Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDIDIKAN SISTEM GANDA

UPTD BALAI INSEMINASI BUATAN DINAS PETERNAKAN


DAN KESEHATAN HEWAN PROV.NTB TAHUN 2021

Oleh :

M.SYAIFULLAH
Nomor Induk : 572

KOMPETENSI KEAHLIAN
AGRIBISNIS TERNAK RUMINANSIA
HALAMAN EVALUASI
MANAJEMEN UPTD BALAI INSEMINASI BUATAN DINAS PETERNAKAN
DAN KESEHATAN HEWAN PROV.NTB TAHUN 2021

Oleh :

M.SYAIFULLAH
Nomor Induk : 572

Laporan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) ini, Telah Dipertahankan di


Depan Team Penguji dan Dinyatakan Lulus
pada Tanggal :06 September 2021

Team Penguji :

1. Muhtar, S. Pt (______________________)

2. Junaidin S. Pt (______________________)

Mengetahui :
Kepala SMK SMKN 1 Sanggar

MAKRUF,S.Pd
NIP. 196703301991031015
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT.atas kesempatan yang telah di
berikan berupa nikmat dan kesehatan dan umur panjang sehingga saya dapat menyelesaikan
praktik kerja lapang dan menyusun Laporan kerja, lapang yang berjudul ”Manajemen balai
inseminasi buatan dinas peternakan dan kesehatan hewan”, sehingga dapat di selesaikan
sebagaimana semestiNya. Shollawat serta salam saya panjatkan kepada baginda nabi
Muhammad SAW sehingga laporan praktik kerja lapang ini dapat di susun berdasarkan hasil
kegiatan kerja lapang. Yang di mulai pada tanggal 03 September sampai tanggal 03
November 2021 yang bertempat di UPTD BALAI INSEMINASI BUATAN – LELEDE
DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI NTB.
Dengan rasa hormat, saya mengucapkan terima kasih kepada segala pihak yang telah
membantu dalam menyusun Praktik Kerja Lapangan ini yaitu kepada:
1. Bapak Makruf,S.Pd Selaku Kepala Sekolah SMKN 1 SANGGAR
2. Bapak A.Malik S.Pt Selaku Sekretaris Sekolah SMKN 1 SANGGAR
3. Bapak Muhammad Nur, S.Pt., M.SI Selaku kepala Balai Inseminasi Buatan Lombok
Barat NTB
4. Bapak Samsul Wahid, S.Pt Selaku Pengawas Mutu Semen
5. Bapak Lalu Kaherman, S.Kh Selaku Kasi pembibitan HMT
6. Bapak Nurdiansyah S.Pt Selaku Ketua Pokja PSG Tahun Pelajaran 2021/2022.
7. Bapak Junaidin S.Pt Selaku Pembimbing Internal PKL
8. Bapak Sukmariadi,SKH Selaku Pembibing Eksternal PKL.
9. Teman-teman seperjuangan terutama keluarga besar M.Syaifullah, Deska Aulia Putri
Ruhmi, Nurima, Afriatin, Hermansyah, Bama, dan A.Adzan.
10. Semua pihak yang telah ikut membantu terselesaikannya laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan prakering masih jauh dari kata sempurna sehingga
diperlukan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan di kemudian hari
dan berguna bagi siswa dan siswi lainNya.

Sanggar, November 2021


Penulis,
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR GAMBAR v
BAB 1 PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang...................................................................................................... 1
B. Tujuan dan Manfaat............................................................................................... 2

BAB II OREANTASI INDUSTRI 3


A. Sejarah Berdirinya Idustri..................................................................................... 3
B. Sruktur Organisasi................................................................................................. 4
C. Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja ........................................................... 4
D. Sstem peminjaman, Penyimpanan Alat dan Pemakaian atau Bahan..................... 4

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKERING 5


A. Lokasi prakering.................................................................................................... 5
B. Jenis Kegiatan yang Dilaksanakan........................................................................ 5
....................................................................................................................................
BAB IV PENUTUP 12
A. Kesimpulan............................................................................................................ 12
B. Saran...................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Balai Inseminasi Buatan adalah proses memasukkan semen beku (spermatozoa).
Yang telah dicairkan yang berasal dari ternak jantan ke dalam saluran alat reproduksi
betina,sehingga mampu meningkatkan mutu genetik hewan ternak dalam waktu singkat
dan menghasilkan anakkan berkualitas dalam jumlah banyak menggunakan bantuan
manusia dan alat khusus yang di sebut’’Inseminato Gun’’.
Tujuan inseminasi buatan:
1. Memperbaiki mutu genetika ternak
2. Tidak mengharuskan pejantan unggul untuk dibawa ketempat yang dibutuhkan
sehingga mengurangi biaya
3. Mengoptimalkan penggunaan bibit pejantan unggul secara luas dalam jangka waktu
lebih lama
4. Meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan teratur
5. Mencegah penularan/penyebaran penyakit kelamin
B. Tujuan praktik kerja lapang (PKL)
Praktik kerja lapang dilaksanakan di Balai Inseminasi Buatan . Adapun tujuannya
yaitu:
a. Memperbaiki mutu genetika ternak
b. Tidak mengharuskan pejantan unggul untuk di bawa ketempat yang di butuhkan
sehingga mengurangi biaya
c. Mengoptimalkan penggunaan bibit pejantan unggul secara lebih luas dalam jangka
waktu yang lebih lama
d. Meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan teratur
e. Mencegah penularan/ penyebaran penyakit kelamin.

