSIK

Dibuat dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Audit Forensik

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Dr. Rita Yuniarti, S.E., M.M., Ak., CA.

Oleh
Dwita Ninzi Maiviza 51622220013
Agung Dzulfikar Rahman Utama 231632006

JURUSAN PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI UNIVERSITAS WIDYATAMA


BANDUNG
2024
BAB I
PEMBAHASAN
ILMU FORENSIK

1.1 Latar Belakang


Ilmu Forensik dikatagorikan ke dalam ilmu pengetahuan alam dan dibangun berdasarkan
metode ilmu alam. Dalam padangan ilmu alam sesuatu sesuatu dianggap ilmiah hanya dan
hanya jika didasarkan pada fakta atau pengalaman (empirisme), kebenaran ilmiah harus dapat
dibuktikan oleh setiap orang melalui indranya (positivesme), analisis dan hasilnya mampu
dituangkan secara masuk akal, baik deduktif maupun induktif dalam struktur bahasa tertentu
yang mempunyai makna (logika) dan hasilnya dapat dikomunikasikan ke masyarakat luas
dengan tidak mudah atau tanpa tergoyahkan (kritik ilmu) (Purwadianto 2000).
Ilmu forensik adalah ilmu yang menerapkan berbagai bidang ilmu pengetahuan untuk me
mbantu penegakan hukum dan pengadilan dalam kasus-kasus kriminal atau bencana massal. I
lmu forensik dapat digunakan untuk mengidentifikasi penyebab, cara, dan keadaan kematian,
mengumpulkan dan menganalisis bukti-bukti, serta merekonstruksi peristiwa kejahatan 1.
Ilmu forensik memiliki latar belakang sejarah yang panjang, mulai dari zaman Mesir kun
o, Yunani, dan Romawi, hingga zaman modern. Beberapa tokoh yang berperan dalam perkem
bangan ilmu forensik antara lain:
 Imhotep (sekitar 2650-2600 SM), seorang dokter dan arsitek Mesir yang dianggap sebag
ai bapak kedokteran forensik. Ia menulis buku tentang anatomi dan penyakit, serta melak
ukan pemeriksaan mayat untuk menentukan penyebab kematian2.
 Hippocrates (sekitar 460-370 SM), seorang dokter dan filsuf Yunani yang dikenal sebag
ai bapak kedokteran. Ia menulis buku tentang etika kedokteran, diagnosis, dan pengobata
n, serta mengembangkan metode otopsi untuk mempelajari penyakit dalam3.
 Galen (sekitar 129-216 M), seorang dokter dan penulis Romawi yang menjadi ahli kedo
kteran forensik di istana kaisar. Ia menulis buku tentang anatomi, fisiologi, farmakologi,
dan toksikologi, serta melakukan eksperimen pada hewan dan manusia.
 Matteo Orfila (1787-1853), seorang dokter dan kimiawan Spanyol yang dianggap sebag
ai bapak toksikologi forensik. Ia menulis buku tentang racun dan cara mendeteksinya, ser
ta memberikan kesaksian ahli dalam kasus-kasus pembunuhan beracun.
 Alphonse Bertillon (1853-1914), seorang polisi dan antropolog Prancis yang dianggap s
ebagai bapak identifikasi forensik. Ia mengembangkan sistem bertillonage, yaitu metode
mengukur dan mencatat ciri-ciri fisik seseorang untuk mengidentifikasi pelaku kejahatan.
 Edmond Locard (1877-1966), seorang dokter dan kriminolog Prancis yang dianggap se
bagai bapak kriminalistik. Ia mendirikan laboratorium forensik pertama di dunia, serta m
engemukakan prinsip Locard, yaitu setiap kontak meninggalkan jejak.
 Alec Jeffreys (lahir 1950), seorang genetikawan dan profesor Inggris yang dianggap seb
agai bapak DNA forensik. Ia menemukan metode fingerprinting DNA, yaitu teknik mem
bandingkan pola DNA seseorang untuk mengidentifikasi identitas atau hubungan kekera
batan.

