Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIKUM PRESTASI MESIN

POMPA

Disusun Oleh :
Muhammad Rijalul Firdaus (201810120311175)

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2021/2022
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
LABORATORIUM TEKNIK MESIN
Jl. Raya Tlogomas No. 246 Telp. (0341) 464318-21 Fax. (0341)460782 Malang
65144

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM PRESTASI MESIN
POMPA

Kelompok :4
Nama : Saiful Ahmad (202010120311094)

Berdasarkan hasil praktikum Turbin Air yang dilaksanakan di Laboratorium


Teknik Mesin Univeritas Muhammadiyah Malang

Disetujui oleh

Dosen Pembimbing

(Ir. Ali Saifullah, MT.)


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
LABORATORIUM TEKNIK MESIN
Jl. Raya Tlogomas No. 246 Telp. (0341) 464318-21 Fax. (0341)460782 Malang
65144

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM PRESTASI MESIN
POMPA

Kelompok :4
Nama : Moh. Firly Salsabilli (202010120311126)

Berdasarkan hasil praktikum Turbin Air yang dilaksanakan di Laboratorium


Teknik Mesin Univeritas Muhammadiyah Malang

Disetujui oleh

Dosen Pembimbing

(Ir. Ali Saifullah, MT.)


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
LABORATORIUM TEKNIK MESIN
Jl. Raya Tlogomas No. 246 Telp. (0341) 464318-21 Fax. (0341)460782 Malang
65144

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM PRESTASI MESIN
POMPA

Kelompok :4
Nama : Moch. Hafidj (202010120311225)

Berdasarkan hasil praktikum Turbin Air yang dilaksanakan di Laboratorium


Teknik Mesin Univeritas Muhammadiyah Malang

Disetujui oleh

Dosen Pembimbing

(Ir. Ali Saifullah, MT.)


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin modern dan
serba canggih pada saat masa kini tentunya sangat membantu dan mempermudah
manusia dalam melakukan setiap pekerjaannya termasuk dalam mengoperasikan
pompa. Pompa merupakan suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan
cairan dari suatu tempat ke tempat lain dengan mengubah energi mekanis dari suatu
sumber tenaga (penggerak) menjadi tenaga kinetik (kecepatan), yang dimana energi
ini beguna memindahkan berlangsung terus menerus. Pompa banyak digunakan di
kehidupan sehari-hari seperti pada kebutuhan rumah tangga dan berbagai industry
(Yana, Dantes, and Wigraha 2017).

Prinsip kerja pompa ialah menghisap dan memberikan penekanan terhadap


fluida. Pada sisi hisap (suction) elemen pompa akan menurunkan tekanan dalam
ruang pompa yang mengakibatkan perbedaan tekanan antara impeler dengan
permukaan fluida yang dihisap. Kemudian, fluida akan didorong atau diberikan
tekanan sehingga akan mengalir ke dalam saluran tekan (discharge) (Sutanto 2017).

Proses aliran ini akan berlangsung terus selama pompa beroperasi. Pompa
menerima tenaga mekanis berupa putaran yang dihasilkan oleh motor penggerak
sehingga mampu memindahkan fluida cair dari tempat yang rendah ke tempat yang
lebih tinggi (Supardi 2015)

Maka dari itu dengan diadakan praktikum ini, mahasiswa jurusan teknik
mesin harus dapat memahami dan menguasai hal-hal yang berhubungan dengan
pompa. Sehingga diharapkan mahasiswa jurusan teknik mesin mempunyai keahlian
dan keterampilan serta mampu berfikir kreatif dan dinamis dalam memecahkan
berbagai persoalan yang dihadapi di dunia kerja secara efektif dan efisien.

1.2. Tujuan
praktikum pengujian Pompa adalah mahasiswa diharapkan:

1. Menguasai metode pengujian Pompa Tunggal, Seri, dan Paralel,


2. Mampu menganalisis dan menyajikan data karakterstik pompa Tunggal, Seri, dan
Paralel dalam bentuk kurva unjuk kerja pompa.
3. Mampu menggunakan data pengujian untuk memilih titik operasi terbaik pompa.
Capaian Pembelajaran:
CPL 3: Mampu merancang dan melakukan percobaan, melaksanakan praktek
kerekayasaan, dan menganalisis data
CPL 4: Mampu menganalisa permasalahan kerekayasaan yang kompleks CPL 8:
Mampu bekerja secara mandiri ataupun bekerjasama dalam tim
BAB II
DASAR TEORI PENGUJIAN POMPA