Adapun manfaat Praktik kerja lapang (PKL) di BIB Banyumulek ini adalah sebagai
berikut:
1. IB meningkatkan penggunaan pejantan unggul. Seekor pejantan dapat melayani
5000 – 10.000 ekor betina pertahun. Beberapa pejantan unggul malah telah
menghaslkan 100.000 – 200.000 anak selama hidupnya.
2. Penggunaan metode IB sangat menghemat biaya pemeliharaan pejantan.
3. Mengurangi penularan penyakit reproduksi karena menghindari kontak kelamin dan
mencegah resiko kecelakaan betina kecil pada wktu perkawinan.
4. Memperbaiki mutu genetik dan mencegah terjadinya in breeding (perkawinan
sedarah). Inseminasi buatan tentu menggunakan spermatozoa dari pejantan unggul.
Dengan menginseminasi ternak lokal yang kualitas genetiknya kurang bagus,akan
menghasilkan keturunan yang lebih bagus. Apabila IB terseb dilaksanakan secara
meluas,akan di hasilkan ternak unggul dalam jumlah massal. Hal ini karena sperma
yang akan di masukkan ke sapi betina bisa di pilih dari pejantan unggul jenis
tertentu. Bisa dari sapi brahman,simental,limosin ataupun sapi PO.
5. Menghemat waktu karena peternak sapi tidak perlu lagi mencari atau membawa sapi
pejantan untuk dikawinkan dengan sapi betinanya.
6. Meningkatkan tingkat keberhasilan bunting,dengan IB keberhasilan bunting bisa
mencapai 90%.
7. Mengatur jarak kebuntingan ternak. Di beberapa peternak,sering terjadi kelahiran
saat pakan sangat terbatas sehingga mengakibatkan ternak kurus dan mudah
terserang penyakit. Akibatnya,tingkat kematian anak sangat tinggi. Dengan
inseminasi,kebuntingan dan kelahiran anak dapat di atur sehingga anak yang lahir
dapat di atur saat kondisi pakan tersedia.
8. Semen beku dapat di simpan dalam waktu lama. Selama tersimpan/terendam dengan
baik dalam N2 cairan,spermatozoa beku dapat tetap bertahan yang di sebut dorman.
Dengan kondisi itu,memungkinkan dapat menyelamatkan material genetik
ternak,khususnya hewan langka.
9. Peternak juga dapat memilih jenis kelamin anak. Dengan perkembangan teknologi
IB,peternak dapat memilih jenis kelamin anak. Penentuan jenis kelamin anak telah
dapat dilaksanakan melalui teknologi IB menggunakan sperma sexing atau
spermatozoa yang telah di pisahkan antara spermatozoa yang membawa kromosom
X (spermatozoa betina) dan spermatozoa yang membawa kromosom Y (spermatozoa
jantan).
BAB II
ORIENTASI INDUSTRI

