1
2
2
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing
Ketua Pendidikan &
Pelatihan
Perawat Kamar Bedah
i
ii
ii
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis ucapkan, dengan rahmat dan hidayahnya maka
laporan studi kasus dalam rangka pelatihan Perawat Kamar Bedah Instrumentasi Bedah
Umum di Instalasi Bedah Pusat Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya telah
tersusun untuk memperoleh keahlian Instrumentasi Bedah Umum.
Ucapan terima kasih penulis ucapkan sebesar-besarnya kepada:
1. ............................................. selaku ...................................................
2. ............................................. selaku ...................................................
3. Semua pihak yang telah memberikan bantuan moral maupun material yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Penulis berusaha untuk dapat menyelesaikan laporan studi kasus ini, dengan
sebaik-baiknya. Namun demikian penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu demi kesempurnaan, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran
dari semua pihak, untuk menyempurnakannya.
surabaya,
Penulis
LUKMAN ARIFIN
iii
DAFTAR ISI
Sampul Depan
Lembar Persetujuan Pembimbing ..........................................................................................i
Kata Pengantar ............................................................................................................................... ii
Daftar Isi ........................................................................................................................................... iii
Daftar Tabel .....................................................................................................................................iv
Daftar Gambar ................................................................................................................................ v
Daftar Lampiran ............................................................................................................................ vi
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian .............................................................................................................. 2
1.2.1 Tujuan Umum .................................................................................................................... 2
1.2.2 Tujuan Khusus ................................................................................................................... 2
1.3 Manfaat Penelitian ........................................................................................................... 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kamar Operasi..................................................................................................................... 4
2.2 Personil Kamar Operasi...................................................................................................8
2.4 Pembersihan Kamar Operasi.......................................................................................16
2.9Cara Desinfektan.....................................................................................................................28
2.10Teknik Sterilisasi..................................................................................................................29
2.14Posisi Pembedahan.............................................................................................................35
BAB 3. INSTRUMENTASI
Daftar Pustaka...................................................................................................................................
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
2
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.1.3 Persyaratan bangunan kamar operasi
Kamar operasi yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai
berikut:
1. Letak
Letak kamar operasi berada di tengah-tengah rumah sakit, berdekatan
dengan Instalasi Rawat Darurat, ICU dan unit radiologi.
2. Bentuk dan Ukuran
a. Bentuk
Kamar operasi tidak bersudut tajam . Lantai, dinding, langit-langit
berbentuk lengkung dan warna tidak mencolok.
Lantai dan 2/3 dinding bagian bawah harus terbuat dari bahan yang
keras, rata, kedap air, mudah dibersihkan dan tidak menampung debu.
b. Ukuran
Kamar operasi kecil berukuran: 5,2 m x 5,6 m ( 29,1 m2)
Kamar operasi yang nyaman diperlukan kira-kira diperlukan luas 40
m2.
Kamar operasi untuk operasi besar diperlukan luas minimal 56m2
(7,2 m x 7,8 m).
3. Sistem Penerangan
Sistem penerangan di dalam kamar operasi harus memakai lampu pijar
putih dan mudah dibersihkan. Sedangkan lampu operasi memiliki
persyaratan khusus, yaitu arah dan fokusnya dapat diatur, tidak
menimbulkan panas, cahayanya terang dan tidak menyilaukan serta tidak
menimbulkan bayangan. Pencahayaan antara 300 – 500 lux, meja operasi
10.000 – 20.000 lux.
4. Sistem Ventilasi
Sistem ventilasi di kamar bedah sebaiknya memakai system pengatur suhu
sentral (AC sentral) dan dapat diatur dengan alat kontrol yang memakai
filter (Ultra Clean Laminar Airflow), dimana udara dipompakan ke dalam
kamar operasi dan udara di kamar operasi dihisap keluar.