1.1. Klasifikasi Pompa


Pompa secara umum diklasifikasikan sebagai Pompa Sentrifugal (atau pompa
Roto- dinamis) dan Pompa Perpindahan Positif.
1.1.1. Pompa Sentrifugal (Pompa Roto-dinamis)

Gambar 2.1. Sentrifugal dan Rotodinamik


Pompa sentrifugal atau roto-dinamis menghasilkan head dan aliran dengan
meningkatkan kecepatan cairan melalui mesin dengan bantuan impeller baling-
baling yang berputar. Pompa sentrifugal termasuk unit aliran radial, aksial dan
campuran.
Pompa sentrifugal dapat diklasifikasikan lebih lanjut sebagai:
1.1.1.1. pompa hisap akhir, end sucton pump
1.1.1.2. pompa in-line
1.1.1.3. pompa hisap ganda
1.1.1.4. pompa multistage vertikal
1.1.1.5. pompa multistage horizontal
1.1.1.6. pompa submersible
1.1.1.7. pompa self-priming
1.1.1.8. pompa aliran aksial
1.1.1.9. pompa regeneratif

2.1.2. Pompa Perpindahan Positif


Pompa perpindahan positif (positif displacement pumps) beroperasi
dengan mengisi rongga secara bergantian dan kemudian memindahkan volume
cairan tertentu. Pompa perpindahan positif memberikan volume cairan yang
konstan untuk setiap siklus terlepas dari tekanan atau head pelepasan.
Pompa perpindahan positif dapat diklasifikasikan sebagai:
1.1.1.10. Pompa reciprocating seperti piston, plunger dan diafragma
1.1.1.11. Pompa listrik
1.1.1.12. Pompa uap
1.1.1.13. Pompa putar seperti roda gigi, lobus, sekrup, baling-baling,
regeneratif (periferal) dan rongga progresif

Gambar 2.2. Pompa-pompa positif jenis pompa putar

Memilih antara Pompa Sentrifugal atau Pompa Pemindahan Positif


tidak selalu langsung. Kedua jenis pompa berperilaku sangat berbeda
mengenai head tekanan dan debit/laju aliran:
 Pompa Sentrifugal memiliki aliran yang bervariasi tergantung pada
tekanan atau head sistem
 Pompa Perpindahan Positif memiliki aliran yang kurang lebih
konstan terlepas dari tekanan atau head sistem. Pompa Positive
Displacement umumnya menghasilkan lebih banyak tekanan
daripada Pompa Sentrifugal.

2.1.3 Kapasitas dan Viskositas


Perbedaan utama lainnya antara jenis pompa adalah efek viskositas
pada kapasitas:

 Dalam Pompa Sentrifugal aliran berkurang ketika viskositas


meningkat
 Dalam Pompa Perpindahan Positif, aliran meningkat ketika
viskositas meningkat
Cairan dengan viskositas tinggi mengisi ruang kosong dari Positive
Displacement Pumps yang menyebabkan efisiensi volumetrik yang lebih
tinggi dan Positive Displacement Pumps lebih cocok untuk aplikasi dengan
viskositas yang lebih tinggi. Pompa Sentrifugal menjadi sangat tidak efisien
bahkan pada viskositas sedang.

2.1.4 Efisiensi Mekanis


Pompa berperilaku berbeda mengingat efisiensi mekanis juga.
 Mengubah tekanan atau head sistem memiliki sedikit atau tidak
berpengaruh pada laju aliran di Pompa Pemindahan Positif
 Mengubah tekanan atau head sistem mungkin memiliki efek
dramatis pada laju aliran di Pompa Sentrifugal

2.1.5. Head Hisap Positif Bersih - NPSH


Tekanan rendah di sisi hisap pompa dapat menyebabkan cairan mulai
mendidih dengan
• efisiensi berkurang
• kavitasi
• kerusakan
pompa sebagai hasilnya. Mendidih dimulai ketika tekanan dalam
cairan dikurangi menjadi tekanan uap cairan pada suhu sebenarnya.
Pertimbangan lain adalah Net Positive Suction Head - NPSH. Dalam Pompa
Sentrifugal, NPSH bervariasi sebagai fungsi aliran yang ditentukan oleh
tekanan. Dalam Pompa Perpindahan Positif, NPSH bervariasi sebagai fungsi
aliran yang ditentukan oleh kecepatan. Mengurangi kecepatan pompa berarti
mengurangi NPSH.

