Anda di halaman 1dari 72

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

PADA NY.R DENGAN GASTRITIS


DI DESA KARANGNUNGGAL KEC CIRINTEN KAB. LEBAK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Stase Keperawatan Gerontik

Oleh :

Ahmad Mukdi Misbahaludin


NIM : 21221187

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
JAKARTA
2022/2023
LAPORAN PENDAHULUAN GERONTIK
GASTRITIS

A. KONSEP LANSIA
1. Definisi lansia
Menua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia.
Proses menua merupakan proses sepanjang hidup yang hanya di mulai dari
satu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menua
merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap
kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik
secara biologis, maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami
kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit
mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas,
penglihatan semakin memburuk, gerakan-gerakan lambat, dan postur tubuh
yang tidak proforsional (Nugroho, 2008).

2. Penyebab terjadinya penuaan pada lansia


Banyak faktor yang menyebabkan setiap orang menjadi tua melalui proses
penuaan. Pada dasarnya berbagai faktor tersebut dapat dikelompokkan
menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Beberapa faktor internal adalah
radikal bebas, hormon yang menurun kadarnya, proses glikosilasi, sistem
kekebalan tubuh yang menurun dan juga faktor genetik. Sedangkan faktor
eksternal adalah gaya hidup yang tidak sehat, diet yang tidak sehat, kebiasaan
hidup yang salah, paparan polusi lingkungan dan sinar ultraviolet, stres dan
penyebab sosial lain seperti kemiskinan. Kedua faktor ini saling terkait dan
memainkan peran yang besar dalam penyebab proses penuaan (Uchil Nissa,
2014).

3. Klasifikasi Lansia
Depkes RI (2003) mengklasifikasi lansia dalam kategori berikut :
a. Pralansia (prasenilis), seseorang yang berada pada usia antara 45-59 tahun
b. Lansia, seseorang yang berusia 60 tahun lebih
c. Lansia yang beresiko tinggi, seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih
atau seseorang lansia yang berusia 60 tahun atau lebih yang memiliki
masalah kesehatan
d. Lansia potensial, lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan atau
melakukan kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa
e. Lansia tidak potensial, lansia yang tidak berdaya atau tidak bisa mencari
nafkah sehingga dalam kehidupannya bergantung pada orang lain

4. Proses Menua
Menua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia.
Proses menua merupakan proses sepanjang hidup yang hanya di mulai dari
satu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menua
merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap
kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik
secara biologis, maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami
kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit
mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas,
penglihatan semakin memburuk, gerakan-gerakan lambat, dan postur tubuh
yang tidak proforsional (Nugroho, 2008).
Proses menua merupakan proses yang terus-menerus secara alami.
Menua bukanlah suatu proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam
menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Memang harus diakui
bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut usia.
Lanjut usia akan selalu bergandengan dengan perubahan fisiologi maupun
psikologi (Nugroho, 2000).

5. Aspek Fisiologik Dan Patologik


Akibat Proses Menua Perubahan akibat proses menua dan usia biologis,
dengan makin lanjutnya usia seseorang maka kemungkinan terjadinya
penurunan anatomik dan fungsional atas organ-organnya makin besar. Peneliti
Andres dan Tobin (seperti di kutip oleh Kane) mengintroduksi Hukum 1% yang
menyatakan bahwa fungsi organ-organ akan menurun sebanyak satu persen
setiap tahunnya setelah usia 30 tahun walaupun penelitian oleh Svanborg
menyatakan bahwa penurunan tersebut tidak sedramatis seperti di atas, tetapi
memang terdapat penurunan yang fungsional dan nyata setelah usia 70 tahun.
Sebenarnya lebih tepat bila dikatakan bahwa penurunan anatomik dan fungsi
organ tersebut tidak dikaitkan dengan umur kronologik melainkan dengan umur
biologiknya. Dapat disimpulkan, mungkin seseorang dengan usia kronologik
baru 55 tahun sudah menunjukkan berbagai penurunan anatomik dan
fungsional yang nyata akibat umur biologiknya yang sudah lanjut sebagai
akibat tidak baiknya faktor nutrisi, pemeliharaan kesehatan, dan kurangnya
aktivitas.
Penurunan anatomik dan fungsional dari organ-organ tersebut akan
menyebabkan lebih mudah timbulnya penyakit pada organ tersebut. Batas
antara penurunan fungsional dan penyakit seringkali para ahli lebih suka
Umenyebutnya sebagai suatu perburukan gradual yang manifestasinya pada
organ tergantung pada ambang batas tertentu dari organ tersebut dan pada
dasarnya tergantung atas:
a. Derajat kecepatan terjadinya perburukan atau deteriorisasi
b. Tingkat tampilan organ yang dibutuhkan Pengertian di atas dapat di
simpulkan bahwa pada seorang lanjut usia, perbedaan penting dengan
perkataan lain: pertanda penuaan adalah bukan pada tampilan organ atau
organisme saat istrahat, akan tetapi bagaimana organ atau organisme
tersebut dapat beradaptasi terhadap stres dari luar (Kane, 2001

B. KONSEP SISTEM PENCERNAAN


1. Pengertian
Sistem pencernaan adalah proses menerima makanan, merubahnya
menjadi energy dan menegeluarkan sisa proses tersebut . Pada dasarnya
sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia terjadi di sepanjang saluran
pencernaan  dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan
yang terjadi dalam mulut hingga lambung.Selanjutnya adalah proses
penyerapan sari - sari makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses
pengeluaran sisa - sisa makanan melalui anus. Dalam pelaksanaan proses
pencernaan makanan organ pencernaan dibantu oleh enzim dan hormone yang
prosesnya berbeda tiap organ dan mempunyai fungsi masing-masing.
Berdasarkan prosesnya pencernaan makanan pada manusia terdiri dari
proses pencernaaan mekanis yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah
serta peremasan yang  terjadi di lambung dan proses pencernaan kimiawi yaitu
pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-enzim pencernaan dengan
mengubah makanan yang bermolekul besar menjadi molekul yang berukuran
kecil. Setiap organ dalam system pencernaan manusia memiliki peranan
penting dengan fungsi yang berbeda-beda, misalnya mulut sebagai pintu
masuk makanan dimana makanan akan dikunyah secara mekanik oleh gigi
dengan unsure kimiawi yang dimiliki oleh ludah yang mengandung enzim
amylase ( Ptyalin ) akan mempermudah proses system pencernaan manusia
dengan menghancurkan makanan menjadi serpihan yang lebih kecil ,  pada
tahap berikutnya menuju lambung disini makanan akan dipecah kembali dan
diproses menjadi zat-zat gizi yang selanjutnya diserap oleh tubuh melalui usus
dan sirkulasi darah.
Dalam system pencernaan manusia makanan yang dikonsumsi tak
sepenuhnya menjadi zat-zat gizi yang dapat diserap , sisa – sisa makanan yang
tidak diserap dan tidak dibutuhkan oleh tubuh akan dikeluarkan melalui anus
sebagai proses metabolisme tubuh. Sistem pencernaan yang baik sangat
berpengaruh pertumbuhan dan perkembangan manusia karena system
pencernaan merupakan sisem dasar sebeum system-sistem tubuh yang lain
bekerja, karena sumber energy yang didapat dari rgan lain bergantung dari
system pencernaan dalam memprosesnya.

2. Organ Sistem Pencernaan pada Manusia


a. MULUT ( ORIS )
Mulut adalah permulaan saluran pencernaan yang terdiri atas 2
bagian yaitu bagian luar yang sempit atau vestibula yaitu ruang di antara
gusi, gigi, bibir dan pipi, dan bagian rongga mulut atau bagian dalam, yaitu
rongga mulut yang dibatasi sisinya oleh tulang maksilaris, palatum dan
mandibularis di sebelah belakang bersambung dengan faring. Selaput lendir
mulut ditutupi epitelium yang berlapis-lapis, di bawahnya terletak kelenjar-
kelenjar halus yang mengeluarkan lendir, selaput ini kaya akan pembuluh
darah dan juga memuat banyak ujung akhir saraf sensoris. Di dalam mulut
terdapat alat-alat yang membantu dalam proses pencernaan, yaitu:
bibir,gigi, lidah, dan kelenjar ludah (air liur). Dan di dalam ronggga mulut,
makanan menggalami pencerrnaan secara mekanik dan kimiawi.
1) Bibir
Disebelah luar mulut ditutupi oleh kulit dan di sebelah dalam ditutupi
oleh selaput lendir (mukosa). Otot orbikulanis oris menutupi bibir.
Levator anguli oris méngangkat dan depresor anguli oris menekan ujung
mulut.
2) Palatum
Terdiri atas 2 bagian yaitu;
a) Palatum Durum (palatum keras) yang tersusun atas tajuk-tajuk
palatum dan sebelah depan tulang maksilaris dan lebih ke belakang
terdiri dari 2 tulang palatum.
b) Palatum mole (palatum lunak) terletak dibelakang yang merupakan
lipatan menggantung yang dapat bergerak, terdiri atas jaringan
fibrosa dan selaput lendir.Gerakannya dikendalikan oleh ototnya
sendiri, di sebelah kanan dan kiri dan tiang fauses terdapat saluran
lendir menembus ke tonsil.
3) Pipi
Dilapisi dari dalam oleh mukosa yang mengandung papila, otot yang
terdapat pada pipi adalah otot buksinator.
4) Gigi
Gigi berfungsi untuk mengunyah makanan sehingga makanan menjadi
halus.
5) Lidah
Lidah terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lendir, kerja
otot lidah ini dapat digerakkan keseluruh arah.
Lidah dibagi atas 3 bagian yaitu :
Radiks lingua          : Pangkal lidah.
Dorsum lingua        : Punggung lidah.
Apeks lingua           : Ujung lidah.
Pada pangkal lidah yang belakang terdapat epiglotis yang berfungsi
untuk menutup jalan nafas pada waktu kita menelan makanan, supaya
makanan jangan masuk ke jalan nafas. Punggung lidah (dorsum lingua)
terdapat puting-puting pengecap atau ujung saraf pengecap.
Frenulum lingua merupakan selaput lendir yang terdapat pada bagian
bawah kira-kira ditengah-tengah jika lidah digerakkan ke atas nampak
selaput lendir.
Flika sublingual terdapat disebelah kiri dan kanan frenulum lingua di sini
terdapat pula lipatan selaput lendir.
Pada pertengahan flika sub lingua ini terdapat saluran dan glaudula
parotis, sub maksilaris dan glandula sub lingualis.
Otot lidah merupakan Otot-otot ekstrinsik lidah berasal dari rahang
bawah (M. Mandibularis, os Hioid dan prosesus steloid) menyebar ke
dalam lidah membentuk anyaman bengabung dengan otot intrinsik yang
terdapat pada lidah. M. Genioglossus merupakan otot lidah yang terkuat
berasal dari permukaan tengah bagian dalam yang menyebar sampai ke
radiks lingua.
Lidah berfungsi untuk mengaduk makanan di dalam rongga mulut dan
membantu mendorong makanan ( proses penelanan ). Selain itu lidah
juga berfungsi sebagai alat pengecag bp yang dapat merasakan manis,
asin, pahit, dan asam.
Gambar. Lidah