Ilmu forensik memiliki banyak cabang, antara lain:


 Kriminalistik, yaitu ilmu yang berhubungan dengan pemeriksaan dan perbandingan bukti
fisik, seperti sidik jari, jejak kaki, senjata api, bahan peledak, dokumen, dan lain-lain.
 Kedokteran forensik, yaitu ilmu yang berhubungan dengan pemeriksaan dan penilaian m
edis terhadap mayat, korban, atau tersangka, seperti otopsi, identifikasi, estimasi waktu k
ematian, penyidikan kekerasan, dan penelusuran keturunan.
 Toksikologi forensik, yaitu ilmu yang berhubungan dengan pengaruh dan efek zat kimia
beracun terhadap organisme hidup, seperti obat-obatan, alkohol, racun, dan lain-lain.
 Psikologi forensik, yaitu ilmu yang berhubungan dengan aspek psikologis terkait dengan
perilaku kriminal, seperti motivasi, kepribadian, gangguan jiwa, kesaksian, dan lain-lain.
 Komputer forensik, yaitu ilmu yang berhubungan dengan pengumpulan dan analisis data
elektronik atau digital, seperti file, email, pesan, foto, video, dan lain-lain.
 Akuntansi forensik, yaitu ilmu yang berhubungan dengan pemeriksaan dan interpretasi b
ukti akuntansi dan keuangan, seperti laporan keuangan, transaksi, audit, dan lain-lain.

Ilmu forensik merupakan ilmu yang terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi
dan ilmu pengetahuan. Ilmu forensik juga memiliki peran penting dalam menegakkan keadila
n, melindungi hak asasi manusia, dan mencegah kejahatan.
Lebih lanjut mengenai Akuntansi forensik yaitu ilmu yang menggabungkan pengetahuan
akuntansi, audit, dan hukum untuk membantu penyelesaian sengketa keuangan atau kasus pe
nipuan. Akuntan forensik dapat bertindak sebagai saksi ahli, penyidik, atau konsultan dalam
berbagai bidang, seperti pajak, asuransi, korupsi, dan lain-lain.
Sejarah akuntansi forensik dapat ditelusuri sejak zaman kuno, ketika ada praktik pemeriks
aan buku-buku keuangan oleh otoritas untuk menghindari penggelapan atau penghindaran paj
ak. Salah satu contoh terkenal adalah kasus Al Capone, seorang mafia Amerika yang ditangk
ap karena tidak membayar pajak penghasilan pada tahun 1931. Kasus ini melibatkan akuntan
forensik yang berhasil mengungkap bukti-bukti kejahatan Capone.
Di Indonesia, akuntansi forensik mulai digunakan setelah krisis ekonomi tahun 1997, yan
g menimbulkan banyak kasus korupsi dan penyalahgunaan keuangan. Beberapa lembaga neg
ara yang menggunakan akuntansi forensik antara lain Badan Pemeriksa Keuangan, Komisi Pe
mberantasan Korupsi, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, dan Badan Pengaw
asan Keuangan dan Pembangunan.
Akuntansi forensik merupakan ilmu yang terus berkembang seiring dengan kemajuan tek
nologi dan peraturan hukum. Akuntan forensik harus memiliki keterampilan dan pengetahuan
yang luas, serta etika dan integritas yang tinggi.
Proses audit forensik dalam suatu kasus dapat bervariasi tergantung pada jenis dan kompl
eksitas kasus tersebut. Namun, secara umum, ada beberapa langkah yang biasanya dilakukan
oleh auditor forensik, yaitu:

1. Identifikasi masalah. Dalam tahap ini, auditor melakukan pemahaman awal terhadap k
asus yang hendak diungkap. Pemahaman awal ini berguna untuk mempertajam analisi
s dan spesifikasi ruang lingkup sehingga audit bisa dilakukan secara tepat sasaran1.
2. Pembicaraan dengan klien. Dalam tahap ini, auditor berkomunikasi dengan klien yang
meminta audit forensik, baik itu perusahaan, individu, atau pihak hukum. Auditor aka
n menanyakan tujuan, harapan, dan batasan dari audit forensik, serta mengumpulkan i
nformasi awal yang relevan dengan kasus2.
3. Perencanaan audit. Dalam tahap ini, auditor menyusun rencana audit yang mencakup
sasaran, strategi, metodologi, anggaran, jadwal, dan tim audit. Rencana audit harus dis
esuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan kasus, serta mempertimbangkan risiko d
an kendala yang mungkin dihadapi3.
4. Pengumpulan bukti. Dalam tahap ini, auditor melakukan pengumpulan bukti yang ber
kaitan dengan kasus, baik dari sumber internal maupun eksternal. Bukti dapat berupa
dokumen, data, rekaman, saksi, atau barang bukti fisik. Auditor harus memastikan bah
wa bukti yang dikumpulkan memiliki kriteria yang sah, yaitu relevan, andal, kompete
n, dan material4.
5. Analisis bukti. Dalam tahap ini, auditor melakukan analisis terhadap bukti yang telah
dikumpulkan dengan menggunakan teknik dan alat yang sesuai. Analisis bukti bertuju
an untuk mengidentifikasi dan menguji hipotesis, menemukan pola dan hubungan, me
nghitung kerugian, serta menarik kesimpulan.
6. Penyusunan laporan. Dalam tahap ini, auditor menyusun laporan audit yang berisi tem
uan, kesimpulan, dan rekomendasi yang didukung oleh bukti. Laporan audit harus dis
ajikan dengan jelas, logis, objektif, dan profesional, serta memenuhi standar dan persy
aratan hukum.
7. Penyampaian laporan. Dalam tahap ini, auditor menyampaikan laporan audit kepada k
lien dan pihak-pihak terkait, seperti pengadilan, penegak hukum, atau regulator. Audit
or juga dapat diminta untuk memberikan kesaksian ahli atau klarifikasi terkait laporan
audit.