1.2. Daya dan Efisiensi Pompa


1.2.1. Tenaga Kuda Air
Energi yang diberikan ke air oleh pompa disebut tenaga kuda air
(Water Horse Power, WHP) dan dapat dihitung sebagai :
𝑊𝐻𝑃 = 𝜌𝑔𝑄𝐻 (𝑊𝑎𝑡𝑡) (1)
di mana
Q = debit
aliran (m3/s)
H = Head (m)
ρ = massa jenis air =
3
1000 kg/m Horsepower juga dapat
dihitung sebagai:
𝑊𝐻𝑃 = 𝜌𝑄 ∆𝑝 (𝑊𝑎𝑡𝑡) (2)
dimana
∆𝑝 = 𝑝d − 𝑝s (𝑃𝑎)
pd adalah tekanan keluar pompa (discharge
pressure) dalam Pa ps adalah tekanan masuk pompa
atau suction pressure, dalam Pa
Efisiensi pompa secara keseluruhan adalah rasio daya yang
sebenarnya diperoleh oleh fluida (WHP) dengan daya yang disuplai,
W.
Dalam percobaan ini dapat ditulis:

(3)
𝜂o WHP
= Pe
di mana
w = kerja spesifik dari pompa (J/kg)
wl = kerja spesifik yang hilang karena efek hidrolik (J/kg)
Rugi Mekanik dan Efisiensi Mekanik
Komponen mekanis - seperti roda gigi transmisi dan bantalan - menciptakan
kerugian mekanis yang mengurangi daya yang ditransfer dari poros motor ke
pompa.

1.2.2. Efisiensi Total Pompa


Untuk proses aliran fluida yang melibatkan pompa, efisiensi keseluruhan terkait
dengan kerugian hidraulik, mekanik, dan volumetric.Kehilangan Hidraulik dan
Efisiensi Hidraulik
Rugi-rugi hidrolik berhubungan dengan konstruksi pompa disebabkan oleh
gesekan antara fluida dan dinding, percepatan dan perlambatan fluida dan
perubahan arah aliran fluida.
Efisiensi hidrolik ηh dapat dinyatakan sebagai:
𝜂h
= (4)

w
w
+
wl
di mana
w = kerja spesifik dari pompa (J/kg)
wl = kerja spesifik yang hilang karena efek hidrolik (J/kg)
Rugi Mekanik dan Efisiensi Mekanik
Komponen mekanis - seperti roda gigi transmisi dan bantalan - menciptakan
kerugian mekanis yang mengurangi daya yang ditransfer dari poros motor ke
pompa.

Efisiensi mekanik ηm dapat dinyatakan sebagai:

𝜂m Pl = daya
P –P
= e l yang hilang
Pl pada
di mana transmisi
(W)
P = daya yang ditransfer dari motor ke poros (W)
(5)
Rugi Volume dan Efisiensi Volumetrik
Karena kebocoran cairan antara permukaan belakang pelat hub impeller dan
casing, atau melalui komponen pompa lainnya - ada kehilangan volumetrik yang
mengurangi efisiensi pompa.
Efisiensi volumetrik ηv dapat dinyatakan sebagai:

𝜂v
Q Q+Ql (6)
=
di mana
Q = volume aliran yang keluar dari
pompa (m3/s) Ql = volume aliran
kebocoran (m3/s)

Kerugian Total dan Efisiensi Keseluruhan


Efisiensi keseluruhan adalah rasio daya yang sebenarnya diperoleh
oleh fluida dengan daya yang disuplai ke poros. Efisiensi keseluruhan
η dapat dinyatakan sebagai:
𝜂o = 𝜂h 𝜂m𝜂v
(7)

1.1. Kurva Sistem


Kurva sistem dan kurva kinerja pompa bermanfaat untuk memilih
pompa yang tepat untuk aplikasi tertentu
Sistem aliran fluida dicirikan dengan Kurva Sistem yang merupakan
presentasi grafis dari Persamaan Energi.

