S DENGAN GANGGUAN
SISTEM PENCERNAAN : GERD DI RSUD DOLOKSANGGUL
KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 2023
OLEH :
1.1 Defenisi
Penyakit refluks gastroesofageal (Gastroesophageal Reflux
Disease/GERD) didefinisikan sebagai suatu keadaan patologis sebagai akibat
refluks kandungan lambung ke dalam esofagus yang menimbulkan berbagai
gejala yang mengganggu (troublesome) di esofagus maupun ekstra esofagus
dan atau komplikasi (Susanto,2012).
Gastroesophageal reflux disease (GERD) merupakan suatu keadaan
melemahnya Lower Esophageal Sphincter (LES) yang mengakibatkan
terjadinya refluks cairan asam lambung ke dalam esofagus.(Saputra. 2017)
1.2 Anatomi
1. Esofagus
2. Lambung
1.3 Etiologi
Kelainan padalambung
1.4 Klasifikasi
Manifestasi klinis GERD dapat berupa gejala yang tipikal (esofagus) dan gejala
atipikal (ekstraesofagus). Gejala GERD 70 % merupakan tipikal, yaitu :
Gejala Atipikal :
2. Suaraserak
3. Pneumonia
4. Fibrosisparu
5. Bronkiektasis
1. Penurunan beratbadan
2. Anemia
1.5 Patofisiologi
Isi lambung dalam keadaan normal tidak dapat masuk ke esofagus karena
adanya kontraksi sfingter esofagus (sfingter esofagus bukanlah sfingter sejati,
tetapi suatu area yang tonus ototnya meningkat). Sfingter ini normalnya hanya
terbuka jika gelombang peristaltik menyalurkan bolus makanan ke bawah
esofagus. Apabila hal ini terjadi, otot polos sfingter melemas dan makanan
masuk ke dalam lambung. Sfingter esofagus seharusnya tetap dalam keadaan
tertutup kecuali pada saat ini, karena banyak organ yang berada dalam rongga
abdomen, menyebabkan tekanan abdomen lebih besar daripada tekanan toraks.
Dengan demikian, ada kecenderungan isi lambung terdorong ke dalam
esofagus. Akan tetapi, jika sfingter melemah atau inkompeten, sfingter tidak
dapat mnutup lambung. Refluks akan terjadi dari daerah bertekanan tinggi
(lambung) ke daerah bertekanan rendah (esofagus). Episode refluks yang
berulang dapat memperburuk kondisi karena menyebabkan inflamasi dan
jaringan parut di area bawahesofagus.
2. Muntah
5. Tukak esofageal peptik yaitu luka terbuka pada lapisan kerongkongan, bisa
dihasilkan dari refluks berulang. Bisa menyebabkan nyeri yang biasanya
berlokasi di belakang tulang payudara atau persis di bawahnya, mirip
dengan lokasi panas dalamperut.
6. Nafas yang pendek dan berbunyi mengik karena ada penyempitan pada
saluran udara
7. Suara parau
11. Gejala lain : pertumbuhan yang buruk, kejang, nyeri telinga (pada anak)
13. Dengan iritasi lama pada bagian bawah kerongkongan dari refluks
berulang, lapisan sel pada kerongkongan bisa berubah (menghasilkan
sebuah kondisi yang disebut kerongkongan Barrett). Perubahan bisa terjadi
bahkan pada gejala-gejala yang tidak ada. Kelainan sel ini adalah sebelum
kanker dan berkembang menjadi kanker pada beberapaorang.
1.8 Pemeriksaan Penunjang
1. Endoskopi
2. Radiologi
3. TesProvokatif
A. Tes Perfusi Asam (Bernstein) untuk mengevaluasi kepekaan mukosa
esofagus terhadap asam. Pemeriksaan ini dengan menggunakan HCL 0,1
% yang dialirkan ke esofagus. Tes Bernstein yang negatif tidak memiliki
arti diagnostik dan tidak bisa menyingkirkan nyeri asal esofagus.
Kepekaan tes perkusi asam untuk nyeri dada asal esofagus menurut
kepustakaan berkisar antara80-90%.
B. TesEdrofonium
5. Tes Gastro-EsophagealScintigraphy
Tes ini menggunakan bahan radio isotop untuk penilaian pengosongan esofagus
dan sifatnya non invasif (Djajapranata, 2001).
