POMPA
Disusun Oleh :
Muhammad Rijalul Firdaus (201810120311175)
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM PRESTASI MESIN
POMPA
Kelompok :4
Nama : Saiful Ahmad (202010120311094)
Disetujui oleh
Dosen Pembimbing
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM PRESTASI MESIN
POMPA
Kelompok :4
Nama : Moh. Firly Salsabilli (202010120311126)
Disetujui oleh
Dosen Pembimbing
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM PRESTASI MESIN
POMPA
Kelompok :4
Nama : Moch. Hafidj (202010120311225)
Disetujui oleh
Dosen Pembimbing
Proses aliran ini akan berlangsung terus selama pompa beroperasi. Pompa
menerima tenaga mekanis berupa putaran yang dihasilkan oleh motor penggerak
sehingga mampu memindahkan fluida cair dari tempat yang rendah ke tempat yang
lebih tinggi (Supardi 2015)
Maka dari itu dengan diadakan praktikum ini, mahasiswa jurusan teknik
mesin harus dapat memahami dan menguasai hal-hal yang berhubungan dengan
pompa. Sehingga diharapkan mahasiswa jurusan teknik mesin mempunyai keahlian
dan keterampilan serta mampu berfikir kreatif dan dinamis dalam memecahkan
berbagai persoalan yang dihadapi di dunia kerja secara efektif dan efisien.
1.2. Tujuan
praktikum pengujian Pompa adalah mahasiswa diharapkan:
(3)
𝜂o WHP
= Pe
di mana
w = kerja spesifik dari pompa (J/kg)
wl = kerja spesifik yang hilang karena efek hidrolik (J/kg)
Rugi Mekanik dan Efisiensi Mekanik
Komponen mekanis - seperti roda gigi transmisi dan bantalan - menciptakan
kerugian mekanis yang mengurangi daya yang ditransfer dari poros motor ke
pompa.
w
w
+
wl
di mana
w = kerja spesifik dari pompa (J/kg)
wl = kerja spesifik yang hilang karena efek hidrolik (J/kg)
Rugi Mekanik dan Efisiensi Mekanik
Komponen mekanis - seperti roda gigi transmisi dan bantalan - menciptakan
kerugian mekanis yang mengurangi daya yang ditransfer dari poros motor ke
pompa.
𝜂m Pl = daya
P –P
= e l yang hilang
Pl pada
di mana transmisi
(W)
P = daya yang ditransfer dari motor ke poros (W)
(5)
Rugi Volume dan Efisiensi Volumetrik
Karena kebocoran cairan antara permukaan belakang pelat hub impeller dan
casing, atau melalui komponen pompa lainnya - ada kehilangan volumetrik yang
mengurangi efisiensi pompa.
Efisiensi volumetrik ηv dapat dinyatakan sebagai:
𝜂v
Q Q+Ql (6)
=
di mana
Q = volume aliran yang keluar dari
pompa (m3/s) Ql = volume aliran
kebocoran (m3/s)
BEP
Head,(m, Pa)
ηo
Pe
hs Pe (kW, W)
Untuk pompa yang beroperasi di semua posisi lain - efisiensinya akan lebih
rendah dari pada di BEP.
Karakteristik pompa biasanya digambarkan secara grafis oleh pabrikan
sebagai kurva kinerja pompa. Kurva kinerja pompa menggambarkan
hubungan antara debit dan head untuk pompa yang sebenarnya. Informasi
penting lainnya untuk pemilihan pompa yang tepat juga disertakan - seperti
kurva efisiensi, kurva NPSH, kurva pompa untuk beberapa diameter
impeller dan kecepatan yang berbeda, serta konsumsi daya.
Kurva unjuk kerja diperlukan untuk mendapatkan Titik Efisiensi Terbaik
(Best Efficiency Point, BEP) yang menunjukkan kinerja pompa yang paling efisien.
Pompa harus beroperasi di dekat BEP-nya dan titik ini biasanya ditunjukkan oleh
label pada pompa tersebut.
Pompa dapat juga dioperasikan di luar daerah BEP, tetapi akan memiliki
efisiensi yang rendah.
sistem ke titik 3.
Pe (kW, W)
titik 3 adalah tempat sistem beroperasi dengan kedua pompa berjalan
poin 1 adalah di mana sistem beroperasi dengan satu pompa berjalan
Perhatikan bahwa untuk dua pompa dengan kurva kinerja yang sama
berjalan secara seri head untuk setiap pompa sama dengan setengah head
pada titik 3 aliran untuk setiap pompa sama dengan aliran di titik 3.
