Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI

DIKLAT

Pelatihan Terampil Membuat Makalah Best Practice Pembelajaran

Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Jakarta


(26 Januari 2024 s.d 31 Januari 2024)

Diajukan Untuk Memperoleh Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

Disusun Oleh :

YANTO ABDULAH, S.SI


NIP. 198102182006041001

KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN SUBANG


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 1 SUBANG
Jl. Arif Rahman Hakim No.26 Subang

Tahun 2024
1
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI

Pelatihan Terampil Membuat Makalah Best Practice Pembelajaran


Pusat Informasi Pelatihan dan Pembelajaran Kementerian Agama Bekerjasama dengan
Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Jakarta
(26 s.d. 31 Januari 2024)

Oleh
Yanto Abdulah, S.Si
NIP. 198103182006041001

Disahkan oleh:
Kepala MTsN 1 Subang,

Drs.H. Wawan Soleh Setiawan, M.Pd


NIP. 19651204 198503 1001

2
IDENTITAS DIRI

1. Nama Madrasah : MTs Negeri 1 Subang


2. Nama Guru : Yanto Abdulah, S.Si
3. NIP : 198103182006041001
4. Jabatan/Golongan : Penata Tk I/IIId
5. Alamat Instansi :
▪ Alamat Sekolah : Jalan Arif Rahman Hakim No.26

▪ Desa/ Kecamatan : Cigadung

▪ Kabupaten : Subang

▪ Provinsi : Jawa Barat

▪ Telepon/Fax : (0260) 411582


6. Mengajar Mata Pelajaran : IPA
7. Alamat Rumah :
▪ Jalan : Sukahurip

▪ Kelurahan/Kecamatan : Jalupang/Kalijati

▪ Kabupaten/ Provinsi : Subang

▪ Telepon/Fax : 087822830004

▪ Email : yantoabdulah@madrasah.kemenag.go.id

Subang, Januari 2024


Peserta Pelatihan,

Yanto Abdulah

3
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan ke hadirat Allah Subhaanahu wa Ta’ala, atas segala Rahmat dan
Karunia yang dilimpahkan kepada penulis sehingga Laporan Kegiatan Pelatihan Publikasi Ilmia Best
Practice dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa Laporan ini dapat diselesaikan berkat adanya bantuan, bimbingan, dorongan dan petunjuk dari
berbagai pihak:
1. Pusat Informasi Pelatihan dan Pembelajaran Kementerian Agama Republik Indonesia dan
Balai Diklat Keagamaan Jakarta.
2. Bapak Kepala MTs Negeri 1 Subang Yang telah memberikan ijin para guru dalam mengikuti
kegiatan pelatihan.
3. Semua pihak baik langsung maupun tidak langsung yang ikut membantu penulis dalam
menyelesaikan penulisan laporan pengembangan diri ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan ini masih banyak terdapat kekurangan
bahkan mungkin kesalahan, baik dalam penyusunan, penyajian maupun sistematika penulisannya.
Oleh karenanya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak, demi
kesempurnaan penulisan. Meski demikian, penulis tetap berharap agar kiranya Laporan ini dapat
bermanfaat bagi pihak lain yang memerlukan.

Subang, Januari 2024

DAFTAR ISI

4
Content

s
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................................................................6
A. Latar Belakang.................................................................................................................................6
B. Tujuan..............................................................................................................................................6
C. Manfaat...........................................................................................................................................6
BAB II. PELAKSANAAN KEGIATAN.................................................................................................................7
A. Waktu dan Tempat kegiatan............................................................................................................7
B. Penyelenggara.................................................................................................................................7
C. Metode Pelatihan............................................................................................................................7
D. Muatan Kurikulum...........................................................................................................................7
BAB III. MATERI PELATIHAN.........................................................................................................................8
A. Moderasi Beragama dan Pembangunan Nasional (Prof. Dr. Amien Suyitno, M.Ag)........................8
B. Nilai-Nilai Dasar Sumber Daya Manusia (SDM)...............................................................................8
Kementerian Agama (Dr. Muharam Marzuki, MA.).................................................................................8
C. Konsep, Komponen, dan Sistematika Publikasi Ilmiah Bentuk Best Practice...................................8
(Dr. Marina Setiawati, M.Si).....................................................................................................................8
D. Bagian Pendahuluan......................................................................................................................10
E. Kajian Pustaka...............................................................................................................................12
F. Pembahasan..................................................................................................................................13
G. Kesimpulan dan Rekomendasi/Saran............................................................................................14
H. Kaidah Kebahasaan pada KTI (Penalaran dan Paragraf) (Dra. Ika Berdiati, M.Pd)..........................15
I. Kaidah Kebahasaan Ejaan dan Tata Kalimat...................................................................................18
J. Aplikasi Sitasi Ilmiah dan Daftar Pustaka.......................................................................................18
K. Aplikasi Membuat Nomor Halaman, Daftar Isi, Daftar Gambar, dan Daftar Tabel.........................18