Diagnosis ini menggunakan PPI dosis ganda selama 1-2 minggu pada pasien
yang diduga menderita GERD. Tes positif bila 75% keluhan hilang selama satu
minggu. Tes ini mempunyai sensitivitas 75%.
7. Manometri esofagus
Tes ini untuk menilai pengobatan sebelum dan sesudah pemberian terapi pada
pasien NERD. Pemeriksaan ini juga untuk menilai gangguan
peristaltik/motilitas esofagus.
8. Histopatologi
Pemeriksaan untuk menilai adanya metaplasia, displasia atau keganasan. Tetapi
bukan untuk memastikan NERD (Yusuf, 2009).
1.9 Penatalaksanaan
- Antasid. Golongan obat ini cukup efektif dan aman dalam menghilangkan
gejala GERD tetapi tidak menyembuhkan lesi esofagitis. Selain sebagai buffer
terhadap HCl, obat ini dapat memperkuat tekanan sfingter esophagus bagian
bawah. Kelemahan obat golongan ini adalah rasanya kurang menyenangkan,
dapat menimbulkan diare terutama yang mengandung magnesium serta
konstipasi terutama antasid yang mengandung aluminium, penggunaannya
sangat terbatas pada pasien dengan gangguan fungsiginjal.
- Antagonis reseptor H2. Yang termasuk dalam golongan obat ini adalah
simetidin, ranitidine, famotidin, dan nizatidin. Sebagai penekan sekresi asam,
golongan obat ini efektif dalam pengobatan penyakit refluks gastroesofageal
jika diberikan dosis 2 kali lebih tinggi dan dosis untuk terapi ulkus. Golongan
obat ini hanya efektif pada pengobatan esofagitis derajat ringan sampai sedang
serta tanpa komplikasi.
- Obat-obatan prokinetik. Secara teoritis, obat ini paling sesuai untuk pengobatan
GERD karena penyakit ini lebih condong kearah gangguan motilitas. Namun,
pada prakteknya, pengobatan GERD sangat bergantung pada penekanan
sekresiasam.
- Cisapride. Sebagai suatu antagonis reseptor 5 HT4, obat ini dapat mempercepat
pengosongan lambung serta meningkatkan tekanan tonus LES. Efektivitasnya
dalam menghilangkan gejala serta penyembuhan lesi esophagus lebih baik
dibandingkan dengan domperidon.
2. Esofagitisulseratif
3. Perdarahan
4. Striktur esophagus
5. Aspirasi
BAB II
TINJAUAN TEORITIS KEPERAWATAN
2.1 Pengkajian
Pengkajian keperawatan merupakan proses keperawatan yang meliputi
usaha untuk mengetahui permasalahan Pasien yaitu pengumpulan data tentang
status kesehatan Pasien secara sistematis, akurat, menyeluruh, singkat, dan
berkesinambungan yang dilakukan perawat. Komponen dari pengkajian
keperawatan meliputi anamnesa, pemeriksaan kesehatan, pengkajian,
pemeriksaan diagnostik serta pengkajian penatalaksanaan medis. Dalam
pengkajian keperawatan memerlukan keahlian dalam melakukan komunikasi,
wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik (Muttaqin, 2010 dalam Wibowo
2016).
2.3.1 Identitas / Biodata Pasien
Meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku,pekerjaan,
status perkawinan tanggal mrs, pengkajian, penanggung jawab,
No. regester, diagnosa masuk, alamat.
2.3.2 Keluhan Utama
Ditulis keluhan utama (satu keluhan saja) yang dirasakan atau
dialami klien yang menyebabkanmklien atau keluarga mencari
bantuan kesehatan/masuk rumah sakit.
2.3.3 Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Tanyakan riwayat penyakit yang pernah dialami klien beberapa
waktu sebelumnya. Beberapa kali klien pernah sakit sebelum
sakit yang sekarang? Bagaimana xara klien mencari
pertolongan? Apakah klien pernah menderita sakit DM
(Diabetes Melitus), HT (Hipertensi), TBC (Tuberkulosisi Paru),
kanker dan lain-lain.