A. SEJARAH BERDIRINYA INDUSTRI


Pada tahun 1967 telah dibentuk Balai Inseminasi Buatan yang awalnya terletak
di Bertais. Namun pada tahun 1980 Balai Inseminasi Buatan ini dipindah ke daerah
Banyumulek. Balai Inseminasi Buatan Banyumulek letaknya sangat strategis. Balai
Inseminasi Buatan Banyumulek ini terletak dijalan
wisata,Banyumulek,Kediri,Lombok Barat.
Awalnya,Balai Inseminasi Buatan ini bernama Balai Laboratorium produksi
kesehatan hewan (BLPKH). Dan pada tahun 2009 Balai Inseminasi Buatan (BIB)
Banyumulek ini di bagi menjadi 2 tempat,yaitu tempat Inseminasi,tempat Pemerahan.
Dimana tempat Inseminasi adalah untuk sapi-sapi jantan,sedangkan tempat
pemerahan adalah untuk sapi-sapi betina yang diperah.
Dulunya,Balai Inseminasi Buatan ini rencananya akan ditutup,namun
dibatalkan. Karena adanya tuntutan dari pihak pendidikan yang akan melakukan
kunjungan ke tempat tersebut.
Pembangunan peternakan di Nusa Tenggara Barat dalam konteks pembangunan
nasional telah di prioritaskan sebagai salah satu daerah sumber bibit sapi bali yang di
harapkan mampu sebagai penyedia / stock Nasional secara berkesinambungan dengan
tetap mempertahankan kelestariannya.
Dalam rangka mendorong perkembangan sistem dan usaha untuk meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
sejak tahun 2008 di tetapkan program unggulan yang di sebut NTB Bumi sejuta sapi
(NTB.BSS). Dengan telah direncanakan program tersebut dinas peternakan dan
keehatan hewan Provinsi NTB terasa mendapat beban yang sangat berat teriringi
dengan meningkatnya jumlah konsmsi daging dan pertambahan jmlah penduduk.
Dinas pertenakan dan Kesehatan Hewan Nusa Tenggara Barat dengan jajaran
nya bekerja keras untuk mewujudkan program tersebut dengan mengupayakan
peningkatan produksi dan produktivitas mengalahkan sistem inseminasi buatan.
Keterampilan dan motivasi petugas tehnis inseminasi buatan dan keberhasilan
Pelaksanaan dilapangan sangat di tentukan oleh
1. Pengetahuan keterampilan dan dukungan peternak
2. Kemampuan dan keterampilan petugas IB
3. Kondisi dan kesehatan ternak (akseptor)
4. Tepat waktu dan tepat sasaran
5. Jenis, kualitas semen beku yang di gunakan
VISI
Terdepan Dalam Peningkatan Produksi Dan Produksivitas Sapi Bali

MISI
1. Mengembangkan budidaya peternakan sapi berbasis teknologi Inseminasi
Buatan.
2. Mengembangkan kelembagaan peternakan mendukung introduksi teknologi
IB.
3. Mendorong dan terbentuk dan berkembangnya profesi petugas teknis IB
( Asosiasi Inseminator).
4. Mengembangkan peningkatan kapasitas dan keterampilan petugas teknis IB
dan kemampuan manajarial pelayanan IB.
Struktur organisasi.
KOMITMEN KELUARGA BESAR UPTD BALAI INSEMINASI BUATAN
DINAS PETERNAKAN & KESEHATAN HEWAN PROV.NTB TAHUN 2021
UNTUK PENERAPAN SYSTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001:2015) &
SERTIFIKASI PRODUK SEMEN BEKU (SNI 4869.1-2017)
A. Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Untuk Keselamatan Kerja Tiap Karyawan Di UPTD BIB BANYUMULEK Telah
Disediakan Peralatan Keamanan Seperti, Sepatu Bout ( sepatu Lapangan ) Sarung
Tangan, Topi, Pakaian Kerja Lapangan Semua fasilitas Tersebut Disediakan Oleh Dinas
Demi keselamatan Dan Kenyamanan Para Karyawan Dalam Menjalankan Tugas
Masing-masing
B. Sistem Peminjaman, penyimpanan alat dan pemakaian atau bahan
Sistem pengunaan alat dan penyimpanannya di Balai inseminasi buatan (BIB)
Banyumulek adalah semua peralatan maupun bahan diadakan oleh panitia pengadaan
barang setelah barang barang tersebut diserahkan kepada tim pemeriksa barang baru di
serahkan kepenerima barang untk di simpan di digudang penyimpanan barang sesuai
dengan bentuk dan jenisnya.
Selanjutnya untuk mengunakan barang tersebut si penguna harus membuat surat
permohonan pengeluaran barang yang di tanda tangani oleh masing-masing kepala seksi
sesuai dengan kebutuhan jenis barang tersebut baru dapat dikeluarkan oleh petugas
gudang
Dan semua barang yang telah dikeluarkan seperti, gerobak
dorong,sekop,cangkul,garuk
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI
A. Lokasi Kegiatan
Praktik Kerja Industri ini dilakasanakan di UPTD Balai Inseminasi Buatan Dinas
Peternakan Dan Kesehatan Hewan, Desa Lelede Kabupaten Kediri, Lombok Barat
Provinsi Nusa Tenggara Barat dari Tanggal 03 September sampai dengan 03 November
2021.