5. Suhu dan Kelembaban
Suhu di kamar operasi di daerah tropis sekitar 19 o – 22 o C. Sedangkan di
daerah sekitar 20o-24o C dengan kelembaban 55% (50 – 60%).
6. Sistem Gas Medis
4
5
5
Setiap rumah sakit merancang kamar operasi disesuaikan dengan
bentuk dan lahan yang tersedia, sehingga dikatakan bahwa rancang bangun
kamar operasi setiap rumah sakit berbeda, tergantung dari besar atau tipe
rumah sakit tersebut.
Makin besar rumah sakit tertentu membutuhkan jumlah dan luas
kamar bedah yang lebih besar.Jumlah kamar operasi tergantung dari berbagai
hal yaitu :
1. Jumlah dan lama waktu operasi yang dilakukan.
2. Jumlah dokter bedah dan macam spesialisasi serta subspesialisasi bersama
fasilitas penunjang.
3. Pertimbangan antara oprasi berencana dan operasi segera.
4. Jumlah kebutuhan waktu pemakaian kamar operasi baik jam per hari
maupun perminggu.
5. Sistem dan prosedur yang ditetapkan untuk arus pasien, petugas dan
penyediaan peralatan.
6
7
7
Mempertahankan kelengkapan bahan dan alat.
Mengawasi kegiatan tim bedah sehubungan dengan
tindakan pembedahan.
Menyesuaikan tindakan di kamar bedah dengan kegiatan
di bagian lain.
4) Penilaian.
Menganalisa secara kontinyu jalannya tim pembedahan.
Menganalisa kegiatan tata laksana kamar operasi yang
berhubungan dengan penggunaan alat dan bahan secara
efektif dan hemat.
2) Saat Pembedahan
8
9
9
d) Hasil pemeriksaan ahli anestesi (pra visite
anestesi)
e) Hasil konsultasi ahli lain sesuai kebutuhan
Kelengkapan obat – obatan, cairan dan alat
kesehatan
Persediaan darah (bila diperlukan)
c) Memeriksa persiapan fisik
Melakukan serah terima pasien dan perlengkapan
untuk pembedahan dengan perawat premedikasi
Memberikan penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan, tim bedah yang akan menolong dan
fasilitas kamar operasi.
2) Saat pembedahan
a) Mengatur posisi pasien sesuai jenis pembedahan dan
bekerjasama dengan petugas anestesi
b) Membuka set steril yang dibutuhkan dengan
memperhatikanteknik aseptik
c) Membantu mengikatkan tali gaun bedah
d) Memasang plate mesin diatermi
e) Setelah draping, membantu menyambungkan slang
suctiondan senur diatermi
f) Membantu menyiapkan cairan dan desinfektan pada
mangkok steril
g) Mengambil instrument yang jatuh dengan menggunakan
alat dan memisahkan dari instrument yang steril
h) Mengumpulkan dan menyiapkan bahan pemeriksaan
i) Menghubungi petugas penunjang medis (petugas PA)
bila diperlukan
j) Menghitung dan mencatat pemakaian kasa, bekerjasama
dengan perawat instrument
k) Memeriksa kelengkapan onstrument dan kasa bersama
perawat instrument agar tidak tertinggal dalam tubuh
pasien sebelum luka operasi ditutup
3) Setelah pembedahan
a) Membersihkan dan merapikan pasien yang sudah selesai
dilakukan pembedahan
b) Memindahkan pasien dari meja operasi ke brancard
dorong yang telah disiapkan
10
11
11
Tenaga keperawatan profesioanl yang diberi wewenang dan
tanggung jawab dalam membantu terselenggrakannya
pelaksanaan tindakan pembiusan di kamar operasi.
b. Tanggung jawab
Secara administratif dan kegiatan keperawatan bertanggung
jawab kepada kepala perawat kamar operasi dan secara
operasional bertannggung jawab kepada ahli anestesi / ahli
bedah dan kepala perawat kamar operasi.
c. Tugas
a) Sebelum Pembedahan
Melakukan kunjungan pra anesthesi untuk menilai status
fisik pasien.
