Secara keseluruhan, mikrobiota usus memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kesehatan dan
fungsi otak melalui berbagai mekanisme, termasuk produksi neurotransmitter, modulasi kekebalan
tubuh, produksi metabolit, fungsi penghalang, peradangan saraf, respons stres, fungsi kognitif, dan
hasil perilaku. Memahami hubungan yang rumit antara mikrobiota usus dan otak sangat penting untuk
mengembangkan strategi untuk mendukung kesehatan usus dan otak.
TEORI PLASTISITAS MIKROBIOITA
- Mikrobiota telah terbukti memberikan "beberapa" pengaruh selama perkembangan usus dan
otak
- Garis waktu puncak plastisitas dalam mikrobiota (selama periode awal pascakelahiran,
penyapihan, dan kemungkinan selama masa remaja) bertepatan dengan puncak timbulnya
gangguan perkembangan saraf.
- Dibandingkan dengan otak, mikrobiota menunjukkan tingkat plastisitas yang relatif tinggi dan
berkelanjutan di luar periode perkembangan
BAGAIMANA CARA KERJA SUMBU USUS-OTAK?
Bukti Terbaru
Pola Motilitas bersifat INTRINSIK pada GIT tetapi dimodulasi oleh SARAF EKSTRINSIK +/-
HORMON
Motilitas Usus
1. Saraf
2. Otot
3. ICC (Sel Interstisial Cajal)
Berikut ini adalah penjelasan tentang bagaimana bukti terbaru telah memengaruhi bidang klinis
mengenai kondisi kesehatan mental berdasarkan informasi yang diberikan:
1. Peran Mikrobiota Usus :
- Penelitian terbaru telah menggarisbawahi komunikasi dua arah antara mikrobiota usus dan
otak, yang dikenal sebagai poros mikrobiota-usus-otak, dalam memengaruhi kondisi
kesehatan mental [T4].
- Perubahan komposisi mikrobiota usus telah dikaitkan dengan kondisi seperti gangguan
kecemasan, depresi, gangguan spektrum autisme (ASD), dan gangguan hiperaktif defisit
perhatian (ADHD), yang mengindikasikan adanya hubungan potensial antara kesehatan usus
dan kesejahteraan mental.
2. Potensi Terapi :
- Perkembangan teori yang menghubungkan gangguan kecemasan, depresi, ASD, dan ADHD
dengan perubahan mikrobiota usus telah membuka jalan bagi probiotik sebagai pilihan terapeutik.
- Probiotik dan sinbiotik telah menunjukkan harapan dalam memperbaiki gejala pencernaan dan
merangsang produksi oksitosin, hormon yang memengaruhi perilaku sosial, sehingga
menawarkan jalan terapeutik baru untuk mengatasi kondisi kesehatan mental.
3. Fungsi Kognitif :
- Bukti terbaru menunjukkan bahwa mikrobioma usus bayi berhubungan dengan perkembangan
kognitif dan fungsi eksekutif.
- Memahami dampak mikrobiota usus pada fungsi kognitif dapat berimplikasi pada intervensi
yang bertujuan untuk mengoptimalkan hasil kognitif dan mendukung perkembangan otak
yang sehat.
4. Gangguan perkembangan saraf :