Anda di halaman 1dari 2

No 1

Pengetahuan tradisional diturunkan pada masyarakat buta huruf melalui berbagai cara, antara lain:

Tradisi lisan: Ini adalah metode yang paling umum, dimana pengetahuan disebarkan melalui cerita, lagu,
mitos, dan puisi dari satu generasi ke generasi lainnya.
Bahasa: Bahasa asli sering kali mengandung istilah dan konsep unik yang mencerminkan pengetahuan
tradisional, sehingga pelestarian bahasa menjadi penting
Observasi dan demonstrasi: Keterampilan, kerajinan tangan, dan pengetahuan praktis sering kali diajarkan
melalui observasi, pengalaman langsung, dan
Ritual dan upacara: Acara dan ritual budaya memainkan peran penting dalam menyebarkan pengetahuan
tradisional, karena sering kali melibatkan ajaran,
Sesepuh
Artefak dan simbol: Benda suci, seni, dan simbol juga dapat membawa tradisi
Perendaman budaya: Menghidupi dan mengalami budaya secara langsung memungkinkan individu
menyerap pengetahuan tradisional melalui kehidupan sehari-hari, interaksi, dan partisipasi dalam aktivitas
budaya.
Metode-metode ini menekankan pentingnya komunitas, bercerita, dan pembelajaran berdasarkan
pengalaman dalam melestarikan dan menyebarkan pengetahuan tradisional pada masyarakat buta huruf.

No 2
Teori rasionalisme yang menekankan peran akal dan gagasan bawaan dalam memperoleh pengetahuan,
tidak secara khusus membahas persoalan transmisi pengetahuan pada masyarakat buta huruf Garut.
Namun, hal ini masih dapat memberikan beberapa wawasan bila digabungkan dengan pemahaman
tentang bagaimana pengetahuan tradisional biasanya diturunkan dalam masyarakat seperti itu.

Rasionalisme berpendapat bahwa konsep dan pengetahuan tertentu adalah bawaan dan tidak bergantung
pada pengalaman indera. Dalam konteks masyarakat yang buta huruf, hal ini dapat berarti bahwa
pemahaman dan keterampilan mendasar telah ada pada individu sejak lahir, sehingga memungkinkan
mereka untuk belajar dan beradaptasi dalam konteks budayanya. Misalnya, manusia mungkin memiliki
kemampuan bawaan untuk memahami konsep dasar matematika atau mengenali pola, yang dapat
dikembangkan dan diperkuat melalui observasi dan demonstrasi di lingkungannya.

Lebih jauh lagi, peran nalar dalam rasionalisme menunjukkan bahwa individu dalam masyarakat buta
huruf mampu membuat hubungan logis dan menarik kesimpulan berdasarkan pengetahuan yang mereka
peroleh. Kemampuan ini dapat membantu mereka untuk membangun pengetahuan yang sudah mereka
miliki dan mengembangkan keterampilan dan pemahaman baru.
Ringkasnya, meskipun teori rasionalisme tidak secara langsung menjelaskan transmisi pengetahuan pada
masyarakat buta huruf, teori ini dapat menawarkan beberapa wawasan yang saling melengkapi.
Rasionalisme menyoroti potensi gagasan bawaan dan peran akal dalam pembelajaran, yang dapat dilihat
sesuai dengan cara pengetahuan tradisional diturunkan dalam masyarakat buta huruf, seperti melalui
tradisi lisan, observasi, demonstrasi, dan ritual.

No 3
Sumber: issuu.com (1) ejurnal.iainpare.ac.id (2) jak.lan.go.id (3)

Teori empirisme menekankan peran pengalaman indrawi dan observasi dalam memperoleh pengetahuan.
Dalam konteks masyarakat yang buta huruf, seperti di Garut, empirisme dapat memberikan wawasan
tentang bagaimana individu belajar dan beradaptasi dalam konteks budayanya.

Empirisme berpendapat bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman, yang meliputi observasi,
interaksi, dan eksperimen. Dalam masyarakat yang buta huruf, individu sering kali mengandalkan tradisi
lisan, demonstrasi, dan partisipasi dalam praktik budaya untuk memperoleh pengetahuan dan
keterampilan. Misalnya, anak-anak dapat belajar tentang teknik bertani dengan mengamati orang tuanya,
atau mereka dapat belajar tarian tradisional dengan berpartisipasi dalam acara-acara komunitas.

Selain itu, empirisme menyoroti pentingnya bukti dan verifikasi dalam proses pembelajaran. Dalam
masyarakat yang buta huruf, individu dapat memvalidasi pengetahuannya melalui konsensus, penerapan
praktis, atau kesaksian dari anggota masyarakat yang dipercaya. Misalnya, seorang petani dapat menguji
suatu teknik pertanian baru dengan mengamati hasilnya dan membagikan temuannya kepada petani lain
di masyarakat.

Ringkasnya, teori empirisme dapat memberikan wawasan berharga tentang bagaimana pengetahuan
disebarkan di masyarakat buta huruf, seperti di Garut. Dengan menekankan peran pengalaman indrawi,
observasi, dan verifikasi, empirisme dapat membantu menjelaskan bagaimana individu belajar dan
beradaptasi dalam konteks budaya mereka, mengandalkan tradisi lisan, demonstrasi, dan partisipasi dalam
praktik budaya.

Anda mungkin juga menyukai