5
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah fondasi bagi perkembangan individu dan masyarakat. Di era modern
yang cepat berubah, tuntutan terhadap siswa untuk menjadi lebih mandiri, kreatif, dan adaptif
semakin meningkat. Oleh karena itu, peran guru tidak lagi terbatas pada mentransfer
pengetahuan, tetapi juga mencakup membantu siswa mengembangkan potensi diri mereka. Salah
satu cara efektif untuk mencapai hal ini adalah melalui pelatihan pengembangan potensi diri.
Kementerian Agama Republik Indonesia juga berupaya mendorong Tenaga Pendidik dan
Kependidikan untuk terus meningkatkan kompetensi, di anataranya dengan memberikan
anugerah GTK berprestasi yang diselenggarakan setiap tahun sebagai wahana bagi para pendidik
dan tenaga kependidikan. Salah satu komponen yang dilombakan adalah publikasi ilmiah
bentuk best practice.
Selain itu merujuk kepada Petunjuk Teknis Pembayaran Tunjangan Profesi Guru, Kepala
dan Pengawas Madrasah Tahun 2024 terdapat kriteria baru, yang mensyaratkan guru, kepala dan
pengawas madrasah untuk melakukan Pengembangan Diri setidaknya satu kali per semester.
Keikutsertaan guru/kepala madrasah/pemgawas di berbagai kegiatan pengembangan kompetensi
melalui pelatihan, seminar, workshop (baik daring maupun luring) yang setara dengan minimal
20 JP, dibuktikan dengan sertifikat keikutsertaan.
Beradasarkan latar belakang di atas maka kami melakukan pengembangan diri dengan
mengikuti pelatihan penulisan publikasi ilmiah best practice.

B. Tujuan
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menulis makalah
Best Practice.

C. Manfaat
Pelatihan ini bermanfaat:
a. Bagi guru
 Meningkatkan kompetensi dalam menulis makalah best practice sesuai dengan kaidah-
kaidah penulisan ilmiah.
 Memotivasi guru dalam mencari solusi terbaik dalam menyelesaikan masalah-masalah
pembelajaran di kelas yang diampu.

b. Bagi siswa
 Meningkatnya kompetensi guru, diharapkan meningkatkan kualitas pembelajaran yang
berpusat pada siswa

c. Bagi madrasah
 Peningkatan kompetensi guru dan hasil belajaran peserta didik diharapkan berdampak
pada peningkatan rapor pendidikan
 Menumbuhkan kepercayaan masyarakat kepada madrasah

BAB II. PELAKSANAAN KEGIATAN

6
A. Waktu dan Tempat kegiatan
Pelatihan dilaksanakan dalam rentang waktu 26 sampai 31 Januari 2024 dengan jumlah
jam pelatihan 20 JP.

B. Penyelenggara
Pelatihan dilaksanakan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Agama,
melalui LMS di https://pintar.kemenag.go.id/.

C. Metode Pelatihan
Pelatihan di https://pintar.kemenag.go.id/ berbasis MOOC (Massive Open Online
Course) dilakukan secara Asynchronous dan full online.

D. Muatan Kurikulum
Materi pelatihan terdiri dari :
a) Kelompok Dasar: Moderasi Beragama, Sistem Pelatihan dan Pengembangan SDM
Kementerian Agama.
b) Kelompok Inti: Karakter Komponen dan Sistematika Makalah, Menulis Bagian
Pendahuluan, Menulis Kajian Pustaka, Menulis Bagian Isi dan Pembahasan, Menulis
Kesimpulan, Menulis bagian Penunjang, Aspek Kebahasaan, Aplikasi Sitasi Ilmiah dan
Daftar Pustaka.
c) Kelompok Penunjang: Overview, Evaluasi Program, Rencana Tindak Lanjut.