Menerima pasien di ruang penerimaan kamar operasi.
Menyiapkan kelengkapan alat dan mesin anesthesi.
Memasang infus atau transfusi darah.
Memberikan premedikasi sesuai dengan program dokter
anesthesi.
Menyiapkan kelengkapan meja anesthesi dan mesin
suctionnya.
Memonitor kondisi fisik dan tanda vital pasien.
Memindahkan pasien ke meja operasi.
Menyiapkan obat anesthesi dan membantu ahli anesthesi
dalam proses induksi.
b) Saat Pembedahan
Membebaskan jalan napas dengan mengatur posisi
pasiendan ETT.
Memenuhi keseimbangan gas medis.
Mengatur keseimbangan cairan dengan menghitung
input dan output.
Memantau tanda-tanda vital.
Memberikan obat-obatan sesuai dengan program dokter
anesthesi.
Memantau efek obat anesthesi.
c) Setelah Pembedahan
Mempertahankan jalan napas pasien.
Memantau tingkat kesadaran pasien.
12
13
13
Cairan desinfektan yang biasa dan sering dipakai di dalam kamar
operasi antara lain:
1) Savlon pekat dapat membunuh kuman biasa tetapi tidak dapat membunuh
TBC, Spora dan Virus hepatitis (sesuai dengan petunjuk pemakaian).
2) Betadin 10 % dan yodium 2% mempunyai efek kerja yang sama.
3) Alkohol 70%
a. Tidak dapat membunuh spora dan virus hepatitis.
b. Dapat membunuh kuman biasa pseudomorus deroginosa dan basil
TBC.
4) Cidex
a. Dapat membunuh semua jenis kuman dan virus.
b. Mempunyai efek yang lebih baik diantara isinfektan yang ada.
c. Tidak boleh dipakai langsung ke badan manusia.
5) Venol
a. Dapat membunuh kuman biasa pseroginosa dan basil TBC.
b. Tidak dapat membunuh sproa dan virus hepatitis B.
c. Sedikit berefek membunuh euycetes.
6) Presept
a. Dapat membunuh bakteri, spora, jamur, protozoa, virus.
b. Sangat efektif untuk virus AIDS, Hepatitis B.
c. Desinfektan dalam bentuk tablet dapat dicampur dengan aniomic dan
non-ionic detergen.
d. Untuk desinfektan permukaan, peralatan dan perlengkapan rumah
sakit, laboratorium.
7) Formalin
a. Tablet
b. Cair
2.2 ANATOMI
2.2.1 Struktur Tulang
Tulang merupakan kerangka tubuh yang menyebabkan tubuh dapat
berdiri tegak, tempat melekatnya otot - otot sehingga memungkinkan
jalannya pembuluh darah, tempat sumsum tulang dan syaraf yang melindungi
jaringan lunak, juga tulang merupakan organ yang dibutuhkan manusia untuk
mengangkat dan membawa barang-barang yang berat. Intinya tulang adalah
organ yang dibutuhkan untuk melakukan aktifitas sehari-hari (Wibowo, 2005).
Dari keterangan di atas, ada 4 fungsi utama jaringan tulang :
1. Fungsi mekanik, sebagai penyokong tubuh dan tempat melekat jaringan otot
14
15
b) Tulang (osteon)
Bersifat keras dan berfungsi menyusun berbagai sistem rangka,
tersusun dari bagian-bagian sebagai berikut :
a) Osteoprogenerator, merupakan sel khusus yaitu derivate mesenkima
yang memiliki potensi mitosis yang mampu berdiferensiasi menjadi
osteoblas terdapat bagian luar membrane (periostenum).
b) Osteoblas merupakan sel tulang muda yang akan
membentuk osteosit.
c) Osteosit merupakan sel-sel tulang dewasa
d) Osteoklas merupakan sel yang berkembang dari monosit
16
17
c) Pembentuk Tulang
Pembentukan tulang terjadi segera setelah terbentuk tulang
rawan (kartilago). Kartilago dihasilkan dari sel-sel mensenimia.
d) Sistem Rangka
Tulang-tulang dalam tubuh membentuk sistem rangka. Kemudian
system rangka ini bersama-sama menyusun kerangka dalam tubuh.