B. Jenis Kegiatan yang Dilaksanakan


Adapun kegiatan yang dilaksanaan pada kegiatan Praktik Kerja Industri ini
adalah sebagai berikut :
1. PENAMPUNGAN SEMEN

Gambar 1.1 penampungan semen

Inseminasi Buatan adalah pemasukan atau penyampaian semen kedalam saluran


kelamin betina dengan menggunakan alat-alat buatan manusia, jadi bukan secara
alami.Inseminasi buatan merupakan salah satu metode perkawinan secara buatan yang
di lakukan sengaja oleh mansia dengan memasukkan semen kedalam organ kelamin
ternak betina. Adapun proses penampungan semen antar lain :
- Mempersiapkan teaser / pemancing kekandang penampungan / kandang jepit.
- Mengikat ekor teaser tersebut bertujuan supaya ekornya tidak dikibaskan
- Mengeluarkan sapi bull yang akan di tampung colekting/ke tempat yang sudah di
siapkan/di tempatkan
- Melakukan penampungan sapi bull
- Mencatat buku ambulator individu
- Mendekat bull yang akan di tampung dan teaser untuk mengetahui biaya
faseteaching,setelah 2-3 kali mauthing,penis sudah kelihatan merah,kemudian di
siram dengan larutan Naa Fisiologis 1%.Bertujuan supaya penis tidak
terkontaminasi dengan debu maupun bakteri.
- Kemudian di persiapkan AV/Vagina Buatan di tampung setelah bull ejakulasi
semen segar di serahkan ke petugas LAB untuk dilakukan evaluasi semen segar
tersebut
- Nama-nama pejantan yang di ambil semen nya
1.Haemsa 3.Raider 5.Pancardin 7.Haemsa JR
2.Suryad 4.Baros 6.Sumarose

2. Pemeriksaan Semen Segar


A. Pemeriksaan Makroskopis
1. Volume
Volume semen yang tertampung dapat langsung terbaca pada tabung
penampungan semen yang berskala.Semen sapi dan domba mempunyai volume
rendah tetapi konsentrasi sperma tinggi sehingga memperlihatkan warna krem atau
warna susu. Sperma sapi antara 5-8 ml volume rendah tidak merugikan tetapi apa
bila di sertai dengan konsentrasi yang rendah akan membatasi jumlah spermatozoa
yang tersedia.
 Warna
Semen sapi normal berwarna seperti susu atau krem keputih-putihan. Kira-kira
10% sapi menghasilkan semen yang normal dengan warna kekuning-kuningan,
yang di sebabkan oleh riboflavin yang di bawah oleh satu gen autosom resesif
yang tidak mempunyai pengaruh terhadap fertilitas. Adanya kuman-kuman
Pseudomonas Aeruginosa di dalam semen sapi dapat menyebabkan warna hijau
kekuning-kuningan apa bila semen di suhu kamar.Gumpalan-gumpalan,bekuan
dan keping-kepingan di dalam semen menunjukkan adanya nanah yang umumnya
berasal dari kelenjar-kelenjar pelengkap dari ampula. Semen yang berwarna gelap
sampai warna merah muda menandakan adanya darah segar dalam jumlah
berbeda dan berasal dari saluran kelamin urethtra atau penis. Warna kecoklatan
menunjukkan adanya darah yang telah mengalami dekomposisi. Warna coklat
muda atau warna kehijau-hijauan menunjukkan bahwa kemungkinan kontaminasi
dengan feses.
 pH
Pada umumnya, sperma sangat aktif dan tahan hidup lama pada pH sekitar
7,0. Pemeriksaan Mikroskopis
a) Konsentrasi
Konsentrasi di gabung dengan volume dan persentase spermatozoa motil
memberikan jumlah spermatozoa motil perejakulat,yaitu kuantitas yang menentukan
berapa betina yang dapat di inseminasi dengan ejakulat.
Metode perhitungan konsentrasi spermatozoa,yaitu:

3. Menghitung jarak antar kepala sperma


Menurut feradis (2010) cara ini adalah yang paling praktis dan sederhana umtuk
pemeriksaan rutin di lapangan yang di lakukan tanpa alat selain mikroskop dengan
memperkirakan jarak antara 2 kepala spermatozoa di bawah mikroskop dengan pembesaran
45x10 dengan penilaian sebagai berikut:
a. Densum (D) atau padat,jika jarak antara 2 kepala spermatozoa kurang dari panjang 1
kepala;konsentrasi ditaksir lebih kurang 1000 juta sampai 2000 juta sel per ml semen.
b. Semidensum (SD) atau sedang,jika jarak antara 2 kepala spermatozoa sama dengan
panjang 1 sampai 1,5 kepala;konsentrasi ditaksir lebih kurang 500 juta sampai 1000 juta
sel per ml semen
c. Rarum (R) atau jarang,jika jarak antara 2 kepala spermatozoa melebihi panjang 1 kepala
atau sama dengan panjang seluruh spermatozoa;konsentrasi di taksir lebih kurang 200
juta sampai 50 juta sel per ml semen.
d. Oligospermia (OS) atau sedikit spermatozoa, jika jarak antara 2 kepala spermatozoa
melebihi panjang seluruh spermatozoa;konsentrasi di taksir kurang 200 juta sel per ml
semen.
e. Aspermia (A) atau tidak ada spermatozoa,bila sama sekali tidak terdapat spermatozoa di
dalam semen.
1. Perhitungan dengan hemocytometer
Menurut feradis (2010),metedo perhitungan secara langsung dilakukan
memakai alat perhitungan sel-sel darah merah atau hemocytometer. Pipet erythrocyt di
isi dngan semen yang belum di encerkan sampai tanda 0,5. Suatu larutan 3% NaCI
dihisap sampai tanda 101 pada pipet;larutan tersebut mengencerkan sekaligus mematikan
spermatozoa. Larutan ini di kocok hati-hati tetapi cukup cepat menurut angka 8 selama
2-3 menit. Beberapa tetes dibuang dan dikocok lagi. Beberapa tetes lagi
dibuang,kemudian 1 tetes di tepatkan di bawah gelas penutup pada kamar hitung sel
darah merah menurut Neubauer. Sel-sel spermatozoa di dalam 5 kamar di hitung menurut
arah diagonal. Karena setiap kamar mempnyai 16 ruangan kecil,maka didalam 5 kamar
terdapat 80 ruangan kecil. Dengan volume setiap ruangan kecil adalah 0,1 mm3 dan
pengenceran 200 kali,dan apabila di dalam 5 kamar atau 80 ruangan kecil terdapat X
spermatozoa,maka konsentrasi spermatozoa yang di periksa adalah: X x =
400/80x10x20=10000=X x 0,01 juta sperma per mm3 atau X x 10000 sperma per ml.
Prosedur ini memberi suatu indikasi yang akurat tentang konsentrasi spermatozoa
di dalam contoh semen apabila pencampuran larutan dilakukan sempurna. Selain dengan
hemocytometer,penentuan konsentrasi spermatozoa juga dapat dilakukan dengan
spectrophotometer dan SDM5 photometer. Keunggulan SDM5 photometer adalah dapat
menetukan jumlah bahan pengencer yang harus di tambahkan dan jumlah dosis semen
beku yang di hasilkan pada setiap penampungan secara otomatis. Hasil perhitungan dapat
terbaca dengan mudah pada hasil print out.
b) Gerak masa
Menurut salisbury dan vandenmark (1985) sesuai dengan morfologi spermatozoa
dan pola motaboliknya yang khusus dengan dasar produksi energi spematozoa hidup
dapat mendorong dirinya sendiri maju ke depan di dalam lingkungan zat cair. Motilitas
telah sejak lama dikenal sebagai alat untuk memindahkan spermatozoa melalui saluran
reproduksi hewan betina. Transport kilat spermatozoa dari serviks ke infundibulum
terjadi secara otomatik (meski pada spermatozoa tidak motil) karena rangsangan
oxitocyn, terhadap konsentrasi saluran reproduksi. Motilitas spermatozoa di dalam
infundibulum bertugas sebagai alat penyebaran spermatozoa secara acak keseluruhan
daerah saluran kelamin betina,dimana terdapat ovum yang mampu dibuahi,jadi
menjamin kepastian secara statik pertemuan spermatozoa dengan ovum. Faktor-faktor
yang mempengaruhi mobilitas spermatozoa adalah umur spema,maturasi (pematangan)
sperma,penyimpanan energi ATP (Adenosin Triphosfat),agen aktif,biofisik dan
fisiologi,cairan suspensi dan adanya rangsangan hambatan.
Spermatozoa dalam suatu kelompok mempunyai kecendrungan untuk bergerak
