Anda di halaman 1dari 1

2.

Implementasi Kurikulum

Implementasi diartikan sebagai “upaya pengaturan” kekhususan desain melalui berbagai saluran
kepada guru dan kelas. Konsepsi implementasi yang lain ditujukan langsung kepada proses mengajar
dan instruksional. Implementasi dihubungkan dengan pengajaran, tetapi melupakan dampak
multidimensional dan perubahan yang kompleks. Fullan (1982) menyatakan bahwa kurikulum dapat
mengalami perubahan dalam tiga tingkatan, yaitu: (a) bahan: menggunakan alat pelajaran baru, bahan
yang direvisi atau teknologi pendidikan; (b) strategi mengajar: praktik, kegiatan, strategi yang baru dari
guru; dan (c) keyakinan atau pandangan: asumsi-asumsi, teori baru sesuai dengan perkembangan
masyarakat, politik, dan sebagainya. Menurut konsepsi yang lain ialah bahwa tujuan kurikulum tidak
untuk mematikan karsa dan karya guru, tetapi sebaliknya guru itu dipandang sebagai orang yang
menampakkan kreasi dan adaptasinya dalam menerapkan kurikulum. Dengan demikian implementasi
bukan berarti mengikuti secara teratur, melainkan mengembangkan kegiatan-kegiatan belajar
berdasarkan pengetahuan yang berasal darii hubungan guru dengan peserta didik. Unruh dan Unruh
(1984) berpendapat bahwa implementasi bukan hanya sekadar melaksanakan atau tidak melaksanakan
inovasi, melainkan suatu proses yang berkembang dan terjadi dalam berbagai tingkat dan derajat.
Dikemukakan selanjutnya bahwa implementasi terdiri atas lima dimensi yang menunjang inovasi
program kurikulum, yaitu: (a) bidang studi atau materi; (b) struktur organisasi; (c) peran perilaku; (d)
pengetahuan dan pengertian; serta (e) internalisasi nilai. Dengan bidang studi dimaksudkan adalah
materi dalam kurikulum, seperti matematika, bahasa Indonesia, sejarah, IPA, dan sebagainya. Dalam
konteks ini bidang studi mencakup urutan penyampaian materi, media yang digunakan (bahan tertulis,
kata-kata yang terucapkan, bahan-bahan audiovisual, dan metode penyampaian) serta tes atau bentuk-
bentuk penilaian peserta didik. Struktur organisasi meliputi perubahan-perubahan dalam susunan situasi
formal dan kondisi fisik, pengaturan dan penggunaan ruang, serta penugasan dan pengelompokan
peserta didik. Peranan yang berubah merupakan dimensi yang esensial dari implementasi suatu rencana
kurikulum yang baru. Dalam perubahan ini termasuk semua peranan dalam hubungan-hubungan yang
ada. Dalam implementasi ini tercakup gaya mengajar, tugas-tugas baru seperti tuntutan baru untuk
merencanakan dan berinteraksi, hubungan yang baru antara guru dan supervisor atau antara guru dan
peserta didik, dan keterampilan proses belajar yang harus diperoleh peserta didik. Pengetahuan dan
pengertian mengenai hal-hal yang berhubungan dengan inovasi diperlukan pula, yakni falsafah, nilai-
niai, asumsi, tujuan, bidang studi, strategi implementasi, dan komponen-komponen lainnya terutama
hubungan-hubungan peranan. Internalisasi nilai sebagai dimensi yang kelima harus dikaitkan dengan
keempat aspek khusus lainnya. Pemahaman nilai suatu inovasi secara global tidaklah memadai untuk
dapat mengimplementasikannya, karena itu nilai dari berbagai dimensi perlu pula

Anda mungkin juga menyukai