Secara garis besar, rangka (sekeleton) manusia dibagi menjadi
dua yaitu rangka aksial (sumbu tubuh) dan rangka apendikuler (anggota
tubuh) (Wibowo, 2005).
17
Gambar 1. Rangka manusia (Hanifan, 2012)
18
19
e) 2 tulang temporale
f) 2 tulang ethmoidale
4) Tulang pelvis
5) Tulang ekstremitas atas
a) tulang humerus
b) 2 tulang ulna
c) 2 tulang radius
d) 2 x 8 tulang carpal
e) 2 x 5 tulang metacarpal
f) 2 x 14 ruas digit phalanges manus
19
2.3 TINJAUAN TEORI
2.4 POSITIONING
Posisi supine Operasi otak, operasi jantung, operasi bedah abdomen
umum, operasi tangan dan kaki.
Posisi thyroiditis Operasi daerah leher (operasi thyroidectomy, operasi
oesopagus, operasi larynx, operasi tracheostomia.
Posisi Cholelithiasis Operasi liver, bladder.
Posisi Trendelenburg Operasi uterus atau ovary, operasi rectum.
Posisi Trendelenburg Memberikan anastesi kepada pasien yang full stomach
(perut penuh).
Posisi Lithotomy Operasi kebidanan, hemorhoid.
Posisi Prone Operasi daerah belakang kepala, punggung, belakang
lutut, tendo achilis, ginjal,adrenal glands.
Posisi lateral Operasi paru-paru, oesopagus, operasi daerah bahu,
sebelah dada, pinggang, operasi femur, hip joint
(panggul).
Posisi Neprolithotomy Operasi ginjal, adrenal glands.
Posisi Jeck-knife Operasi rectum, anus, daerah sacrum
2. Set dasar
a) Desinfeksi klem : 1
b) Doek klem : 6
c) Handvet mes no 4 : 1
d) Handvet mes no 3 : 1
e) Pinset anatomi : 2
f) Pinset chirurgie : 2
g) Vanpean lurus : 6
h) Vanpean bengkok : 6
i) Van kocher lurus : 6
j) Van kocher bengkok : 6
k) Macam-macam gunting :
1) Gunting preparasi : 1
2) Gunting metzemboun : 1
3) Gunting benang : 1
l) Nald voelder : 2
m) Macam-macam wound haag :
1) Wound haag gigi 4 tajam : 2
2) Wound haag gigi 4 tumpul : 2
3) Wound haag rowhaag : 2
4) Langen back : 2
2.12
7
BAB III
INSTRUMENTASI TEKNIK
3.1 INSTRUMENTASI TEHNIK A2FN FEMUR DEXTRA
Nama Pasien : NY YN
No. Rm : 12.9426 96
Diagnosa : of femur 1/3 tengah S
Tindakan : Remove implant & A2FN Femur S
DEFINISI
Suatu cara melakukan instrumen untuk operasi mengembalikan patah tulang
femur seperti anatomis dengan tindakan remove all implant untuk
DEFINISI
Suatu cara melakukan instrumen untuk operasi membebaskan penyempitan syaraf
dan menghilangkan tekanan dari sumsum tulang belakang dengan tindakan
laminoplasty cervical
ANATOMI KASUS
Myelopaty
Stenosis cervical
Tindakan pembedahan
____________________________________________________________
pre operatif intra operatif pos operatif
nyeri
gg. keseimbangan gg. kelemahan
cairan otot infasi kuman
resiko infeksi
TUJUAN
1. Memperlancar jalannya operasi
2. Dapat mempertahankan kesterilan alat-alat instrumen
3. Dapat mengatur alat secara sistematis di meja mayo dan meja instrumen
4. Dapat mencegah tertinggalnya instrumen atau kasa dalam lapangan operasi
139
Cara Kerja
1. Persiapan lingkungan
Mempersiapkan ruang operasi yaitu :
1. Ruang OK sudah siap
2. Ruang scrub airnya lancar
3. Dokter anastesi dan dokter bedah sudah siap
4. Aliran listrik di kamar operasi tidak trobel