Tuiuan dari audit forensik adalah mendeteksi atau mencegah berbagai jenis kecurangan (f
raud). Penggunaan auditor untuk melaksanakan audit forensik telah tumbuh pesat. Untuk men
dukung proses identifikasi alat bukti dalam waktu yang relatif cepat, agar dapat diperhitungka
n perkiraan potensi dampak yang ditimbulkan akibat perilaku jahat yang dilakukan oleh krimi
nal terhadap korbannya, sekaligus mengungkapkan alasan dan motivitasi tindakan tersebut sa
mbil mencari pihak-pihak terkait yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung denga
n perbuatan tidak menyenangkan dimaksud.
BAB II
REVIEW JURNAL

Review Jurnal Audit Forensik


Sumber : Pengaruh Audit Forensik Terhadap Fraud yang Terjadi Pada Laporan Keuangan
Perusahaan
Link : https://jurnal.unsil.ac.id/index.php/jak/article/view/3126

Judul Pengaruh Audit Forensik Terhadap Fraud yang Terjadi Pada


Laporan Keuangan Perusahaan
Jurnal Jurnal Akuntansi
Volume & Halaman Volume 16 No. 1
Tanggal Mei 2021
Penulis Endang Syafitri, dkk

Abstrak Jurnal ini membahas kasus kecurangan yang terjadi pada perus
ahaan SNP Finance yang tidak terdeteksi oleh auditor Deloitte.
Kecurangan ini melibatkan pembuatan laporan keuangan fiktif
untuk mengumpulkan dana baru. Otoritas Jasa Keuangan (OJ
K) memberikan sanksi kepada akuntan publik yang terlibat dala
m kasus ini. Audit forensik diperlukan untuk mengungkap kecu
rangan dalam laporan keuangan perusahaan. Kecurangan dalam
laporan keuangan dapat terjadi baik dari internal maupun ekster
nal perusahaan. Whistleblowing dianggap sebagai metode efekt
if untuk melaporkan kecurangan yang terjadi.

Whistleblowing merupakan pengungkapan informasi oleh angg


ota organisasi yang dianggap ilegal atau tidak etis kepada pihak
yang berwenang. Pentingnya whistleblowing dalam mengungk
ap kecurangan keuangan telah terbukti di berbagai negara. Kas
us SNP Finance dan Deloitte menjadi pelajaran bagi pelaku bis
nis dan auditor untuk tidak melakukan manipulasi laporan keua
ngan. Audit forensik dan investigatif penting dalam mencegah
kecurangan. Referensi yang digunakan dalam artikel ini juga m
emberikan wawasan tentang praktik akuntansi yang etis dan pe
ncegahan fraud.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang m