1.5. Pompa Paralel - Debit Ditambahkan
Ketika dua atau lebih pompa disusun secara paralel, kurva kinerja yang
dihasilkan diperoleh dengan menambahkan laju aliran pompa/debit pada
head yang sama seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Kurva Pompa
Paralel
ηo
Pe
ηo
H-Q
3
2
1
𝐶= (
1
0
ρgHQc )
ypym3
,6×106 (
1
Qpc
𝐶= 1
ypym3 )
,6×106
dimana
C = biaya per-jam (Rp/jam)
Q = Debit/volume flow
(m3/jam) h = Head
/differential head (m)
c = biaya per kWh /cost rate per kWh (Rp 1.500
/kWh) ηp = efisiensi pompa (0 - 1)
ηm= efisiensi motor (0 - 1)
ρ = kerapatan massa/ density (1000
kg/m3) h = differential head, height (m)
g = percepatan gravitasi (9.81 m/s2)
Dalam system dimana kWh termonitor, maka biaya energi dapat dihitung
berdasarkan daya pada keadaan tertentu.
𝐶 = 3,6 𝑃e 𝑐 (12)
Dimana Pe = daya rata-rata (kW)
2. Pengambilan Data.
a. Tutup katup throttle dengan memutar katup ke kanan hingga
terhenti lalu tunggu hingga 1 menit.
b. Catat daya (Pe), P5, P1 dan P2 untuk pengujian pompa 1. Daya
P3 dan P4 untuk pengujian pompa II.
c. Buka katup utama pada posisi penunjuk sebagaimana ditetapkan
dalam table data bukaan katup (BK)
d. Catat data debit (Q), daya listrik (Pe), tekanan P5, P1 dan P2
untuk pengujian pompa 1, lalu P3 dan P4 untuk pengujian pompa
II.
e. Ulangi point C dan D untuk data berikutnya, sesuai dengan table
lembar data hingga katup terbuka penuh.
3. Selesai
a. Tekan tombol warna merah pada saklar ON/OFF
b. Alihkan saklar utama pada posisi kebawah
c. Bersihkan mesin pengujian dan lokasi sekelilingnya
d. Tanda tangani lembar data pengujian
e. Laporkan serta serahkan alat-alat dan perlengkapan kepada
petugas.
BAB IV
PEMBAHASAN
1.1. data penelitian
a. pengujian pompa tunggal I
PENGUJIAN POMPA TUNGGAL I
BK Q1 Pe1 p1 p2 p5
0 0 398,0 -5 340 3,36
1 10 326,8 -18 207 2,01
2 16 296,8 -39 112 1,05
3 18 285,0 -53 60 0,52
4 20 281,2 -59 38 0,30
5 20 279,0 -62 28 0,20
6 20 278,6 -66 21 0,13
7 20 276,4 -67 16 0,08
8 20 276,0 -68 12 0,04
PENUH 20 275,4 -70 9 0,01
1.2. perhitungan
a. pompa tunggal I
data ke-1
Q1
berdasarkan data pengujian Q= 12 L/min = 0,0002 m3/s
hs
hs = p1
= -8 m
hi
hi = p2-p1
= 340 – (-5) = 335 m
WHP
WHP = ρ ×Q × ∆ P
= 1000 x 0,0002 x (327 – (-8))
= 67 watt
P1
Berdasarkan data pengujian, P1= 304,3 watt
Hsystem
H sistem = (hd – hs) – (ho – hs)
Atau
Psy = (p2 – p1) – (p5 – p1)
= (327-(-8)) – (198-(-8))
= 129
Efisiensi
WHP
η 1=
W
4200
η 1= =0 ,22
67
Biaya energi
Q = 0,0002 m3/s = 32,4 m3/h
ηm=0 , 95
ρgQHc
C = 6
ηp ×ηm ×3 , 6 ×10
1000× 9 , 81× 129 ×32 , 4 ×1500
C= 6 = 1815,0288 Rp/jam
0 ,22 ×0 , 95 ×3 ,6 × 10
b. pompa tunggal II
data ke-1
Q1
berdasarkan data pengujian Q= 12 L/min = 0,0002 m3/s
hs
hs = p1
hs = -8 m
hi
hi = p2-p1
hi = 208-(-8) = 216 m
WHP
WHP = ρ ×Q × ∆ P
= 1000 x 0,0002 x 216 = 43,2 watt
P
Berdasarkan data pengujian, P=Pe2= 307 watt
Hsystem
H sistem = (hd – hs) – (ho – hs)
Atau
Psy = (p2 – p1) – (p5 – p1)
= (208-(-8)) – (201-(-8)) = 7 m
Efisiensi
WHP
η 1=
W
43 , 2