Tabel 1.Daftar Materi dan Pemateri Pelatihan Publikasi Ilmiah Bentuk Best Parctice

MATA PELATIHAN INTI TALENT


Video 1: Konsep, Komponen dan Sistematika Publikasi Ilmiah
Dr. Marina Setiawati, M.Si.
Bentuk Best Practice
Video 2. Bagian pendahuluan Dr. Marina, M.Si.
Video 3: Kajian Pustaka Dr. Asip, M.Ed
Video 4: Pembahasan Dr. Dermawati, M.Si.
Video 5: Kesimpulan dan Rekomendasi/saran Dr. Dermawati
Video 6: Kaidah Kebahasaan pada KTI (Penalaran dan Paragraf) Dra. Ika Berdiati, M.Pd.
Video 7: Kaidah Kebahasaan Edaan dan tata kalimat Dra. Ika Berdiati, M.Pd.
Video 8: Aplikasi Sitasi Ilmiah dan Daftar Pustaka Dr. Asip, M.Ed.
Video 9: Aplikasi membuat nomor halaman, daftar isi, daftar
Dr. Asip, M.Ed.
gambar dan Daftar Tabel

BAB III. MATERI PELATIHAN

7
A. Moderasi Beragama dan Pembangunan Nasional (Prof. Dr. Amien Suyitno,
M.Ag)
Moderasi beragama bermakna cara beragama yang moderat, yang diperuntukkan kepada
pelaku (umat). Moderasi beragama berperan dalam menjaga keharmonisan untuk mendukung
pembangunan nasional.
Ada empat indikator moderasi beragama:
1) Anti kekerasan, baik kekerasan fisik maupun non fisik (seperti ujaran kebencian)
2) Komitmen kebangsaan yang diwujudkan dengan mencintai bangsa dan tanah air
Indonesia.
3) Toleran dalam menyikapi perbedaan antar umat seagama dan juga antar umat
beragama.
4) Ramah terhadap budaya lokal.

B. Nilai-Nilai Dasar Sumber Daya Manusia (SDM)


Kementerian Agama (Dr. Muharam Marzuki, MA.)
ASN Kemenag bertugas membantu pemerintah melayani pendidikan, dan urusan keagamaan.
Potret ideal sumber daya manusia Kementerian Agama antara lain:
a. Tidak memisahkan nilai-nilai agama dari kehidupan sehari-hari. Nilai agama yang
universal antara lain menegakkan kebenaran dan menebarkan kebaikan
b. Melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab
c. Meyakini bahwa setiap pekerjaan akan ada pertanggung jawaban.
d. Bekerja secara cerdas, bijak dan menggunakan hati nurani.
e. Bekerja dengan prinsip Ikhlas Beramal.
f. ASN Kementerian Agama tidak boleh melanggar kode etik ASN seperti melakukan
tindakan intoleran dan sebaginya.

C. Konsep, Komponen, dan Sistematika Publikasi Ilmiah Bentuk Best Practice


(Dr. Marina Setiawati, M.Si)
1. Konsep dan Komponen Best Practice

Praktik Terbaik merupakan keberhasilan seorang guru/kamad dalam melaksanakan


tugas, termasuk dalam mengatasi berbagai masalah di madrasahnya; atau keberhasilan seorang
pengawas dalam melaksanakan tugas kepengawasannya di madrasah binaannya. Indikator Best
Practice (Praktik Terbaik) antara lain:

1. Mampu mengembangkan cara baru dan inovatif dalam memecahkan suatu masalah
dalam pendidikan khususnya pembelajaran.
2. Membawa sebuah perubahan sehingga sering dikatakan hasilnya luar biasa
(outstanding result).

8
3. Mampu mengatasi persoalan tertentu secara berkelanjutan (keberhasilan lestari)
atau dampak dan manfaatnya berkelanjutan/tidak sesaat;
4. Mampu menjadi model dan memberi inspirasi dalam membuat kebijakan (pejabat)
serta inspiratif.
5. Cara dan metoda yang dilakukan dan atau digunakan bersifat ekonomis dan efisien.
Metode STAR dalam Membuat Laporan Best Practice