Gambar 2.3. Kurva Sistem

Head sistem yang divisualisasikan dalam Kurva Sistem di atas adalah


fungsi elevasi - atau head statis dan kerugian besar dan kecil dalam sistem
dan dapat dinyatakan sebagai:
ℎsistem = 𝑑ℎ + ℎl (8)
di mana
h = Head sistem (m)
dh = hd - hs = elevasi (statis) beda head antara inlet (suction) dan
outlet (discharge) dalam sistem (m)
hl = head loss mayor dan minor dalam sistem
(m) Ekspresi umum dari kehilangan head mayor dan
minor adalah:
ℎl = 𝑘 𝑄2 (9)
di mana
Q = debit/laju aliran
k = konstan yang menggambarkan karakteristik sistem total -
termasuk semua kerugian besar dan kecil
Meningkatkan konstanta - k - dengan menutup beberapa katup, mengurangi
ukuran pipa atau sejenisnya - akan meningkatkan kerugian head dan
menggerakkan kurva sistem ke atas. Titik awal untuk kurva - tanpa aliran,
akan sama.
Dalam percobaan ini, besaran titik unuk melukis kurva system adalah:
ℎsiste = (ℎd − ℎs) − (ℎo − ℎs) (10)
Dimana h0 adalah tekanan statis p5.
Atau dalam parameter tekanan dapat ditulis:
Untuk pompa I
𝑝sy = (𝑝2 − 𝑝1) − (𝑝5 − 𝑝1) (11-a)
Untuk Pompa II
𝑝sistem = (𝑝4 − 𝑝3) − (𝑝5 − 𝑝1) (11-b)
Untuk Pompa Paralel
p +p p –p
𝑝 = ( 2 4) − ( 1 3) − (𝑝 − ) (11-c)
sistem 2 2 5 1
Untuk Pompa Seri
𝑝sistem = (𝑝4 − 𝑝1) − (𝑝5 − 𝑝1) (11-d)

1.3. Titik Efisiensi Terbaik, BEP


Sebuah pompa praktis tidak akan pernah mampu mengubah semua energi
kinetiknya menjadi energi tekanan. Bagian dari energi akan selalu hilang
secara internal atau eksternal.
Kerugian Internal
 kehilangan hidraulik - karena gesekan cakram di impeler, perubahan
arah aliran yang cepat dan perubahan kecepatan di seluruh pompa
 kehilangan volumetrik - karena sirkulasi ulang internal yang
disebabkan oleh keausan pada cincin dan bushes
Kerugian Eksternal
 kerugian mekanis - karena gesekan pada perapat (seals) dan bantalan
Efisiensi maksimum untuk pompa biasanya dalam "titik desain" - juga
disebut BEP (Best Efficiency Point) atau "Titik Efisiensi Terbaik".
h H-Q
ηo

BEP
Head,(m, Pa)

ηo
Pe

hs Pe (kW, W)

Debit Q (m3/s, l/s)

Gambar 2.4. Titik Efisiensi Terbaik

Untuk pompa yang beroperasi di semua posisi lain - efisiensinya akan lebih
rendah dari pada di BEP.
Karakteristik pompa biasanya digambarkan secara grafis oleh pabrikan
sebagai kurva kinerja pompa. Kurva kinerja pompa menggambarkan
hubungan antara debit dan head untuk pompa yang sebenarnya. Informasi
penting lainnya untuk pemilihan pompa yang tepat juga disertakan - seperti
kurva efisiensi, kurva NPSH, kurva pompa untuk beberapa diameter
impeller dan kecepatan yang berbeda, serta konsumsi daya.
Kurva unjuk kerja diperlukan untuk mendapatkan Titik Efisiensi Terbaik
(Best Efficiency Point, BEP) yang menunjukkan kinerja pompa yang paling efisien.
Pompa harus beroperasi di dekat BEP-nya dan titik ini biasanya ditunjukkan oleh
label pada pompa tersebut.
Pompa dapat juga dioperasikan di luar daerah BEP, tetapi akan memiliki
efisiensi yang rendah.

1.4. Pompa di Serial –Head Ditambahkan


Ketika dua (atau lebih) pompa disusun secara seri, kurva kinerja pompa
yang dihasilkan diperoleh dengan menambahkan headnya pada laju aliran
yang sama seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Pompa sentrifugal secara seri digunakan untuk mengatasi kehilangan head
sistem yang lebih besar daripada yang dapat ditangani oleh satu pompa saja.
 untuk dua pompa identik secara seri, head akan menjadi dua kali
head dari pompa tunggal pada laju aliran yang sama - seperti yang
ditunjukkan pada poin 2.
Dengan debit konstan, head gabungan bergerak dari 1 ke 2 - tetapi
dalam praktiknya, head gabungan dan laju aliran bergerak sepanjang kurva
Head,(m, Pa)

sistem ke titik 3.