η 1= =0,1407
307
Biaya energi
Q = 0,0002 m3/s = 0,72 m3/h
ηm=0 , 95
ρgQHc
C = 6
ηp ×ηm ×3 , 6 ×10
1000× 9 , 81× 0 , 72× 7× 1500
C = 6
=¿154,105921 Rp/jam
0,1407 ×0 ,95 × 3 ,6 × 10
c. pompa pararel
data ke-1
(Qp)
Berdasarkan data praktikum yang diperoleh, nilai Qp = 14 L/m = 0,000233 m3 /s
(hp)
Hp = P4 – P3
= 240-(-8)
= 248 m
(WHP)
WHP = ρ ×Q × Δ P
= 1000 x 0,000233 x 248
= 57,8667 watt
(Pp)
Pp = PeI + PeII
= 331,4 + 331,5
= 662,9 watt
(hsistem)
P 2−P1 P 1−P 3
Hsistem =( )-( ) - (P5 – P1)
2 2
336−(−8) −8−(−8)
=( )-( ) - (233 – (-8))
2 2
= -110,5 m
Efisiensi (η )
WHP
η=
Pp
57,8667
η= =0,08729
662, 9
Biaya Energi
Q = 0,000233 m3 /s = 0,8388 m3 /h
ηm=0 , 95
ρgQHc
C ¿ 6
ηp ×ηm× 3 , 6 ×10
1000× 9 , 81× 0,8388 ×(−110, 5)×1500
¿
0,08729 × 0 , 95× 3 , 6× 106
= -4575,04402 Rp/Jam
b. pompa tunggal II
Hasil Pengujian Pompa II
hs= hi= p2-p1 WHP PeII hsiste biaya
Q2 (m3/s) Efisiensi
p1(m) (m) (watt) (Watt) m (m) energi
0 -8 298 0,0000 361,1 3 0,0000 0
154,10592
0,0002 -8 216 43,2000 307 7 0,1407
1
0,000266 213,27369
-8 161 42,9333 277,1 8 0,1549
7 7
0,000333 355,83545
-9 110 36,6667 252,7 10 0,1451
3 5
0,000366
-9 84 30,8000 243 13 0,1267
7 582,51485
805,06539
0,0004 -9 64 25,6000 237,6 14 0,1077
5
0,000433 978,75601
-9 52 22,5333 234,7 14 0,0960
3 2
1177,8734
0,00045 -9 46 20,7000 233,2 15 0,0888
6
0,000466 1382,1376
-9 39 18,2000 232 15 0,0784
7 5
0,000466 1697,6893
-9 36 16,8000 232,1 17 0,0724
7 4
c. pompa pararel
100
50
4 4 6 7 6 6 7 7
Head
0
0 2 4 6 8 10 12
-50
-100 -124
-150
Rate Flow
b. pompa tunggal II
18 17
16 15 15
14 14
14 13
12 10
10 8
Head
8 7
6
4 3
2
0
0 2 4 6 8 10 12
Rate Flow
c. pompa pararel
-6.5
0 -20 -15 -8.5
0 2 4 6
-32 8 10 12
-20
-40 -50.5
-60 -70
-80 -93
Head -100 -110.5
-120
-140
-163
-160
-180
Rate Flow
100
50
Head
0
0 0.0001 0.0002 0.0003 0.0004 0.0005
-50
-100
-150
Debit (m3/s)
b. pompa tunggal II
18
16
14
12
10
Head
8
6
4
2
0
0 0.0001 0.0002 0.0003 0.0004 0.0005
Debit (m3/s)
c. pompa pararel
0
0 0.0001 0.0002 0.0003 0.0004 0.0005 0.0006 0.0007 0.0008
-20
-40
-60
-80
Head
-100
-120
-140
-160
-180
Debit (m3/s)
BAB V
KESIMPULAN
1.2. Kesimpulan
Ditemukan bahwa besar head maksimum pada pompa tunggal I adalah 129 m pada
BK 2
Ditemukan bahwa besar head maksimum pada pompa tunggal II adalah 17 meter
pada katup BK penuh
Pompa tunggal I memiliki efisiensi terbaik sebesar 22%
Pompa tungga II memiliki efisiensi terbaik sebesar 15%
Pompa pararel memiliki efisiensi terbaik sebesar 13%
Grafik karakteristik pompa pararel menunjukkan bahwa pompa yang disusun
secara pararel akan mengahasilkan debtit yang lebih besar dari pompa tunggal
DAFTAR PUSTAKA
https://bigladdersoftware.com/epx/docs/8-3/engineering-reference/pumps.html
https://en.wikipedia.org/wiki/Pump
https://www.engineeringtoolbox.com/pumps-t_34.html
https://www.pumpfundamentals.com/pump_book.htm
Igor Karassik, Joseph Messina, Paul Cooper, Charles Heald, (2008) Pump
Handbook. 44th Edition, ISBN10: 0071460446, ISBN13: 9780071460446 008