2. Sistematika Publikasi Ilmiah Bentuk Best Practice


I. Bagian Awal
 Halaman Judul;
 Lembaran Persetujuan;
 Kata Pengantar;
 Daftar Isi,
 Abstrak atau ringkasan,
 Daftar Tabel, Daftar Gambar, Daftar Lampiran
II. Bagian Isi
 Bab Pendahuluan, menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah, Perumusan
Masalah, Tujian, dan Manfaat
 Bab Kajian / Tinjauan Pustaka, mengaitkan dan menjelaskan best practice dengan
teori yang ada.
 Bab Pembahasan Masalah, mendeskripsikan data-data yang ada (bagi guru di
madrasahnya, bagi pengawas di wilayah binaannya). Yang sangat perlu disajikan

9
pada bab ini adalah kejelasan ide atau gagasan asli si penulis yang terkait dengan
upaya pemecahan masalah.
 Bab Kesimpulan dan Rekomendasi, menjawab rumusan masalah
III. Bagian Penunjang
Daftar pustaka dan lampiran-lampiran tentang data yang dipakai untuk menunjang
tinjauan/laporan best practice.

D. Bagian Pendahuluan
1) Cara Menulis Judul Laporan Best Practice
Tuliskan kata kunci. Kata kunci yang dimaksud adalah ide, gagasan, atau konsep
dasar yang menjadi pembahasan dalam makalah. Dengan menuliskan kata kunci pada judul,
maka calon pembaca akan lebih mudah memahami keseluruhan isi makalah.
Penulisan judul pada best practice tidak harus selengkap Laporan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) yang memuat subjek, lokasi, dan tahun penelitian. Cukup memperhatikan
teknik penyusunan kata-kata yang agar terlihat menarik, mudah dibaca, serta dipahami.
Contoh Judul Laporan Best Practice:
“UPAYA PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU MEMBUAT MODUL
AJAR MELALU IMPLEMENTASI TEMAN KOPI”
Teman KOPI merupakan akronim yang dibuat penulis. Makna singkatan Teman
KOPI ini adalah Tema Bulanan Kreatif, Kolaboratif, Produktif dan Inovatif.

2) Latar Belakang
Untuk menyusun latar belakang, Guru/Kamad/Pengawas Sekolah pada madrasah
melakukan evaluasi diri tentang cara dan strategi apa yang selama ini telah dilaksanakan
(output, outcome, dan dampak). Evaluasi diri tersebut menemukan gap antara teori dengan

10
bagaimana pembelajaran yang telah dilakukan di kelas, program yang telah dilakukan di
madrasah, pengawasan yang telah dilakukan di madrasah binaan, sehingga muncul ide dan
motivasi untuk menutup gap tersebut demi meningkatkan kualitas dan memecahkan masalah
yang dihadapi dalam pembelajaran di kelas/program di madrasah/pengawasan di madrasah
binaan.
Pada latar belakang diuraikan fakta-fakta spesifik, bagi guru tentang masalah di kelas
(berapa persen atau jumlah anak yang motivasinya kurang, dsb), atau masalah di madrasah
bagi kamad, dan bagi pengawas masalah di sekolah/madrasah binaannya. Selanjutnya
diuraikan dalam latar belakang mengapa masalah itu timbul dan bagaimana mengatasi
hambatan hambatan yang terjadi, serta beri justifikasi bahwa masalah tersebut sangat
penting untuk dipecahkan, mengingat dampak terhadap proses pengawasan proses
pendidikan sangat signifikan. Kemudian diuraikan bahwa mungkin ada berbagai cara
mengatasi masalah tetapi jelaskan bahwa cara pemecahan masalah yang dipilih adalah yang
terbaik (inovatif, ekonomis, lestari).
Contoh Penulisan Latar Belakang dengan Metode Star Situasi

Anak didik kelompok B di Raudhatul Athfal Al-Ikhlas Mathla’ul Anwar tahun pelajaran
2018/2019 berjumlah 36 anak, terdapat 21 anak atau sekitar 60% yang belum berkembang
motorik halusnya, sedangkan yang sudah berkembang sebanyak 15 anak atau sekitar 40%.

