DIKLAT
Disusun Oleh :
Tahun 2024
1
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh
Yanto Abdulah, S.Si
NIP. 198103182006041001
Disahkan oleh:
Kepala MTsN 1 Subang,
2
IDENTITAS DIRI
▪ Kabupaten : Subang
▪ Kelurahan/Kecamatan : Jalupang/Kalijati
▪ Telepon/Fax : 087822830004
▪ Email : yantoabdulah@madrasah.kemenag.go.id
Yanto Abdulah
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan ke hadirat Allah Subhaanahu wa Ta’ala, atas segala Rahmat dan
Karunia yang dilimpahkan kepada penulis sehingga Laporan Kegiatan Pelatihan Publikasi Ilmia Best
Practice dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa Laporan ini dapat diselesaikan berkat adanya bantuan, bimbingan, dorongan dan petunjuk dari
berbagai pihak:
1. Pusat Informasi Pelatihan dan Pembelajaran Kementerian Agama Republik Indonesia dan
Balai Diklat Keagamaan Jakarta.
2. Bapak Kepala MTs Negeri 1 Subang Yang telah memberikan ijin para guru dalam mengikuti
kegiatan pelatihan.
3. Semua pihak baik langsung maupun tidak langsung yang ikut membantu penulis dalam
menyelesaikan penulisan laporan pengembangan diri ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan ini masih banyak terdapat kekurangan
bahkan mungkin kesalahan, baik dalam penyusunan, penyajian maupun sistematika penulisannya.
Oleh karenanya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak, demi
kesempurnaan penulisan. Meski demikian, penulis tetap berharap agar kiranya Laporan ini dapat
bermanfaat bagi pihak lain yang memerlukan.
DAFTAR ISI
4
Content
s
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................................................................6
A. Latar Belakang.................................................................................................................................6
B. Tujuan..............................................................................................................................................6
C. Manfaat...........................................................................................................................................6
BAB II. PELAKSANAAN KEGIATAN.................................................................................................................7
A. Waktu dan Tempat kegiatan............................................................................................................7
B. Penyelenggara.................................................................................................................................7
C. Metode Pelatihan............................................................................................................................7
D. Muatan Kurikulum...........................................................................................................................7
BAB III. MATERI PELATIHAN.........................................................................................................................8
A. Moderasi Beragama dan Pembangunan Nasional (Prof. Dr. Amien Suyitno, M.Ag)........................8
B. Nilai-Nilai Dasar Sumber Daya Manusia (SDM)...............................................................................8
Kementerian Agama (Dr. Muharam Marzuki, MA.).................................................................................8
C. Konsep, Komponen, dan Sistematika Publikasi Ilmiah Bentuk Best Practice...................................8
(Dr. Marina Setiawati, M.Si).....................................................................................................................8
D. Bagian Pendahuluan......................................................................................................................10
E. Kajian Pustaka...............................................................................................................................12
F. Pembahasan..................................................................................................................................13
G. Kesimpulan dan Rekomendasi/Saran............................................................................................14
H. Kaidah Kebahasaan pada KTI (Penalaran dan Paragraf) (Dra. Ika Berdiati, M.Pd)..........................15
I. Kaidah Kebahasaan Ejaan dan Tata Kalimat...................................................................................18
J. Aplikasi Sitasi Ilmiah dan Daftar Pustaka.......................................................................................18
K. Aplikasi Membuat Nomor Halaman, Daftar Isi, Daftar Gambar, dan Daftar Tabel.........................18
5
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah fondasi bagi perkembangan individu dan masyarakat. Di era modern
yang cepat berubah, tuntutan terhadap siswa untuk menjadi lebih mandiri, kreatif, dan adaptif
semakin meningkat. Oleh karena itu, peran guru tidak lagi terbatas pada mentransfer
pengetahuan, tetapi juga mencakup membantu siswa mengembangkan potensi diri mereka. Salah
satu cara efektif untuk mencapai hal ini adalah melalui pelatihan pengembangan potensi diri.
Kementerian Agama Republik Indonesia juga berupaya mendorong Tenaga Pendidik dan
Kependidikan untuk terus meningkatkan kompetensi, di anataranya dengan memberikan
anugerah GTK berprestasi yang diselenggarakan setiap tahun sebagai wahana bagi para pendidik
dan tenaga kependidikan. Salah satu komponen yang dilombakan adalah publikasi ilmiah
bentuk best practice.
