Anda di halaman 1dari 7

PROBIOTICS APPLICATION ON MENTAL HEALTH

Dian Kesumapramudya Nurputra

 PENTINGNYA SISTEM USUS YANG SEHAT


Pentingnya sistem usus yang sehat tidak dapat dilebih-lebihkan karena dampaknya yang signifikan
terhadap kesehatan secara keseluruhan. Usus memainkan peran penting dalam berbagai aspek
kesehatan, termasuk:
1. Fungsi Kekebalan Tubuh : Sekitar 60-70% sel imun terletak di usus, menyoroti pentingnya
peran usus dalam regulasi sistem imun.
2. Keseimbangan Mikroba : Usus adalah rumah bagi sekitar 100 triliun bakteri, yang secara
kolektif dikenal sebagai mikrobiota usus. Mempertahankan mikrobiota yang beragam dan
seimbang sangat penting untuk kesehatan secara keseluruhan.
3. Kesehatan Neurologis : Usus sering disebut sebagai "otak kedua" karena jaringan neuronnya
yang luas. Terdapat sekitar 100 triliun neuron di dalam usus, yang menekankan perannya
dalam poros usus-otak dan kesehatan mental.
4. Penyerapan Nutrisi : Usus yang sehat sangat penting untuk penyerapan nutrisi dari makanan,
memastikan bahwa tubuh menerima vitamin, mineral, dan nutrisi penting lainnya agar dapat
berfungsi secara optimal.
5. Kesehatan Pencernaan : Pencernaan dan penyerapan makanan yang tepat terjadi di dalam
usus. Sistem usus yang sehat membantu mencegah masalah pencernaan seperti kembung,
sembelit, dan diare.
6. Pengaturan Suasana Hati : Penelitian terbaru menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara
usus dan kesehatan mental. Mikrobiota usus yang sehat dapat secara positif memengaruhi
suasana hati dan fungsi kognitif.
7. Pengendalian Peradangan : Ketidakseimbangan dalam mikrobiota usus dapat menyebabkan
peradangan, yang terkait dengan berbagai penyakit kronis. Usus yang sehat membantu
mengatur tingkat peradangan dalam tubuh.
8. Kesehatan Metabolik : Mikrobiota usus berperan dalam metabolisme dan pengaturan energi.
Sistem usus yang sehat dapat berkontribusi dalam menjaga berat badan yang sehat dan
mengurangi risiko gangguan metabolisme.
Menjaga sistem usus yang sehat sangat penting untuk kesehatan dan kesejahteraan secara
keseluruhan, yang berdampak pada berbagai fungsi tubuh mulai dari respons kekebalan tubuh hingga
kesehatan mental. Strategi untuk mendukung kesehatan usus termasuk mengonsumsi makanan yang
kaya serat, probiotik, dan prebiotik, mengelola tingkat stres, tetap terhidrasi, dan menghindari faktor-
faktor yang mengganggu keseimbangan mikrobiota usus.
 MIKROBIOTA USUS
 > 1000 spesies
 1014 mikrobiota
 106 bakteri/cm² saluran pencernaan
 berat > 1 - 1,5 kg
 Jumlahnya 10-100x lipat sel manusia
 Konsentrasi terbesar di usus besar
 PERKEMBANGAN MIKROBIOTA USUS KITA
- Dimulai sejak awal kehidupan (di dalam kandungan)
- 3 tahun pertama kehidupan adalah "Jendela kesempatan terbaik yang memainkan peran unik
dalam mengembangkan mikrobiota usus yang baik
- Bifidobacteria dan Lactobacillus adalah yang paling dominan dalam usus bayi yang disusui
-
 FAKTOR MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN MIKROBIOTA
Faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan mikrobiota mengacu pada berbagai elemen yang
memengaruhi komposisi, keragaman, dan keseimbangan komunitas mikroba dalam usus. Faktor-
faktor ini memainkan peran penting dalam membentuk mikrobiota usus sejak awal kehidupan dan
sepanjang umur seseorang. Beberapa faktor kunci yang mempengaruhi perkembangan mikrobiota
meliputi:
1. Kejadian-kejadian di Awal Kehidupan : Cara persalinan (kelahiran pervaginam atau bedah
sesar) dan praktik pemberian makan (menyusui vs pemberian susu formula) selama masa bayi
dapat secara signifikan memengaruhi kolonisasi awal dan perkembangan mikrobiota usus.
2. Kebiasaan Makan : Jenis makanan yang dikonsumsi, termasuk jumlah serat, prebiotik,
probiotik, dan makanan fermentasi, dapat memengaruhi keragaman dan komposisi mikrobiota
usus. Pola makan yang kaya akan makanan nabati mendukung komunitas mikroba yang lebih
beragam dan bermanfaat.
3. Penggunaan Antibiotik : Penggunaan antibiotik dapat mengganggu keseimbangan mikrobiota
usus dengan membunuh bakteri yang berbahaya dan menguntungkan. Penggunaan antibiotik