Tantangan

Guru belum menguasai penggunaan strategi pembelajaran dalam menggambar yang


relevan dengan kebutuhan peserta didik. Peserta didik tidak terbiasa dengan pembelajaran yang
mengharuskan mereka aktif dan kreatif dalam pembelajaran menggambar

3) Rumusan masalah, Tujuan dan Manfaat Best Practice


Rumusan masalah menggunakan kalimat tanya. Hindari pertanyaan yang hanya
membutuhkan jawaban “ya” atau “tidak”.
Contoh:
1. Bagaimana penerapan strategi “MANGAN” dalam kegiatan menggambar untuk
meningkatkan motorik halus anak didik RA Al-Ikhlas Mathla’ul Anwar?
2. Bagaimanakah hasil dan dampak dari pelaksanaan strategi “MANGAN” dalam
kegiatan menggambar untuk meningkatkan motorik halus anak didik RA Al-Ikhlas
Mathla’ul Anwar?

Tujuan dan manfaat agar diuraikan sesuai dengan rumusan masalah.


Contoh:

11
1. Mendeskripsikan penerapan strategi “MANGA” dalam kegiatan menggambar untuk
meningkatkan motorik halus anak didik RA Al-Ikhlas Mathla’ul Anwar.
2. Mendeskrpsikan hasil dari pelaksanaan strategi “MANGA” dalam kegiatan menggambar
untuk meningkatkan motorik halus anak didik RA Al-Ikhlas Mathla’ul Anwar

E. Kajian Pustaka
Pohan berpendapat kajian pustaka adalah
mengumpulkan data dan informasi ilmiah, berupa teori,
metode atau pendekatan yang pernah berkembang dan
didokumentasikan dalam bentuk buku, jurnal, naskah,
catatan, rekaman sejarah, dokumen dan lain-lain. Kajian
ini dilakukan dengan tujuan menghindarkan terjadinya
pengulangan, peniruan, plagiat termasuk suaplagiat.
Tujuan kajian pustaka antara lain:
kontekstualisasi topik dengan teori yang berkembang,
menemukan kesenjangan antara hasil penelitian/kajian lain dengan penelitian/kajian yang sedang
dilakukan, mendukung penelitian/kajian yang sedang dilakukan, merumuskan sintesis untuk
mendukung simpulan hasil penelitian/kajian, dan menghindari duplikasi penelitian/kajian.
Langkah-langkah menyusun kajian pustaka:

Teknik Pengutipan1
1. Teknik pengutipan tidak langsung (parafrase), yaitu menyadur isi dari sumber dan menuliskannya
dengan kalimat sendiri, ditulis langsung dalam alinea serta diberi notasi sumber referensi. Dalam
kajian pustaka, kutipan tidak langsung lebih diutamakan daripada kutipan langsung.
2. Teknik pengutipan langsung, yaitu mengutip seluruh kalimat dari sumber tanpa menghilangkan
bagiannya sedikitpun.

1
Sumber: KAIDAH PENGUTIPAN DALAM KARYA TULIS ILMIAH, Wahya,
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbjabar/kaidah-pengutipandalam-karya-tulis-ilmiah

12
3. Teknik pengutipan langsung
a. Jika kurang dari 4 baris, ditulis menyatu dalam Alinea diberi tanda
kutip dan diberi notasi sumber. Kalimat atau kata berbahasa
asing/daerah dicetak miring.
b. Jika lebih dari 4 baris, ditulis dalam Alinea terpisah dari Alinea
induk dengan jarak sepasi diberi notasi sumber. Kalimat/kata
berahasa asing/daerah dicetak miring

F. Pembahasan
Kriteria yang harus diperhatikan dalam Bab Pembahasan:
1. Keaslian
2. Kejelasan ide atau gagasan
3. Kecemerlangan ide terkait dengan upaya pemecahan masalahnya di sekolah
Ada 4 hal yang diuraikan dalam pembahasan:
1. Pemecahan masalah, menjelaskan hal-hal berikut:
a. Identifikasi aspek-spek utama yang akan dibahas
b. Identifikasi best practice yang relevan
c. Rinci setiap komponen dengan contoh konkrit
d. Tindakan, cara dan langkah yang dilakukan guru
e. Alat atau instrumen yang digunakan
f. Tempat dan waktu
g. Pihak yang menunjang pelaksanaan.