Selain itu merujuk kepada Petunjuk Teknis Pembayaran Tunjangan Profesi Guru, Kepala
dan Pengawas Madrasah Tahun 2024 terdapat kriteria baru, yang mensyaratkan guru, kepala dan
pengawas madrasah untuk melakukan Pengembangan Diri setidaknya satu kali per semester.
Keikutsertaan guru/kepala madrasah/pemgawas di berbagai kegiatan pengembangan kompetensi
melalui pelatihan, seminar, workshop (baik daring maupun luring) yang setara dengan minimal
20 JP, dibuktikan dengan sertifikat keikutsertaan.
Beradasarkan latar belakang di atas maka kami melakukan pengembangan diri dengan
mengikuti pelatihan penulisan publikasi ilmiah best practice.
B. Tujuan
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menulis makalah
Best Practice.
C. Manfaat
Pelatihan ini bermanfaat:
a. Bagi guru
Meningkatkan kompetensi dalam menulis makalah best practice sesuai dengan kaidah-
kaidah penulisan ilmiah.
Memotivasi guru dalam mencari solusi terbaik dalam menyelesaikan masalah-masalah
pembelajaran di kelas yang diampu.
b. Bagi siswa
Meningkatnya kompetensi guru, diharapkan meningkatkan kualitas pembelajaran yang
berpusat pada siswa
c. Bagi madrasah
Peningkatan kompetensi guru dan hasil belajaran peserta didik diharapkan berdampak
pada peningkatan rapor pendidikan
Menumbuhkan kepercayaan masyarakat kepada madrasah
6
A. Waktu dan Tempat kegiatan
Pelatihan dilaksanakan dalam rentang waktu 26 sampai 31 Januari 2024 dengan jumlah
jam pelatihan 20 JP.
B. Penyelenggara
Pelatihan dilaksanakan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Agama,
melalui LMS di https://pintar.kemenag.go.id/.
C. Metode Pelatihan
Pelatihan di https://pintar.kemenag.go.id/ berbasis MOOC (Massive Open Online
Course) dilakukan secara Asynchronous dan full online.
D. Muatan Kurikulum
Materi pelatihan terdiri dari :
a) Kelompok Dasar: Moderasi Beragama, Sistem Pelatihan dan Pengembangan SDM
Kementerian Agama.
b) Kelompok Inti: Karakter Komponen dan Sistematika Makalah, Menulis Bagian
Pendahuluan, Menulis Kajian Pustaka, Menulis Bagian Isi dan Pembahasan, Menulis
Kesimpulan, Menulis bagian Penunjang, Aspek Kebahasaan, Aplikasi Sitasi Ilmiah dan
Daftar Pustaka.
c) Kelompok Penunjang: Overview, Evaluasi Program, Rencana Tindak Lanjut.
Tabel 1.Daftar Materi dan Pemateri Pelatihan Publikasi Ilmiah Bentuk Best Parctice
7
A. Moderasi Beragama dan Pembangunan Nasional (Prof. Dr. Amien Suyitno,
M.Ag)
Moderasi beragama bermakna cara beragama yang moderat, yang diperuntukkan kepada
pelaku (umat). Moderasi beragama berperan dalam menjaga keharmonisan untuk mendukung
pembangunan nasional.
Ada empat indikator moderasi beragama:
1) Anti kekerasan, baik kekerasan fisik maupun non fisik (seperti ujaran kebencian)
2) Komitmen kebangsaan yang diwujudkan dengan mencintai bangsa dan tanah air
Indonesia.
3) Toleran dalam menyikapi perbedaan antar umat seagama dan juga antar umat
beragama.
4) Ramah terhadap budaya lokal.
1. Mampu mengembangkan cara baru dan inovatif dalam memecahkan suatu masalah
dalam pendidikan khususnya pembelajaran.
2. Membawa sebuah perubahan sehingga sering dikatakan hasilnya luar biasa
(outstanding result).
8
3. Mampu mengatasi persoalan tertentu secara berkelanjutan (keberhasilan lestari)
atau dampak dan manfaatnya berkelanjutan/tidak sesaat;
4. Mampu menjadi model dan memberi inspirasi dalam membuat kebijakan (pejabat)
serta inspiratif.
5. Cara dan metoda yang dilakukan dan atau digunakan bersifat ekonomis dan efisien.
Metode STAR dalam Membuat Laporan Best Practice
9
pada bab ini adalah kejelasan ide atau gagasan asli si penulis yang terkait dengan
upaya pemecahan masalah.