enyebabkan terjadinya kecurangan pada SNP Finance dan sank
si apa yang diterima oleh perusahaan tersebut. Penelitian ini me
nggunakan metode kualitatif deskriptif dengan menggunakan b
erbagai teknik pengumpulan informasi seperti observasi, wawa
ncara, dokumentasi, dan triangulasi informasi. Hasil penelitian
menunjukkan adanya pemalsuan informasi dan manipulasi lapo
ran keuangan yang dilakukan oleh manajemen SNP Finance. K
esimpulannya, kecurangan dalam laporan keuangan dapat meny
ebabkan kerugian yang signifikan bagi perusahaan dan para pe
mangku kepentingan.
Pengantar Pendahuluan dari jurnal ini membahas pentingnya
whistleblowing dalam mengungkap kecurangan keuangan,
dengan kasus konkret yang terjadi pada perusahaan SNP
Finance yang tidak terdeteksi oleh auditor Deloitte.
Kecurangan ini melibatkan pembuatan laporan keuangan fiktif
untuk mengumpulkan dana baru. Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) memberikan sanksi kepada akuntan publik yang terlibat
dalam kasus ini. Audit forensik diperlukan untuk mengungkap
kecurangan dalam laporan keuangan perusahaan. Kecurangan
dalam laporan keuangan dapat terjadi baik dari internal maupun
eksternal perusahaan. Whistleblowing dianggap sebagai
metode efektif untuk melaporkan kecurangan yang terjadi.
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam jurnal ini adalah
metode kualitatif deskriptif dengan menggunakan berbagai
teknik pengumpulan informasi seperti observasi, wawancara,
dokumentasi, dan triangulasi informasi
Teknik teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi data
Pengumpulan Data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui metode
analisis data statistik kuantitatif dan statistik deskriptif

Hasil dan Hasil dari jurnal ini menunjukkan adanya pemalsuan informasi
Pembahasan dan manipulasi laporan keuangan yang dilakukan oleh
manajemen SNP Finance. Kecurangan dalam laporan keuangan
dapat menyebabkan kerugian yang signifikan bagi perusahaan
dan para pemangku kepentingan . Audit forensik diperlukan
untuk mengungkap kecurangan dalam laporan keuangan
perusahaan . Whistleblowing dianggap sebagai metode efektif
untuk melaporkan kecurangan yang terjadi .
Pembahasan dari jurnal ini menekankan pentingnya integritas
dalam pelaporan keuangan dan ketaatan terhadap prinsip-
prinsip etika akuntansi. Kasus SNP Finance dan Deloitte
menjadi pelajaran bagi pelaku bisnis dan auditor untuk tidak
melakukan manipulasi laporan keuangan .
Auditor dan KAP juga harus berhati-hati dalam memberikan
opini audit agar tidak menyesatkan pemakai laporan keuangan
dengan opini yang tidak akurat . Kesimpulannya, transparansi,
kejujuran, dan kepatuhan terhadap standar etika akuntansi
sangat penting dalam mencegah kecurangan dalam laporan
keuangan perusahaan
Kesimpulan Simpulan dari jurnal ini adalah bahwa kecurangan dalam
laporan keuangan dapat menyebabkan kerugian yang signifikan
bagi perusahaan dan para pemangku kepentingan. Pentingnya
integritas dalam pelaporan keuangan, ketaatan terhadap prinsip-
prinsip etika akuntansi, serta transparansi, kejujuran, dan
kepatuhan terhadap standar etika akuntansi sangat penting
dalam mencegah kecurangan dalam laporan keuangan
perusahaan. Audit forensik diperlukan untuk mengungkap
kecurangan dalam laporan keuangan perusahaan, dan
whistleblowing dianggap sebagai metode efektif untuk
melaporkan kecurangan yang terjadi. Kesimpulannya, praktik
akuntansi yang etis dan pencegahan fraud harus menjadi
perhatian utama bagi pelaku bisnis dan auditor guna mencegah
terjadinya kecurangan dalam laporan keuangan
DAFTAR PUSTAKA

Audit Forensik, Contoh Kasus dan Perbedaan dengan Audit Investigasi


(rdnconsulting.co.id)

Mengenal Apa Itu Ilmu Forensik Beserta Cabangnya - Biro Administrasi


Kemahasiswaan, Alumni dan Informasi (uma.ac.id)

Pengertian Ilmu Forensik dan Ruang Lingkupnya - (uma.ac.id)

Audit Forensik, Contoh Kasus dan Perbedaan dengan Audit Investigasi


(rdnconsulting.co.id)

(PPT) Modul 16 - Audit Forensik - DOKUMEN.TIPS

Pengantar Ilmu Kedokteran Forensik: Definisi, Peran Dokter [Lengkap]


(warstek.com)

Memahami Audit Forensik, Contoh, dan Bedanya dengan Audit Internal (kledo.com)

Tuanakotta, Theodorus M. 2007. Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif.


Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
https://jurnal.unsil.ac.id/index.php/jak/article/view/3126

Anda mungkin juga menyukai