Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

HUKUM ARCHIMEDES

Dosen Pengampu : Hadi Pramono, M.Pd

Disusun Oleh

Nama : Ahmadun

Nim : 1413163049

Kelas : Biologi C / 2

Kelompok : IV (empat)

Asisten : Sutisna

Vivi Sophie Elfada

LABORATORIUM BIOLOGI

JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON

2014
HUKUM ARCHIMEDES

A. Tujuan

1. Menentukan berat benda diudara


2. Menentukan berat benda di air
3. Menentukan berat benda di minyak goreng
4. Menentukan berat benda digliseril

B. Dasar teori

Archimedes adalah seorang ilmuwan terbesar pada zamannya. Ia lahir di kota


Syracuse, Sisilia pada tahun 287 SM dan meninggal pada tahun 212 SM. Archimedes
dikenal sebagai ahli fisika, marematika, optika dan astronomi. Ia dijuluki sebagai Bapak
Eksperimen, karena mendasarkan penemuannya pada percobaan.

Ia menemukan hukum pada sebuah peristiwa yang disebut dengan Hukum Archimedes
yang berbunyi “jika benda dimasukkan ke dalam cairan, baik sebagian atau seluruhnya,
akan mendapatkan gaya ke atas sebesar berat cairan yang dipindahkan benda
itu”. Misalnya air mempunyai volume tertentu, jika sebuah benda dimasukkan ke dalam
air tersebut, maka permukaan air akan terdesak atau naik. Dengan kata lain, berat benda
seolah-olah menjadi lebih ringan. Hal ini karena adanya gaya ke atas yang sering disebut
gaya Archimedes. (anymose. http://bakokek.blogspot.com/2011/11/hukum_archimedes)

Hukum Archimedes

Hukum Archimedes : Setiap benda yang berada di dalam suatu fluida, maka benda itu
akan mengalami gaya ke atas (yang disebut gayaapung) seberat zat cair yang
dipindahkan. Dalam persamaan :

FA = Wb

Menurut Archimedes, benda menjadi lebih ringan bila diukur dalam air daripada
di udara karena dalam air, benda mendapat gaya ke atas. Sementara ketika di udara,
benda memiliki berat yang sesungguhnya.

Dalam Persamaan :
Wb = mb.g

Ketika dalam air, dikatakan memiliki berat semu, dinyatakan dengan:

Wdf = Wb – FA

Keterangan :

Wdf : berat dalam fluida, dikatakan juga berat semu (N)

Wb : berat benda sesungguhnnya, atau berat di udara (N)

FA : gaya angkat ke atas (N)

gaya keangkat ke atas ini disebut juga gaya apung. (Ibrahim.2000)

A. definisi 1 gaya apung

Gaya yang dikerjakan fluida pada benda yang timbul karena selisih hidrostatik yang
dikerjakan fluida antara permukaan bawah denganpermukaan atas. Bila tekanan fluida
pada sisi atas dan sisi bawah yang mengapung masing-masing P1 dan P2
maka gaya yang dikerjakan pada telur pada sisi atas dan bawah adalah:

F1 = P1 . A

F2= P2. A

Gaya ke atas yang bekerja pada abalok merupakan resultan gaya F1 dan F2.

FA = F2 – F2

FA = (P2 – P2)A

FA = (h2 – h2)pfgA

FA = pfgV

Keterangan :

pf = masa jenis fluida (kg/m3)

V = volume air telur yang tercelup (m3)


b. Defenisi II gaya apung :

Selisih berat benda di udara dengan berat benda di fluida yang memiliki gayaapung
tersebut.

Hukum ini juga bukan suatu hukum fundamental karena dapat diturunkan dari hukum
newton juga. Bila gaya archimedes sama dengan gaya berat W maka resultan gaya =0
dan benda melayang .