Bab Kesimpulan dan Rekomendasi, menjawab rumusan masalah
III. Bagian Penunjang
Daftar pustaka dan lampiran-lampiran tentang data yang dipakai untuk menunjang
tinjauan/laporan best practice.
D. Bagian Pendahuluan
1) Cara Menulis Judul Laporan Best Practice
Tuliskan kata kunci. Kata kunci yang dimaksud adalah ide, gagasan, atau konsep
dasar yang menjadi pembahasan dalam makalah. Dengan menuliskan kata kunci pada judul,
maka calon pembaca akan lebih mudah memahami keseluruhan isi makalah.
Penulisan judul pada best practice tidak harus selengkap Laporan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) yang memuat subjek, lokasi, dan tahun penelitian. Cukup memperhatikan
teknik penyusunan kata-kata yang agar terlihat menarik, mudah dibaca, serta dipahami.
Contoh Judul Laporan Best Practice:
“UPAYA PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU MEMBUAT MODUL
AJAR MELALU IMPLEMENTASI TEMAN KOPI”
Teman KOPI merupakan akronim yang dibuat penulis. Makna singkatan Teman
KOPI ini adalah Tema Bulanan Kreatif, Kolaboratif, Produktif dan Inovatif.
2) Latar Belakang
Untuk menyusun latar belakang, Guru/Kamad/Pengawas Sekolah pada madrasah
melakukan evaluasi diri tentang cara dan strategi apa yang selama ini telah dilaksanakan
(output, outcome, dan dampak). Evaluasi diri tersebut menemukan gap antara teori dengan
10
bagaimana pembelajaran yang telah dilakukan di kelas, program yang telah dilakukan di
madrasah, pengawasan yang telah dilakukan di madrasah binaan, sehingga muncul ide dan
motivasi untuk menutup gap tersebut demi meningkatkan kualitas dan memecahkan masalah
yang dihadapi dalam pembelajaran di kelas/program di madrasah/pengawasan di madrasah
binaan.
Pada latar belakang diuraikan fakta-fakta spesifik, bagi guru tentang masalah di kelas
(berapa persen atau jumlah anak yang motivasinya kurang, dsb), atau masalah di madrasah
bagi kamad, dan bagi pengawas masalah di sekolah/madrasah binaannya. Selanjutnya
diuraikan dalam latar belakang mengapa masalah itu timbul dan bagaimana mengatasi
hambatan hambatan yang terjadi, serta beri justifikasi bahwa masalah tersebut sangat
penting untuk dipecahkan, mengingat dampak terhadap proses pengawasan proses
pendidikan sangat signifikan. Kemudian diuraikan bahwa mungkin ada berbagai cara
mengatasi masalah tetapi jelaskan bahwa cara pemecahan masalah yang dipilih adalah yang
terbaik (inovatif, ekonomis, lestari).
Contoh Penulisan Latar Belakang dengan Metode Star Situasi
Anak didik kelompok B di Raudhatul Athfal Al-Ikhlas Mathla’ul Anwar tahun pelajaran
2018/2019 berjumlah 36 anak, terdapat 21 anak atau sekitar 60% yang belum berkembang
motorik halusnya, sedangkan yang sudah berkembang sebanyak 15 anak atau sekitar 40%.
Tantangan
11
1. Mendeskripsikan penerapan strategi “MANGA” dalam kegiatan menggambar untuk
meningkatkan motorik halus anak didik RA Al-Ikhlas Mathla’ul Anwar.
2. Mendeskrpsikan hasil dari pelaksanaan strategi “MANGA” dalam kegiatan menggambar
untuk meningkatkan motorik halus anak didik RA Al-Ikhlas Mathla’ul Anwar
E. Kajian Pustaka
Pohan berpendapat kajian pustaka adalah
mengumpulkan data dan informasi ilmiah, berupa teori,
metode atau pendekatan yang pernah berkembang dan
didokumentasikan dalam bentuk buku, jurnal, naskah,
catatan, rekaman sejarah, dokumen dan lain-lain. Kajian
ini dilakukan dengan tujuan menghindarkan terjadinya
pengulangan, peniruan, plagiat termasuk suaplagiat.
Tujuan kajian pustaka antara lain:
kontekstualisasi topik dengan teori yang berkembang,
menemukan kesenjangan antara hasil penelitian/kajian lain dengan penelitian/kajian yang sedang
dilakukan, mendukung penelitian/kajian yang sedang dilakukan, merumuskan sintesis untuk
mendukung simpulan hasil penelitian/kajian, dan menghindari duplikasi penelitian/kajian.