bersama-sama ke 1 arah yang menyerupai gelombang-gelombang yang tebal dan tipis,
bergerak cepat atau lambat tergantug dari konsentrasi spermatozoa hidup di dalamnya.
Gerakan massa spermatozoa dapat dilihat dengan jelas di bawah mikroskop dengan
pembesaran kecil (10x10) dan cahaya yang di kurangi. Berdasarkan penilaian gerakan
massa,berkualitas semen dapat di temukan sebagai berikut:
a. Sangat baik (+++), terlihat gelombang-gelombang besar,banyak,gelap,tebal dan
aktif bagaikan gumpalan awan hitam saat akan turun hujan yang bergerak cepat
berpindah-pindah tempat.
b. Baik (++), bila terlihat gelombang-gelombang kecil,tipis,jarang,kurang jelas dan
bergerak lambat.
c. Cukup (+), jika terlihat gelombang melainkan hanya gerak-gerakan individual aktif
progresif.
d. Buruk (N,necrospermia atau 0),bila hanya sedikit atau tidak ada gerakan-gerakan
individual.
c) Gerak individu
Dibawah pembesaran pandangan 45x10 pada selapis tipis semen di atas kelas
objek yang di tutupi gelas penutup akan terlihat gerakan-gerakan individual
spermatozoa. Pada umumnya dan yang terbaik adalah pergerakan progresif atau
gerakan aktif maju ke depan. Gerakan lingkar dan gerakan mundur sering merupakan
tanda-tanda cold shock atau media yang tidak isotonik dengan semen. Gerakan
berayun atau berputar di tempat sering terlihat pada semen yang tua,apabila
kebanyakkan spermatozoa telah berhenti bergerak maka dianggap mati. Menurut
Teolihere (1993),penilaian gerakan individual spermatozoa mempunyai nilai 0 sampai
5, sebagai berikt:
 spermatozoa immotile atau tidak bergerak
 pergerakan berputar di tempat
 gerakan berayun melingkar,kurang dari 50% bergerak progresif atau tidak ada
gelombang.
 antara 50 sampai 80% spermatozoa bergerak progresif dan menghasilkan
gerakkan massa;
 pergerakan progresif yang gesit dan segera membentuk gelombang dengan
90% sperma motil;
 gerakan yang sangat progresif,gelombang yang sangat cepat,menunjukkan
100% motif aktif.
d). Abnormalitas
Menurut Toelihere (1985) mengklrifikasikan abnormalitas dalam abnormalitas
primer dan sekunder. Abnormalitas primer meliputi kepala yang terlampau besar
(macrocephlalic), kepala terlampau kecil (microcephalic), kepala pendek melebar ,
pipih memnjang dan pirifomis; kepala rangkap, ekor ganda; bagisn tengah melipat,
membengkok, membesar, piriformis; atau bertaut abaxial pada pangkal kepla; dan
ekor melingkar, putus ata terbelah. Apnormalitas sekunder termaksud ekor yang
putus, kepala tanpa ekor, bagian tengah yang melipat, adanya butirn-butiran
protoplasma proksimal atau distal dan akrosom yang terlepas. Setiap spermatozoa
yang apnormal rtidak dapat membuahi sel telur, tanpa memandang apakah
abnormalitas tersebut terjadi di dalam tubuhli seminiseri, dalam epididimis atau oleh
perlakuan yang tidak legeartis terhadap ejakulat. Selama abnormalitas spermatozoa
belum mencapai 20% dari contoh semen, maka semen tersebut masih hidup dapat di
pakai insemiasi.
e). Persentase hidup
Sperma yang hidup dapat di ketahui dengan pengecattan atau pewarnaan
dengan menggunakan eosin. Eusin dapat di buat dari serbuk eusin yang di larutkan
dalam aquadest dengan konsentrasi 1 : 9.Kemudian sperma di tetesi dengan laruttan
eusin dan di ratakan, kemudian di angin –anginkan atau di fiksasi dengan
menggunakan spiritus, setelah itu dilihat di bawah mikroskop. Sperma yang tercat
atau berwarna merah berarti sperma itu mati, sedangkan yang tidak terwarnai atau
tidak tercat berarti sperma itu hidup. Perbedaan afinitas zat warna antara sel-sel
sperma yang mati dan yang hidup di gunakan untuk melindungi jumlah sperma hidup
secara objektif pada waktu semen segar di campur dengan zat warrna ( eosin 2%).
Sel-sel sperma yang hidup tidak atau sedikit sekali menghisap warna sedangkan yang
mati akan mengambil warna karena permeabilitas dinding meningkat di sewakt mati.
Tujuan pewarnaan diferensial adalah ntk mengetahui persentase sel-sel sperma yang
mati dan yang hidup.