6) Kelenjar ludah
Kelenjar ludah merupakan; Kelenjar yang mempunyai duktus yang
bernama duktus wartoni dan duktus stensoni. Kelenjar ludah ini ada 2
yakni:
- Kelenjar ludah bawah rahang (kelenjar submaksilaris), yang terdapat
di bawah tulang rahang atas pada bagian tengah.
- Kelenjar ludah bawah lidah (kelenjar sublingualis) yang tendapat di
sebeiah depan di bawah lidah.
Di bawah kelenjar ludah bawah rahang dan kelenjar ludah bawah lidah
di antara lipatan bawah lidah bagian bawah dari lidah disebut korunkula
sub lingualis serta hasil sekresinya berupa kelenjar ludah (saliva).
Kelenjar ludah dalam rongga mulut ada 3 pasang, yaitu:
- Kelenjar parotis, terletak di bawah telinga
- Kelenjar submandibulavis, terletak di rahang bawah
- Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah.
Ludah berfungsi untuk memudahkan penelanan makanan. Selain itu,
lidah juga melindungi selaput mulut terhadap panas, dingin, asam, dan
basah. Didalam ludah terdapat enzim ptialin ( amilase ). Enzim ptialin
berfungsi mengubah makanan dalam mulut yang mengandung zat
karbohidrat ( amilum ) menjadi gula sederhana ( maltosa ). Maltosa
mudah di cerna oleh organ pencernaan selanjutnya. Enzim ptialin
beketja dengan baik pada PH antara 6, 8-7 dan suhu 37oC.
Gambar. Bagian Mulut dan Kelenjar Mulut

b. FARING
Merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan
kerongkongan (osofagus) di dalam lengkung faring terdapat tonsil
(amandel) yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung limfosit
dan merupakan pertahanan terhadap infeksi. Disini terletak persimpangan
antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya di belakang rongga mulut
dan rongga hidung, di depan ruas tulang belakang. Ke atas bagian depan
berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang
bernama koana.
Keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan
perantaraan lubang yang disebut ismus fausium.
Tekak terdiri dari; Bagian superior = bagian yang sama tinggi
dengan hidung, Bagian media = bagian yang sama tinggi dengan mulut
dan bagian inferior bagian yang sama tinggi dengan faring. Bagian superior
disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan
tekak dengan ruang gendang telinga. Bagian media disebut orofaring,
bagian ini berbatas ke depan sampai di akar lidah bagian superior
disebut faring, yaitu pangkal lidah yang menghubungkan tekak dengan
tcnggorokkan (trakea).
Menelan (Deglutisio) disaat Jalan udara dan jalan makanan pada
faring terjadi penyilangan. Jalan udara masuk ke bagian depan terus ke
leher bagian depan sedangkan jalan makanan masuk ke belakang dari jalan
nafas dan di depan dari ruas tulang belakang. Makanan
melewati epiglotis lateral melalui ressus piriformis masuk ke osofagus tanpa
membahayakan jalan udara. Gerakan menelan mencegah masuknya
makanan ke jalan udara, pada waktu yang sama jalan udara ditutup
sementara. Permulaan menelan, otot mulut dan lidah kontraksi secara
bersamaan.

Gambar. Faring dan Bagiannya

c. ESOFAGUS ( KERONGKONGAN )
Merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung,
panjangnya sekitar 25 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak di
bawah lambung. Lapisan dinding dari dalam ke luar; Lapisan selaput
lendir(mukosa), lapisan sub mukosa, lapisan otot melingkar sirkuler dan
lapisan otot memanjang longitudinal. Osofagus terletak di belakang trakea
dan di depan tulang punggung setelah melalui toraks menembus diafragma
masuk ke dalam abdomen menyambung dengan lambung. kerongkongan
berfungsi sebagai jalan makanan yang telah di kunyah menuju lambung,
jadi, pada kerongkongan tidak terjadi proses pencernaan.
Otot kerongkongan dapat berkontraksi secara bergelombang
sehingga dapat mendorong makanan masuk ke dalam lambung, gerak
kerongkongan ini di sebut gerak peristalis. Gerak peristalis merupakan
gerak kembang kempis kerongkongan untuk mendorong makanan ke
dalam lambung. Makanan di dalam kerongkongan hanya sekitar enam
detik. Bagian pangkal kerongkongan ( paring ) berotot lurik, artinya kita
menelan makanan jika telah di kunyah sesuai dengan kehendak kita. Akan
tetapi, sesudah proses penelanan sehingga mengeluarkan proses. Kerja
otot-otot organ pencernaan selanjutnya tidak menurut kehendak kita
( tidak di sadari ).

Gambar. Esofagus

d. LAMBUNG ( GASTER )
Lambung ( fentrikulus ) merupakan kantung besar yang terletak
disebelah kiri rongga perut. Lambung sering pula disebut perut besar atau
kantung nasi. Lambung terdiri dari 3 bagian yaitu bagian atas ( kardiak ),
bagian tengah yang membulat ( fundus ), dan bagian bawah ( pilorus ).
Kardiak berdekatan dengan hati dan berhubungan dengan kerongkongan.
Pilorus berhubungan langsung dengan usus dua belas jari. Di bagian ujung
kardiak dan pilorus terdapat klep ( sfigter ) yang mengatur masuk dan
keluarnya makanan ke dalam dari lambung.
Dinding lambung terdiri dari otot yang tersusun melingkar,
memanjang, dan menyerong. Otot-otot tersebut menyebabkan lambung
berkontraksi. Akibatnya kontraksi otot lambung, makanan teraduk dengan
baik sehingga akan bercampur merata dengan getah lambung. Hal ini
menyebabkan makanan didalam lambung berbentuk seperti bubur. Dinding
lambung mengandung sel-sel kelenjar yang berfungsi sebagai kelenjar
pencernaan yang menghasilkan getah lambung. Getah lambung
mengandung air lender  ( musin ), asam lambung, enzim renim, dan enzim
pepsinogen. Getah lambung bersifat asam karena banyak mengandung
asam lambung.
Asam lambung berfungsi membunuh kuman penyakit atau bakteri
yang masuk bersama makanan dan juga berfungsi untuk mengaktifkan
pepsinogen menjadi pepsin-pepsin yang berfungsi memecah protein
menjadi pepton dan proteosa-enzim renin berfungsi menggumpalkan
protein susu (kasein) yang terdapat dalam susu. Adanya enzim renin dan
enzim pepsin menunjukkan bahwa didalam lambung terjadi proses
pencernaan kimiawi- selain menghasilkan enzim pencernaaan, dinding
lambung juga menghasilkan hormon gastrin. Hormon gastrin berfungsi
untuk mengeluarkan (sekresi) getah lambung. Lambung dapat meregang
sampai dapat menyimpan 2 liter cairan, makanan umumnya dapat bertahan
3-4 jam didalam lambung. Dari lambung , makanan sedikit demi sedikit
keluar menuju usus 12 jari melalui sfingter pilorus.

Gambar. Lambung ( Gaster )


e. USUS HALUS ( INTESTINUM MINOR )
Intestinum minor adalah bagian dari Sistem Pencernaan Makanan
yang berpangkal pada pilorus dan berakhir pada seikum panjangnya sekitar
6 m, merupakan saluran paling panjang tempat proses pencernaan dan
absorpsi hasil pencernaan yang terdiri dari:
Lapisan usus halus,mukosa (sebelah dalam). Lapisan melingkar ( M.
sirkuler), lapisan otot memanjang (M. longitudinal) dan lapisan serosa
(sebelah luar).
Bagian –bagian usus halus yaitu  :
1) Duodenum.
Disebut juga usus 12 jari, panjangnya sekitar 25cm berbentuk sepatu
kuda melengkung kekiri, pada lengkungan ini terdapat pankreas. Dan
bagian kanan duodenum ini terdapat selaput lendir yang membukit
disebut Papila vateri. Pada papila vateri ini bermuara saluran empedu
(duktus koledokus) dan saluran pankreas (duktus wirsungi / duktus
pankreatikus).Empedu dibuat di hati, untuk dikeluarkan ke duodenum
melalui duktus koledokus yang fungsinyamengemulsikan lemak dengan
bantuan lipase. Empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung oleh
empedu dan di alirkan ke usus dua belas jari. Empedu mengandung
garam—garam empedu dan zat pewarna empedu (bilirubin). Garam
empedu berfungsi mengemulsikan lemak, zat warna empedu berwarna
kecoklatan, dan dihasilkan dengan cara perombakansel darah merah
yang sudah tua di hati.
Pankreas menghasilkan getah pangkreas yang mengandung enzim-
enzim sebagai berikut:
- Amilopsin (amilase pangkreas) yaitu enzim yang mengubah zat
tepung (amilum) menjadi gula yang lebih sederhana.
- Steapsin (lipase pangkreas) yaitu, enzim yang mengubah lemak
menjadi asam lemak dan gliserol.
- Tripsinogen yang belum aktif di aktifkan menjadi tripsin yaitu enzim
yang mengubah protein dan pepton menjadi dipeptida dan asam
amino yang siap diserap oleh usus halus.
Dinding duodenum mempunyai lapisan mukosa yang banyak
mengandung kelenjar, yang disebut kelenjar-kelenjar brunner, berfungsi
untuk memproduksi getah intestinum.
2) Yeyenum dan Ilieum
mempunyai panjang sekitar 6 m. Dua per lima bagian atas adalah
yayenum dengan panjang sekitar 2-3 m, dan ileum dengan panjang
sekitar 4-5 m. Lekukan yayenum dan ileum melekat pada dinding
abdomen posterior dengan perantaraan lipatan peritoneum yang
berbentuk kipas dikenal sebagai mesenterium.Akar mesenterium
memungkinkan keluar masuknya cabang-cabang arteri dan vena
mesentrika superior, pembuluh limfe dan saraf ke ruang antara 2 lapisan
peritoneum yang membentuk mesenterium. Sambungan antara yayenum
dan ileum tidak mempunyai batas yang tegas.Ujung bawah ileum
berhubungan dengan seikum dengan perantaraan lubang yang bernama
orifisium ileoselkalis. Orifisium ini diperkuat oleh spinter ileoselkalis dan
pada bagian ini terdapat katup valvula seikalis  atau valvula
baukini, berfungsi untuk mencegah cairan dalam kolom assendens tidak
masuk kembali kedalam ileum.
Dinding halus juga menghasilkan getah usuus halus yang mmengandung
enzim-enzim sebagai berikut.
- Maltosa, berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa.
- Laktase, berfungsi mengubah laktosa menjadi glukosa dan
galaktosa.
- Sukrase, berfungsi mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
- Tripsin, berfungsi mengubah pepton menjadi asam amino.
- Enterokenase, berfungsi mengaktifkan triosinogen (enzim yang
dihasilkan pangkreas) menjadi tripsin.
Di dalam usus halus terjadi proses pencernaan kimiawi dengan
melibatkan berbagai enzim pencernaan. Karbohidrat di cerna menjadi
glukosa, lemak di cerna menjadi asam lemak dan gliserol dan protein di
cerna menjadi asam amino. Jadi, pada usus dua belas jari, seluruh
proses pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein di selesaikan.
Selanjutnya,proses penyerapan (absorpsi) akan berlangsung di usus
kosong dan sebagian di usus penyerap karbohidrat setiap dalam bentuk
glukosa.
Lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol. Vitamin dan
mineral tidak mengalami pencernaan dan dapat di tarima langsung oleh
usus halus. Pada dinding usus penyerap terdapat jonjot-jonjot usus yang
disebut vili. Vili berfungsi untuk memperluas daerah penyerapan usus
halus sehingga sari-sari makanan dapat terserap lebih banyak dan cepat,
dinding vili banyak mengandung kapiler darahy atau pembuluh limfe.
(pembuluh getah bening usus). Agar dapat mencapai darah. Sari-sai
makanan harus menembus sel dinding usus halus yang selanjutnya
masuk pembuluh darah atau pembuluh limfe, Glukpsa, Asam amino,
Vitamin, dan Mineral setalah diserap oleh usus halus melalui kapiler
darah akan dibawah oleh darah melalui pembuluh vena porta hepar ke
hati. Selanjutnya, dari hati ke jantung kemudian di edarkan ke seluruh
tubuh.
Asam lemak dan gliserol bersama empedu membentuk suatu larutan
yang disebut misel. Pada saat bersentuhan dengan sel vili usus halus.
Gliserol dan asam lemak dan gliserol dibawah oleh pembuluh getah
bening usus (pembuluh kil), dan akhirnya masuk ke dalam peredaran
darah. Se4dangkan garam empedu yang telah masuk ke darah menuju
ke hati untuk dibudt empedu kembali. Vitamin yang larut dalam lemak
(Vitamin A,D,E dan K) diserap oleh usus halus diangkut melalui
pembuluh getah bening. Selanjutnya, vitamin-vitamin tersebut masuk
kesistem peredaran darah.
Umumnya makanan diserap saat mencapai akhir usus halus. Sisa
makanan yang tidak diserap, secara perlahan-lahan bergerak menuju
usus besar. Absorpsi makanan yang sudah dicernakan seluruhnya
berlangsung di dalam usus halus melalui 2 (dua) saluran yaitu pembuluh
kapiler dalam darah dan saluran limfe di sebelah dalam permukaan vili
usus.
Sebuàh vilus berisi lakteal, pembuluh darah epitelium dan jaringan otot
yang di ikat bersama oleh jaringan limfoid seluruhnya diliputi membran
dasar dan ditutupi oleh epitelium.Karena vili keluar dari dinding usus
maka bersentuhan dengan makanan cair dan lemak yang diabsorbsi ke
dalam lakteal kemudian berjalan melalui pembuluh limfe masuk ke
dalam pembuluh kapiler darah di vili dan oleh vena porta dibawa ke hati
untuk mengalami beberapa perubahan.
Sumber Hasil akhir
Organ absorpsi
makanan cernaan
Protein Asam amino Dari epithelium masuk ke
Lemak Gliserin dan asam pembuluh darah dan aliran
Karbohidrat lemak. darah.
Monosakharida: Dari epithelium vili masuk ke
 Glukosa lacteal dan aliran limfe.
 Leavulosa Dari epithelium vili dan dinding
 Galaktosa pembuluh darah masuk aliran
darah.

