Proposal Deden 3
Proposal Deden 3
PROPOSAL PENELITIAN
OLEH :
DEDEN SUYONO
NPM. 191016154231006
PROPOSAL PENELITIAN
OLEH :
DEDEN SUYONO
NPM. 191016154231006
DEDEN SUYONO
NPM. 191016154231006
Judul :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui :
Ketua Prodi Peternakan
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
I. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar
Belakang 1
1.2. Rumusan
Masalah 2
1.3. Tujuan
2
1.4. Manfaat
2
1.5. Hipotesis
Penelitian 2
II. TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1. Evaluasi Keberhasilan Inseminasi Buatan 3
2.2. Inseminasi Buatan 4
2.3. Keberhasilan Inseminasi Buatan 6
2.4. Sapi Simmental 7
III. METODE PENELITIAN 9
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian 9
3.2. Metode Penelitian 9
3.3. Evaluasi Keberhasilan Inseminasi Buatan 9
DAFTAR PUSTAKA 11
LAMPIRAN 13
iii
1
I. PENDAHULUAN
1
2
tersebut ada 3.102 ekor yang terdapat di Kecamatan Rimbo Ilir dengan jumlah
ternak sapi Simmental 775 ekor.
Dalam kegiatan inseminasi buatan salah satu cara untuk mengetahui tingkat
keberhasilannya dapat diukur dengan melihat penampilan sifat-sifat reproduksi
sapi tersebut yaitu Non Retun Rate (NR), Conception Rate (CR), Service per
Conception (S/C) dan Calving Rate (Tolihere, 1993).
Dari uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
“Evaluasi Tingkat Keberhasilan Inseminasi Buatan Pada Induk Simmental di
Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo”
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan masalah yaitu : Bagaimana
tingkat keberhasilan inseminasi buatan berdasarkan perhitungan nilai NRR, CR,
S/C dan CvR di Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo?
1.3. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan
IB pada sapi Simmental di kecamatan Rimbo Ilir berdasarkan perhitungan non
return rate (NRR), conception rate (CR), service per conception (S/C) dan
calving rate (CvR)
1.4. Manfaat
Hasil penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui keberhasilan
inseminasi buatan dari jenis pejantan unggul Simmental yang digunakan
inseminator kepada sapi peternak di Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo.
1.5. Hipotesis Penelitian
Diduga program inseminasi buatan menunjukkan peningkatan produksi ternak
berdasarkan nilai NRR, CR, S/C dan CvR sudah optimal di Kecamatan Rimbo Ilir
Kabupaten Tebo.
2
3
3
4
4
5
peternakan memperoleh hasil yang lebih efektif, maka deteksi dan pelaporan
birahi harus tepat disamping pelaksanaan dan teknik inseminasi itu sendiri
dilaksanakan secara cermat oleh tenaga terampil. Semen yang di inseminasikan ke
dalam saluran betina pada tempat dan waktu yang terbaik dapat memungkinkan
pertemuan antara spermatozoa dan ovum sehingga berlangsung proses pembuahan
(Tolihere, 1985).
Teknik atau metode Inseminasi Buatan ada 2 macam yaitu Rektovaginal dan
transservikal. Pada sapi adalah dengan metode rektovaginal yaitu tangan
dimasukkan kedalam rektum kemudian memegang bagian servik yang paling
mudah diidentifikasi karena mempunyai anatomi keras, kemudian insemination
gun dimasukkan melalui vulva, ke vagina hingga ke bagian servik. Sedangkan
teknik transervical ini diperuntukkan untuk ternak kecil seperti pada Babi,
kambing dan domba. Pada kambing dan domba dapat menggunakan spikulum
untuk melihat posisi servik, kemudian insemination gun dimasukkan hingga
mencapai servik, sedangkan pada babi menggunakan cattether dan dimasukkan
hingga kedalam uterus.
Prosedur inseminasi buatan pada sapi menurut Feradis, (2010) dalam Maryani
(2016), dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Sebelum melaksanakan prosedur Inseminasi Buatan (IB), semen dicairkan
(thawing) terlebih dahulu dengan mengeluarkan semen beku dari nitrogen cair
dan memasukkannya dalam air hangat atau meletakkannya dibawah air yang
mengalir. Suhu untuk thawing yang baik adalah 37o C selama 7-18 detik.
2. Setelah disemen di thawing, straw dikeluarkan dari air kemudian dikeringkan
dengan tissue. Kemudian straw dimasukkan dalam gun dan ujung yang
mencuat dipotong dengan menggunakan gunting bersih. Setelah itu Plastic
sheath dimasukkan pada gun yang sudah berisi semen beku/straw.