5. Mesin diatermi siap pakai
6. Lampu operasi
7. Meja mayo
8. Meja linen dan instrumen
9. Standart infus
10. Tempat baca x-ray ( x-ray iluminator )
11. Tempat sampah medis, non medis, safety box utk benda tajam
12. Kelembapan, suhu, tekanan ruangan
13. C-arm
2. Persiapan Pasien
a. Hand over : melakukan timbang terima dengan perawat transfer apakah
sudah ada, informed to consent, informed consent
b. Verifikasi pra bedah :
a. Identifikasi pasien
b. Daftar tilik pra bedah
c. Lokasi operasi ( penandaan )
d. Assasemen pra bedah
e. Informed to consent
f. Informed concent
g. Puasa
h. Hasil laboratorium
i. Hasil rontgen
apabila semua sdh terisi maka baru bisa di lakukan sign in
melakukan Sign In jam 09.50
Tim yang melakukan sign in di ruang premedikasi
Dr Bedah : dr. LUK Perawat Anastesi : DIM
Dr. Anastesi : Dr. MD Perawat Bedah : Zr. SAR
140
selanjutnya pasien masuk kamar operasi
c. dilakukan induksi dengan general anaestesi oleh team anaestesi
d. pasang cateter
e. positioning : memberikan posisi prone di meja opearasi
f. Persiapan area pembedahan : melakukan cuci area pembedahan dengan
chlorhexidene gluconat 4% laludibungkusdengan linen kecil steril
3. Pesiapan alat dan bahan habis pakai
a. Bahan habis pakai
1. antiseptic (betadin 10%) 100 cc
2. Cairan NaCl 0,9%
3. Benang heacting
- Polyglycolid aSintesis Absorbable No. 1 (T-Vio No. 1) 2 buah
-Polyglycolid Sintesis Absorbable No. 2/0 (T-Vio No 2/0) 2 buah
- Monofilamen Absorbable (Monosyn 3/0) 1 buah
4. Selang Suction 1 buah
5. Spint 20 cc 1 buah
6. Spint 50 cc 1 buah
7. Senier Diatermi 1 buah
8. Plate Diatermi 1 buah
9. Opsite Post Operasi 1 buah
10. Sterile drape 1 buah
11. Spidol Marker, Penggaris Steril 1 buah
12. Tip Cleaner 1 buah
13. Connecting (Transofix) 1 buah
14. Urobag 1 buah
15. Spint 10 cc 1 buah
16. Folly Cateter No. 16 1 buah
17. Jelly Ky 1 buah
18. Hand Schoen 10 buah
19. Framecetyn Sulfat 1 buah
20. Kasa Steril dan Depres secukupnya
21. Underped Steril 2 buah
22. Underped Non Steril 1 buah
23. Sikat cuci tangan 5 buah
141
24. Mes No. 20 2 buah
25. Opsite 1 buah
26. Bon wax 1 buah
27. Spongostan 1buah
142
Gambar 3.7.3 instrumen dasar orthopedi
c. Bone Spain Instrumen
1. Gelfi 2 buah
2. King kohen 2 buah
3. Cob 1 buah
4. Eoson 1 buah
5. Laminas spreder 2 buah
6. Carison no 2, / 3 mm 1/1 buah
7. Disronjer 1 buah
8. Drill diamond 1 buah
9. Drill rossent 1 buah
10. Owel 1 buah
11. Pemegang mini plate 1 buah
12. Finder 1 buah
d. Basic Instruments tambahan
1. Screw driver 1 buah
2. Depthgauge 1 buah
3. sharp hook 1 buah
4. diatermi bipolar 1 buah
143
1. Neulen plate 14 mm 3 buah
2. Neulen Screw Ø 2,5 x 8 4 buah
2,5 x 10 7 buah
f. Set tenun 2 set, satu setnya terdiri dari =
1. Linen besar 4 buah
2. Linen kecil 13 buah
3. Gawn operasi 5 buah
4. Sarung meja mayo 2 buah
g. Alat tambahan
Cucing 4 buah
Bengkok 2 buah
Canul suction 1 buah
h. Alat penunjang
C-arm
Mesin diatermi & bipolar
i. Teknik instrumentasi
a. Perawat instrument melakukan cuci tangan secara fuerbringer dengan