Langkah-langkah menyusun kajian pustaka:
Teknik Pengutipan1
1. Teknik pengutipan tidak langsung (parafrase), yaitu menyadur isi dari sumber dan menuliskannya
dengan kalimat sendiri, ditulis langsung dalam alinea serta diberi notasi sumber referensi. Dalam
kajian pustaka, kutipan tidak langsung lebih diutamakan daripada kutipan langsung.
2. Teknik pengutipan langsung, yaitu mengutip seluruh kalimat dari sumber tanpa menghilangkan
bagiannya sedikitpun.
1
Sumber: KAIDAH PENGUTIPAN DALAM KARYA TULIS ILMIAH, Wahya,
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbjabar/kaidah-pengutipandalam-karya-tulis-ilmiah
12
3. Teknik pengutipan langsung
a. Jika kurang dari 4 baris, ditulis menyatu dalam Alinea diberi tanda
kutip dan diberi notasi sumber. Kalimat atau kata berbahasa
asing/daerah dicetak miring.
b. Jika lebih dari 4 baris, ditulis dalam Alinea terpisah dari Alinea
induk dengan jarak sepasi diberi notasi sumber. Kalimat/kata
berahasa asing/daerah dicetak miring
F. Pembahasan
Kriteria yang harus diperhatikan dalam Bab Pembahasan:
1. Keaslian
2. Kejelasan ide atau gagasan
3. Kecemerlangan ide terkait dengan upaya pemecahan masalahnya di sekolah
Ada 4 hal yang diuraikan dalam pembahasan:
1. Pemecahan masalah, menjelaskan hal-hal berikut:
a. Identifikasi aspek-spek utama yang akan dibahas
b. Identifikasi best practice yang relevan
c. Rinci setiap komponen dengan contoh konkrit
d. Tindakan, cara dan langkah yang dilakukan guru
e. Alat atau instrumen yang digunakan
f. Tempat dan waktu
g. Pihak yang menunjang pelaksanaan.
13
6. Bisa berupa hubungan sebab akibat atau akibat sebab, supaya pembaca lebih mudah
memahami inti dari isi tulisan.
7. Kesimpulan dibuat berdasarkan kata kunci dari ide pokok
Contoh Kesimpulan berdasarkan rumusan masalah
Rumusan Masalah:
Apakah penggunaan aplikasi permainan angry bird dapat meningkatkan minat belajar dan
hasil belajar fisika materi gerak parabola pada peserta didik kelas X IPA 3 MAN 2 Kota
Melati?
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil analisis data dan laporan Best Practice yang dilakukan secara langsung di
kelas yang penulis ampu, penggunaan aplikasi permainan angry bird dapat meningkatkan
minat belajar dan hasil belajar fisika materi gerak parabola pada peserta didik kelas X IPA 3
MAN 2 Kota Melati. Hal ini terbukti dari data tentang peningkatan Minat dan Hasil Belajar
yang didapatkan oleh peserta didik setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan
Aplikasi Permainan Angry Birds pada materi Gerak Parabola.
Saran menurut KBBI didefinisikan didefinisikan sebagai pendapat (anjuran, usul dan cita-
cita) yang dikemukakan untuk dipertimbangkan. Kalimat saran disebut juga kalimat anjuran,
karena berisi sesuatu hal yang dipertimbangkan dari seseorang ke orang lain. Tidak ada standar
baku dan pedoman khusus dalam membuat saran, tetapi pembuatan kalimatnya tidak boleh
melebihi dari jumlah kata yang ada di bagian kesimpulan. Jadi, bisa dituliskan sesuai dengan
keinginan yang disampaikan oleh penulis. Saran dibuat lebih spesifik berdasarkan penelitian yang
akan dilakukan selanjutnya. Ini dikarenakan saran dapat membantu dalam memajukan studi kasus
penelitian yang akan datang.
H. Kaidah Kebahasaan pada KTI (Penalaran dan Paragraf) (Dra. Ika Berdiati, M.Pd)
14
Secara umum, ciri-ciri paragraf yang efektif adalah:
Berisi satu gagasan utama atau gagasan pokok dan dilengkapi dengan gagasan pendukung
sebagai penjelas.
Kalimat penjelas harus benar-benar mendukung gagasan pokok.
Gagasan utama dan gagasan pendukung dikemas dengan kalimat yang lugas dan efektif, serta
tidak bertele-tele.