yang berkepanjangan atau sering dapat menyebabkan perubahan jangka panjang pada
komposisi mikrobiota usus.
4. 4.Tingkat Stres : Stres psikologis dan stres kronis dapat mempengaruhi komposisi dan fungsi
mikrobiota usus. Strategi manajemen stres penting untuk menjaga mikrobiota usus yang
sehat.
5. Paparan Lingkungan : Paparan terhadap faktor lingkungan seperti polutan, racun, pestisida,
dan bahan kimia dapat memengaruhi komposisi mikrobiota usus. Menjaga lingkungan yang
bersih dan sehat dapat mendukung mikrobiota usus yang beragam.
6. Pilihan Gaya Hidup : Faktor-faktor seperti aktivitas fisik, kualitas tidur, merokok, dan
konsumsi alkohol dapat memengaruhi mikrobiota usus. Pilihan gaya hidup sehat mendorong
komunitas mikroba yang seimbang dan beragam dalam usus.
7. Penggunaan Obat : Selain antibiotik, obat-obatan lain seperti penghambat pompa proton, obat
antiinflamasi nonsteroid (NSAID), dan obat-obatan tertentu untuk kondisi kronis juga dapat
memengaruhi mikrobiota usus.
8. Usia : Komposisi mikrobiota usus dapat berubah seiring bertambahnya usia, dengan orang
dewasa yang lebih tua sering menunjukkan perubahan dalam keanekaragaman mikroba.
Perubahan terkait penuaan pada mikrobiota usus menggarisbawahi pentingnya mendukung
kesehatan usus seiring bertambahnya usia.
Singkatnya, kombinasi dari berbagai faktor, termasuk kejadian-kejadian di awal kehidupan, kebiasaan
makan, penggunaan obat-obatan, tingkat stres, paparan lingkungan, pilihan gaya hidup, dan usia,
secara kolektif mempengaruhi perkembangan dan pemeliharaan mikrobiota usus. Memahami faktor-
faktor ini dan menerapkan praktik-praktik yang mendorong mikrobiota usus yang sehat sangat penting
untuk kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan.
 PERAN MIKROBIOTA BAGI OTAK KITA
Fakta dan Bukti
Mikrobiota usus memainkan peran penting dalam memengaruhi fungsi dan perilaku otak melalui
sistem komunikasi dua arah yang dikenal sebagai poros usus-otak. Beberapa penelitian telah
menyoroti peran mikrobiota dalam memodulasi kesehatan dan fungsi otak. Berikut ini adalah
beberapa fakta dan bukti penting mengenai peran mikrobiota dalam otak kita:
1. Produksi Neurotransmitter : Mikrobiota usus dapat menghasilkan neurotransmitter seperti
serotonin, dopamin, dan asam gamma-aminobutirat (GABA), yang sangat penting untuk
mengatur suasana hati, kognisi, dan perilaku
2. Modulasi Sistem Kekebalan Tubuh : Mikrobiota usus berinteraksi dengan sistem kekebalan
tubuh dan memengaruhi respons kekebalan tubuh yang dapat memengaruhi kesehatan otak.
Disregulasi poros sistem imun-mikrobiota usus telah dikaitkan dengan peradangan saraf dan
gangguan neurologis.
3. Produksi Metabolit : Mikroba usus menghasilkan berbagai metabolit, termasuk asam lemak
rantai pendek (SCFA) seperti butirat, asetat, dan propionat, yang dapat melintasi sawar darah-
otak dan memengaruhi fungsi otak serta peradangan saraf.
4. Fungsi Penghalang : Mikrobiota usus berperan dalam menjaga integritas sawar usus.
Gangguan pada penghalang usus, yang dikenal sebagai "usus bocor", dapat menyebabkan
translokasi zat berbahaya ke dalam aliran darah, memicu peradangan sistemik dan berpotensi
mempengaruhi otak.
5. Peradangan saraf : Ketidakseimbangan dalam komposisi mikrobiota usus telah dikaitkan
dengan peradangan saraf, ciri umum dari penyakit neurodegeneratif seperti penyakit
Alzheimer dan Parkinson.
6. Respon Stres : Mikrobiota usus dapat memengaruhi respons stres melalui produksi hormon
stres dan neurotransmiter. Disbiosis pada mikrobiota usus telah dikaitkan dengan kondisi
seperti kecemasan dan depresi.
7. Fungsi Kognitif : Bukti yang muncul menunjukkan bahwa mikrobiota usus mungkin berperan
dalam fungsi kognitif dan perkembangan saraf. Komposisi mikrobioma usus bayi telah
dikaitkan dengan perkembangan kognitif dan fungsi eksekutif di awal kehidupan.
8. Gangguan Perilaku : Perubahan dalam mikrobiota usus telah dikaitkan dengan gangguan
perilaku seperti gangguan spektrum autisme (ASD) dan gangguan hiperaktif defisit perhatian
(ADHD), yang menyoroti dampak potensial dari disbiosis usus pada fungsi otak dan perilaku.