Fungsi usus halus, terdiri dari :


a) Menerima zat-zat rnakanan yang sudab dicerna untuk diserap
melalu i kapiler-kapiler darah dan saluran-saluran limfe.
b) Menyerap protein dalam bentuk asam amino.
c) Karbohidrat diserap dalam bentuk emulsi, lemak.
Gambar. Usus Halus

f. USUS BESAR ( INTESTINUM MAYOR )


Panjangnya ±. l½ m,lebarnya 5 - 6cm.Lapisan-lapisan usus besar
dari dalam ke luar,Selaput lender,Lapisan otot melingkar,Laplsan otot
memanjang,Jaringan ikat.
Fungsi usus besar, terdiri dari:
- Menyerap air dan makanan.
- Tempat tinggal baktert koli.
- Tempat feses.
Bagian dari usus besar yaitu kolon asenden, kolon tranversum, kolon
descenden, rectum dan sigmoid. Makanan yang tidak dicerna diusus halus,
misalnya selulosa bersama dengan lendir akan menuju keusus, besar
menjadi fases. Dalam usus besar juga terdapat bakteri escherichia coli.
Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa makanan. Bakteri
e.coli juga menghasilkan vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam
proses pembekuan darah.
Usus besar terdiri dari bagian yang naik, yaitu mulai dari usus buntu
(apendiks), bagian mendatar, bagian menurun, dan berakhir pada anus.
Didalam usus besar fases di dorong secara teratur dan lambat oleh gerakan
pristalsis menuju ke rektum (poros usus). Gerakan pristalsis dikendalikan
oleh otot polos (otot tak sadar). Pada saat buang air besar otot sfingeres
dianus di pengaruhi oleh otot lurik (otot sadar) jadi, proses defekasi (buang
air besar) dilakukan dengan adanya konstrasi otot dinding perut yang di
ikuti dengan mengendurnya otot sfingeter anus dan konstraksi kolon serta
rektum, akibatnya fares dapat terdorong keluar anus.

Gambar. Usus Besar

3. Proses Pencernaan Makanan Dalam Tubuh


Proses pencernaan pada tubuh manusia melalui beberapa tahapan yang
cukup panjang ,tahapan pertama adalah proses penghalusan makanan yang
terjadi pada saat mengunyah makanan didalam mulut, proses pelumatan
makanan dalam mulut dibantu oleh air liur.
Idealnya proses penghalusan makanan dalam mulut manusia dilakukan
sebanyak 32 kali kunyahan , karena hal itu nantinya akan mempermudah
kinerja pada proses selanjutnya di lambung. Makanan yang sudah halus trsebut
kemudian dihaluskan , kali ini tidak menggunakan bantuan air liur melainkan
enzim yang terdapat dalam lambung itu sendiri.
Pada proses pencernaan makanan yang terjadi di lambung inilah semua
sari makanan berupa vitamin,mineral,karbohidrat yang berperan sebagai
penyuplai tenaga pada tubuh manusia, serta beberapa sari makanan lain yang
terkandungdiserap oleh tubuh melalui dinding – dinding lambung. Setelah
makanan diproses melalui lambung , makanan yang diproses tersebut
kemudian menuju usus halus ( deudenum , yeyenum dan ileum ) disini
makanan dipilah mana yang masih memiliki zat yang berguna untuk tubuh dan
mana yang tidak. Setelah makanan diproses di dalam usus halus selanjutnya
makanan yang tidak mengandung zat berguna bagi tubuh menuju usus besar.
Usus besar merupakan terminal terakhir makanan tersebut berada dalam tubuh
sebelum kemudian dibuang dalam bentuk feses .
Selain prosesnya yang sangat panjang system pencernaan pada tubuh
manusia pun memiliki tugas yang cukup berat karena bagian tubuh manusia
yang tergabung dalam system pencernaan ditugaskan untuk mengubah
makanan menjadi zat yang berguna untuk tubuh, untuk itu selayaknya kita
menjaga semua asupan makanan dalam tubuh kita agar system pencernaan
kita pun terjaga.

4. Gangguan-Gangguan pada Sistem Pencernaan


Gangguan pada sistem pencernaan makanan dapat disebabkan oleh pola
makan yang salah, infeksi bakteri, dan kelainan alat pencernaan. Diantaranya
sebagai berikut :
a. Parotitis
Penyakit gondong yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus yang
menyerang kelenjar air ludah di bagian bawah telinga, akibatnya kelenjar
ludah menjadi bengkak atau membesar.
b. Xerostomia
Xerostomia adalah istilah bagi penyakit pada rongga mulut yang
ditandai dengan rendahnya produksi air ludah. Kondisi mulut yang kering
membuat makanan kurang tercerna dengan baik.
c. Tukak Lambung
Tukak lambung terjadi karena adanya luka pada dinding lambung
bagian dalam. Maka secara teratur sangat dianjurkan untuk mengurangi
resiko timbulnya tukak lambung.
d. Appendiksitis
Appendiksitis atau infeksi usus buntu, dapat merembet ke usus
besar dan menyebabkan radang selaput rongga perut.
e. Diare
Diare adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri maupun
protozoa pada usus besar. Karena infeksi tersebut, proses penyerapan air
di usus besar terganggu, akibatnya feses menjadi encer.
f. Konstipasi
Konstipasi atau sembelit terjadi akibat penyerapan air yang
berlebihan pada sisa makanan di dalam usus besar. Akibatnya, feses
menjadi sangat padat dan keras sehingga sulit dikeluarkan. Untuk
mencegah sembelit dianjurkan untuk buang air besar teratur tiap hari dan
banyak makan sayuran atau buah-buahan.

C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN GASTRITIS


1. Definisi
Gastritis adala suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut,
kronik difus atau lokal dengan karakteristik anoreksia, rasa penuh, tidak enak
pada epigastrium, mual dan muntah. (Suratun SKM, 2010)
Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung, sering akibat diet yang
sembarangan. Biasanya individu ini makan terlalu banyak atau terlalu cepat
atau makan-makanan yang terlalu berbumbu atau mengandung
mikroorganisme penyebab penyakit. ( Smelzer2002)
Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung yang dapat bersifat
akut kronik, difus atau lokal (Soepaman, 1998).
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Arif Mansjoer, 1999).
Gastritis adalah radang mukosa lambung (Sjamsuhidajat, R, 1998).
Gastritis merupakn peradangan mukosa lambung yang bersifat akut,
kronis, difusi atau local. (patofisologi : 378 )
Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung, seiring terjadi akibat diid
sembrono, makan terlalu banyak atau terlalu cepat atau makan makanan yang
terlalu berbumbu atau yang mengandung mikroorgnisme penyebab penyakit,
disamping itu penyebab lain meliputi alcohol, aspirasi, refluks empedu, terapi
radiasi ( KMB& vol 2 :1062 )

2. Etiologi
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya
sebagai berikut :
a. Gastritis Akut
Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin
(aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa
lambung).
Bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid dan
digitalis.
b. Gastritis Kronik
Penyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui.
Gastritis ini merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga pada
peminum alkohol, dan merokok.

3. Pataofisiologi
a. Gastritis Akut
Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut,seperti beberapa
jenis obat,alkohol,bakteri,virus,jamur,stres akut,radiasi,alergi atau
intoksikasi dari bahan makanan dan minuman garam empedu,iskemia,dan
trauma langsung.
1) Obat-obatan,seperti obat -inflamasi nonsteroid/OAINS (Indometasin,
Ibuprotein dan Asam Salisilat),sulfonamide,streoid,kokain,agen
kemoterapi (Mitomisin,5 fluoro-2-deoxyuridine),salisilat,dan digitalis
bersifat mengiritasi mukosa lambung (gelfand,1999)
2) Minuman beralkohol:seperti whisky,vodka,dan gin
3) Infeksi bakteri: seperti H.pylori (paling sering), H.heimanii , streptococci,
staphylococci, proteus spesicies, clostridium species, E.coli, Tuberculosis,
dan secondary syphflis
4) Infeksi virus oleh sitomegalovirus(giannakis,2008)
5) Infeksi jamur,seperti candidiasis,Histoplasmosis,dan phycomycosis
6) Stres fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma,
pembedahan, gagal napas, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat,
dan refluks usus-lambung.
7) Makanan dan minuman yang bersifat iritan.Makanan berbumbu dan
minuman dengan kandungan kafein dan alkohol merupakan agen-agen
penyebab iritasi mukosa lambung.
8) Garam empedu,terjadi pada kondisi refluks garam empedu(komponen
penting alkali untuk aktivasi enzim-enzim gastrointestinal)dari usus kecil
kemukosa lambung sehingga menimbulakan respons peradangan
mukosa.
9) Iskemia,hal ini berhubungan dengan akibat penurunan aliran darah
kelambung.
10)Trauma langsung lambung,berhubungan dengan keseimbangan antara
agresi dan mekanisme pertahanan untuk menjaga integritas
mukosa,yang dapat menimbulkan respons peradangan pada mukosa
lambung

