1. Analisis Catur Tertib dalam bidang hukum pertanahan dan tertib
administrasi pertanahan yang dimaksudkan Pemerintah sehingga adanya Keppres 7/1979 Catur tertib dalam bidang hukum pertanahan dan tertib administrasi pertanahan yang termaktub dalam Keppres 7/1979 yaitu: a. Tertib hukum pertanahan: ditujukan untuk menjamin kepastian hukum hak atas tanah. Sebagai contoh dengan adanya pembagian sertifikat terhadap tanah-tanah yang masih belum memiliki bukti kepemilikan hak atas suatu tanah; b. Tertib administrasi pertanahan: Untuk meningkatkan kelancaran pelayanan pada masyarakat, sehingga syarat-syarat formil Ketika masyarakat hendak mengurus administrasi dapat terlayani dengan cepat dan lancar; c. Tertib Penggunaan Tanah: Untuk meningkatkan daya hasil guna tanah lebih bermanfaat bagi kehidupan masyarakat / sesuai dengan peruntukannya; d. Tertib pemeliharaan tanah lingkungan hidup: Memastikan pemeliharaan lingkungan hidup terus berkelanjutan dalam menggunakan tanah.
2. Kegiatan manajemen pertanahan yang dilaksanakan secara
operasional dalam praktik sehari-hari a. Pengumpulan data: Kegiatan ini melibatkan pengumpulan informasi terkait dengan lahan, seperti data kepemilikan, batas-batas lahan, dan kondisi fisik lahan. Data ini dapat diperoleh melalui survei lapangan, wawancara dengan pemilik lahan, atau melalui sumber data lainnya. b. Pemetaan: Pemetaan dilakukan untuk menggambarkan secara visual batas-batas lahan dan fitur-fitur penting lainnya. Pemetaan dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak pemetaan atau dengan metode tradisional seperti pengukuran langsung menggunakan alat ukur. c. Pengolahan data: Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah data tersebut. Pengolahan data meliputi pengorganisasian, analisis, dan interpretasi data untuk menghasilkan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan. d. Pengelolaan dokumen: Manajemen pertanahan juga melibatkan pengelolaan dokumen terkait dengan lahan, seperti sertifikat kepemilikan, perjanjian sewa, atau dokumen legal lainnya. Pengelolaan dokumen ini meliputi penyimpanan, pengarsipan, dan pemeliharaan dokumen agar mudah diakses dan terlindungi. e. Penyelesaian sengketa: Dalam beberapa kasus, terjadi sengketa terkait dengan kepemilikan atau penggunaan lahan. Manajemen pertanahan bertugas untuk menyelesaikan sengketa tersebut melalui proses mediasi, negosiasi, atau melalui jalur hukum jika diperlukan.
3. Kepentingan tanah dari sudut sosiologis, magis-religius, dan ekonomi
a. Sosiologi: sebagaimana termaktub dalam UUD 1945 bahwa tanah pada intinya dikuasi oleh rakyat Indonesia dan merupakan tempat tinggal sekaligus sumber penghidupan bagi manusia; b. Magis-religius: Tanah dapat menjadi tempat yang sacral dan menjadi tempat akar budaya dengan tradisi-tradisi yang religious; c. Ekonomi: Tanah menjadi salah satu Sumber Daya Ekonomi yang berharga untuk dipergunakan sebagai tempat perkebunan, pertanian, perumahan, dan investasi.
4. Kelebihan dan Kekurangan sistem publikasi negative
Sistem publikasi negative adalah pemerintah (dalam hal ini Pejabat Pendaftaran tanah) tidak melakukan pengujian terhadap kebenaran data yang tercantum (tidak menjamin kebenaran data yang disajikan). a. Kelebihan: adanya perlindungan pada pemegang hak yang sebenarnya dan adanya penyelidikan riwayat tanah sebelum sertipikatnya diterbitkan. b. Kekurangan: tidak menciptakan hak yang tidak dapat diganggu gugat. Maka biarpun sudah didaftar masih selalu dihadapi kemungkinan pihak yang didaftar kehilangan tanah yang dikuasainya karena digugat oleh pihak pemegang hak yang sebenarnya.