Secara keseluruhan, mikrobiota usus memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kesehatan dan
fungsi otak melalui berbagai mekanisme, termasuk produksi neurotransmitter, modulasi kekebalan
tubuh, produksi metabolit, fungsi penghalang, peradangan saraf, respons stres, fungsi kognitif, dan
hasil perilaku. Memahami hubungan yang rumit antara mikrobiota usus dan otak sangat penting untuk
mengembangkan strategi untuk mendukung kesehatan usus dan otak.
 TEORI PLASTISITAS MIKROBIOITA
- Mikrobiota telah terbukti memberikan "beberapa" pengaruh selama perkembangan usus dan
otak
- Garis waktu puncak plastisitas dalam mikrobiota (selama periode awal pascakelahiran,
penyapihan, dan kemungkinan selama masa remaja) bertepatan dengan puncak timbulnya
gangguan perkembangan saraf.
- Dibandingkan dengan otak, mikrobiota menunjukkan tingkat plastisitas yang relatif tinggi dan
berkelanjutan di luar periode perkembangan
 BAGAIMANA CARA KERJA SUMBU USUS-OTAK?
Bukti Terbaru
Pola Motilitas bersifat INTRINSIK pada GIT tetapi dimodulasi oleh SARAF EKSTRINSIK +/-
HORMON
Motilitas Usus
1. Saraf
2. Otot
3. ICC (Sel Interstisial Cajal)

BAGAIMANA USUS MEMODULASI AKTIVITAS OTAK


 KOMUNIKASI
1. Saraf (saraf vagus)
2. Endokrin (hormon; PYY, GLP-1, CCK, dan ghrelin)
3. Kekebalan tubuh (IL-1b dan TNF-a)
4. Mikroglia
5. Komponen antigenik mikroba (LPS, peptidoglikan),
6. SCFA
7. Neurotransmiter (GABA, dopamin, NE, dan histamin)] mediator

 JALUR AGAL / JALUR SARAF


 Serabut aferen VN dirangsang oleh komponen mikrobiota baik secara langsung maupun tidak
langsung melalui Sel Endokrin Usus (GUT).
 Serabut aferen VN menstimulasi sistem saraf pusat melalui jaringan otonom pusat (CAN).
 Serabut eferen VN dapat mengurangi peradangan pencernaan dan mengurangi permeabilitas
usus melalui PENGUATAN JUNJUNG yang ketat.
 Tindakan serat eferen vagal ini dapat secara tidak langsung MEMODULASI KOMPOSISI
MIKROBIOTA.
 Sumbu otak-VN-mikrobiota ada komunikasi dua arah dengan berbagai cara.