Pe (kW, W)
 titik 3 adalah tempat sistem beroperasi dengan kedua pompa berjalan
 poin 1 adalah di mana sistem beroperasi dengan satu pompa berjalan

Gambar 2.5. Kurva Pompa Seri

Perhatikan bahwa untuk dua pompa dengan kurva kinerja yang sama
berjalan secara seri head untuk setiap pompa sama dengan setengah head
pada titik 3 aliran untuk setiap pompa sama dengan aliran di titik 3.
1.5. Pompa Paralel - Debit Ditambahkan
Ketika dua atau lebih pompa disusun secara paralel, kurva kinerja yang
dihasilkan diperoleh dengan menambahkan laju aliran pompa/debit pada
head yang sama seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Kurva Pompa
Paralel
ηo
Pe

ηo
H-Q

3
2
1

Debit Q (m3/s, l/s)

Gambar 2.6. Kurva Pompa Paralel

Pompa sentrifugal secara paralel digunakan untuk mengatasi aliran volume


yang lebih besar daripada yang dapat ditangani oleh satu pompa saja.
 Untuk dua pompa identik secara paralel dan head tetap konstan - laju
aliran dua kali lipat dibandingkan dengan pompa tunggal seperti yang
ditunjukkan pada poin 2
Catatan! Dalam prakteknya gabungan aliran head dan volume bergerak
sepanjang kurva sistem seperti yang ditunjukkan dari 1 sampai 3.
 titik 3 adalah tempat sistem beroperasi dengan kedua pompa berjalan

 poin 1 adalah di mana sistem beroperasi dengan satu pompa berjalan


Dalam prakteknya, jika salah satu pompa secara paralel atau seri berhenti,
titik operasi bergerak sepanjang kurva resistansi sistem dari titik 3 ke titik 1 -
head dan laju aliran berkurang.
Perhatikan bahwa untuk dua pompa dengan kurva kinerja yang sama berjalan
secara paralel head untuk setiap pompa sama dengan head pada titik 3 aliran
untuk setiap pompa sama dengan setengah aliran di titik 3
Catatan - untuk operasi paralel
 aliran nol atau "shut valve" head harus sama untuk kedua pompa
 kurva pompa yang tidak stabil harus dihindari
 kurva pompa yang lebih curam lebih disukai

1.6. Biaya Energi


Biaya energi perjam (energy cost) untuk memompa air dapat dihitung
dengan persamaan

𝐶= (
1
0
ρgHQc )
ypym3
,6×106 (
1
Qpc
𝐶= 1
ypym3 )
,6×106
dimana
C = biaya per-jam (Rp/jam)
Q = Debit/volume flow
(m3/jam) h = Head
/differential head (m)
c = biaya per kWh /cost rate per kWh (Rp 1.500
/kWh) ηp = efisiensi pompa (0 - 1)
ηm= efisiensi motor (0 - 1)
ρ = kerapatan massa/ density (1000
kg/m3) h = differential head, height (m)
g = percepatan gravitasi (9.81 m/s2)
Dalam system dimana kWh termonitor, maka biaya energi dapat dihitung
berdasarkan daya pada keadaan tertentu.
𝐶 = 3,6 𝑃e 𝑐 (12)
Dimana Pe = daya rata-rata (kW)

2.7 Aliran Stabil dan Tak-stabil


Untuk karakteristik aliran head yang stabil (gambar 2.6), head diferensial - h -
semakin menurun dengan meningkatnya laju aliran - q.

Gambar 2.7. Kurva Aliran Stabil dan tak stabil


Untuk karakteristik aliran head yang tidak stabil, head diferensial - h - naik
ke maksimum dan kemudian turun secara progresif dengan meningkatnya laju
aliran - q. Pompa yang tidak stabil mungkin mulai berosilasi di antara dua
kemungkinan kombinasi aliran-head. Laju aliran akan memodulasi dan pipa
bergetar. Direkomendasikan agar pompa sentrifugal dirancang dan dioperasikan
dalam kondisi stabil.
BAB III
PROSEDUR PRAKTIKUM

3.1 Data Teknis Peralatan


 Fluida : Air (H2O)
 Tipe pompa : Rotodynamic Pump
3
m
 Debit maksimum : 1,7
h
 Maksimum head : 32 m
 Catu daya : 0,3 kW

3.2 Skema Instalasi Pompa

3.3 Pengoperasian Alat


Dalam percobaan terdapat beberapa prosedur yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut:
a. Isi air bak dengan air bersih dengan tinggi 2/3 dari tinggi bak yang
tersedia.
b. Isi air pancingan pada bagian suction (apabila diperlukan).
c. Hubungkan pompa dengan terminal listrik 220 VAC.
d. Nyalakan MCB (Master Contact Breaker)
e. Pilih pompa 1 atau pompa 2 untuk mengisi aliran pada pipa.
f. Tekan tombol on, biarkan pompa bekerja dan perhatikan tekanan yang
bekerja pada pompa.
g. Pindahkan saklar ke posisi pompa yang lain, bila pompa yang lain sudah
bekerja sempurna akan terlihat tekanan dan aliran pada alat ukur.
h. Perhatikan alat ukur dan pastikan berfungsi dengan baik.
i. Matikan pompa dengan menekan tombol Off.