Secara patofisiologi,ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan


kerusakan mukosa lambung,meliputi:(1) kerusakan mukosa barrier,yang
menyebabkan difusi balik ion H+ meningkat(2) perfusi mukosa lambung
yang terganggu :dan (3) jumlah asam lambung yang tinggi
Faktor-faktor tersebut biasanya tidak berdiri sendiri,contohnya,stres
fisik akan menyebabkan perfusi mukosa lambung terganggu sehingga
timbul daerah-daerah infark-kecil:tidak terganggu.Hal tersebut yang
membedakannya dengan gastritis erosif karena bahan kimia atau obat.Pada
gastritis refluks,gastritis karena bahan kima dan obat menyebabkan
mucosal barier rusak sehingga difusi balik ion H+ meninggi.Suasana asam
yang terdapat pada lumen lambung akan mempercepat kerusakan mucosal
barrier oleh cairan usus (lewis,1000)
Pada kondisi dimana pasien mengonsumsi alkohol bersamaan
dengan aspirin,efeknya akan lebih merusak dibandingkan dengan efek
masing-masing agen tersebut secara terpisah.Gastritis erosif  hemoragik
difus biasanya terjadi pada peminum alkohol berat dan pengguna
aspirin,kondisi tersebut dapat menyebabkan perlunya dilakukan reseksi
lambung.Penyakit yang serius ini akan dianggap sebagai ulkus akibat
stres,karena keduanya memiliki banyak persamaan.(Lewis,2000)
Gastritis erosif akut (disebut juga gastritis reaktif) dapat terjadi
karena pajanan beberapa faktor atau agen termasuk OAINS,kokain,refluks
garam empedu,iskemia,radiasi yang mengakibatkan kondisi
hemoragi,erosi,dan ulkus.Akibat pengaruh gravitasi,agen ini akan berada
pada bagian distal atau yang terdekat dengan area akumulasi
gen.Mekanisme utama dari injuri adalah  penurunan sistesis prostaglandin
yang  bertanggung jawab memproteksi mukosa dari pengaruh asam
lambung.Pengaruh pada kondisi lama akan menyebabkan terjadinya
fibrosis dan striktur pada bagian distal(wehbi,2009).
Infeksi bakteri merupakan penyebab lain yang dapat meningkat
peradangan pada mukosa lambung.Helicobacter pylory merupakan bakteri
utama yang  paling sering menyebabkan terjadinya gastritis akut.Prevalensi
terjadinya infeksi oleh H.pylori pada individu tergantung dari faktor
usia,sosioekonomi,dan ras.Pada beberapa studi di Amerika
serikat,didapatkan infeksi H.pylori pada anak-anak sebesar 20%,pada usia
40 tahunan sebesar 50%,dan pada usia lanjut sebesar 60%
(harriss,2007).Hal ini menggambarkan bahwa semakin meningkatnya
usia,maka akan semakin meningkat pula rasio mengalami infeksi
H.pylori.Proses bagaimana bakteri ini melakukan transmisi pada manusia
masih belum diketahui secara pasti,tetapi pada beberapa studi dipercaya
bahwa transimisi bakteri antara individu satu ke individu lain dapat terjadi
melalui rute oral-fekal,selain itu,dapat juga karena mengkonsumsi air atau
makanan yang terkontaminasi.Kondisi ini sering terjadi pada pasien dengan
golongan ekonomi rendah,akibat buruknya sanitasi dan buruknya status
higiene nutrisi(weck,2009)
Gastritis akut akibat infeksi H.pylori biasanya bersifat
asimtomatik.Bakteri yang masuk akan memproteksi dirinya dengan lapisan
mukus.Proteksi lapisan ini akan menutupi mukosa lambung dan melindungi
dari asam lambung.Penetrasi atau daya tembus bakteri kelapisan mukosa
menyebabkan tejadinya kontak dengan sel-sel epitelial lambung dan terjadi
adhesi (perlengketan) sehingga menghasilkan respons peradangan –
melalui pengaktifan enzim untuk mengaktifkan IL-8.Hal tersebut
menyebabkan fungsi barier lambung terganggu dan terjadilah gastritis
akut(santacroce,2008)
Gastritis pada tuberkulosa berubungan dengan adanya penurunan
fungsi imun dan akibat umum dari gangguan sistem pernapasan.Infeksi
virus dari sitomegalovirus dan infeksi jamur terjadi pada beberapa pasien
dengan penurunan imunitas seperti kanker pascatransplantasi organ,dan
AIDS.Kondisi-kondisi tersebut meningkatkan resiko terjadinya gastritis
kronis.
Kondisi tersebut akan menimbulkan terjadinya respons peradangan
lokal,dimana mukosa memerah,edematosa dan ditutupi oleh mukus yang
melekat,erosi kecil,serta perdarahan (sering timbul).Derajat peradangan
sangat bervariasi dan menimbulkan berbagai masalah keperawatan pada
pasien
b. Gastritis Kronis
Helicobacter pylori merupakan bakteri gram negatif. Organisme ini
menyerang sel permukaan gaster, memperberat timbulnya desquamasi sel
dan muncullah respon radang kronis pada gaster yaitu: destruksi kelenjar
dan metaplasia. Metaplasia adalah salah satu mekanisme pertahanan tubuh
terhadap iritasi, yaitu dengan mengganti sel mukosa gaster, misalnya
dengan sel desquamosa yang lebih kuat. Karena sel desquamosa lebih kuat
maka elastisitasnya juga berkurang. Pada saat mencerna makanan,
lambung melakukan gerakan peristaltik tetapi karena sel penggantinya
tidak elastis maka akan timbul kekakuan yang pada akhirnya menimbulkan
rasa nyeri. Metaplasia ini juga menyebabkan hilangnya sel mukosa pada
lapisan lambung, sehingga akan menyebabkan kerusakan pembuluh darah
lapisan mukosa. Kerusakan pembuluh darah ini akan menimbulkan
perdarahan (Price, Sylvia dan Wilson, Lorraine, 1999: 162).

4. Pathway
5. Klasifikasi
Gastritis dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Gastritis akut
Salah satu bentuk gastritis akut yang sering dijumpai di klinik ialah
gastritis akut erosif. Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan mukosa
lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosif. Disebut erosif
apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam daripada mukosa
muskularis.
b. Gastritis kronis
Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa
lambung yang menahun (Soeparman, 1999, hal: 101). Gastritis kronis
adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang
berkepanjangan yang disebabkan baik oleh ulkus lambung jinak maupun
ganas atau oleh bakteri helicobacter pylori (Brunner dan Suddart, 2000,
hal: 188).
Gastritis kronis dibagi dalam tipe A dan B. Gastritis tipe A mampu
menghasilkan imun sendiri, tipe ini dikaitkan dengan atropi dari kelenjar
lambung dan penurunan mucosa. Penurunan pada sekresi gastrik
mempengaruhi produksi antibodi. Anemia Pernisiosa berkembang dengan
proses ini. Sedangkan Gastritis tipe B lebih lazim, tipe ini dikaitkan dengan
infeksi bakteri Helicobacter Pylori, yang menimbulkan ulkus pada dinding
lambung.

6. Manifestasi Klinis
a. Gastritis akut
Rasa nyeri pada epigastrium yang mungkin ditambah mual. Nyeri
dapat timbul kembali bila perut kosong. Saat nyeri penderita berkeringat,
gelisah, sakit perut dan mungkin disertai peningkatan suhu tubuh,
tachicardi, sianosis, persaan seperti terbakar pada epigastrium, kejng-kejng
dan lemah.
b. Gastritis kronis

Tanda dan gejala hanpir sam dengan gastrritis akut, hanya disertai
dengan penurunan berat badan, nyeri dada, enemia nyeri, seperti ulkus
peptikum dan dapat terjdi aklohidrasi, kadar gastrium serum tinggi.

7. Komplikasi
Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut, yaitu perdarahan saluran
cerna bagian atas (SCBA) berupa hemotemesis dan melena, berakhir dengan
syock hemoragik, terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat dan jarang terjadi
perforasi. Gangguan cairan ketika terjadi muntah hebat.
Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan
vitamin B 12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia
pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum
pylorus. Ulkus peptikum juga keganasan lambung.

8. Prognosis
- Gastritis akut umumnya sembuh dalam waktu beberapa hari.
- Insidensi ulkus lambung dan kanker lambung meningkat pada gastritis kronis
tipe A.
- Gastritis dapat menimbulkan komplikasi pedarahan saluran cerna dan gejala
klinis yang berulang.

9. Pemeriksaan Penunjang
- Endoskopi : akan tampak erosi multi yang sebagian biasanya berdarah dan
letaknyatersebar.
- Pemeriksaan Hispatologi : akan tampak kerusakan mukosa karena erosi tidak
pernahmelewati mukosa muskularis.
- Biopsi mukosa lambung
- Analisa cairan lambung :untuk mengetahui tingkat sekresi HCL, sekresi HCL
menurun pada kliendengan gastritis kronik.
- Pemeriksaan barium
- Radiologi abdomen
- Kadar Hb, Ht, Pepsinogen darah
- Feces bila melena
- EGD (Esofagogastriduodenoskopi) = tes diagnostik kunci untukperdarahan
GI atas, dilakukan untuk melihat sisi perdarahan / derajat ulkus jaringan /
cedera.
- Minum barium dengan foto rontgen = dilakukan untuk membedakan
diganosa penyebab / sisi lesi..
- Angiografi = vaskularisasi GI dapat dilihat bila endoskopi tidak dapat
disimpulkan atau tidak dapat dilakukan. Menunjukkan sirkulasi kolatera dan
kemungkinan isi perdarahan.
- Amilase serum = meningkat dengan ulkus duodenal, kadar rendah diduga
gastritis (Doengoes, 1999, hal: 456)

10. Penatalaksanaan
Secara umum adalah menghilangkan faktor utama yaitu etiologinya, diet
lambung dengan porsi kecil dan sering, serta Obat-obatan.
Secara spesifik dibedakan :
Gastritis Akut :
- Pantang minum alkohol dan makan sampai gejala-gejala menghilang; ubah
menjadi diet yang tidak mengiritasi.
- Jika gejala-gejala menetap, mungkin diperlukan cairan IV.
- Jika terdapat perdarahan, penatalaksanaannya serupa dengan hemoragie
yang terjadi pada saluran gastrointestinal bagian atas.
- Pembedahan darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat gangren atau
perforasi.
- Jika gastritis terjadi akibat menelan asam kuat atau alkali, encerkan dan
netralkan asam dengan antasida umum
- Jika gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah jeruk yang
encer atau cuka yang di encerkan.
- Jika korosi parah, hindari emetik dan bilas lambung karena bahaya perforasi.
Gastritis Kronis :
- Modifikasi diet, reduksi stress, dan farmakoterapi.
- H. phylory mungkin diatasi dengan antibiotik (mis; tetrasiklin atau
amoxicillin) dan garam bismuth (pepto bismol)