 HOW THE IMPACT IN THE CLINICAL FIELD


Bukti terbaru di bidang kondisi kesehatan mental telah menyoroti dampak signifikan mikrobiota usus
pada berbagai aspek kesejahteraan mental.
Kesenjangan Generasi Ditinjau Kembali:

- Perbedaan Generasi dalam Kesehatan Mental,


- Perilaku Mengatasi Masalah yang Maladaptif, dan
- Kekhawatiran Terkait Pandemi Selama Awal Pandemi COVID-19

Berikut ini adalah penjelasan tentang bagaimana bukti terbaru telah memengaruhi bidang klinis
mengenai kondisi kesehatan mental berdasarkan informasi yang diberikan:
1. Peran Mikrobiota Usus :

- Penelitian terbaru telah menggarisbawahi komunikasi dua arah antara mikrobiota usus dan
otak, yang dikenal sebagai poros mikrobiota-usus-otak, dalam memengaruhi kondisi
kesehatan mental [T4].
- Perubahan komposisi mikrobiota usus telah dikaitkan dengan kondisi seperti gangguan
kecemasan, depresi, gangguan spektrum autisme (ASD), dan gangguan hiperaktif defisit
perhatian (ADHD), yang mengindikasikan adanya hubungan potensial antara kesehatan usus
dan kesejahteraan mental.
2. Potensi Terapi :

- Perkembangan teori yang menghubungkan gangguan kecemasan, depresi, ASD, dan ADHD
dengan perubahan mikrobiota usus telah membuka jalan bagi probiotik sebagai pilihan terapeutik.
- Probiotik dan sinbiotik telah menunjukkan harapan dalam memperbaiki gejala pencernaan dan
merangsang produksi oksitosin, hormon yang memengaruhi perilaku sosial, sehingga
menawarkan jalan terapeutik baru untuk mengatasi kondisi kesehatan mental.
3. Fungsi Kognitif :

- Bukti terbaru menunjukkan bahwa mikrobioma usus bayi berhubungan dengan perkembangan
kognitif dan fungsi eksekutif.
- Memahami dampak mikrobiota usus pada fungsi kognitif dapat berimplikasi pada intervensi
yang bertujuan untuk mengoptimalkan hasil kognitif dan mendukung perkembangan otak
yang sehat.
4. Gangguan perkembangan saraf :

- Teori plastisitas mikrobiota mengusulkan bahwa kemampuan adaptasi mikrobiota usus


selama periode kritis perkembangan saraf dapat memengaruhi risiko dan perkembangan
gangguan perkembangan saraf.
- Dengan menargetkan mikrobiota usus selama periode kritis ini, dokter dapat mengeksplorasi
intervensi untuk mengurangi risiko kondisi seperti ASD dan ADHD.
5. Plastisitas Berkelanjutan :
- Plastisitas mikrobiota usus yang terus menerus di luar periode perkembangan tradisional
menunjukkan bahwa intervensi yang menargetkan mikrobiota usus dapat berimplikasi pada
kondisi kesehatan mental sepanjang hidup.
- Plastisitas yang terus menerus ini menggarisbawahi potensi intervensi seperti probiotik untuk
memodulasi poros usus-otak dan memengaruhi kesejahteraan mental di sepanjang umur.
Singkatnya, bukti terbaru di bidang kesehatan mental telah menyoroti hubungan yang rumit antara
mikrobiota usus dan kesehatan mental, menawarkan wawasan baru tentang aplikasi terapi potensial
yang menargetkan mikrobiota usus untuk kondisi seperti kecemasan, depresi, ASD, ADHD, dan
fungsi kognitif. Dengan memahami dan memanfaatkan poros mikrobiota-usus-otak, dokter dapat
mengeksplorasi pendekatan inovatif untuk mendukung kesehatan mental dan kesejahteraan dalam
praktik klinis.
Gangguan Pencernaan pada Pasien dengan Gangguan Spektrum Autisme
 Sebagian besar perubahan koloni diamati pada pasien dengan ASD adalah signifikan
penurunan rasio Bacteroidetes menjadi Firmicutes.
 Peningkatan Clostridium spp adalah berkorelasi secara signifikan dengan yang lebih tinggi
tingkat keparahan perilaku autis
Gangguan Sumbu Otak-Perut pada anak-anak dengan Defisit Perhatian & Gangguan Hiperaktif
(ADHD)
1. Hiperaktivitas saraf vagal adalah ditemukan pada ADHD & monosodium glutamat adalah
dicurigai dapat mengubah usus komposisi mikrobiota yang menekan aktivitas saraf vagal
2. Neurotransmiter dopamin, noradrenalin, serotonin dan GABA bermain berperan dalam
ADHD. Beberapa perubahan dalam komposisi microbiota mempengaruhi jumlah dan
komposisi dari neurotransmitter di otak.
3. Untuk terlibat dalam banyak kejiwaan, neurodegeneratif dan penyakit perkembangan saraf
Pasien dengan radang usus besar, sering menderita dari kecemasan, depresi sebagai
komorbiditas. Sebaliknya, pasien dengan depresi menunjukkan perubahan dalam mikrobiota
usus, peningkatan sitokin inflamasi dan antibodi dalam waktu yang bersamaan.
Perkembangan teori yang menghubungkan gangguan kecemasan, depresi, ASD dan ADHD
dengan perubahan mikrobiota usus telah membuat probiotik menjadi pilihan terapeutik. Pemberian
probiotik & sinbiotik memperbaiki pencernaan gejala dan merangsang produksi oksitosin, yang secara
positif mempengaruhi perilaku sosial.
 PROBIOTIK PADA ASD/ ADHD
Efek Probiotik pada ASD/ADHD
 Memperbaiki pencernaan keluhan
 Memperbaiki disbiosis
 Mengurangi tingkat keparahan ASD