3. Sapi dipersiapkan (dimasukkan) dalam kandang jepit dengan ekor diikat.
4. Petugas Inseminasi Buatan (IB) memakai sarung tangan (glove) pada tangan
yang akan dimasukkan ke dalam rektum, hingga dapat menjangkau dan
memegang leher rahim (servix), apabila dalam rektum banyak kotoran harus
dikeluarkan lebih dahulu. Semen disuntikkan/disemprotkan pada badan uterus
yaitu pada daerah yang disebut dengan posisi ke empat.
5
6
6
7
7
8
bangsabangsa sapi potong dan perah di Eropa, Bos Sondaicus (Bos bibos), yang
dikenal dengan nama Sapi Bali, Sapi Madura, Sapi Jawa dan sapi lokal (Sugeng,
2006).
Sapi Simental adalah bangsa Bos Taurus, Sapi Simental namanya berasal
dari daerah di mana ternak pertama kali dibiakkan yaitu Lembah Simme yang
terletak di Oberland Berner di Swiss. Sementara itu di Jerman dan Austria Sapi
Simental dikenal dengan nama Fleckvieh, dan di Perancis sebagai Pie Rouge
(Talib dan Siregar, 1999).
Menurut Talib dan Siregar (1999) sapi Simental termasuk sapi tipe
pedaging dan tipe perah, terkadang juga dimanfaatkan tenaganya dalam dunia
pertanian. Ciri-ciri sapi simental warna kulit bervariasi dari coklat, kuning
keemasan, putih, dimana warna merata seluruh tubuh., kepala berwarna putih
pada bagian atasnya, mayoritas memiliki pigmen di sekitar mata, gunanya untuk
membantu mengurangi masalah mata apabila terkena sinar matahari, memiliki
tanduk, kaki berwarna puih, dan dada berwarna putih. Bobot pejantan dewasa
mampu mencapai berat badan 1150 kg sedang betina dewasa 800 kg.
Pendugaan umur dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan melihat
lingkar tanduk dan keadaan atau susunan giginya. Cara pendugaan umur dengan
melihat lingkar tanduk adalah dengan menghitung jumlah lingkar tanduk
ditambah 2 (Abidin, 2004).
8
9
CR=
∑ betina bunting IB pertama x 100 %
∑ seluruh betina yang di inseminasi
9
10
CR=
∑ anakan yang dihasilkan x 100 %
∑ betina yang di IB
10
11
DAFTAR PUSTAKA
11
12
Royse, David., Thyer, Bruce A., Padgett, Deborah.K., Logan, TK., 2006, Program
Evaluation, an Introduction, Fourth Edition, Belmont USA : Thomson
Brooks/Cole.
Sugeng, Y.B. 2006. Beternak Sapi Potong. Penebar Swadaya, Jakarta.
Sugiyono, 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta: Bandung.
Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Alfabeta: Bandung.
Sugoro, I. 2009. Pemanfaatan Inseminasi Buatan Untuk Meningkatkan
Produktifitas Sapi. Bandung: Kajian Bioetika Institut Teknologi Bandung.
Susilawati. 2011. Inseminasi Buatan dengan Spermatozoa Beku Hasil Sexing
pada Sapi.(Jurnal) Makalah Dipresentasikan Pada Kongres I Perkumpulan
Teknologi Reproduksi Indonesia (PATRI) Dempasar Bali.
Thalib, C. dan A.R. Siregar. 1999. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Pedet Pernakan Ongole dan Crossbred-nya dengan Bos
Indicus dan Bos Taurus dalam Pemeliharaan Tradisional. Prosiding.
Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner, Bogor, 12 Desember 2023
.Hlm. 200-207
Toelihere, M.R., 1985. Inseminasi Buatan pada Ternak. Angkasa. Bandung.
Vandeplassche, M. 1992. Reproductive Efficiency in Cattle: A Guideline For
Projects in Developing Countries. Food and Agriculture Organization of
the United Nation. Rome.
Yultanto, C.A., T. Susilowati dan M.N. Ihsan. 2014. Penampilan Reproduksi sapi
Peranakkan Ongole dan sapi Peranakan Limousin dikecamatan Sawo
Kabupaten Ponorogo dan Kecamatan Tugu Kabupaten Trenggalek. Jurnal
Ilmu-ilmu Peternakan, 24(2): 49-57
12
13
LAMPIRAN
13