3.4 Langkah Percobaan


 Pengujian Pompa Tunggal
1. Persiapan
a. Siapkan lembar data, alat tulis dan alat penguji.
b. Periksa ketinggian air yang tersedia pada bejana penampung.
c. Buka katup throttle pada posisi terbuka penuh.
d. Arahkan 2 buah katup Seri-Paralel pada posisi Paralel.
e. Periksa saklar panik dalam posisi menonjol keatas dengan
menekan tombol ke kiri.
f. Alihkan saklar, pilih pompa 0-I-II kea rah I untuk melakukan
pengujian pompa I atau posisi II untuk melakukan pengujian
pompa II.
g. Masukan catu daya dengan memasang steker ke stop kontak lalu
tekan saklar MCB keatas.
h. Atur pressure gauge digital, flowmeter pada angka 0 atau catat
penunjukan angka awal.
i. Hidupkan pompa dengan menekan tombol hijau pada saklar ON-
OFF.
j. Periksa dan pastikan instrument elektronik dan digital bekerja
normal.
k. Periksa aliran air yang melalui flowmeter/rotameter hingga
keadaan aliran dalam tabung rotameter terisi penuh.

2. Pengambilan Data.
a. Tutup katup throttle dengan memutar katup ke kanan hingga
terhenti lalu tunggu hingga 1 menit.
b. Catat daya (Pe), P5, P1 dan P2 untuk pengujian pompa 1. Daya
P3 dan P4 untuk pengujian pompa II.
c. Buka katup utama pada posisi penunjuk sebagaimana ditetapkan
dalam table data bukaan katup (BK)
d. Catat data debit (Q), daya listrik (Pe), tekanan P5, P1 dan P2
untuk pengujian pompa 1, lalu P3 dan P4 untuk pengujian pompa
II.
e. Ulangi point C dan D untuk data berikutnya, sesuai dengan table
lembar data hingga katup terbuka penuh.

3. Selesai
a. Tekan tombol warna merah pada saklar ON/OFF
b. Alihkan saklar utama pada posisi kebawah
c. Bersihkan mesin pengujian dan lokasi sekelilingnya
d. Tanda tangani lembar data pengujian
e. Laporkan serta serahkan alat-alat dan perlengkapan kepada
petugas.
BAB IV
PEMBAHASAN
1.1. data penelitian
a. pengujian pompa tunggal I
PENGUJIAN POMPA TUNGGAL I
BK Q1 Pe1 p1 p2 p5
0 0 398,0 -5 340 3,36
1 10 326,8 -18 207 2,01
2 16 296,8 -39 112 1,05
3 18 285,0 -53 60 0,52
4 20 281,2 -59 38 0,30
5 20 279,0 -62 28 0,20
6 20 278,6 -66 21 0,13
7 20 276,4 -67 16 0,08
8 20 276,0 -68 12 0,04
PENUH 20 275,4 -70 9 0,01

b. pengujian pompa tunggal II


PENGUJIAN POMPA TUNGGAL II
BK Q2 Pe2 p1 p2 p5
0 0 370,0 -8 295 2,94
1 12 326,3 -8 217 1,88
2 14 300,0 -8 162 0,97
3 16 290,6 -8 136 0,46
4 18 280,8 -8 114 0,32
5 20 279,8 -8 103 0,20
6 20 277,6 -8 98 0,13
7 20 276,0 -8 94 0,09
8 20 275,2 -8 90 0,05
PENUH 22 273,8 -8 86 0,02
c. pengujian pompa pararel
PENGUJIAN POMPA PARAREL
BK Q Pe1 p1 p2 Pe2 p3 p4 P5
393, 34 365, 33 3,3
0 0 -6 -8
8 0 2 8 6
336, 24 340, 24 2,4
1 12 -6 -8
8 7 6 6 0
315, 20 314, 20 1,9
2 20 -6 -8
0 1 3 0 2
296, 15 293, 15 1,4
3 26 -6 -8
8 4 0 4 1
287, 12 282, 12 1,1
4 32 -7 -9
8 6 2 7 1
281, 10 274, 10 0,8
5 36 -7 -9
8 0 2 1 1
277, 270, 0,6
6 40 -7 84 -9 86
7 0 4
275, 268, 0,5
7 42 -8 76 -9 78
0 2 5
274, 264, 0,4
8 42 -8 69 -9 72
6 8 7
272, 264, 0,4
PENUH 44 -8 64 -9 67
6 0 2