11. Pengkajian
a. Biodata
Pada biodata diperoleh data tentang nama, umur, jenis kelamin, tempat
tinggal, pekerjaan, pendidikan dan status perkawinan.
b. Keluhan utama
Selama mengumpulkan riwayat, perawat menanyakan tentang tanda dan
gejala pada pasien. Kaji apakah pasien mengalami nyeri ulu hati, tidak
dapat makan, mual, muntah?
c. Riwayat penyakit sekarang
Kaji apakah gejala terjadi pada waktu kapan saja, sebelum atau sesudah
makan, setelah mencerna makanan pedas atau pengiritasi, atau setelah
mencerna obat tertentu atau alkohol?
d. Riwayat penyakit dahulu
Kaji apakah gejala berhubungan dengan ansietas, stress, alergi, makan
atau minum terlalu banyak, atau makan terlalu cepat? Kaji adakah riwayat
penyakit lambung sebelumnya atau pembedahan lambung?
e. iwayat kesehatan keluarga
Kaji riwayat keluarga yang mengkonsumsi alkohol, mengidap gastritis,
kelebihan diet atau diet sembarang.
f. Riwayat diet ditambah jenis diet yang baru dimakan selama 72 jam, akan
membantu
g. Aktivitas / Istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan
Tanda : takikardia, takipnea / hiperventilasi (respons terhadap aktivitas)
h. Sirkulasi
Gejala :
- hipotensi (termasuk postural)
- takikardia, disritmia (hipovolemia / hipoksemia)
- kelemahan / nadi perifer lemah
- pengisian kapiler lambar / perlahan (vasokonstriksi)
- warna kulit : pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan
darah)
- kelemahan kulit / membran mukosa = berkeringat (menunjukkan
status syok, nyeri akut, respons psikologik)
i. Integritas ego
Gejala : faktor stress akut atau kronis (keuangan, hubungan kerja),
perasaan tak berdaya.
Tanda : tanda ansietas, misal : gelisah, pucat, berkeringat, perhatian
menyempit, gemetar, suara gemetar.
j. Eliminasi
Gejala : riwayat perawatan di rumah sakit sebelumnya karena perdarahan
gastro interitis (GI) atau masalah yang berhubungan dengan GI, misal: luka
peptik / gaster, gastritis, bedah gaster, iradiasi area gaster. Perubahan pola
defekasi / karakteristik feses.
Tanda : nyeri tekan abdomen, distensi
Bunyi usus : sering hiperaktif selama perdarahan, hipoaktif setelah
perdarahan. Karakteristik feses : diare, darah warna gelap, kecoklatan atau
kadang-kadang merah cerah, berbusa, bau busuk (steatorea). Konstipasi
dapat terjadi (perubahan diet, penggunaan antasida).
Haluaran urine : menurun, pekat.
k. Makanan / Cairan
Gejala : Anoreksia, mual, muntah (muntah yang memanjang diduga
obstruksi pilorik bagian luar sehubungan dengan luka duodenal).
Masalah menelan : cegukan
Nyeri ulu hati, sendawa bau asam, mual / muntah
Tanda : muntah : warna kopi gelap atau merah cerah, dengan atau tanpa
bekuan darah.
Membran mukosa kering, penurunan produksi mukosa, turgor kulit buruk
(perdarahan kronis).
l. Neurosensi
Gejala : rasa berdenyut, pusing / sakit kepala karena sinar, kelemahan.
Status mental : tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dari agak
cenderung tidur, disorientasi / bingung, sampai pingsan dan koma
(tergantung pada volume sirkulasi / oksigenasi).
m. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar, perih,
nyeri hebat tiba-tiba dapat disertai perforasi. Rasa ketidaknyamanan /
distres samar-samar setelah makan banyak dan hilang dengan makan
(gastritis akut). Nyeri epigastrum kiri sampai tengah / atau menyebar ke
punggung terjadi 1-2 jam setelah makan dan hilang dengan antasida (ulus
gaster). Nyeri epigastrum kiri sampai / atau menyebar ke punggung terjadi
kurang lebih 4 jam setelah makan bila lambung kosong dan hilang dengan
makanan atau antasida (ulkus duodenal). Tak ada nyeri (varises esofegeal
atau gastritis).
Faktor pencetus : makanan, rokok, alkohol, penggunaan obat-obatan
tertentu (salisilat, reserpin, antibiotik, ibuprofen), stresor psikologis.
Tanda : wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit, pucat,
berkeringat, perhatian menyempit.
n. Keamanan
Gejala : alergi terhadap obat / sensitif misal : ASA
Tanda : peningkatan suhu, Spider angioma, eritema palmar (menunjukkan
sirosis / hipertensi portal)
o. Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : adanya penggunaan obat resep / dijual bebas yang mengandung
ASA, alkohol, steroid. NSAID menyebabkan perdarahan GI. Keluhan saat ini
dapat diterima karena (misal : anemia) atau diagnosa yang tak
berhubungan (misal : trauma kepala), flu usus, atau episode muntah berat.
Masalah kesehatan yang lama misal : sirosis, alkoholisme, hepatitis,
gangguan makan (Doengoes, 1999, hal: 455).

12. Diagnosa
a. Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake nutrien yang tidak adekuat yang ditandai dengan klien
mengeluh tidak mau makan
b. Kekurangan Volume cairan berhubungan dengan intake cairan yang tidak
adekuat dan kehilangan cairan yang berlebihan karena muntah
c. Nyeri akut berhubungan dengan iritasi mukosa lambung yang ditandai
dengan klien mengeluh nyeri dan terlihat meringis menahan nyeri
d. Keterbatasan aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
e. Kurang pengetahuan b.d ketidakadekuatan informasi pelaksanaan diet dan
faktor pencetus iritan pada mukosa lambung
f. Ansietas berhubungan dengan pengobatan yang ditandai dengan klien
tampak gelisah

13. Intervensi
a. Nyeri akut berhubungan dengan iritasi mukosa lambung yang ditandai
dengan klien mengeluh nyeri dan terlihat meringis menahan nyeri
Tujuan : Nyeri berkurang atau terkontrol.
Intervensi :
1) Catat keluhan nyeri, termasuk lokasi, lamanya, intensitas (skala 0-10).
R/ Nyeri tidak selalu ada, tetapi bila ada harus dibandingkan dengan
gejala nyeri pasien sebelumnya.
2) Kaji ulang faktor yang meningkatkan atau yang menurunkan nyeri.
R/ Membantu dalam membuat diagnosa dan kebutuhan terapi.
3) Berikan makanan sedikit tapi sering sesuai indikasi.
R/ Makanan mempunyai efek penetralisis asam, juga menghancurkan
kandungan gaster. Makan sedikit mencegah distensi dan haluaran
gastrin.
4) Identifikasi dan batasi makanan yang dapat menimbulkan iritasi
lambung.
R/ Makanan tersebut dapat meningkatkan iritasi lambung sehingga
nyeri meningkat.
5) Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi, mis: analgesik dan antasida.
R/ Analgesik dapat menghilangkan nyeri dan antasida dapat
menurunkan keasaman gaster dengan absorpsi atau netralisis zat
kimia.
b. Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake nutrien yang tidak adekuat yang ditandai dengan klien
mengeluh tidak mau makan
Tujuan : Menghindari makanan pengiritasi atau minuman yang engandung
kafein dan alkohol.
Intervensi :
1) Catat masukan nutrisi.
R/ Mengidentifikasi kebutuhan diet.
2) Berikan perawatan oral teratur.
R/ Mencegah ketidaknyamanan karena mulut kering dan berbau.
3) Auskultasi bunyi usus dan catat pasase flatus.
R/ Peristaltik kembali normal menunjukkan kesiapan untuk memulai
makanan yang lain.
4) Catat berat badan saat masuk dan bandingkan dengan saat berikutnya.
R/ Memberikan informasi tentang keadekuatan masukan diet atau
penentuan kebutuhan nutrisi.
5) Kolaborasi pemberian protein sesuai indikasi.
R/ Protein tambahan dapat membantu perbaikan dan penyembuhan.
c. Kekurangan Volume cairan berhubungan dengan intake cairan yang tidak
adekuat dan kehilangan cairan yang berlebihan karena muntah
Tujuan : Mempertahankan volume cairan adekuat dibuktikan oleh membran
mukosa lembab, turgor kulit baik.
Intervensi :
1) Awasi masukan dan haluaran, karakter dan frekuensi muntah.
R/ Memberikan informasi tentang keseimbangan cairan.
2) Kaji tanda-tanda vital.
R/ Menunjukkan kehilangan cairan berlebihan atau dehidrasi.
3) Ukur berat badan tiap hari.
R/ Indikator cairan status nutrisi.
4) Kolaborasi pemberian antiemetik pada keadaan akut.
R/ Mengontrol mual dan muntah pada keadaan akut..
d. Keterbatasan aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
Tujuan :Keterbatasan aktifitas teratasi. 
Intervensi :
1) Tingkatkan tirah baring atau duduk,
2) berikan lingkungan yang tenang dan nyaman,
3) batasi pengunjung,
4) dorong penggunaan tekhnik relaksasi,
5) kaji nyeri tekan pada gaster,
6) berikan obat sesuai dengan indikasi.
e. Kurang pengetahuan b.d ketidakadekuatan informasi pelaksanaan diet dan
faktor pencetus iritan pada mukosa lambung
Tujuan :Dalam waktu 1x24 jam pasien mampu melaksanakan apa yang
telah diinformasikan.
1) Kaji kemampuan pasien untuk mengikuti pembelajaran (tingkat
kecemasan,kelemahan umun,pengetahuan pasien sebelumnya,dan
suasana yang tepat)
R/ Keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh kesiapan
fisik,dan lingkungan yang kondusif
2) Jelaskan tentang proses terjadinya gastritis akut sampai menimbulkan
keluhan pada pasien
R/ Pengetahuan pasien tentang gastritis dievaluasi sehingga rencana
penyuluhan dapat bersifat individual.Diet diberikan dan disesuaikan
dengan jumlah kebutuhan kalori harian,makanan yang disukai serta
pola makan
3) Bantu pasien mengidentifikasi agen iritan
R/ Meningkatkan partisipasi pasien dalam program pengobatan dan
mencegah klien untuk kontak kembali dengan agen iritan lambung.
4) Hindari dan beri daftar agen-agen iritan yang menjadi predisposisi
timbulnya keluhan
R/Pasien diberi daftar agen-agen iritan untuk dihindari
(misal:kafein,nikotin,bumbu pedas,pengiritasi atau makanan sangat
merangsang,dan alkohol
5) Tekankan pentingnya mempertahankan intake nutrisi yang
mengandung protein dan kalori yang tinggi,serta intake cairan yang
cukup setiap hari
R/ Diet TKTP dan cairan yang adekuat memenuhi peningkatan
kebutuhan metabolik tubuh.Pendidikan kesehatan tentang hal tersebut
meningkatan kemandirian pasien dalam perawatan penyakitnya.
f. Ansietas berhubungan dengan pengobatan yang ditandai dengan klien
tampak gelisah
1) Tujuan : Ansietas teratasi/berkurang.
Intervensi :
1) Catat petunjuk perilaku, mis: gelisah, peka rangsang.
R/ Indikator derajat ansietas.
2) Motivasi menyatakan pernyataan, berikan umpan balik.
R/ Membuat hubungan terapeutik, membantu pasien/orang terdekat
dalam mengidentifikasi masalah yang menyebabkan stress.
3) Akui bahwa ansietas dan masalah mirip dengan yang ipersepsikan
orang lain.
R/ Validasi bahwa perasaan normal dapat membantu menurunkan
stress.
4) Bantu pasien untuk mengidentifikasi perilaku koping yang digunakan
pada masa lalu.
R/ Perilaku yang berhasil dapat diikutkan pada penerimaan masalah
saat ini, meningkatkan rasa kontrol dingin pasien.
5) Bantu pasien belajar mekanisme koping yang efektif.
R/ Belajar cara memecahkan masalah dapat membantu dalam
menurunkan stress dan ansietas.