3. Tanda-Tanda Vital
1. Rambut
d. Keadaan tekstur
2. Kepala
a. Botak/alopesia
b. Ketombe
c. Berkutu
d. Adakaheritem
e. Kebersihan
3. Mata
4. Hidung
5. Mulut
6. Gigi
7. Telinga
8. Kulit
10. Genetalia
2.4 Implementasi
2.5 Evaluasi
TINJAUAN
KASUS
3.1 Pengkajian
3.3.1. Identitas Pasien
Nama : An. Syahmalik
Umur : 3 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku / Bangsa : Batak /
Indonesia Agama : Kristen
Protestan
Pekerjaan :-
Pendidikan :-
Status :-
Alamat : Lintong
Tgl MRS : Senin, 27 Maret 2023
Tgl pengkajian : Selasa 28 Maret 2023
NO. RM :
Dx Medis : GERD (Gastroesophageal Refluks Disease)
3.3.2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. M
Hubungan : Ibu
Pekerjaan : Petani
Alamat : Lintong
3.3.3. Keluhan Utama
Pasien datang ke UGD tanggal 27 Maret 2023 pukul 13.45 WIB
dengan keluhan nyeri pada ulu hati dengan skala 5/10, dada terasa
terbakar, mual dan muntah
3.3.4. Riwayat Kesehatan sekarang
pasien mengatakan nyeri pada ulu hati skala 5/10 seperti terasa
terbakar dibagian dada, Pasien merasa mual, muntah, sulit menelan,
terlihat tanda dehidrasi, konjungtiva anemis, CTR > 3, mukosa bibir
kering dan susah tidur.
3.3.5. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
pasien mengatakan tidak ada penyakit terdahulu.
3.3.6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang mempunyai penyakit
yang sama.
d. Pola
eliminasi
BAB
- Pola BAB : tidak normal
- Karakter feses : keras
- Riwayat perdarahan : Tidak ada
- BAB terakhir : 25 Maret 2023
- Diare : tidak ada
- Penggunaan laktasif : tidak ada
BAK
- Pola BAK : normal
- Karakter Urine :warna kuning dan tidak
keruh
- Nyeri/kesulitan BAK :tidak ada kesulitan BAK
- Riwayat penyakit ginjal : tidak ada
- Riwayat penyakit kandung kemih : tidak ada
- Penggunan diuretic : tidak menggunakan
- Upaya mengatasi masalah : tidak ada masalah
e. Pola istirahat
- Lama tidur malam : 6 jam
- Lama tidur siang : 2 jam
- Keluhan : sering terbangun di subuh hari ( jam
03:00 wib
f. Nilai pola keyakinan
- Pasien Percaya dan meyakini bahwa hidup dan matinya
ada dalam perlindungan Tuhan
1. Kemampuan ADL
Kategori:
Mandiri :72-9
Ketergantungan parsial :54-71
Ketergantungan total :35-53
5 Gaya berjalan
6 Status mental
TOTAL SCORE 45
Keterangan :
§ Tidak berisiko : 0-24
§ Resiko rendah : 25-50
§ Resiko tinggi : ≥51
Keamanan : dipasang pengaman tempat tidur/ bed rest
3.3.10. Pemeriksaan Penunjang
1. USG
2. Laboratorium
3.3.11. Therapy
1. IUFD RL 60 tetes/menit
2. Injeksi Omeprazole 40g/12 jam
3. Injeksi Ondansetron 4g/12jam
4. Paracetamo 3x500g
5. Hemorid 3x1
6. Antasida syrup
4 DS : Kurangnya Ansietas
Pasien mengatakan tidak mengetahui pengetahuan
tentang penyakitnya
Pasien mengatakan tidak mengetahui
tentang tindakan yang ditelah
dilakukan
DO :
Pasien tidak mengetahui tentang
penyakitnya
Pasien cemas dan khawatir tentang
penyakitnya
TD : 100/70 mmHg
T : 36
RR : 22X/menit
HR : 82X/menit
Umur : 3
tahun
S:
DX 2 1. Mengkaji tanda-tanda vital Pasien mengatakan
2. Memonitor status dehidrasi mual dan muntah
Jam 10.00-11.00 3. Memberikan cairan sesuai berkurang
indikasi dan anjuran O:
4. Mendorong masukan oral bila Intake cairan normal
mampu Terpasang infus
gandeng : Asering
20tts/menit (8 jam)
Amino fluid
10tts/menit .
Pasien masih lemas
TTV
TD : 110/80mmHg
HR : 84X/menit
RR : 22X/menit
T : 36,6
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan