Resume Pengenalan Ilmu Forensik Agung Dzulfikar & Dwita
Resume Pengenalan Ilmu Forensik Agung Dzulfikar & Dwita
Oleh
Dwita Ninzi Maiviza 51622220013
Agung Dzulfikar Rahman Utama 231632006
Ilmu forensik merupakan ilmu yang terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi
dan ilmu pengetahuan. Ilmu forensik juga memiliki peran penting dalam menegakkan keadila
n, melindungi hak asasi manusia, dan mencegah kejahatan.
Lebih lanjut mengenai Akuntansi forensik yaitu ilmu yang menggabungkan pengetahuan
akuntansi, audit, dan hukum untuk membantu penyelesaian sengketa keuangan atau kasus pe
nipuan. Akuntan forensik dapat bertindak sebagai saksi ahli, penyidik, atau konsultan dalam
berbagai bidang, seperti pajak, asuransi, korupsi, dan lain-lain.
Sejarah akuntansi forensik dapat ditelusuri sejak zaman kuno, ketika ada praktik pemeriks
aan buku-buku keuangan oleh otoritas untuk menghindari penggelapan atau penghindaran paj
ak. Salah satu contoh terkenal adalah kasus Al Capone, seorang mafia Amerika yang ditangk
ap karena tidak membayar pajak penghasilan pada tahun 1931. Kasus ini melibatkan akuntan
forensik yang berhasil mengungkap bukti-bukti kejahatan Capone.
Di Indonesia, akuntansi forensik mulai digunakan setelah krisis ekonomi tahun 1997, yan
g menimbulkan banyak kasus korupsi dan penyalahgunaan keuangan. Beberapa lembaga neg
ara yang menggunakan akuntansi forensik antara lain Badan Pemeriksa Keuangan, Komisi Pe
mberantasan Korupsi, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, dan Badan Pengaw
asan Keuangan dan Pembangunan.
Akuntansi forensik merupakan ilmu yang terus berkembang seiring dengan kemajuan tek
nologi dan peraturan hukum. Akuntan forensik harus memiliki keterampilan dan pengetahuan
yang luas, serta etika dan integritas yang tinggi.
Proses audit forensik dalam suatu kasus dapat bervariasi tergantung pada jenis dan kompl
eksitas kasus tersebut. Namun, secara umum, ada beberapa langkah yang biasanya dilakukan
oleh auditor forensik, yaitu:
1. Identifikasi masalah. Dalam tahap ini, auditor melakukan pemahaman awal terhadap k
asus yang hendak diungkap. Pemahaman awal ini berguna untuk mempertajam analisi
s dan spesifikasi ruang lingkup sehingga audit bisa dilakukan secara tepat sasaran1.
2. Pembicaraan dengan klien. Dalam tahap ini, auditor berkomunikasi dengan klien yang
meminta audit forensik, baik itu perusahaan, individu, atau pihak hukum. Auditor aka
n menanyakan tujuan, harapan, dan batasan dari audit forensik, serta mengumpulkan i
nformasi awal yang relevan dengan kasus2.
3. Perencanaan audit. Dalam tahap ini, auditor menyusun rencana audit yang mencakup
sasaran, strategi, metodologi, anggaran, jadwal, dan tim audit. Rencana audit harus dis
esuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan kasus, serta mempertimbangkan risiko d
an kendala yang mungkin dihadapi3.
4. Pengumpulan bukti. Dalam tahap ini, auditor melakukan pengumpulan bukti yang ber
kaitan dengan kasus, baik dari sumber internal maupun eksternal. Bukti dapat berupa
dokumen, data, rekaman, saksi, atau barang bukti fisik. Auditor harus memastikan bah
wa bukti yang dikumpulkan memiliki kriteria yang sah, yaitu relevan, andal, kompete
n, dan material4.
5. Analisis bukti. Dalam tahap ini, auditor melakukan analisis terhadap bukti yang telah
dikumpulkan dengan menggunakan teknik dan alat yang sesuai. Analisis bukti bertuju
an untuk mengidentifikasi dan menguji hipotesis, menemukan pola dan hubungan, me
nghitung kerugian, serta menarik kesimpulan.
6. Penyusunan laporan. Dalam tahap ini, auditor menyusun laporan audit yang berisi tem
uan, kesimpulan, dan rekomendasi yang didukung oleh bukti. Laporan audit harus dis
ajikan dengan jelas, logis, objektif, dan profesional, serta memenuhi standar dan persy
aratan hukum.
7. Penyampaian laporan. Dalam tahap ini, auditor menyampaikan laporan audit kepada k
lien dan pihak-pihak terkait, seperti pengadilan, penegak hukum, atau regulator. Audit
or juga dapat diminta untuk memberikan kesaksian ahli atau klarifikasi terkait laporan
audit.
Tuiuan dari audit forensik adalah mendeteksi atau mencegah berbagai jenis kecurangan (f
raud). Penggunaan auditor untuk melaksanakan audit forensik telah tumbuh pesat. Untuk men
dukung proses identifikasi alat bukti dalam waktu yang relatif cepat, agar dapat diperhitungka
n perkiraan potensi dampak yang ditimbulkan akibat perilaku jahat yang dilakukan oleh krimi
nal terhadap korbannya, sekaligus mengungkapkan alasan dan motivitasi tindakan tersebut sa
mbil mencari pihak-pihak terkait yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung denga
n perbuatan tidak menyenangkan dimaksud.
BAB II
REVIEW JURNAL
Abstrak Jurnal ini membahas kasus kecurangan yang terjadi pada perus
ahaan SNP Finance yang tidak terdeteksi oleh auditor Deloitte.
Kecurangan ini melibatkan pembuatan laporan keuangan fiktif
untuk mengumpulkan dana baru. Otoritas Jasa Keuangan (OJ
K) memberikan sanksi kepada akuntan publik yang terlibat dala
m kasus ini. Audit forensik diperlukan untuk mengungkap kecu
rangan dalam laporan keuangan perusahaan. Kecurangan dalam
laporan keuangan dapat terjadi baik dari internal maupun ekster
nal perusahaan. Whistleblowing dianggap sebagai metode efekt
if untuk melaporkan kecurangan yang terjadi.
Hasil dan Hasil dari jurnal ini menunjukkan adanya pemalsuan informasi
Pembahasan dan manipulasi laporan keuangan yang dilakukan oleh
manajemen SNP Finance. Kecurangan dalam laporan keuangan
dapat menyebabkan kerugian yang signifikan bagi perusahaan
dan para pemangku kepentingan . Audit forensik diperlukan
untuk mengungkap kecurangan dalam laporan keuangan
perusahaan . Whistleblowing dianggap sebagai metode efektif
untuk melaporkan kecurangan yang terjadi .
Pembahasan dari jurnal ini menekankan pentingnya integritas
dalam pelaporan keuangan dan ketaatan terhadap prinsip-
prinsip etika akuntansi. Kasus SNP Finance dan Deloitte
menjadi pelajaran bagi pelaku bisnis dan auditor untuk tidak
melakukan manipulasi laporan keuangan .
Auditor dan KAP juga harus berhati-hati dalam memberikan
opini audit agar tidak menyesatkan pemakai laporan keuangan
dengan opini yang tidak akurat . Kesimpulannya, transparansi,
kejujuran, dan kepatuhan terhadap standar etika akuntansi
sangat penting dalam mencegah kecurangan dalam laporan
keuangan perusahaan
Kesimpulan Simpulan dari jurnal ini adalah bahwa kecurangan dalam
laporan keuangan dapat menyebabkan kerugian yang signifikan
bagi perusahaan dan para pemangku kepentingan. Pentingnya
integritas dalam pelaporan keuangan, ketaatan terhadap prinsip-
prinsip etika akuntansi, serta transparansi, kejujuran, dan
kepatuhan terhadap standar etika akuntansi sangat penting
dalam mencegah kecurangan dalam laporan keuangan
perusahaan. Audit forensik diperlukan untuk mengungkap
kecurangan dalam laporan keuangan perusahaan, dan
whistleblowing dianggap sebagai metode efektif untuk
melaporkan kecurangan yang terjadi. Kesimpulannya, praktik
akuntansi yang etis dan pencegahan fraud harus menjadi
perhatian utama bagi pelaku bisnis dan auditor guna mencegah
terjadinya kecurangan dalam laporan keuangan
DAFTAR PUSTAKA
Memahami Audit Forensik, Contoh, dan Bedanya dengan Audit Internal (kledo.com)