1.2. perhitungan
a. pompa tunggal I
data ke-1
 Q1
berdasarkan data pengujian Q= 12 L/min = 0,0002 m3/s

 hs
hs = p1
= -8 m

 hi
hi = p2-p1
= 340 – (-5) = 335 m

 WHP
WHP = ρ ×Q × ∆ P
= 1000 x 0,0002 x (327 – (-8))
= 67 watt
 P1
Berdasarkan data pengujian, P1= 304,3 watt

 Hsystem
H sistem = (hd – hs) – (ho – hs)
Atau
Psy = (p2 – p1) – (p5 – p1)
= (327-(-8)) – (198-(-8))
= 129

 Efisiensi
WHP
η 1=
W
4200
η 1= =0 ,22
67

 Biaya energi
Q = 0,0002 m3/s = 32,4 m3/h
ηm=0 , 95
ρgQHc
C = 6
ηp ×ηm ×3 , 6 ×10
1000× 9 , 81× 129 ×32 , 4 ×1500
C= 6 = 1815,0288 Rp/jam
0 ,22 ×0 , 95 ×3 ,6 × 10

b. pompa tunggal II
data ke-1
 Q1
berdasarkan data pengujian Q= 12 L/min = 0,0002 m3/s

 hs
hs = p1
hs = -8 m

 hi
hi = p2-p1
hi = 208-(-8) = 216 m

 WHP
WHP = ρ ×Q × ∆ P
= 1000 x 0,0002 x 216 = 43,2 watt

 P
Berdasarkan data pengujian, P=Pe2= 307 watt
 Hsystem
H sistem = (hd – hs) – (ho – hs)
Atau
Psy = (p2 – p1) – (p5 – p1)
= (208-(-8)) – (201-(-8)) = 7 m

 Efisiensi
WHP
η 1=
W
43 , 2
η 1= =0,1407
307

 Biaya energi
Q = 0,0002 m3/s = 0,72 m3/h
ηm=0 , 95
ρgQHc
C = 6
ηp ×ηm ×3 , 6 ×10
1000× 9 , 81× 0 , 72× 7× 1500
C = 6
=¿154,105921 Rp/jam
0,1407 ×0 ,95 × 3 ,6 × 10

c. pompa pararel
data ke-1
 (Qp)
Berdasarkan data praktikum yang diperoleh, nilai Qp = 14 L/m = 0,000233 m3 /s
 (hp)
Hp = P4 – P3
= 240-(-8)
= 248 m

 (WHP)
WHP = ρ ×Q × Δ P
= 1000 x 0,000233 x 248
= 57,8667 watt

 (Pp)
Pp = PeI + PeII
= 331,4 + 331,5
= 662,9 watt

 (hsistem)
P 2−P1 P 1−P 3
Hsistem =( )-( ) - (P5 – P1)
2 2
336−(−8) −8−(−8)
=( )-( ) - (233 – (-8))
2 2
= -110,5 m

 Efisiensi (η )
WHP
η=
Pp
57,8667
η= =0,08729
662, 9
 Biaya Energi
Q = 0,000233 m3 /s = 0,8388 m3 /h
ηm=0 , 95
ρgQHc
C ¿ 6
ηp ×ηm× 3 , 6 ×10
1000× 9 , 81× 0,8388 ×(−110, 5)×1500
¿
0,08729 × 0 , 95× 3 , 6× 106
= -4575,04402 Rp/Jam

1.3. tabulasi pengolahan data


a. pompa tunggal I

Hasil Pengujian Pompa I


biaya
hs= hi= p2- WHP hsiste
Q1 (m3/s) P1(Watt) Efisiensi energy
p1(m) p1 (m) (watt) m (m)
(Rp/jam)
0 -8 209 0,00 387,5 -124 0,000 0
0,0002 -8 335 67,00 304,3 129 0,220 1815,0288
0,000266
-9 147 39,20 4 0,143
7 274,2 115,5704
0,0003 -9 92 27,60 256,3 4 0,108 172,6066
0,000333
-10 70 23,33 6 0,083
3 281,8 374,1372
0,000366
-10 52 19,07 7 0,077
7 246,8 514,6080
0,0004 -10 38 15,20 244,5 6 0,062 597,9752
0,0004 -10 31 12,40 244,0 6 0,051 731,5029
0,000416
-10 26 10,83 7 0,045
7 242,5 1011,2839
0,000433
-10 23 9,97 7 0,041
3 241,5 1138,4763