larutan chlorhexidin gluconate 4% selama 3 – 5 menit dan dikeringkan
dengan waslap steril, kemudian masuk ruang operasi memakai gawn
bedah dan sarung tangan steril dengan teknik tertutup doble handscoen
145
Dibacakan residen sirkulasi atau perawat sirkulasi membacakan nama
pasien, no RM, diagnosa, tindakan yang akan dilakukan, dokter operator
siapa, dokter anastesi siapa, asisten siapa, instrumen siapa, dan apabila
semua sudah siap, sebelum dilakukan operasi, berdo’a dahulu biar
operasi berjalan lancar dan sukses.
j. Tahapan operasi
a. Perawat instrumen memberikan spidol marker steril untuk memberi
tanda area incisi.
b. Perawat instrumen memberi handle mes 1 (no. 20) pada operator untuk
insesi kulit,
c. Perawat instrumen memberikan senier diatermi untuk membuka fad,
lemak sampai facia sampai terlihar tulang cervical
d. Rawat perdarahan dengan arteri klem van pean bengkok menggunakan
diatermi
e. Perawat instrumen memberikan 2 gelfi untuk melebarkan daerah
operasi
f. Perawat instrumen memberikan senier diatermi untuk memisahkan otot
dengan tulang cervical sambil di suction perdarahan nya oleh asisten
operator, selanjut nya operator melepas gelfi di ganti king kohen
g. Perawat instrumen memberikan kassa yg di gulung untuk menekan
perdarahan
h. Perawat instrumen memberikan cob untuk memisahkan otot dan syaraf
menempel di tulang cervical
i. Perawat instrumen memberikan knable untuk memotong tulang cervical
tempat c 5,6,7
j. Perawat instrumen memberikan boor rossent dan boor diamond
bergantian sambil ditetesi sedikit2 dengan NaCl 0,9% menggunakan
spuit 20cc
k. Perawat instrumen memberikan carisson no 3, 5 bergantian untuk
mengambil tulang cervical yg rusak
l. Perawat instrument memberikan diatermi bipolar pada operator untuk
menghentikan perdaran yg dalam sambil di suction oleh asisten
m. Perwawat intrumen memberkan neulen plate utuk menentukan posisi
146
n. Perawat instrumen memberikan owel dan filler bergantian, selanjutnya
memberikan bone wek
o. Perawat instrumen memberikan neulen plate 3 buah untuk stabilisasi C
5, 6, 7 di pasang satu2 selanjutnya memberikan owel dan depthgauge
untuk menentukan scerw yang dibutuhkan
p. Perawat instrumen memberikan screw Ø 2,5mm no 8 = 4, no 10 = 7
buahbeserta screw drever
q. Setelah Neulen plate terpasang semua Perawat instrumen memberikan
spuit 20cc dan NaCl 0,9% untuk membersihkan area operasi
r. Perawat instrumen menghitung kembali kassa dan alat yang dipakai
sebelum menutup facia
s. Memberikan draen no 12/14
t. Perawat instrumen memberikan benang polyglicolide syntetic
absorbable (T-Vio no. 1) dengan Nidel holder dan pinset cirurgis untuk
operator dan memberikan gunting benang kepada asisten untuk
heacting facia memakai 1 benang (T-Vio No. 1), Fat dengan polyglicolide
syntetic absorbable (T-Vio 2/0) kulit dengan polyglecaprore
Monofilamen Absorbable (Monosyn 3/0)
u. Perawat instrumen memberikan kassa basah untuk membersihkan luka
operasi lalu dikeringkan dengan kasa kering.