14. Evaluasi
a. Nyeri epigastrium berkurang atau teradaptasi
b. Asupan nutrisi terpenuhi
c. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit tidak terjadi
d. Aktivitas telah kembali normal
e. Informasi terpenuhi
f. Tingkat kecemasan berkurang

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA


(STIKes PERTAMEDIKA)

Jl. Bintaro Raya No. 10, Tanah Kusir – Kebayoran Lama Utara – Jakarta Selatan 12240
Telp. (021) 7234122, 7207184, Fax. (021) 7234126
Website : www.stikes-pertamedika.ac.id
Email : stikes pertamedika@gmail.com

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN GERONTIK

Nama Mahasiswa : Ahmad Mukdi Misbahaludin


NIM : 21221187
Tanggal Pengkajian : 21 April 2022
Ruangan : Rumah
Diagnosa Medis : Gastritis

I. Identitas
A. Nama : Ny. R
B. Umur : 63 Tahun
C. Alamat : Kp. Parigi Desa Karangnunggal Kec Citinten
D. Pendidikan : SD
E. Tanggal masuk panti: -
F. Jenis Kelamin : Perempuan
G. Suku : Sunda
H. Agama : Islam
I. Status perkawinan : Menikah

II. Status kesehatan saat ini


Saat pengkajian tanggal 21 April 2022, Ny. R mengatakan sering nyeri ulu ati
Yeng di sertai mules, lemas, pusing, mual muntah, dan perut terasa panas, sakti yang di
derita seperti di tusuk tusuk, pasien juga mengeluhkan lambungnya terasa lebih sakit
ketika makan dan minum

III. Riwayat kesehatan masa lalu


Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah menderita penyakit tertentu ataupun
minum obat tertentu, Klien sering mengalami keluhan seperti sekarang ini sudah
kurang lebih 3 tahun terakhir

IV. Riwayat kesehatan keluarga


Pada keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit seperti ini ataupun penyakit
tertentu seperti DM, Hipertensi, jantung ginjal, HIV atau yg lainya

V. Pengkajian persistem ( jelaskan kondisi klien lanjut usia sesuai system di bawah
meliputi pernyataan, hasil pemeriksaan fisik dan penunjang lainnya )
a. Keadaan umum
1) Tingkat Kesadaran : Composmentis
2) GCS : E = 4, M = 6, V = 5 Jml = 15
3) TTV : TD. 130/90 MmHg, N. 68 x/m, S.36,5oc, R.21 x/m
4) BB/TB : 53 kg / 151 cm
5) Bagaimana postur tulang belakang Lansia :
 Tegap
 Bungkuk
 Kifosis
 Skoliosis
 Lordosis
6) Keluhan : Tidak ada

b. Indeks Massa Tubuh


1) BMI : BB(kg) = 53 = 53 = 23,24
(TB(m) x TB(m)) 1,51 x 1,51 m 2,28

Klasifikasi nilai :
a) Kurang : < 18.5
b) Normal : 18.5 – 24.9
c) Berlebih : 25 – 29.9
d) Obesitas : > 30

c. Head to Toe
1) Kepala :
a) Kebersihan : bersih
b) Kerontokan rambut : tidak
c) Keluhan : tidak
d) Jika ya, jelaskan :-

2) Mata
a) Konjungtiva : tidak anemis
b) Sklera : tidak ikterik
c) Stabismus : tidak
d) Penglihatan : baik
e) Peradangan : tidak
f) Katarak : ya/tidak
g) Penggunaan kacamata : ya/tidak
h) Keluhan : tidak
i) Jika ya , jelaskan : -
3) Hidung
a) Bentuk hidung : simetris
b) Peradangan : tidak
c) Penciuman : tidak ada gangguan
d) Keluhan : tidak
e) Jika ya , jelaskan : -

4) Mulut, Tenggorokan
a) Kebersihan : baik
b) Mukosa : lembab
c) Peradangan : tidak
d) Gigi : tidak ada karies, ompong ya
e) Radang gusi : tidak
f) Kesulitan mengunyah : tidak
g) Keluhan lain : tidak
h) Jika ya , jelaskan : -

5) Telinga
a) Kebersihan : bersih
b) Peradangan : tidak
c) Pendengaran: tidak ada gangguan
d) Jika ya , jelaskan : -

6) Leher
a) Pembesaran kelenjar tyroid : tidak
b) JVD(Jugularis Vena Distensi) : tidak
c) Kaku kuduk : tidak
d) Keluhan : tidak
e) Jika ya , jelaskan : -

7) Dada
a) Bentuk dada : normal chest
b) Payudara : tidak ada kelainan
c) Retraksi dinding dada : tidak
d) Suara nafas : vesikuler
e) Wheezing : tidak
f) Ronchi : tidak
g) Suara jantung tambahan : tidak ada
h) Keluhan : tidak ada
i) Jika ya , jelaskan : -

8) Abdomen
a) Bentuk : Flat
b) Nyeri takan : tidak
c) Kembung : ya kadang-kadang
d) Supel : ya
e) Bising Usus : ada, frekuensi : 6 x/menit
f) Massa : tidak
g) Keluhan : ya
h) Jika ya , jelaskan : Nyeri tekan di ulu hati

9) Genetalia
a) Kebersihan : baik
b) Frekuensi BAK : 3-4 x/hari
c) Frekuensi BAB : 1 hari sekali
d) Haemoroid : tidak
e) Hernia : tidak
f) Keluhan : tidak ada
g) Jika ya , jelaskan : -
10) Ekstremitas
a) Kekuatan otot (skala 1-5 ) : 5 5
Ket : 5 5
1 = Lumpuh
2 = Ada Kontraksi
3 = Melawan gravitasi dengan sokongan
4 = Melawan gravitasi tetapi tidak ada tahanan
5 = Melawan gravitasi dengan tahanan sedikit
6 = Melawan gravitasi dengan kekuatan penuh

b) Rentang gerak : maksimal


c) Deformitas : tidak
d) Tremor : tidak
e) Edema : tidak
f) Penggunaan alat bantu : tidak , jenis -
g) Nyeri persendian : tidak
h) Paralysis : tidak
i) CRT : Kurang dari 3 Detik
j) Keluhan : tidak
k) Jika ya , jelaskan : -

11) Integumen
a) Kebersihan : baik
b) Warna : Normal. Tidak pucat
c) Kelembapan : lembab
d) Lesi/Luka : tidak
e) Perubahan tekstur : ya
f) Gangguan pada kulit : tidak
g) Keluhan : tidak ada
h) Jika ya , jelaskan : -
Gambar kondisi luka ;

12) Pemeriksaan penunjang ( jika dilakukan )


a) GDS :-
b) Asam Urat : -
c) Kolestrol :-
VI. Pola aktifitas sehari – hari
Lansia Ny. R mengatakan sudah biasa melakukan aktivitas sehari-hari seperti
mengurus rumah, memasak, membersihkan area sekitar rumah, pergi ke kebun
dan klien juga taat melaksanakan beribadah

VII. Pengkajian psikososial dan spiritual


a. Psikososial ( kemampuan sosialisasi klien saat ini, sikap klien terhadap orang
lain, harapan klien dalam berhubungan dan kepuasan klien dalam membina
hubungan )
PENGKAJIAN PSIKOSOIAL
Hubungan dengan orang lain dalam wisma :
(1) Tidak dikenal
(2) Sebatas kenal
(3) Mampu berinteraksi
(4) Mampu kejasama
Hubungan dengan orang lain diluar wisma didalam panti
(1) Tidak dikenal
(2) Sebatas kenal
(3) Mampu berinteraksi
(4) Mampu kejasama
Kebiasaan lansia berinteraksi ke wisma lainnya dalam panti
(1) Selalu
(2) Sering
(3) Jarang
(4) Tidak pernah
Stabilitas emosi
(1) Labil
(2) Stabil
(3) Iritabel
(4) Datar
Jelaskan : ……………………………………………………..
Motivasi penghuni panti
(1) Kemampuan sendiri
(2) Terpaksa
Frekwensi kunjungan keluarga
(1) 1 kali/bulan
(2) 2 kali/bulan/Setiap Minggu
(3) Tidak pernah

b. Identifikasi masalah emosional meliputi pertanyaan :


Pertanyaan tahap satu :
 Apakah klien mengalami sulit tidur ? tidak
 Apakah klien sering gelisah
 Apakah klien sering murung dan menangis sendiri ?
 Apakah klien sering was-was atau khawatir
( lanjut kepertanyaan tahap dua apabila klien menjawab “ya” satu atau lebih
dari satu )
Pertanyaan tahap dua
 Keluhan lebih dari tiga bulan atau lebih dari satu kali dalam sebulan ?
 Ada banyak masalah atu fikiran ?
 Ada masalah dengan keluarga ?
 Menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran dokter ?
 Cendrung mengurung diri ?
Bila lebih atau sama dengan satu jawaban “ya”

MASALAH EMOSIONAL POSITIF


c. Spiritual
Agama, kegiatan keagamaan, konsep dan keyakinan klien tentang kematian
dan harapan klien terhadap kehidupan spiritualnya.
Lansia Ny.R adalah penganut agama islam yang taat, dan yakin bahwa
kematian itu pasti datang. Dalam kehidupan spiritual Ny.R rajin menjalankan
shalat, puasa wajib atau sunah, membaca al-quran
VIII. Pengkajian status fungsional klien
 KATZ Indeks :
Termasuk katagori yang manakah klien
A. Mandiri dalam hal makan, kontinen dalam BAB/BAK, menggunakan
pakaian, pergi ke toilet, berpindah dan mandi.
B. Mandiri, semuanya kecuali salah satu dari fungsi di atas.
C. Mandiri, kecuali mandi dan satu lagi fungsi yang lain.
D. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi yang lain.
E. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian ke toilet dan satu fungsi yang lain.
F. Mandiri, kecuali mandiri berpakaian, ke toilet, berpindah dan satu fungsi yang
lain.
G. Ketergantungan untuk semua fungsi di atas.
H. Lain-lain.

Keterangan : berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan aktif dari orang
lain Seseorang yang menolak untuk melakukan suatu fungsi dianggap tidak
melakukan fungsi, meskipun ia anggap mampu.

Modifikasi dari Barthel Indeks


Termasuk yang manakah klien ? (lingkari)

NO. KRITERIA DENGAN MANDIRI KETERANGAN


BANTUAN
Frekuensi:2x/hr
10 Jumlah:1 Porsi
1 Makan
5 Jenis: Nasi,
Lauk dan sayur
10 Frekuensi:8x/hr
2 Minum 5 Jumlah :1 gelas
Jenis : air putih
3 Berpindah dari kursi roda ke 15
5 – 10
tempat tidur, sebaliknya
4 Personal toilet (cuci muka, 5 Frekuensi :
0
menyisir rambut,gosok gigi ) 2x/hari
5 Keluar masuk toilet 10
( mencuci pakaian, menyeka 5
tubuh dan menyiram )
15 Frekuensi :
6 Mandi 5
2x/Hari
7 Jalan di permukaan datar 0 5
8 Naik turun tangga 5 10
9 Mengenakan pakaian 5 10
10 Frekuensi
:1x/hr
10 Kontrol bowel (BAB) 5
Konsistensi :
padat
10 Frekuensi :
11 Kontrol bladder (BAK) 5 5x/hr
Warna : kuning
10 Frekuensi :
12 Olah raga / latihan 5 1x/2 minggu
Jenis : jalan
13 Rekreasi / pemanfaatan 10 Jenis:jalan-jalan
waktu luang 5 Frekuensi :
1x/minggu
Total ; 130
Keterangan :
a. 130 : Mandiri
b. 65 - 129 : Ketergantungan sebagian
c. < 65 : Total Care

IX. Pengkajian Status Mental Gerontik


Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan Shorf Portable
Mental Status Questioner (SPMSQ)
Instruksi :
Ajukan pertanyaan 1 – 10 pada daftar ini dan catat semua jawaban.
Catat jumlah kesalahan total berdasarkan 10 pertanyaan.