- Bila FA>W maka benda akan terdorong keatas akan melayang

- Jika rapat massa fluida lebih kecil daripada rapat massa telur maka agar telur berada
dalam keadaan seimbang,volume zat cair yang dipindahkan harus lebih kecil dari pada
volume telur.Artinya tidak seluruhnya berada terendam dalam cairan dengan perkataan
lain benda mengapung. Agar benda melayang maka volume zat cair yang dipindahkan
harus sama dengan volume telur dan rapat massa cairan sama dengan rapat rapat massa
benda. Jika rapat massa benda lebih besar daripada rapat massa fluida, maka benda akan
mengalami gaya total ke bawah yang tidak sama dengan nol. Artinya benda akan jatuh
tenggelam. Berdasarkan Hukum Archimedes, sebuah benda yang tercelup ke dalam zat
cair akan mengalami dua gaya, yaitu gaya gravitasi atau gaya berat (W) dan gaya ke atas
(FA) dari zat cair itu. (anymose http://rahmat88aceh.wordpress.com/2009/12/03/hukum-
archimedes-hukum-pengapungan)

C. Alat dan Bahan

a. Alat

1. Benang
2. Jangka sorong
3. Neraca pegas

b. Bahan

1. Air
2. 4 buah beban
3. Minyak kelapa
4. Larutan gliseril

D. Prosedur kerja

1. disiapkan bahan dan alat yang akan digunakan


2. ditimbang 4 buah kubus dari jenis yang berbeda-beda
3. setelah itu diukur diameter ke empat benda tersebut dengan jangka sorong
4. lalu setiap benda ditimbang di udara dengan neraca pegas
5. kemudian setiap benda itu di timbang menggunakan neraca pegas di
- dalam air
- dalam minyak kelapa
- dalam gliseril
6. terakhir hitung dari setiap percobaan

E. Hasil pengamatan

No Jenis benda Skala utama Skala ninius Hasil Vb


1 Aluminium 2 0,9 2,09 9,13 m3
2 Tembaga 2 0,9 2,09 9,13 m3
3 Besi 2 0,9 2,09 9,13 m3
4 Kuningan 2 0,9 2,09 9,13 m3

perhitungan

1. air

a) aluminium

ρ fluida x v fluida 1 kg/m3 x 250m3


ρb = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎
= 9,13
= 27,38x10-6
b) tembaga

ρ fluida x v fluida 1 kg/m3 x 250m3


ρb = = = 27,38x10-6
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 9,13

c) besi

ρ fluida x v fluida 1 kg/m3 x 250m3


ρb = = = 27,38x10-6
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 9,13

d) kuningan

ρ fluida x v fluida 1 kg/m3 x 250m3


ρb = = = 27,38x10-6
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 9,13

2. Minyak

ρb aluminium, minyak, besi, kuningan

ρ fluida x v fluida 0,9 kg/m3 x 150m3


ρb = = = 14,78x10-6
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 9,13

FA aluminium = W – W’ = 1N – 0,5N = 0,5N

FA tembaga = W – W’ = 6N – 5,5N = 0,5N

FA besi = W – W’ = 5N – 4,5N = 0,5N

FA kuningan = W – W’ = 6N – 5N = 1N

3. Gliserin

ρ fluida x v fluida 1,3 kg/m3 x 250m3


ρb = = = 28,47x10-9
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 9,13

FA aluminium = W – W’ = 1N – 0,4N = 0,6N

FA tembaga = W – W’ = 6N – 5N = 1N

FA besi = W – W’ = 5N – 4,4N = 0,6N

FA kuningan = W – W’ = 6N – 5N = 1N
Tabel massa jenis fluida

no Jenis zat Ρf (kg/m3)