 PROBIOTIK PADA NEUROFISIK DAN PSIKIATRI


"Studi oleh Skott et al. menunjukkan bahwa sinbiotik dapat mengurangi gejala autisme, terutama yang
berhubungan dengan gerakan yang berulang dan stereotip.”
Prebiotik didefinisikan sebagai bahan makanan yang tidak dapat dicerna yang secara
menguntungkan mempengaruhi inang dengan secara selektif merangsang pertumbuhan dan/atau
aktivitas satu atau sejumlah kecil bakteri (Probiotik) di dalam usus besar, dan dengan demikian
meningkatkan kesehatan inang.
Periode perinatal adalah masa perkembangan ketika faktor eksogen yang mempengaruhi seperti
antibiotik, diet, kebersihan, cara kelahiran, dan polutan dapat mengubah kekebalan tubuh dan
fisiologis. Efek dari pemrograman kehidupan awal dapat menyebabkan peningkatan penyakit di
kemudian hari, Diet adalah penyebab utama malnutrisi dan. Kualitas dan kuantitas nutrisi dapat
mengubah inang secara langsung dan melalui perubahan mikroba usus. menambah siklus melalui
produk sampingan makanan, pertumbuhan berlebih, dan oksigenasi epitel. Hal ini mengubah usus,
yang menyebabkan peningkatan patogen dan yang menghambat kekebalan inang dan meningkatkan
penyakit.
Probiotik Tunggal VS Pra-Pro/Sinbiotik VS Makanan Tambahan
"Saya memiliki kecemasan dan telah mengonsumsi probiotik sejak Januari karena beberapa
alasan (kesehatan usus, jerawat, kesehatan mental). 100% telah melihat perbedaan dan setuju bahwa
diperlukan lebih banyak penelitian di bidang ini".
Mehta menambahkan: "Saya sangat tertarik dengan bagaimana kesehatan usus mempengaruhi
kita dan saya perhatikan itu efek positif secara pribadi juga, terutama ketika beralih antara makan
daging dan tidak makan daging dan konsumsi gula"
 PENGGUNAAN PROBIOTIK SEBAGAI PENGOBATAN
1. Pengobatan Spesifik Strain
2. Individual berdasarkan komposisi tertentu Mikrobiota atau Disbiosis
3. Analisis mikrobiota individu yang spesifik adalahpenting (OBAT PRESISI)
4. Konsumsi tepat waktu
- Permulaan konsumsi
- Durasi konsumsi
5. Fokus juga pada
- KOMPONEN Diet (Prebiotik dll)
- Faktor-faktor lain yang mempengaruhi
- Lingkungan

Anda mungkin juga menyukai