BENAR SALAH NO PERTANYAAN


√ 01 Tanggal berapa hari ini ? 21 April 2022
√ 02 Hari apa sekarang ini ? Kamis
√ 03 Apa nama tempat ini ? Kp. Parigi
√ 04 Dimana alamat anda ? Kp. Parigi
√ 05 Berapa umur anda ? 63Tahun
√ 06 Kapan anda lahir ? 1959
√ 07 Siapa Presiden Indonesia sekarang ?
Jokowi
√ 08 Siapa Presiden Indonesia sebelumnya ?
SBY
√ 09 Siapa nama Ibu anda ? Sarmunah
√ 10 Kurangi 3 dari 20 dan pengurangan 3
dari setiap angka baru, semua secara
menurun 17,14,11

Score = 9

Interprestasi :
a. Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh
b. Salah 4 – 5 : Kerusakan intelektual ringan
c. Salah 6 – 8 : Kerusakan intelektual sedang
d. Salah 9 – 10 : Kerusakan intelektual berat

Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan MMSE (Mini
Mental Status Exam) :
 Orientasi.
 Registrasi.
 Perhatian.
 Kalkulasi.
 Mengingat kembali.
 Bahasa.

NO ASPEK NILAI NILAI KRITERIA


KOGNITIF MAKSIMAL KLIEN
1 Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar :
(Sekarang)  Tahun 2022
 Musim hujan
 Tanggal 21
 Hari Kamis
 Bulan April
Orientasi 5 5 Dimana kita sekarang berada ?
(Sekarang  Negara Indonesia
ada dimana)  Propinsi Banten
 Kota Kab.Lebak
 Kecamatan Cirinten
 Kelurahan Karangnunggal
2 Registrasi 3 3 Sebutkan nama 3 benda (oleh
pemeriksaan) 1 detik untuk
mengatakan masing-masing
benda. Masing-masing benda
mendapatkan nilai 1.
 Kursi
 Meja
 Kertas
Kemudian tanyakan kepada klien
ketiga tadi. (Untuk disebutkan)
3 Perhatian 5 5 Minta klien untuk memulai dari
dan kalkulasi angka 100 kemudian dikurangi 7
sampai 5 kali/tingkat (Nilai 1
untuk jawaban benar, hentikan
setelah 5 jawaban)
 93
 86
 79
 72
 65
4 Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi
kembali ketiga benda pada No. (registrasi)
(Recall) tadi. Bila benar, 1 point untuk
masing-masing benda
 Kursi
 Meja
 Kertas
5 Bahasa 9 2 Tunjukan pada klien suatu benda
dan tanyakan namanya pada
klien.
 (misal jam tangan)
 (misal pensil)

Minta klien untuk mengulang kata


1 berikut :
 “tanpa kalau dan atau
tetapi”.
Bila benar, nilai satu point.
3

Minta klien untuk mengikuti


perintah berikut yang terdiri dari 3
langkah: Ambil kertas ditangan
Anda, lipat dua dan taruh di
lantai.
 Ambil kertas ditangan kanan.
 Lipat dua.
 Taruh dilantai.
1

Perintahkan pada klien untuk hal


berikut (Bila aktifitas sesuai
dengan perintah nilai 1 point.
 Pejamkanlah mata anda.
1

Perintahkan pada klien untuk


menulis satu kalimat secara
spontan
 Tulis satu kalimat.
1

Responden diminta menyalin


gambar
 Menyalin Gambar.

Total :30
Interprestasi hasil :
Jumlah total klien dan masukan ke dalam kategori berikut ini :
24 – 30 : Tidak ada gangguan kognitif
18 – 23 : Gangguan kognitif sedang
0 – 17 : Gangguan kognitif berat
Morse Fall Scale
No Pengkajian Skala Nilai Ket
1 Riwayat Jatuh apakah lansia pernah jatuh Tidak 0
0
dalam 3 bulan terakhir? Ya 25
2 Diagnosa Sekunder : apakah lansia memiliki Tidak 0
0
Lebih dari satu penyakit ? Ya 25
3 Alat Bantu Jalan :
0
 Bedrest/dibantu perawat
 Kruk/tongkat/walker 15 0
 Berpegangan pada benda-benda disekitar
30
(kursi, lemari, meja)
4 Terapi Intravena : apakah saat ini lansia Tidak 0
0
Terpasang infuse ? Ya 20
5 Gaya berjalan/cara berpindah :
 Normal/Bedrest/Immobile (tidak dapat 0
bergerak sendiri) 0
 Lemah (tidak bertenaga) 10
 Gangguan/tidak normal (pincang/diseret) 20
6 Status mental
0
 Lansia menyadari kondisi dirinya 0
 Lansia mengalami keterbatasan daya ingat 15
Total Nilai 0

Keterangan :
Tingkat Resiko Nilai MFS Tindakan
Tidak Resiko 0 - 24 Perawatan dasar
Resiko Rendah 25 - 30 Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh
standar.
Resiko Tinggi >31 Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh resiko
tinggi.

Skala Depresi Geriatrik


Nama : Ny. R
Usia : 63 Tahun
Jenia Kelamin : Perempuan
Ruangan : Rumah
Lingkarilah jawaban yang sesuai dengan keadaan Anda pada pertanyaan dibawah ini :

No Pertanyaan Ya Tidak

Ya
1 Apakah anda merasa puas dengan hidup anda ? Tidak

Apakah anda sering merasa tidak berminat untuk melakukan Tidak


2 Ya
kegiatan ?
Apakah anda merasa hidup anda terasa hampa/tidak Ya
3 Tidak
bermakna ?

4 Apakah anda sering merasa bosan/ jenuh ? Ya Tidak

5 Apakah anda sangat bersemangat disetiap waktu? Ya Tidak

Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada Tidak
6 Ya
anda?
7 Apakah anda sering merasa bahagia setiap waktu? Ya Tidak

8 Apakah anda sering merasa tanpa pengharapan/putusasa? Ya Tidak

Apakah anda lebih suka diam dirumah daripada keluar atau Tidak
9 Ya
melakukan sesuatu hal yang baru?
Apakah anda merasa memiliki masalah memori/ingatan Tidak
10 Ya
daripada orang lain?
Apakah menurut anda sangat menyenangkan bisa hidup Ya
11 Tidak
saat ini?
Tidak
12 Apakah anda merasa kurang berharga/bernilai saat ini? Ya

13 Apakah anda merasa benar-benar bersemangat ? Ya Tidak

Apakah anda merasa putus asa atau tidak ada harapan saat Ya
14 Tidak
ini?
15 Apakah anda merasa orang lain berada pada kondisi yang Tidak
Ya
lebih baik dari pada anda?

1. Data Fokus

Data Subyektif Data Obyektif


- Klien mengatakan nyeri terasa sebelum - Nyeri tekan pada daerah ulu hati
dan setelah selesai makan (epigastrium) dengan skala 3
- Klien mengatakan perut Terasa nyeri - Wajah klien kelihatan Pucat.
jika terlambat Makan dan nyerinya - Klien tampak lemah dan tidak
hilang Timbul jika epigastrium di Tekan berenergi.
- klien mengeluh sering Merasa mual dan - Klien tidak menghabiskan 1 porsi nasi
muntah dengan lauk dan sayur
- Klien mengatakan nafsu makan - Klien tampak bertanya kepada saya
berkurang pada saat maag kambuh. mengenai makanan yang boleh dan
- Klien mengeluh sering merasa mual tidak boleh dikonsumsi pasien
tetapi tidakingin muntah gastritis
- Klien mengatakan hanya 2 kali makan
dalam sehari
- Klien mengatakan kalau dia hilang
selera makan
- Klien sering merasa kenyang
- Klien mengatakan selama ini sering
sekali mengkonsumsi tape, nangka dan
makanan pedas
- TTV TD130/90 N 68X/M S 36,5 R 21X/ M

2. Analisa Data
No. Data Masalah Etiologi
1. DS: Nyeri akut b.d agen Peningkatan kadar
1. Klien mengatakan pencedera gisiologis asam lambung
nyeri terasa sebelum
dan setelah selesai
makan bahkan sedang
tidur terlentang
2. Klien mengatakan
perut Terasa nyeri jika
terlambat Makan dan
nyerinya hilang Timbul
jika epigastrium di
Tekan
3. klien mengeluh sering
Merasa mual dan
muntah
DO:
1. Nyeri tekan pada
daerah ulu hati
(epigastrium) dengan
skala 3

DS: Gangguan rasa nyaman Distensi Abdomen


2. 1. Klien mengatakan b.d gejala penyakit
aktivitasnya terganggu
karena penyakitnya
2. Klien mengeluh
aktivitas makan dan
minum sangatlah takut
dikarenakan nyeri
3. Klien mengatakan
tidurnya sering terganggu
akibat penyakitnya hilang
timbul
4. Klien mengatakan
kalau nyerinya hilang
bisa beristirahat dan tidur
5. Klien mengeluh sangatlah
tidak enak bginindan
begitu dalam melakukan
aktivitas
DO:
1. Wajah klien tampak
Pucat.
2. Klien tampak risau dan
takut dalam mau
beraktivitasnya
3. Klien tidak bisa istirahat
dengan baik
4. Klien tampak memegang
dan sdikit menekan erat
bagian bawah perutnya
ketika berganti posisi
atau mobilitas

DS:
1. Klien mengatakan perih
dan terasa panas di area
lambung saat bergerak
dan beraktivitas baik
minum maupun makan Nause b.d iritasi lambung

DO: Adanya gangguan


3. 1. Klien tampak pucat dan peradangan atau ulkus

meringis ketika bergerak duedenum

dan beraktivitas baik


minum ataupun makan

A. DIAGNOSA KEPERAWATAN (Sesuai Prioritas)

Tanggal Tanggal Nama


No. Diagnosa Keperawatan (P&E)
Ditemukan Teratasi Jelas

1. Nyeri akut (D.00077) b.d agen 21 April 2022 22 April A. Mukdi


pencedera gisiologis 2022 MIsbahaludi
n
Gangguan rasa nyaman b.d gejala

2. penyakit 21 April 2022 22 April


2022
Nause b.d iritasi lambung

3. 21 April 2022 24 April


2022
B. PERENCANAAN KEPERAWATAN
(Meliputi tindakan keperawatan independen dan interdependen)
Paraf &
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria
Tgl. No. Rencana Tindakan nama
(PES) Hasil
jelas
21 1. Nyeri akut (0.00077) b.d Setelah dilakukan 1. Kaji dan catat keluhan nyeri termasuk
April agen pencedera fisiologis Asuhan Keperawatan lokasi, lamanya, intensitas skala nyeri (0- A. Mukdi
2022 selama 1 x 24 Jam Rasa 10). MIsbahalu
nyeri berkurang dengan 2. Observasi ttv din

kriteria hasil : 3. Berikan makan sedikit tapi sering.