1 Air 1 kg/m3
2 Minyak 0,9 kg/m3
4 gliserin 1,3x10-3 kg/m3

1. Rumus mencari ρb : Fb = Fs

𝑚 ρ fluida x v fluida
ρ𝑣 ρb = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎

tabel pengamatan massa jenis benda

no Zat jenis Massa Volume Jenis benda Volume Massa W W’ FA’


fluida jenis fluida benda jenis

fluida benda

1 Air 1 250ml alumunium 0,00193 27,38x1 1N 0,3 0,7N


kg/m3 0-6 N

tembaga 0,00193 27,38x1 6N 5N 1N


-6
0

Besi 0,00193 27,38x1 5N 4,3 0,7N


0-6 N
kuningan 0,00193 27,38x1 6N 5N 1N
0-6

2 minyak 0,9 150ml alumunium 0,00193 14,78x1 1N 0,5 0,5N


kg/m3 0-6 N

tembaga 0,00193 14,78x1 6N 5,5 0,5N


0-6 N

Besi 0,00193 14,78x1 5N 4,5 0,5N


0-6 N

kuningan 0,00193 14,78x1 6N 5N 1N


0-6
3 gliserin 1,3x alumunium 0,00193 28,47x1 1N 0,4 0,6N
10-3 0-9 N

kg/m3 tembaga 0,00193 28,47x1 6N 5N 1N


-9
0
Besi 0,00193 28,47x1 5N 4,4 0,6N
0-9 N

kuningan 0,00193 28,47x1 6N 5N 1N


-9
0

F. Pembahasan

Percobaan kali ini berjudul Hukum Archimedes, yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara gaya ke atas (Farc) dengan gaya berat di udara ( Wu ) dan berat benda di
dalam air ( Wa ) atau berat benda di dalam minyak ( Wm ), mengetahui hubungan antara
gaya ke atas (Farc) dengan gaya berat air yang di pindahkan ( W ) atau berat minyak yang
di pindahkan ( Wm ), serta mengetahui hubungan antara gaya ke atas (Farc) dengan
volume air yang dipindahkan (“V) atau volume minyak yang dipindahkan (“V m). adapun
alat dan bahan yang digunakan adalah neraca pegas untuk mengukur berat benda di
udara ( Wu ) dan berat benda di dalam zat cair (Wa atau Wm ), gelas ukur untuk
mengukur volume benda yang di celupkan dalam zat cair (“V).
Dari analisis data yang telah dilakukan, diperoleh dua temuan yaitu :
Menurut Archimedes, benda menjadi lebih ringan bila diukur dalam air daripada di
udara, karena dalam air benda mendapat gaya ke atas.
Fa = Wu – Wa
Gaya apung yang bekerja pada suatu benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya
kadalam suatu fluida sama dengan berat fluida M f yang dipindahkan olah benda tersebut
Fa = Mfg
Bila tekanan fluida pada sisi atas dan sisi bawah benda yang mengapung masing-
masing p1 dan p2, maka gaya yang dikerjakan pada balok pada sisi atas dan bawah
adalah:
F 1 = p1 A
F 2 = p2 A
Gaya ke atas yang bekerja pada balok merupakan resultan gaya F 1 dan F 2.
F a= ∑F
F a= F 2- F 1
F a= p2A - p1 A
F a= (p2 - p1 )A
F a= (h2- h1)ρgA
F a =ρgV