2. Hasil dari pengamatan


 Riset dan kumpulan data terkait
 Organisasi informasi dalam urutan yang logis
 Gunakan ilustrasi dapat berupa tabel atau gambar.
 Presentasikan studi kasus nyata yang menggambarkan implementasi best practice
 Analisis hasil dan dampaknya
3. Hambatan-hambatan dan solusinya
4. Justifikasi kecemerlangan ide

G. Kesimpulan dan Rekomendasi/Saran


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kesimpulan adalah hasil akhir
berdasarkan uraian yang sudah dijelaskan sebelumnya dari sebuah tulisan. Kesimpulan harus
berisi tentang jawaban atas pernyataan yang diajukan pada bagian rumusan masalah Kesimpulan
merupakan sebuah ringkasan yang biasanya ditulis di bagian akhir dalam sebuah karya ilmiah
seperti makalah, laporan analisis, hingga skripsi.
Kesimpulan yang baik dan benar, memenuhi kriteria:
1. Sederhana, singkat, dan jelas, serta tidak menguraikan gagasan baru yang bisa menimbulkan
kesan multitafsir.
2. Memakai kosakata baku sesuai pedoman ejaan Bahasa Indonesia, dan tidak memakai istilah
yang tidak diketahui orang secara umum. Pesan dapat tersampaikan dengan baik dan jelas
sehingga menambah pengetahuan pembaca.
3. Kesimpulan dapat dibuat bergabung dengan kalimat utama pada paragraf.
4. Berisi intisari dari tulisan yang telah dijelaskan.
5. Dimulai dari pembahasan hal khusus lalu ke umum.

13
6. Bisa berupa hubungan sebab akibat atau akibat sebab, supaya pembaca lebih mudah
memahami inti dari isi tulisan.
7. Kesimpulan dibuat berdasarkan kata kunci dari ide pokok
Contoh Kesimpulan berdasarkan rumusan masalah

Rumusan Masalah:
Apakah penggunaan aplikasi permainan angry bird dapat meningkatkan minat belajar dan
hasil belajar fisika materi gerak parabola pada peserta didik kelas X IPA 3 MAN 2 Kota
Melati?
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil analisis data dan laporan Best Practice yang dilakukan secara langsung di
kelas yang penulis ampu, penggunaan aplikasi permainan angry bird dapat meningkatkan
minat belajar dan hasil belajar fisika materi gerak parabola pada peserta didik kelas X IPA 3
MAN 2 Kota Melati. Hal ini terbukti dari data tentang peningkatan Minat dan Hasil Belajar
yang didapatkan oleh peserta didik setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan
Aplikasi Permainan Angry Birds pada materi Gerak Parabola.

Saran menurut KBBI didefinisikan didefinisikan sebagai pendapat (anjuran, usul dan cita-
cita) yang dikemukakan untuk dipertimbangkan. Kalimat saran disebut juga kalimat anjuran,
karena berisi sesuatu hal yang dipertimbangkan dari seseorang ke orang lain. Tidak ada standar
baku dan pedoman khusus dalam membuat saran, tetapi pembuatan kalimatnya tidak boleh
melebihi dari jumlah kata yang ada di bagian kesimpulan. Jadi, bisa dituliskan sesuai dengan
keinginan yang disampaikan oleh penulis. Saran dibuat lebih spesifik berdasarkan penelitian yang
akan dilakukan selanjutnya. Ini dikarenakan saran dapat membantu dalam memajukan studi kasus
penelitian yang akan datang.

H. Kaidah Kebahasaan pada KTI (Penalaran dan Paragraf) (Dra. Ika Berdiati, M.Pd)

Menyusun Paragraf dalam Karya Tulis Imiah


Mengutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), paragraf bisa disebut dengan
alinea. Sementara itu, pengertian paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan yang biasanya
mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru.
Gagasan pokok atau ide pokok paragraf bisa diletakan di awal, tengah, akhir, atau bisa
digabungkan di awal dan akhir. Gagasan pokok dalam paragraf berfungsi sebagai kunci isi
paragraf. Gagasan pokok tersebut mempermudah pembaca untuk memahami maksud yang
disampaikan penulis.

14
Secara umum, ciri-ciri paragraf yang efektif adalah:
 Berisi satu gagasan utama atau gagasan pokok dan dilengkapi dengan gagasan pendukung
sebagai penjelas.
 Kalimat penjelas harus benar-benar mendukung gagasan pokok.
 Gagasan utama dan gagasan pendukung dikemas dengan kalimat yang lugas dan efektif, serta
tidak bertele-tele.
 Dalam sebuah paragraf, antar kalimatnya saling berkaitan satu sama lain.