3.Pemberian pakan dan air minum


Gambar 1.2 pemberian pakan

Pemberian pakan dilakukan selama dua kali setiap hari pada pagi pukul 08.00
dan siang pukul 14 wita. Pakan yang diberikan berupa pakan hijauan dan pakan
penguat. Pakan hiajauan berupa rumput diantaranyan rumput gajah dan rumput raja, ,
sedangkan pakan penguat berupa konsentra. Rumput-rumputan diberikan sebanyak
lebih kurang 10 % dari berat badan, sedang pakan penguat diberikan sebanyak 2%
dari berat badan.

4 . Pemanenan HMT

Gambar 1.3 pemanenan HMT


Pemanenan rumput king grass dan odot/gajah mini kegiatan ini dilakukan pada
pagi hari sekitar jam 07 : 30 – 10 : 00 Wib.

 Panen pertama dilakukan pada saat rumpt berumur 3 – 4, tergantung pada


kesubran tanah. Pada saat ini rmput sudah cukup tinggi untuk di panen, tetapi
beluum keluar bunga ( malai).
Panen selanjutnya di lakukan pada interval 30 – 60 hari tergantng pada
musim. Tinggi pemotongan dari atas tanah sebaiknya tidak kurang dari 15
cm. Penggilingan Pakan Penggilingan Pakan dilakukan untuk diubah partikel
pakan menjadi lebih mudah dicerna. Bahan-bahan pakan yang di giling yaitu
terdiri dari rumput gajah atau rumput raja, dan legum yaitu daun lamtoro
taramba.

a. Pengukuran dimensi tubuh ternak sapi


Perubahan ukuran tubuh ternak dapat di jadikan sebagai indikator
pertumbuhan ternak. Perubahan pada ukuran tubuh ternak menunjukkan
apakah ternak mengalami pertumbuhan atau tidak. Adapun cara pengukuran
tubuh ternak sapi:
1) Mengukur lingkar dada
Lingkar dada (LD) merupakakn salah satu dimensi tubuh yang dapat di
lakukan sebagai indikator mengukur pertumbuhan dan perkembangan ternak.
Pengukuran lingkar dada di ukur pada tulang rusuk paling depan persis pada
belakang kaki depan. Pengkuran lingkar dada dilakukan melingkarkan pita
ukur pada badan.
Cara mengukur lingkar dada:
Tehnik pengukuran yang baik dapat di lakukan dengan langkah – langkah
sebagai berikut:
I. Siapkan pita ukur dengan panjang minimal 200 cm.
II. Siapkan buku data untuk mencatat hasil pengukran lingkar dada
III. Pengukuran lingkar dada di lakukan simultan setelah ternak di timbang
IV. Pastikan ternak sudah ternak dan berdiri dengan posisi yang tegak
V. Catat angka lingkar dada yang terkur pada pita ukur kedalam buku
data.
2) Mengukur tinggi panggul
Tinggi pangkul adalah jarak tegak lurus dari tanah sampai dengan puncak
gumba atau di belakang punuk untuk sapi Hisar dan Ongole.
Cara mengukur tinggi panggul:
I. Siapkan mistar ukur berbentuk L dan siapkan ternak yang akan diukur
II. Siapkan buku untuk pengisisan data
III. Tempatkan ternak sapi pada posisi/tempat yang rata dan pastikan ternak
berdiri tegak secara alami
IV. Ukurlah ternak dengan menempatkan mistar ukur tegak lurus dan pastikan
bagian horizontal dari mistar persis berada di atas gumba
V. Catat hasil pengukuran pada buku data yang telah disiapkan.
3).Mengkur panjang badan
Mengukur panjang badan adalah panjang dari titik bahu ke tulang duduk
(pin bone).
Cara mengukur panjang badan:
Siapkan alat berupa mistar ukur berbentk lurus
 Tempatkan ternak sapi pada posisi/tempat yang rata dan pastikan ternak
berdiri tegak secara alami.
 Ukur ternak dengan menempatkan mistar ukur pada bagian titik
bahu sampai pada tulang duduk.
 Catatan hasil pengukuran pada form isian yang telah disiapkan.

4). Metode pengambilan sampel darah pada hewan

Gambar 1.4 pengambilan sampel darah


Pengambilan darah (venesectio) merupakan salah satu hal yang terpenting
dari kegiatan peternakan. Semisal,akan dilakukannya pengujian suatu jenis
penyakit tertentu dengan media darah/serum darah/plasma darah. Ada beberapa
metode/cara pengambilan darah yang dapat dilakukan sebagai berikut:
A.Vena Jugularis; Pembuluh darah ini terletak pada bagian ventrolateral leher.
Tempat ini biasanya dilakukan pada hewan sapi,kuda,domba,kambing,dan babi.
B.Vena Cephalica Antibrachii Anterior; Pembuluh darah ini terletak pada
bagian distal anterior kaki depan. Ini bisa dilakukan pada hewan
anjing,kucing,ruminansia kecil (domba dan kambing yang terukuran kecil,jika
ternak tersebut di rebahkan).
C.Vena Femoralis; Pembuluh darah ini terletak pada daerah proksimomedial
kaki belakang. Pengambilan darah pada daerah ini cukup sulit. Lebih mudah
dilakukan jika domba direbahkan.
D.Vena Coccigea; Pembuluh darah ini terletak pada daerah ventral tulang 2 atau
3,ini biasanya dilakukan pada ternak sapi dimana pada lokasi pengambilan darah
di pembuluh darah jugularis mengalami kesulitan misalnya terlalu tebalnya
gelambir.
E.Vena Saphena Magna; Pembuluh darah ini terletak pada daerah lateral kaki
belakang dan mengilang dengan arah cranioventral pada sekitar tendo achilles. Ini
bisa dilakukan pada hewan anjing dan kucing.
F.Vena Auricularis; Pengambilan darah ini biasanya dilakukan pada hewan yang
memiliki pembuluh darah yang besar di telingga,biasanya pada hewan kelinci dan
babi.
b. Sanitasi kandang dan Lingkungan