Dalam sebuah paragraf, antar kalimatnya saling berkaitan satu sama lain.
15
Syarat sebuah paragraf adalah adanya kesatuan (kohesi) dan kepaduan koherensi. Kesatuan dan
kepaduan juga menjadi ciri paragraf yang baik. Artinya, jika paragraf hanya memiliki salah satu syarat
tersebut atau tidak memiliki keduanya, maka paragraf tersebut adalah paragraf yang buruk. Berikut
adalah penjelasan lebih rinci mengenai syarat paragraf.
A. Kohesi (Kesatuan)
Istilah kohesi dan koherensi banyak dibahas pada topik wacana. Namun, kohesi dan koherensi
juga menjadi syarat dari paragraf. Menurut KBBI Daring (2016a) kohesi merupakan keterikatan
antarunsur dalam struktur sintaksis atau struktur wacana yang ditandai antara lain dengan konjungsi,
pengulangan, penyulihan, dan pelesapan. Adapun koherensi adalah hubungan logis antara bagian
karangan atau antara kalimat dalam satu paragraf (KBBI Daring, 2016b).
Kohesi adalah hubungan perkaitan antarproposisi yang dinyatakan secara eksplisit oleh unsur-
unsur gramatikal dan semantik dalam kalimat-kalimat yang membentuk wacana (paragraf) (Alwi et al.,
427:2003).
Contoh:
Andi : Apa yang kamu baca?
Bayu : Saya membaca buku.
Menurut Prihantini (2015:84) kohesi paragraf ditandai dengan adanya satu pokok pikiran utama.
Sehingga, kalimat-kalimat pembentuk paragraf harus ditata secara baik agar tidak ada kalimat yang
menyimpang dari kalimat utama/ide pokok pikiran paragraf tersebut. Jika terdapat kalimat yang
menyimpang, maka paragraf tersebut tidak utuh.
Secara ringkas kohesi dapat diartikan sebagai kesatuan. Suatu paragraf dikatakan berkohesi
(memiliki kohesi/kesatuan) adalah yang memiliki satu kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas.
Sebaliknya suatu paragraf dikatakan tidak berkohesi jika memiliki beberapa kalimat utama dan dan
kalimat penjelas, sehingga banyak hal yang dibicarakan dalam satu paragraf.
Chaer (267:2012) berpendapat bahwa kohesi adalah adanya keserasian hubungan antara unsur-
unsur yang terdapat dalam wacana (paragraf). Jika wacana (paragraf) itu kohesif, maka akan tercipta
kekoherensian. Menguatkan pendapat Chaer, menurut Muslich (2014:177) kohesi adalah keserasian
hubungan antara unsur yang satu dengan unsur yang lain dalam wacana (paragraf) sehingga tercipta
makna yang apik atau koheren.
Lebih lanjut, menurut Suladi (2015:12) suatu paragraf disebut berkohesi (memiliki kesatuan)
apabila paragraf tersebut hanya memiliki satu gagasan utama dan kalimat lain dalam paragraf hanya
mengarah pada satu pokok pikiran atau tidak menyimpang dari pokok pembicaraan.
B. Koherensi (Kepaduan)
16
Koherensi dapat disebut sebagai kepaduan. Menurut Alwi et al., (428:2003) koherensi adalah
hubungan perkaitan antarpopsoisi, tetapi perkaitan tersebut tidak secara eksplisit atau nyata dapat terlihat
pada kalimat yang mengungkapkannya.
Contoh:
Adik : Kak, lapar sekali.
Kakak : Tuh, dipojok ada warung.
Berdasarkan pengertian dari kohesi dan koherensi dapat disimpulkan bahwa ada wacana
(paragraf) yang sekaligus kohesif dan koheren. Ada juga wacana (paragraf) yang koheren tapi tidak
kohesif. Suatu wacana tidak mungkin kohesif tanpa koheren. Suatu wacana tidak mungkin satu tanpa
adanya kepaduan.
17
1. Struktur yang sepadan
2. Pemilihan kata
3. Makna kalimat tegas
4. Kesejajaran bentuk
5. Kalimat logis
K. Aplikasi Membuat Nomor Halaman, Daftar Isi, Daftar Gambar, dan Daftar Tabel
Pembuatan nomor halaman, daftar isi, daftar gambar, dan daftar tabel memanfaatkan menu dan tool yang tersedia di
Microsoft Word.
Lampiran
18
19
20