Paragraf berdasarkan letak kalimat utamanya


Berdasarkan kalimat utamanya, paragraf dibagi menjadi paragraf deduktif, induktif, dan
campuran.
1. Paragraf deduktif
Paragraf deduktif merupakan paragraf yang meletakkan gagasan pokok di awal paragraf.
Kemudian, kalimat penjelas berada di kalimat kedua dan seterusnya.
2. Paragraf induktif
Apabila kalimat utama pada paragraf deduktif berada di awal, paragraf induktif adalah
kebalikannya. Ciri utama paragraf induktif adalah kalimat utamanya berada di akhir paragraf dan
kalimat penjelas berada sebelum kalimat utama, bisa di kalimat pertama.
3. Paragraf campuran (deduktif-induktif)
Sesuai dengan namanya, paragraf deduktif-induktif atau campuran adalah paragraf yang
kalimat utamanya ada di bagian awal dan akhir. Walaupun muncul dua kali, namun bukan berarti
gagasan utamanya ada dua. Fungsi dari dua gagasan utama dalam satu paragraf adalah untuk
mempertegas informasi.
Unsur-unsur paragraf
Paragraf yang baik harus mengandung unsur-unsur di bawah ini. Dengan begitu, paragraf
yang ditulis bisa dipahami pembaca lebih mudah.
 Paragraf harus lengkap, yaitu berisi kalimat utama atau gagasan pokok.
 Paragraf harus berisi kalimat penjelas yang mendukung kalimat utama.
 Paragraf harus memiliki koherensi antar kalimatnya, yaitu kesatuan untuk menghubungkan antar
kalimat.
 Paragraf harus memiliki kesatuan, yaitu perpaduan yang kuat antara kalimat utama dan
pendukung.
 Paragraf harus memiliki konjungsi atau penghubung yang berguna untuk menghubungkan antar
kalimat.
 Paragraf harus harmonis, normatif, gramatis, dan semantis.

Syarat Paragraf Harus Koheren dan Kohesi

15
Syarat sebuah paragraf adalah adanya kesatuan (kohesi) dan kepaduan koherensi. Kesatuan dan
kepaduan juga menjadi ciri paragraf yang baik. Artinya, jika paragraf hanya memiliki salah satu syarat
tersebut atau tidak memiliki keduanya, maka paragraf tersebut adalah paragraf yang buruk. Berikut
adalah penjelasan lebih rinci mengenai syarat paragraf.
A. Kohesi (Kesatuan)
Istilah kohesi dan koherensi banyak dibahas pada topik wacana. Namun, kohesi dan koherensi
juga menjadi syarat dari paragraf. Menurut KBBI Daring (2016a) kohesi merupakan keterikatan
antarunsur dalam struktur sintaksis atau struktur wacana yang ditandai antara lain dengan konjungsi,
pengulangan, penyulihan, dan pelesapan. Adapun koherensi adalah hubungan logis antara bagian
karangan atau antara kalimat dalam satu paragraf (KBBI Daring, 2016b).
Kohesi adalah hubungan perkaitan antarproposisi yang dinyatakan secara eksplisit oleh unsur-
unsur gramatikal dan semantik dalam kalimat-kalimat yang membentuk wacana (paragraf) (Alwi et al.,
427:2003).
Contoh:
Andi : Apa yang kamu baca?
Bayu : Saya membaca buku.

Menurut Prihantini (2015:84) kohesi paragraf ditandai dengan adanya satu pokok pikiran utama.
Sehingga, kalimat-kalimat pembentuk paragraf harus ditata secara baik agar tidak ada kalimat yang
menyimpang dari kalimat utama/ide pokok pikiran paragraf tersebut. Jika terdapat kalimat yang
menyimpang, maka paragraf tersebut tidak utuh.
Secara ringkas kohesi dapat diartikan sebagai kesatuan. Suatu paragraf dikatakan berkohesi
(memiliki kohesi/kesatuan) adalah yang memiliki satu kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas.
Sebaliknya suatu paragraf dikatakan tidak berkohesi jika memiliki beberapa kalimat utama dan dan
kalimat penjelas, sehingga banyak hal yang dibicarakan dalam satu paragraf.
Chaer (267:2012) berpendapat bahwa kohesi adalah adanya keserasian hubungan antara unsur-
unsur yang terdapat dalam wacana (paragraf). Jika wacana (paragraf) itu kohesif, maka akan tercipta
kekoherensian. Menguatkan pendapat Chaer, menurut Muslich (2014:177) kohesi adalah keserasian
hubungan antara unsur yang satu dengan unsur yang lain dalam wacana (paragraf) sehingga tercipta
makna yang apik atau koheren.
Lebih lanjut, menurut Suladi (2015:12) suatu paragraf disebut berkohesi (memiliki kesatuan)
apabila paragraf tersebut hanya memiliki satu gagasan utama dan kalimat lain dalam paragraf hanya
mengarah pada satu pokok pikiran atau tidak menyimpang dari pokok pembicaraan.