Jadi Fa = Wu – Wa = Mfg = ρfgVbf

Percobaan pertama yang dilakukan terhadap kubus alumunium ditenggelamkan ke


dalam air berdasarkan rumus Fa = Wu – Wa diperolah hasil Fa sebesar 0,7 N, W=1N,
W’=0,3N. sedangkan alumunium yang ditenggelamkan ke dalam minyak sayur yaitu
diperoleh FA sebesar 0,7N, W=1N, W’=0.3. selenjutnya alumunium di tenggelamkan ke
dalam gliserin telah didapatkan FA sebesar 0,6N, W=1N, W’0,4N.
Dilanjut pada percobaan yang dilakukan terhadap kubus tembaga dengan volume
benda 0,0093. kemudian ditenggelamkan ke dalam air berdasarkan rumus Fa = Wu – Wa
diperolah hasil Fa sebesar 1 N, W=6N, W’=5N. sedangkan alumunium yang
ditenggelamkan ke dalam minyak sayur yaitu diperoleh FA sebesar 0,5N, W=6N,
W’=5,5. selenjutnya alumunium di tenggelamkan ke dalam gliserin telah didapatkan FA
sebesar 1N, W=6N, W’=5.
Kemudian pada percobaan yang dilakukan terhadap kubus besi dengan volume benda
0,0093. kemudian ditenggelamkan ke dalam air berdasarkan rumus Fa = Wu – Wa
diperolah hasil Fa sebesar 0,7N, W=5N, W’=4,3N. sedangkan alumunium yang
ditenggelamkan ke dalam minyak sayur yaitu diperoleh FA sebesar 0,5N, W=5N,
W’=4,5. selenjutnya alumunium di tenggelamkan ke dalam gliserin telah didapatkan FA
sebesar 0,6N, W=5N, W’=4,4.
Kemudian yang terakhir adalah pada percobaan yang dilakukan terhadap kubus
kuningan dengan volume benda 0,0093. kemudian ditenggelamkan ke dalam air
berdasarkan rumus Fa = Wu – Wa diperolah hasil Fa sebesar 1N, W=6N, W’=5N.
sedangkan alumunium yang ditenggelamkan ke dalam minyak sayur yaitu diperoleh FA
sebesar 1N, W=6N, W’=5N. selenjutnya alumunium di tenggelamkan ke dalam gliserin
telah didapatkan FA sebesar 1N, W=6N, W’=5N.
Adanya ketidaksesuaian hasil percobaan dengan teori disebabkan oleh beberapa
faktor,diantaranya :
1. ketidaktelitian praktikan dalam mengukur percepatan gravitasi bumi, karena hanya
dilakukan pada satu variabel saja
2. ketidaktelitian praktikan dalam membaca skala ukur pada dinamometer, hidrometer,
neraca, dan gelas ukur.
3. adanya pembulatan dalam perhitungan sehingga mempengaruhi hasil ukur

G. Kesimpulan

1. Menurut Archimedes, benda menjadi lebih ringan bila diukur dalam air daripada di
udara, karena dalam air benda mendapat gaya ke atas.
Fa = Wu – Wa
2. Gaya apung yang bekerja pada suatu benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya
kadalam suatu fluida sama dengan berat fluida Mf yang dipindahkan olah benda
tersebut
Fa = Mfg
3. Jika massa jenis benda lebih besar daripada massa jenis zat cair, atau gaya ke atas
lebih kecil dari berat benda, maka benda akan tenggelam.
DAFTAR PUSTAKA

Kanginan, Marthen. Physics for Senior High School 2nd Semester Grade XI. 2010.
Jakarta: Erlangga
Zaelani,ahmad.2006. Bimbingan Pemantapan Fisika. Bandung: Yrama Widya.

Supramono, Eddy.2005. Fisika dasar II. Malang: UM Press.

Anonim, 2013. http://dasarelektronika.com/pengertian-dan-fungsi-transformator/ (Diakses


pada 28-04-2014 pukul 23.37 WIB).
LAMPIRAN

Alat Bahan benda di celupkan dlm minyak

Benda di celupkan dlm Gliserin benda di celupkan di air


PEER ASSESSMENT
HUKUM ARCHIMEDES

No Aspek Nama Kelompok


Alkahfi Bangun Desi Rahmi Dwi Yuliana Meyca
1 Kerjasama 7 2 3 1 7 5 4
2 Kedisiplinan 6 3 2 6 1 4 5
3 Keterampilan 7 5 4 2 3 7 1
4 Keaktifan 6 4 5 6 1 3 2
Jumlah Nilai 26 14 14 15 12 19 12

Cirebon, 28 april 2014

Ttd. (Ahmadun)

Anda mungkin juga menyukai