v. Perawat instrumen memberikan framycetin sulfat, opside post op untuk
menutup luka operasi
147
Gambar 3.7.6 pemasangan neulen plate laminectomy
v. Operasi selesai jam 13.15 wiw
Perawat instrumen membersihkan kotoran/sisa darah yang menempel di
pasien sampai bersih dengan kasa basah larutan Nacl 0,9%, selanjutnya
perawat melakukan sign out jam 14.00 wib
148
149
BAB IV TEMPAT DAN WAKTU PELATIHAN
Dari tgl 29 agustus2022 sampai 2 september 2022 pengenalan kamar oprasi dan materi.
selanjutnya saya pelatihan langsung di kamar oprasi lantai 6 bedah orthopedi no 610 dari tgl 5
september 2022 sampai tgl 30 september 2022 dan pindah di kamar oprasi no 612 dari tgl 3
oktober 2022 sampai tgl 31 oktober 2022 dan pindah di kamar oprasi no 614 dari tgl 1
november 2022 sampai 28 november 2022 dan tindakan oprasi yg slama itu saya temui dan
saya ikut melakukan antara lain:
- Congenital talipes equinon varus (CTEV) pro PMR
- A2FN 1/3 Femur
- Reposisi dan orif screwing creater tuberocity humerus
- Amputasi femur
- Wide reseksi tumor wrist
- Debridement
- Orif plating distal humerus
- Orif lating distal femur
- Bipolar cf colum femur
- THR
- FFMT (free finetional muscle tranfer) brachial plexus injury complete
- Orif plating tibia fibula
- PFNA cf femur
- TKR
- ILLIZAROF
- Marsinal reseksi fibula
- Orif plating
- Orif multiple screwing colum femur
- Dekompresi laminoplasty cervikal canal stesis vL 4-5
- Orif plating 1/3 tengah femur
- Dekompresi laminoplasti ,stabilisasi LBP
- Orif plating acetabulum
- Eksternal fiksasi femur
- Valgus osteotomy
- KCL Atroscopy
- Wide reseksi tumor intercalery +cryo+orif plating distal femur
- Pleting symphisis
- Pasang DHS colum femur
- Strut graft cf colum femur
- Skin graft
152
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8. Jakarta: EGC.
Gruendeman, B.J & Fernsebner, B. 2005. Keperawatan Perioperatif, vol 2. Jakarta: EGC.
Shodiq, Abror, 2004, Teknik Asepsis Dan Anti Sepsis, Intalasi Bedah Sentral RS. Dr.
Sardjito Yogyakarta, Tidak dipublikasikan, Yogyakarta
Sjamsulhidayat, R dan Wim de Jong, 1998, Buku Ajar Ilmu Bedahedisi revisi, EGC, Jakarta
Smeltzer, Suzanne C. And Brenda G. Bare, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Vol.1, EGC, Jakarta
Wibowo, Soetamto, dkk, 2001, Pedoman Teknik Operasi OPTEK, Airlangga University
Press, Surabaya.
R.K Arya, Jain Vijay. 2013. Journal, Indian Academy of Clinical Medicine l Vol. 14, No. 2l
April-June, 2013.
Sjamsuhidajat R, De Jong Wim. 2006. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.