B. Koherensi (Kepaduan)

16
Koherensi dapat disebut sebagai kepaduan. Menurut Alwi et al., (428:2003) koherensi adalah
hubungan perkaitan antarpopsoisi, tetapi perkaitan tersebut tidak secara eksplisit atau nyata dapat terlihat
pada kalimat yang mengungkapkannya.
Contoh:
Adik : Kak, lapar sekali.
Kakak : Tuh, dipojok ada warung.

Sebuah pargaraf disebut sebagai paragraf berkoherensi (memiliki koherensi/kepaduan) adalah


paragraf yang mempunyai repetisi (pengulangan kata kuci), kata ganti, dan kata transisi. Jika paragraf
tidak memiliki tiga hal tersebut, maka tidak dapat disebut sebagai paragraf yang berkehorensi.
Koherensi/kepaduan paragraf ditandai oleh penyusunan kalimat secara logis, melalui ungkapan
pengait kalimat. Urutan yang logis dapat diketahui melalui susunan kalimat. Kalimat yang
sumbang/melenceng dari permasalahan yang dibicarakan akan membuat paragraf tidak padu (Prihantini,
2015:84).
Menurut Suladi (2015:16) Kepaduan suatu paragraf berkaitan dengan keserasian antarkalimat
yang membangun paragraf tersebut. Keserasian hubungan antarkalimat dalam paragraf dapat dibangun
dengan menggunakan alat kohesi, baik gramatikal maupun leksikal. Alat kohesi gramatikal yang dapat
digunakan untuk membangun paragraf yang padu, antara lain, adalah (1) kata transisi
(konjungsi/ungkapan penghubung antarkalimat), (2) referensi (pengacuan), (3) paralelisme (kesejajaran
struktur), dan (4) ellipsis (pelesapan). Sementara itu, alat kohesi leksikal, antara lain, berupa (1) sinonim,
(2) antonim, (3) hiponim, dan (4) repetisi (pengulangan).

Berdasarkan pengertian dari kohesi dan koherensi dapat disimpulkan bahwa ada wacana
(paragraf) yang sekaligus kohesif dan koheren. Ada juga wacana (paragraf) yang koheren tapi tidak
kohesif. Suatu wacana tidak mungkin kohesif tanpa koheren. Suatu wacana tidak mungkin satu tanpa
adanya kepaduan.

I. Kaidah Kebahasaan Ejaan dan Tata Kalimat


Kaidah kebahasaan dalam penyusunan KTI harus menggunakan kalimat efektif. Kalimat
efektif adalah kalimat yang disusun berdasarkan kaidah kebahasaan yang baik dan benar. Adapun
kaidah-kaidah yang berlaku tersebut, meliputi unsur-unsur penting bahasa Indonesia yang harus
ada dalam setiap kalimat, memperhatikan ejaan yang disempurnakan (EYD) dan pemilihan diksi
sebagai syarat kalimat efektif. Berikut ini, beberapa syarat kalimat efektif yang harus dipahami :
1. Sesuai EYD
2. Sistematis
3. Tidak ambigu
4. Tidak bertele-tele
Ciri-ciri kalimat efektif adalah:

17
1. Struktur yang sepadan
2. Pemilihan kata
3. Makna kalimat tegas
4. Kesejajaran bentuk
5. Kalimat logis

J. Aplikasi Sitasi Ilmiah dan Daftar Pustaka


Pada pelatihan ini aplikasi sitasi ilmiah yang digunakan adalah aplikasi Mendeley yang dapat di
undu di Mendeley - Reference Management Software

K. Aplikasi Membuat Nomor Halaman, Daftar Isi, Daftar Gambar, dan Daftar Tabel
Pembuatan nomor halaman, daftar isi, daftar gambar, dan daftar tabel memanfaatkan menu dan tool yang tersedia di
Microsoft Word.
Lampiran

18
19
20

Anda mungkin juga menyukai