b. pompa tunggal II
Hasil Pengujian Pompa II
hs= hi= p2-p1 WHP PeII hsiste biaya
Q2 (m3/s) Efisiensi
p1(m) (m) (watt) (Watt) m (m) energi
0 -8 298 0,0000 361,1 3 0,0000 0
154,10592
0,0002 -8 216 43,2000 307 7 0,1407
1
0,000266 213,27369
-8 161 42,9333 277,1 8 0,1549
7 7
0,000333 355,83545
-9 110 36,6667 252,7 10 0,1451
3 5
0,000366
-9 84 30,8000 243 13 0,1267
7 582,51485
805,06539
0,0004 -9 64 25,6000 237,6 14 0,1077
5
0,000433 978,75601
-9 52 22,5333 234,7 14 0,0960
3 2
1177,8734
0,00045 -9 46 20,7000 233,2 15 0,0888
6
0,000466 1382,1376
-9 39 18,2000 232 15 0,0784
7 5
0,000466 1697,6893
-9 36 16,8000 232,1 17 0,0724
7 4

c. pompa pararel

Hasil Pengujian Pararel


biaya energy
Qp (m3/s) hp= p4-p3(m) WHP (watt) Pp (Watt) hsistem (m) Efisiensi
(Rp/Jam)
0 348 0,0000 764,9 -163 0,00000 0
0,000233 248 57,8667 662,9 -110,5 0,08729 -4575,04402
0,000333 218 72,6667 630 -93 0,11534 -4162,97368
0,000400 180 72,0000 595,3 -70 0,12095 -3585,89921
0,000500 146 73,0000 567,7 -50,5 0,12859 -3041,54382
0,000617 116 71,5333 547,6 -32 0,13063 -2339,87194
0,000667 97 64,6667 537,9 -20 0,12022 -1717,89441
0,000700 91 63,7000 532,3 -15 0,11967 -1359,07366
0,000717 81 58,0500 525,4 -8,5 0,11049 -854,005439
0,000733 77 56,4667 525,3 -6,5 0,10749 -686,857577

1.4. kurva sistem tiap pompa


a. pompa tunggal I
150 129

100

50
4 4 6 7 6 6 7 7
Head

0
0 2 4 6 8 10 12
-50

-100 -124

-150
Rate Flow

b. pompa tunggal II
18 17
16 15 15
14 14
14 13
12 10
10 8
Head

8 7
6
4 3
2
0
0 2 4 6 8 10 12
Rate Flow
c. pompa pararel
-6.5
0 -20 -15 -8.5
0 2 4 6
-32 8 10 12
-20
-40 -50.5
-60 -70
-80 -93
Head -100 -110.5
-120
-140
-163
-160
-180
Rate Flow

1.5. kurva karakteristik tiap pompa


a. pompa tunggal I
150

100

50
Head

0
0 0.0001 0.0002 0.0003 0.0004 0.0005
-50

-100

-150
Debit (m3/s)

b. pompa tunggal II
18
16
14
12
10
Head

8
6
4
2
0
0 0.0001 0.0002 0.0003 0.0004 0.0005
Debit (m3/s)
c. pompa pararel

0
0 0.0001 0.0002 0.0003 0.0004 0.0005 0.0006 0.0007 0.0008
-20
-40
-60
-80
Head

-100
-120
-140
-160
-180
Debit (m3/s)
BAB V
KESIMPULAN
1.2. Kesimpulan
 Ditemukan bahwa besar head maksimum pada pompa tunggal I adalah 129 m pada
BK 2
 Ditemukan bahwa besar head maksimum pada pompa tunggal II adalah 17 meter
pada katup BK penuh
 Pompa tunggal I memiliki efisiensi terbaik sebesar 22%
 Pompa tungga II memiliki efisiensi terbaik sebesar 15%
 Pompa pararel memiliki efisiensi terbaik sebesar 13%
 Grafik karakteristik pompa pararel menunjukkan bahwa pompa yang disusun
secara pararel akan mengahasilkan debtit yang lebih besar dari pompa tunggal
DAFTAR PUSTAKA

https://bigladdersoftware.com/epx/docs/8-3/engineering-reference/pumps.html

https://en.wikipedia.org/wiki/Pump

https://www.engineeringtoolbox.com/pumps-t_34.html

https://www.pumpfundamentals.com/pump_book.htm

Igor Karassik, Joseph Messina, Paul Cooper, Charles Heald, (2008) Pump
Handbook. 44th Edition, ISBN10: 0071460446, ISBN13: 9780071460446 008

Anda mungkin juga menyukai