1. Klien meyatakan 4. Jelaskan agar klien menghindari makanan
keluhan nyeri yang merangsang lambung, seperti
berkurang/hilang makanan pedas, asam dan mengandung
2. Tampak rileks gas.
3. Mampu tidur/istirahat 5. Anjurkan klien melakukan teknik relaksasi,
4. Skala nyeri 0 seperti tarik nafas dalam, mendengarkan
music nonton TV, membaca.
6. Kolaborasi Berikan terapi analgesik dan
antasid

Tgl. No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Rencana Tindakan Paraf &
nama
(PES) Hasil
jelas
21 2. Gangguan rasa nyaman b.d Setelah dilakukan
April gejala penyakit Asuhan Keperawatan 1. Monitor ttv /8 jam A. Mukdi
2022 selama 1 x 24 2. Monitor lingkungan MIsbahalu
gangguan rasa nyaman 3. Monitor tanda tanda yang mengakibatkan penyakit din
berkurang/hilang kambuh kmbali
dengan kriteria hasil : 4. Kendalikan faktor lingkungan penyebab
1. Klien megatakan kenyamanan istirahat pasen terganggu
keluhan gangguan 5. Atur posisi nyaman bagi klient
rasa nyaman 6. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat
berkurang/hilang obatan
2. Klient tampak rilex
3. Klient bisa
beristirahat dengan
baik

Paraf &
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria
Tgl. No. Rencana Tindakan nama
(PES) Hasil
jelas
21 April 3. Neuse b.d iritasi Lambung Setelah dilakukan 1. Menganjurkan untuk makan sedikit tapi sering
2022 Asuhan Keperawatan 2. Menganjurkan untuk makan makanan dengan A. Mukdi
selama 3x24 jam masalah konsentrasi lembek MIsbahalu
teratasi dengan kriteria 3. Motivasi klien untuk semangat dalam din

hasil : menghadapi masalah penyakit yang di

1. Tidak terasa nyeri deritanya

ketika ada masukan 4. Kolaborasi dengan dokter pemberian obat


makanan obatan jika di perlukan
2. Aktivitas asupan nutrisi
tidak terganggu
C. PELAKSANAAN KEPERAWATAN ( CATATAN KEPERAWATAN )

Paraf dan
Tgl./ No.
Tindakan Keperawatan dan Hasil Nama
Waktu DK.
Jelas
21 April 1. 1. Mengkaji dan mencatat keluhan nyeri termasuk
2022 lokasi, lamanya, intensitas skala nyeri (0-10). A. Mukdi
R/Klien mengatakan nyeri diarea ulu hati berkurang, MIsbahaludi
muncul Kembali jika makan makanan yang n

merangsang selama sekitar 5 menit, skala nyeri 2,


TTV TD.130/90 MmHg, N.68 x/m, R.21X/m, S.36,5oc
2. Menganjurkan untuk makan sedikit tapi sering.
R/Klien mengerti dan akan berusaha melakukannya
3. Jelaskan agar klien menghindari makanan yang
merangsang lambung, seperti makanan pedas, asam
dan mengandung gas.
R/Klien mengerti dan akan menghindari makanan
yang dapat mernagsang lambung
4. Mengajarkan dan Menganjurkan klien melakukan
teknik kompres air hangat.
R/Klien dapat memahami dan mampu
mendemonstrasikan tehnik kompres air hangat
5. Kolaborasi Berikan terapi analgesik dan antasid
R/Klien mendapatkan obat Paracetamol dan Antasida
3x1 tab.

2. 1. Memonitor ttv
R/ TD 130/90 N 68 R 21x/mnt S 36,5 'c
2. Monitor Lingkungan
R/Klien mengatakan sudah cukup nyaman dan bisa
beristirahat dengan baik dan tenang serta nyaman A. Mukdi
MIsbahaludi

3. Monitor tanda tanda yang mengakibatkan penyakitnya n

kambuh lagi
R/ klien mengatakan penyakitnya sudah tidak kambuh lagi
(nyerinya sudah berkurang bahkan hampir tidak ada)

Edukasi kluarga untuk memberikan rasa nyaman


R/ Keluarga memahami dan mengikuti saran dari petugas

1. Menganjurkan untuk makan sedikit tapi sering


R/ KLien mengikuti Perintah dan melakukanya

3. 2. Menganjurkan untuk makan makanan dengan konsentrasi


lembek
R/ Klient memahami dan mengikuti serta melakukanya
3. Motivasi klien untuk semangat dalam menghadapi
masalah penyakit yang di deritanya
R/ klient tampak semangat untuk cepat sembuh
4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat obatan
R/ dilakukan dan di jalankan sesuai intruksi dan kebutuhan

A. Mukdi
MIsbahaludi
n

D. E V A L U A S I ( CATATAN PERKEMBANGAN )
Paraf dan
No. Hari/Tgl./ Evaluasi Hasil (SOAP)
Nama
DK. Jam (Mengacu pada tujuan)
Jelas
1. 21 April S : Klien melaporkan nyerinya berkurang
2022 O : Klien tampak tenang, klien dapat mengontrol
nyeri yang dirasakan. TTV TD.130/80 MmHg,
N.77 x/m, R.19X/m, S.36,5oc A. Mukdi
A : Masalah sebagian teratasi : nyeri berkurang MIsbahaludi
dengan skala nyeri 2 n

P : Intervensi dilanjutkan mengajarkan


Penggunaan teknik kompres air hangat.

2. S : klien mengatakan BISA BERISTIRAHAT


DENGAN BAIK
O: Klien tampak rileks,
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi di pertahankan
A. Mukdi

24 April 2022 S : Klien mengatakan sudah tidak nyeri lagi ketika MIsbahaludi

masuk makanan n

O : Klien tampak makan dengan baik


A : Masalah teratasi sebagian
3. P : Intervensi dilanjutkan dengan trus menjalankan
intruksi dan saran dari petugas untuk makan yang
lembek (bubur) serta terhindar dari makanan
pedas, santan, asam, souda dll

A. Mukdi
MIsbahaludi
n
PELAKSANAAN KEPERAWATAN ( CATATAN KEPERAWATAN )

Paraf dan
Tgl./ No.
Tindakan Keperawatan dan Hasil Nama
Waktu DK.
Jelas
22 April 1. 1. Mengkaji dan mencatat keluhan nyeri termasuk
2022 lokasi, lamanya, intensitas skala nyeri (0-10). A. Mukdi
R/Klien mengatakan nyeri diarea ulu hati tidak ada, MIsbahaludi
muncul Kembali jika makan makanan yang n

merangsang selama sekitar 5 menit, skala nyeri 2,


TTV TD.130/80 MmHg, N.77x/m, R.1,9 X/m, S.36,5oc
2. Mengajarkan dan Menganjurkan klien melakukan
teknik relaksasi, seperti tarik nafas dalam,
mendengarkan music nonton TV, membaca.
R/Klien dapat memahami dan mampu
mendemonstrasikan tehnik nafas dalam
3. Kolaborasi Berikan terapi analgesik dan antasid
R/Klien mendapatkan obat Paracetamol dan Antasida
3x1 tab.
4. Menganjurkan klien untuk selalu meminum air
perasan kunyit 2-3 kali setiap hari
R/ Klien meminum air perasan kunyit 2 kali sehari
22 April
2022 2. 5. Memonitor ttv
R/ TD 130/80 N 77x,/mnt R 19 S 36,5
6. Memodifikasi lingkungan
R/Klien tampak rilex dan bisa beristirahat dengan baik
7. Memonitor tanda tand yang mengakibatkan penyakit
kambuh A. Mukdi

R/tampak perbaikan dan penyakit tidak kambuh lagi yang MIsbahaludi

di tandai pasien mengatakan sudah mendingan dan sudah n

tidak ada keluhan


8. Atur posisi pasien senyaman mungkin
R/ Pasien mengatakan sudah cukup nyaman dan aman
9. Menganjurkan untuk makan sedikit tapi sering
R/Klien mengikuti intruksi dan saran dari petugas
22 April 10. Menganjurkan untuk makan dengan konsentrasi makanan
2022 yang lembek dan halus
3. R/Klien makan yang lembek dan halus contohnya seperti
bubur sayuran yg sudah d ble

11.Motivasi pasien agar semangat untuk menghadapi


penyakit yang di deritanya
R/ Pasien tampak termotivasi untuk cepat sembuh dan
aktivitas seperti biasa lagi

A. Mukdi
MIsbahaludi
n

E. E V A L U A S I ( CATATAN PERKEMBANGAN )

No. Hari/Tgl./ Evaluasi Hasil (SOAP) Paraf dan


DK. Jam (Mengacu pada tujuan) Nama
Jelas
1. 22 April S : Klien melaporkan nyerinya tidak ada
2022 O : Klien tampak tenang, klien dapat mengontrol
nyeri yang dirasakan. TTV TD.120/80 MmHg,
N.68 x/m, R.20X/m, S.36,2oc A. Mukdi
A : Masalah sebagian teratasi : nyeri berkurang MIsbahaludi
dengan skala nyeri 0 n

P : Intervensi dihentikan.

2. 22 April S : Klien mengatakan bisa beristirahat dengan tenang


2022 O: Klien tampak rileks, dan bisa tidur seperti biasa
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

S : Klien mengatakan sudah tidak nyeri lagi ketika A. Mukdi

makan dan minum dan berjalan MIsbahaludi

O : Klien tampak sudah tidak meringis dan mengeluh n

3. 24 April sakit lagi


2022 A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan

A. Mukdi
MIsbahaludi
n
SATUAN OPERASIONAL PROSEDURE
(SOP) KOMPRES AIR HANGAT

A. Topik
Kompres hangat adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu
dengan menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat
pada bagian tubuh yang memerlukan. Pemberian kompres dilakukan
pada radang persendian, kekejangan otot, perut kembung, dan
kedinginan

B. Kompres Hangat
Tindakan mandiri perawat untuk membantu pasien dalam managemen
nyeri adalah dengan pemberian kompres hangat. Tujuan penerapan
kompres hangat untuk meningkatkan relaksasi otot-otot dan
mengurangi nyeri akibat spasme atau kekakuan serta memberikan
rasa hangat local. Kompres hangat dapat menyebabkan pelepasan
endorfin tubuh sehingga menghambat transmisi stimulus nyeri.

C. Manfaat
Dari hasil kegiatan ini diharapkan lansia yaitu Ny. R di rumahnya dapat
mengetahui dan menerapkan kompres hangat, untuk menurunkan
skala nyeri pada Ny. R dengan Gastritis.

D. Prosedur Kerja
1.
Alat
Botol
Termos bersisi air panas
Lap / Kain
E. Cara Kerja

1. Persiapan alat
2. Cuci tangan
3. Lakukan pemasangan terlebih dahulu botol dengan cara : mengisi botol
dengan air panas, kencangkan penutupnya kemudian membalik posisi
botol berulang-ulang.
4. Isi botol dengan air panas sebanyak kurang lebih setengah bagian dari
botol tersebut. Lalu keluarkan udaranya dengan cara :
5. Letakkan botol di atas meja atau tempat datar.
6. Bawa botol tersebut ke dekat klien
7. Letakkan atau pasang botol dengan dibungkus kain / lap pada area
yang memerlukan
8. Kaji secara teratur kondisi klien untuk mengetaui kelainan yang timbul
akibat pemberian kompres dengan botol panas, seperti kemerahan,
ketidak nyamanan, kebocoran, dsb.
9. Ganti botol panas setelah 10 menit di pasang dengn air anas lagi,
sesuai yang di kehendaki
10.Bereskan alat alat bila sudah selesai
11.Cuci tangan
F. Prosedur Tindakan

No Tahap Waktu
Kegiatan
1 Tahap Pre Interaksi 3 Menit

Kaji indikasi diperlukannya kompres hangat


Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2 Tahap Orientasi 5 Menit

Menyapa klien dengan panggilan yang disukainya


Menyebutkan tindakan yang akan dilakukan
Menjelaskan apa itu kompres hangat
Mengkaji bagian tubuh yang sedang mengalami
nyeri saat ini
Menjelaskan prosedur dan tujuan dilakukan tindakan
Melakukan kontrak waktu tindakan yang dilakukan
Memberikan kesempatan pada klien untuk
bertanya sebelum dilakukannya Tindakan
3 Tahap Kerja 5-10
a) Siapkan Klien Menit
Memposisikan klien dengan posisi senyaman
mungkin
b) Pemberian terapi kompres hangat
Masukkan air panas kedalam botol, lalu botol
dibungkus dengan lap supaya tidak melukai kulit
klien karena terlalu panas.
Tempelkan ke daerah perut yang terasa nyeri
Pengompresan dilakukan selama 5-10 menit

4 Tahap Terminasi 5 Menit


Evaluasi hasil kegiatan
Berikan umpan balik positif
Menyimpulkan hasil kegiatan

Mendokumentasikan waktu pemberian terapi kompres


air hangat

Anda mungkin juga menyukai