Gambar 1.5 sanitasi kandang

Selain itu, lingkungan kandang juga harus diperhatikan baik didalam maupun
diluar kandang sebab dikarenakan banyak sekali kuman yang berkeliaran dan yang
berterbangan yang dapat masuk kedalam tubuh ternak atau menyelinap kedalam tubuh
ternak. Oleh karna itu, harus ada sanitasi kandang atau pembersihan kandang secara
teratur setiap hari pada saat waktu jam berkerja. Sanitasi kandang atau pembersihan
kandang meliputi antara lain : Laintai kandang, lingkungan kandang, tempat kandang
dan minum.
c. Penanaman HMT
Ciri-ciri rumput raja:
Rumput raja termasuk tanaman berumur panjang,tumbuh tegak,berbentuk
rumpun,perakarannya dalam dan tingginya dapat mencapai 4 meter. Rumput ini
berbatang tebal dan keras,dan setelah tua daunnya lebar dan panjang dimana tulang
daunnya keras.
Kandungan nutrisi/gizi
Rumput raja mempunyai kandungan nutrisi yang cukup baik yaitu kandungan
BK 12,18%; PK 11,68; SK 32,49; LK;1,70; ABU 18,15 dan TDN; 66,04.
Penanaman Rumput Raja
Rumput raja mudah ditanam,dapat tumbuh baik pada dataran rendah hingga
dataran tinggi sampai dengan ketinggian 1.500 meter diatas permukaan laut,
menyukai tanah yang subur dan curah hujan diatas 1.000 min/th dengan penyebaran
yang merata sepanjang tahun. Dilahan yang subur dengan pemupukan yang intensif
produksi rumput ini dapat mencapai 1.076 ton/ha/th.
Rumput segar,dimana dengan resio batang dan daun. Pemanenan rumput raja dapat
dilakukan dengan 2 cara yaitu stek dan sobekan. Menurut siregar (1988) batang yang
digunakan untuk stek sebaiknya berumur cukup tua yaitu yang sudah berumur 8
bulan,panjang stek kira-kira 25-30 cm dan memiliki 2 mata tunas. Bila
menggunakan sobekan rumpun,maka dipilih rumput yang mudah yang tingginya 20-
25 cm. Pemanenan rumput raja dengan menggunakan stek harus diperhatikan yaitu
tunas jangan sampai terbalik. Stek dapat langsung ditancapkan setengahnya ke
dalam tanah tegak lurus atau miring dengan jarak tanamnya 1x1 m,untuk pemanenan
dengan menggunakan sobekan rumpun,perlu dibuat lubang sedalam 20cm. Waktu
tanam yang baik adalah pada awal sampai pertengahan musim hujan. Dengan
perlakuan yang baik,maka rumput raja dapat dipanen 8-9 kali setahun dan akan terus
berproduksi selama 10 tahun.
Keunggulan rumput raja
Produksi rumput raja 2 kali lebih tinggi dari pada rumput gajah varietas hawai,
sedangkan rumput gajah varietas afrika 3 kali lebih tinggi. Persentase berat daun
rumput raja lebih tinggi dari pada rumput gajah varietas hawai maupun afrika,dan
hal ini di dukung dengan kandungan zat yang cukup baik yaitu: berat kering
22,40%; protein kasar 13,50%; serat kasar 34,10%.
Rumput raja mempunyai keunggulan yaitu lebih disukai ternak,relatif lebih
cepat di panen dan tahan kering. Pemotongan rumput raja pertama kali pada umur 2
sampai 3 bulan dan selanjutnya tiap 6 minggu sekali,kecuali pada musim kemarau
interval pemotongannya diperpanjang.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan PKL
Berdasarkan hasil kegiatan PKL selama 2 bulan di BIB Banyumulek, maka dapat
disimpulkan bahwa tahapan produksi semen beku terdiri dari:Tahap persiapan AV, tempat
penampunga, persiapan sapi pejantan dan teaser, persiapan operator, koleksi semen,
pemeriksaan kualitas semen secara makroskopis dan mikroskopis, pengenceran,
pemeriksaan before freezing, printing straw, filling dan sealing, equilibrasi,freezing dan
penyimpanan.
B. Saran
Saran yang dapat saya berikan sesuai dengan pengetahuan dan pengamatan
saya,adalah sebagai berikut:
1.Perlu memperhatikan sterilisasi petugas baik petugas persiapan AV maupun petugas
koleksi semen guna menghindari terjadinya kontaminasi.
2.Perlu di perhatikan kesehatan dan performans sapi pejantan agar kualitas semen
yang dihasilkan baik.
3.Dalam penyimpanan semen beku perlu di perhatikan jadwal penambahan nitrogen
cair secara berkala guna menjaga kualitas semen.

DAFTAR PUSTAKA
http://google.com

Anda mungkin juga menyukai